You are on page 1of 10

PENYAKIT PADA MULUT YANG DISEBABKAN KARENA INFEKSI

RONGGA MULUT
Air Borne Diseases

HERPES SIMPLEX

Herpes Simplex adalah suatu inveksi virus herpes yang ditandai lesi kulit lokal yang bertendensi
kambuh kembali.

Sebutan lainnya adalah:

 Penyakit Alpha herpes virus


 Herpes virus hominis

 Human herpes virus

a. Pencegahan

Ada 2 tipe virus herpes (HSV): tipe 1 dan tipe 2. (HSV-1 dan HSV-2).

Uraian penyakit herpes dengan panas badan (herpes febrilis) sudah dipublikasikan sejak 100
SM. Penyakit herpes pada alat kelamin (herpes genital), dan penyakit kulit dngan lepuh
(dermatose vesikuler) sudah banyak dipublikasi sejak tahun 1800-an dan pada masa yang sama
juga sudah banyak dipublikasikan mengenai herpes yang menyerang keratin mata (keratis
herpetica). Penyakit cacar air Kaposis (Kaposis varricelliform), peradangan mulut dan gusi, dan
penyakit radang selaput otak (meningitis) serta penyakit herpes menyeluruh pada anak baru
lahir sudah dipublikasikan tahun 1850-1950

Virus herpes adalah suatu virus DNA dengan ukuran diameter 180 nm dan mempunyai
icosahedralcapsid dengan 162 capsomer yang dilingkari envelop yang terdiri atas zat lemak
(lipid)

b. Manifestasi Klinis

1. kelainan dasar, timbul bercak kulit mengelompok kecil-kecil melepuh dengan dasar kulit
kemerahan (eritematous) yang nyeri

2. lesi herpes timbul pada bibir, sekitar mulut, kulit wajah, daerah kelamin, kulit pinggul, dan
daerah sekitar mata

3. lesi pada daerah kelamin sering menjadi masalah pada penyakit kelamin

4. lesi pada kornea mata merupakan jenis penyakit herpes yang berat
5. kejadian infeksi virus herpes dirangsang oleh beberapa faktor (triger factor) seperti:

 Demam
 Terik matahari

 Trauma (misalnya pinggiran gigi yang tajam, melukai pinggiran gusi dan bibir)

 Ovulasi

 Kecapaian habis bersenggama

 Gangguan saluran pencernaan

Herpes NonGenital

a. Herpes mulut (oral herpes)

keluhan dan lesi seperti herpes pada cervix (leher rahim)

b. herpes mengenai gusi dan rongga mulut

lebih sering terjadi pada anak-anak meskipun mungkin saja mengenai usia lanjut. Lesi mulut
biasanya disebabkan HSV-2, mungkin karena permainan seks yang akhir-akhir ini melakukan
oral-anal sex

C. HERPES BIBIR
meskipun bibir merupakan jalur utama masuk virus herpes, tetapi seringnya lesi bentuk lepuh
(veside) yang sangat peka nyeri seperti terbakar

lesi timbul untuk 3-10 hari. Daerah lesi kulit biasanya selaput lendir (mukosa) bibir bawah dan
kulit bibir atas.
Para ahli menghubungkan herpes bibir dengan kejadian kanker bibir dan biasanya virus
penyebab adalah virus herpes tipe-1 (HSV-1)

AMANDEL

Deskripsi
Amandel merupakan infeksi (radang) tonsil yang disebabkan virus. Biasanya diderita anak usia
5-15 tahun. Berdasar lama terjangkiti, amandel dibedakan menjadi 2; amandel akut dan
amandel kronis.

Dikategorikan amandel akut jika penyakit berlangsung kurang dari 3 minggu. Disebut amandel
kronis jika terjadi 7 kali atau lebih dalam setahun, atau lima kali selama dua tahun, tiga kali
setahun secara berturut-turut.

Gejala
Gejala-gejala amandel antara lain; penderita merasa tegorokan terasa kering, atau rasa
mengganjal di tenggorokan (leher), nyeri saat menelan (nelan ludah ataupun makanan dan
minuman) sehingga menjadi malas makan, nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.

Gejala lain berupa demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot disertai batuk,
pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening
(kelenjar limfe) di sekitar leher. Terkadang penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur
(terutama jika disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang berada di dinding bagian
belakang antara tenggorokan dan rongga hidung).

