Professional Documents
Culture Documents
B. Identifikasi Masalah
Pemanasan global atau sering dikenal dengan pemanasan global ini menjadi
permasalahan lingkunga yang baru dan sedang menjadi bahan pembicaraan public, masalah
lingkungan ini, telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan
sebab, keberadaan dan efek atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan seperti dalam
beberapa point berikut:
1. Apakah pemanasan global selalu memberikan dampak yang negative terhadap
lingkungan?
2. Apakah pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya bencana besar
seperti badai?
3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari
“efek rumah kaca” (“green house effect”) ataukah dari sumber lain?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir,
kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau perubahan cuaca
yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan
penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan
temperatur?
Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik positif maupun negatif.
Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di
bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang
rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya
mencapai 60° Fahrenheit. Namun, pemanasan Global menjadi permasalahan dan yang
masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir
mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi
permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?
C. Perumusan Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer
telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali
lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan
kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan
udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi
cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang
pendek di atmosfer.
Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi
bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan
menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi
dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh
kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-
abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh
vegetasi terestial dan laut.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan
yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi
untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural,
penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri,
dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas
yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi,
peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya
memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat
sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
kebenaran akan adanya pemanasan Global ini ? sejauh mana telah terjadi? dan penyebab
pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda tanya bagi manusia. Karena sampai
sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan
manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan
dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika
pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia
saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan
bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami
manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena
kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan agar
manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan
Global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat
menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global yang
akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apakah itu pemanasan Global ?
• Untuk mengetahui penyebab serta penyebab utama terjadinya pemanasan Global.
• Untuk mengetahui dampak secara umum baik secara negative maupun positif yang
akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di
sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari
pemanasan Global
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat
menaggulangi serta mencegah lebih lanjut pemanasan Global tersebut.
F. Hipotesis
• Pemanasan Global benar-benar terjadi di bumi ini.
• Pemanasan Global telah berlangsung lama.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas emisi karbon yang dihasilkan seperti CO2,
NO2, CH4 dan lain-lain.
• Adanya gas-gas seperti CO2 dan NO2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang
sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama
semakin meningkat yag mengakibatkan perubahan cuaca yang ekstrim.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa
dampak negatif bagi bumi.
BAB II
PUSTAKA ISTILAH
A. PEMANASAN GLOBAL
Apakah itu pemanasan Global?
Sebelum kita mengetahui akan kebenaran pemanasan global yang terjadi di bumu kita
ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu pemanasan global.
Sejak dikenalnya ilmu iklim, para ilmuan telah mempelajari iklim di bumi, sejak
jaman es, iklim di bumi mengalami perubahan dengan sendirinya, apa penyebabnya? Meteor
jatuh? Gunung meletus? Perubahan arah angina? Variasi energy snar matahari yag
dipancarkan ke bumi?
Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang
kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa
mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana
molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek
rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur
permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu
saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.
Pemanasan Global merupakan fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena
meningkatnya efek rumah kaca. Peningkatan efek rumah kaca dipengaruhi oleh naiknya
kadar gas-gas rumah kaca di atmosfer yaitu gas karbondioksida, uap air, ozon.
Fenomena pemanasan global menjadi isu international sejak berdampak pada
kelangsungan hidup makhluk hidup, yaitu berpengaruh pada perubahan iklim bumi. Keadaan
seperti ini dikhawatirkan akan memberikan dampak buruk yang berupa kepunahan beberapa
spesies dan munculnya penyakit serta gejala-gejala alam yang belum pernah terjadi
sebelumnya.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. [1] Ini mencerminkan
besarnya kapasitas panas dari lautan.
Tidak hanya itu, pencitraan satelit NASA dengan sensor AMSR-E Jepang
menunjukkan pemanasan yang paling signifikan terjadi di wilayah Arktik pada 1978-2003.
Sejak November 1978, atmosfer Arktik telah mengalami peningkatan panas 7 kali lebih cepat
daripada pemanasan di bumi bagian selatan. Peningkatan suhu ini disebabkan oleh
peningkatan kadar CO2.
Bukti lainnya adalah kenaikkan permukaan air laut akibat mencairnya es-es di kutub.
Berdasarkan laporan IPCC, tinggi muka laut dunia meningkat 10-25 cm selama abad 20.
Banyak pulau seperti P.Tegua dan P.Abenuea di Kiribati tenggelam pada tahun 1999.
Penduduk yang tinggal di kepulauan Cantaret di Papua New Guinea, Shismaref di Alaska,
dan Tuktoyaktuk di Kanada juga harus pindah karena pulau mereka terancam tenggelam.
Gambar. 2 Grafik konsentrasi CO2 tahun 2004-2009 (Sumber: Data BMKG Bukitkototabang)
3. Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca lain yang terdapat secara alami. Metana dihasilkan
ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa
udara (anaerob). Gas ini juga dihasilkan secara alami pada saat pembusukan biomassa di
rawa-rawa sehingga disebut juga gas rawa. Metana mudah terbakar, dan menghasilkan
karbon dioksida sebagai hasil sampingan.
C6H12O6 2 (C3H4O2) + 2H2O
2C3H4O2 CH4 + H2O + CO2
Kegiatan manusia telah meningkatkan jumlah metana yang dilepaskan ke
atmosfer. Sawah merupakan kondisi ideal bagi pembentukannya, di mana tangkai padi
nampaknya bertindak sebagai saluran metana ke atmosfer. Meningkatnya jumlah ternak
sapi, kerbau dan sejenisnya merupakan sumber lain yang berarti, karena metana
dihasilkan dalam perut mereka dan dikeluarkan ketika mereka bersendawa dan kentut.
Metana juga dihasilkan dalam jumlah cukup banyak di tempat pembuangan sampah;
sehingga menguntungkan bila mengumpulkan metana sebagai bahan bakar bagi ketel uap
untuk menghasilkan energi listrik.
Metana merupakan unsur utama dari gas bumi. Gas ini terdapat dalam jumlah
besar pada sumur minyak bumi atau gas bumi, juga terdapat kaitannya dengan batu bara.
Menurut data penelitian badan meterologi, klimatologi dan geofisika (BKMG),
kadar gas metane di atmosfer cenderung semakin meningkat tiap tahunnya seiring
bertambah suhu atmosfer.
c. Variasi Matahari
Gambar. 6 grafik variasi sinar matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena
variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-
rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh
Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan
aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari
sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari
Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil
sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil
untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan
Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi
Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam
sinar kosmis
Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat
akibat global warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa
tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu
banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai
biasa, namun masuk kategori badai mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis,
badai rita,dll.
Gelombang Panas
Tahun 2003 lalu, Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang
menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun
yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang
pernah terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering terjadi. Dan
diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali lipat.
Kekeringan
Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih
parah ! Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai
makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan
menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak
terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
Perang dan Konflik
Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami
panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut
lahan yang belum rusak.
Ekosistem Hancur
Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem
yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir
, badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan
untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan
bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.
Mahkluk Hidup Punah
Sebanyak 30 % mahkluk hidup yang ada sekarang bakal musnah tahun 2050 kalau
temperatur bumi terus naik. Spesies yang punah ini kebanyakan yang habitatnya di tempat
dingin . Hewan-hewan laut diperkirakan banyak yang tak bisa bertahan setelah suhu air laut
jadi menghangat. Kalau tumbuhan dan hewan makin berkurang, jelas manusia akhirnya
terancam karena kekurangan bahan makanan. Katak Atelopus sp misalnya, punah akibat
infeksi fungi patogen Batrachocytrium dendrobatridis yang terus meningkat akibat
peningkatan suhu di sekitar pegunungan Amerika Selatan
DAMPAK POSITIF
Selama ini ketika orang mendengar istilah pemanasan global, maka
dibenaknya hanya ada dampak yang negative dan negative, padahal menurut
kajian beberapa peneliti, global warming memberikan beberapa dampak positif.
IPCC (The Intergovernmental Panel on Climate Change) didirikan oleh World
Meteorological Organisation (WMO) dan The United Nations Environment Programme
(UNEP) adalah suatu lembaga panel yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia yang
tugas utamanya adalah menganalisa bukti-bukti scientific mengenai pemanasan global dan
perubahan iklim.