Gejala tersebut dapat diketahui jika si penderita melakukan pemeriksaan. Pada saat
pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel), berwarna merah, kadang dijumpai bercak
putih (eksudat) pada permukaan tonsil, warna merah yang menandakan peradangan di sekitar
tonsil dan tenggorokan.

Perlu diingat bahwa tidak semua keluhan dan tanda di atas diborong oleh satu orang penderita.
Hal ini karena keluhan bersifat individual dan kebanyakan para orang tua atau penderita akan
ke dokter ketika mengalami keluhan demam dan nyeri saat menelan.

Pengobatan
Dalam dunia medis sebenarnya tidak ada cara khusus mencegah amandel. Namun beberapa
tips di bawah ini membantu untuk menghindarkan diri dari amandel, pertama, membiasakan
cuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme yang dapat
menimbulkan tonsilitis. Kedua, menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan,
setidaknya hingga 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan (yang disebabkan kuman)
mendapatkan antibiotika.
ABSES PERIODONTAL

Deskripsi
Abses periodontal disebabkan infeksi pada jaringan periodontal. Abses merupakan suatu nanah
yang terjadi pada gusi (gingiva). Terjadi karena faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, invasi
bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan. Terkadang pula akibat gigi yang akan tumbuh.

Gejala
Terjadi pembengkakan pada gusi penderita yang disertai nanah, sakit ketika membuka mulut,
dan susah mengunyah.

Pengobatan
Gejala akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Namun bila sakit berlanjut sebaiknya periksa ke
dokter gigi.
BAKTERI USUS SEBABKAN KARIES

Penyakit gigi berlubang atau karies gigi disebabkan oleh


kebersihan mulut yang buruk sehingga terjadi akumulasi plak yang mengandung berbagai
macam bakteri. Kini, para peneliti berhasil membuktikan bahwa bakteri penyebab gigi
berlubang sebenarnya berasal dari usus kita.

Bakteri Bifidobacterium dentium Bd1 merupakan bakteri penyebab karies. Menurut para ahli
seperti dimuat dalam jurnal PLoS Genetic, bakteri ini sejatinya hidup di usus dan memberikan
dampak positif, seperti membantu sistem pencernaan dan meningkatkan sistem imun.

Namun, bakteri yang semula baik ini ternyata juga mampu beradaptasi di lingkungan mulut. Ia
juga mampu bertahan dari asam yang diubahnya dari glukosa dan karbohidrat makanan. Asam
ini pada akhirnya akan merusak struktur gigi hingga berlubang.

Untuk mencegah kerusakan gigi dan komplikasi penyakit, perawatan kebersihan gigi mutlak
diperlukan. Mulut sebenarnya mempunyai sistem pembersihan sendiri, yaitu air ludah. Namun,
dengan beragamnya jenis makananyang kita konsumsi, kita perlu menggunakan sikat gigi dan
pasta gigi untuk mencegah plak yang biasa terdapat di sela-sela gigi.

Meski sosialisasi mengenai HIV/AIDS telah gencar dilakukan di berbagai negara oleh berbagai
pihak, jumlah penderitanya tetap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Informasi
mengenai penyakit ini sangat mudah didapat, namun sepertinya penyebaran penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini masih sulit dibendung. 
Di dalam rongga mulut terdapat  berjuta mikroorganisme yang merupakan flora normal mulut.
HIV yang menyerang sistem imun tubuh membuat para penderita rentan terhadap infeksi
oportunistik karena bakteri, jamur dan virus menjadi patogen. Akibatnya, masalah gigi dan
mulut seperti gusi berdarah, lesi herpes, dan infeksi jamur dan kandida seringkali ditemukan
pada penderita HIV/AIDS, bahkan menjadi tanda awal infeksi HIV.  Disinilah dokter gigi
berperan dalam mendeteksi HIV/AIDS, boleh jadi sebelum si pasien menyadari bahwa ia
terinfeksi, sebab 90% penderita HIV/AIDS mengalami setidaknya satu masalah gigi dan mulut.
Di samping itu dokter gigi juga ditantang untuk tetap memberikan perawatan gigi dan mulut
yang dibutuhkan pasien, sembari mencegah penularan penyakit ke pasien lain maupun ke
dokter gigi itu sendiri.