IPCC dibentuk guna mengatasi isu yang sangat pelik mengenai perubahan iklim. Para
pengambil kebijakan (policy makers) membutuhkan suatu sumber informasi yang obyektif
dan akurat tentang sebab-sebab perubahan iklim, dampaknya terhadap lingkungan, sosial
ekonomi serta alternatif penanggulangannya dan cara beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Menurut mereka, dampak positifnya antara lain:
1. Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah yang terletak pada posisi
lintang tengah.
2. Potensi penambahan kayu global pada hutan yang dikelola dengan baik dan benar.
3. Peningkatan ketersediaan air untuk populasi pada beberapa wilayah yang relatif
kering, sebagai contoh di sebagian wilayah Asia Tenggara.
4. Pengurangan angka kematian pada musim dingin pada bumi di belahan lintang tengah
dan lintang tinggi.
5. Pengurangan permintaan energi untuk pemanas ruangan akibat suhu udara pada
musim dingin tidak terlalu dingin.
IPCC mensimulasi perubahan iklim menggunakan pemrograman komputer yang
disebut model numerik iklim global (numerical global climate model) atau model sirkulasi
global (global circulation models atau GCMs). Model numerik ini digunakan untuk
mensimulasi perubahan iklim rata-rata global dan membandingkannya dengan pengukuran
regional secara aktual.
Menurut IPCC sendiri, mereka mengakui bahwa masih ada ketidakpastian yang
melekat pada hasil simulasi tersebut, karena hasil pemodelan hanya merupakan proyeksi dan
bukan prediksi, dan masih ada kelemahan dalam simulasi dan pemodelan yang tidak
mempunyai kemampuan (inability) untuk memasukkan variabel radiasi sinar matahari dan
debu gunung berapi dalam persamaan matematika di dalam model.
Penting dicatat, bahwa IPCC hanya membuat skenario dari berbagai faktor
yang kemungkinan terjadi di masa depan berdasarkan pada kecenderungan
yang telah terjadi di masa lalu dan yang sedang terjadi pada saat ini. Dan sekali
lagi, skenario hanya merupakan proyeksi (projection) dan bukan prediksi
(prediction). Karena itu, proyeksi dan skenario ini bisa berubah tergantung pada
ada tidaknya perubahan yang terjadi seperti perkembangan pengetahuan,
perubahan perilaku sosial ekonomi manusia, kondisi ekonomi, dan lain-lain.
Meskipun pemanasan global memiliki dampak positif dan negative, namun dirasa
dampak negative dari peamanasan global lebih dominant, seyogyanya kita sebagai penghuni
bumi yang indah ini menjaga supaya hal-hal yang diprediksikan diatas dapat diminimalisasi.
dengan berkehidupan berwawasan lingkungan dan bersikap bijaksana terhadap lingkungan
akan mengurangi resiko bahaya akibat dari pemanasan global.
Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti penurunan taraf hidup.
Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi atau efisiensi penggunaan energi
secara lebih baik sering dinyatakan sebagai usaha pelestarian sumber energi dengan biaya
murah.
Di negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada sektor industri
dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga ada dalam sektor industri,
perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negara-negara berkembang.
Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada gedung-gedung
pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim tropis yang membentuk sebuah
rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk
mendinginkan ruangan. Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat
dengan mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis melalui
penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah lampu neon kompak 18 watt yang dipasang di
lubang lampu biasa dapat menghasilkan cahaya setara dengan lampu biasa 75 watt. Selama
masa pakai sekitar 10.000 jam, lampu ini dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon
dioksida (> 500 kg karbon dioksida)!
Transportasi menggunakan sepertiga dari keseluruhan konsumsi bahan bakar minyak
dunia. Pada 1993 terdapat sekitar 500 juta kendaraan di jalan-jalan raya dunia, sekitar 400
juta adalah mobil. Seluruh sektor transportasi memerlukan peningkatan dalam efisiensi.
Mobil ‘peminum bensin’ buatan Amerika Serikat mempunyai angka konsumsi bahan bakar
dua atau tiga kali lebih tinggi daripada mobil buatan Eropa atau Jepang. Peraturan perpajakan
dan bea masuk untuk mencegah masuknya mobil yang boros, dapat membantu mengurangi
emisi karbon dioksida sekaligus membantu negara-negara berkembang mengurangi beban
impor bahan bakar minyak.
Eliminasi Chlorofluorocarbon
Dalam hal chlorofluorocarbon, karena sebuah kesepakatan internasional untuk
menghentikan penggunaannya pada 2000 telah ditandatangani, tingkat emisi di masa datang
akan bergantung terutama pada sejauh mana kesepakatan tersebut dipatuhi dengan ketat
Perusakan Lapisan Ozon.
Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi keseluruhan
laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan memperlambat
penimbunan gas-gas rumah kaca.
Gambar . Pemanfaatan Sumber-sumber Energi Terbarui
2) Pajak Karbon
Harga merupakan salah satu faktor penentu jenis bahan bakar apa yang dipilih orang
dan berapa jumlah konsumsinya. Para ahli ekonomi menyarankan bahwa harga bahan bakar
dapat dinaikkan dengan menambah ‘pajak karbon’, sebagai cara mengurangi pemanasan
global. Pajak karbon akan dikenakan pada bahan bakar sesuai dengan jumlah karbon dioksida
yang dipancarkan. Dengan rancangan ini, batu bara akan dikenakan pajak yang lebih tinggi
daripada bahan bakar bensin karena batu bara merupakan sumber energi fosil yang
menghasilkan emisi gas karbon dioksida paling tinggi saat dibakar, dan gas bumi
dikenakan pajak paling rendah.
Gagasan lain yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi adalah penggunaan "ijin yang
dapat dipertukarkan" atau tradable permits dalam emisi karbon dioksida. Ijin ini
membolehkan sebuah negara atau sebuah organisasi untuk mengemisi karbon dioksida dalam
jumlah tertentu. Jumlah tingkat emisi global karbon dioksida akan ditentukan oleh sebuah
badan internasional. Di dalam sebuah negara, ijin tersebut akan dibagi di antara pengguna
bahan bakar.
A. KESIMPULAN
1. pemanasan global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya,
pwningkatan suhu rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata pemanasan
global, serta perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
2. pemanasan global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir merupakan
peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan tahun-tahun kedepan
dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun sekarang apabila tidak ada perbaikan
dan pelestarian lingkungan.
3. penyebab utama pemanasan global adalah adalah emisi gas-gas rumah kaca yang
terakumulasi di atmosfer, seperti gas CO2, N2O, CH4, CFC. Meskipun penyebab lain
seperti efek umpan balik dan variasi sinar matahari juga berperan sebagai penyebab
global warming.
4. akumulasi gas-gas rumah kaca (CO2, N2O, CH4, CFC) membentuk suatu lapisan yang
bersifat seperti kaca yaitu tidak dapat ditembus oleh radiasi sinar dengan panjang
gelombang yang panjang (Infra red). Yang menyebabkan energi panas terjebak di
dalam atmosfer, sehingga menyeababkan panas permukaan bumi meningkat.
5. selain berdampak negative, pemanasan global juga berdampak positif pada suatu
wilayah tertentu. Akan tetapi dampak negative dai pemanasan global lebih dominant
disbandingkan dampak positif.
6. untuk mengurangi ancaman bahaya pemanasan global, dapat dilakukan dengan upaya
mengurangi emisi gas ruamah kaca, menanam pohon serta memperluas hutan, dengan
begitu konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan berkurang.
B. SARAN
1. hendaknya generasi muda sekarang memberikan perhatian yang lebih terhadap
fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan hidup manusia serta
lingkungan.
2. sebaiknya pemerintah membuat peraturan tertentu akan pentingnya memelihara
lingkungan.
3. dilakukan pemantauan rutin terhadap keadaan jumlah gas rumah di atmosfer oleh
instansi terkait, guna mengetahui sejauh mana emisi fosil masih diambang batas aman
www.wikipedia.com/indonesia
www.yudhi’m.blogger.com
www.kompasiana.com
www.wapedia.com
(karang dewe)