Banyak orang yang khawatir bahwa HIV dapat ditransmisikan selama perawatan gigi, meski
resiko penularan melalui saliva (liur) sangat kecil. Kekhawatiran ini tidak luput dirasakan oleh
dokter gigi karena banyaknya tindakan perawatan gigi yang beresiko untuk penularan melalui
darah. Namun sejatinya penyedia jasa kesehatan tak terkecuali dokter gigi tidak boleh menolak
pasien dengan HIV yang membutuhkan perawatan.

Tindakan pencegahan yang sifatnya universal harus diterapkan untuk mencegah penyebaran
penyakit tidak saja HIV/AIDS tapi juga penyakit infeksius lain. Dokter gigi dan perawat gigi harus
mengenakan sarung tangan medis, masker, pelindung mata selama merawat pasien. Selain itu
seluruh dental instrument yang digunakan disterilisasi setelah merawat setiap pasien, dan
barang yang tidak dapat disterilisasi harus sekali pakai dan dibuang di kontainer khusus. Oleh
karena itulah pemilahan sampah medis dan non medis sangat penting dilakukan, dan sampah
medis harus ditangani dengan benar sesuai peraturan yang mengatur limbah B3.

HALITOSIS
Halitosis atau nafas bau

Halitosis atau nafas bau biasanya disebabkan karena kurang bersihnya mulut. Kalau mulut
tidak dibersihkan setiap habis makan atau gigi tidak disikat dengan teratur,maka sisa sisa
makanan akan bertumpuk disela sela gigi dan disela sela selaput mulut yang akhirnya menutupi
lidah.Dengan pekerjaan bakteri, sisa sisa makanan itu membusuk dan berbau.

Disamping itu, Halitosis dapat disebabkan oleh penyakit paru paru seperti bronchitis, paru paru
bernanah atau kanker paru paru, apalagi kalau batuk atau meludah.
Halitosis (nafas bau) bisa juga terjadi karena pencernaan yang kurang beres.selain itu Halitosis
(nafas bau) dapat pula terjadi karena gangguan emosi, seperti rasa khawatir atau gelisah yang
terjadi pada individu tersebut.
Sariawan

Sariawan ( atau disebut juga aphtous stomatitis,


canker sore, aphtous ulcer) adalah bercak luka di mulut (bibir, lidah, dinding pipi bagian dalam)
berwarna putih atau kekuningan di bagian tengahnya dan kemerahan pada bagian tepi dan
sekitarnya.

Berdasarkan ukurannya (luka), sariawan terbagi menjadi 3 jenis:

Sariawan minor (minor aphthous ulcers, minor sores) adalah sariawan berukuran 1 mm-1cm,
merupakan jenis terbanyak (80%). Tidak begitu nyeri dan sembuh sendiri dalam 1 minggu. Jenis
ini biasanya tidak mengganggu aktifitas sehari-hari.

Sariawan mayor (mayor sores, mayor ulceration), berukuran lebih dari 1 cm, nyeri dan
penyembuhannya memerlukan waktu 10-30 hari bahkan adakalanya lebih sebulan. Kadang
menyisakan bekas luka setelah sembuh. Angka kejadian sekitar 10%.

Herpetiformis ulcer (sekitar 10%), merupakan jenis yang paling nyeri dengan ukuran sekitar 1
mm-3 mm. Lebih sering dijumpai pada wanita dewasa (bukan berarti yang pria enggak lho) dan
biasanya sembuh tanpa bekas dalam seminggu (kadang lebih lama juga sih). Hee hee

FAKTOR PENYEBAB

Hingga kini, penyebab sariawan belum diketahui. Beberapa faktor pencetus timbulnya sariawan
diantaranya:

* Infeksi oleh mikro organisme (bakteri, jamur, virus)


* Rudapaksa, misalnya tergigit, luka karena sikat gigi, gigi palsu, dll.
* Pengaruh makanan tertentu (dapat diketahui oleh yang bersangkutan dengan mengamati
makanan tertentu pencetus timbulnya sariawan), makanan terlalu panas, merokok, dll.
* Sekitar 20 % ditengarai karena kekurangan vitamin (vit C, vit B12) dan mineral (zat besi, asam
folat).
* Faktor psikis (stress), terutama terkait dengan beban pekerjaan (disadari ataupun enggak),
kurang tidur. *termasuk yang nulis* Whistling
* Obat-obatan tertentu (misalnya golongan non steroid anti inflamasi)
* Faktor hormonal (terutama terjadi sebelum menstruasi)
* Penyakit-penyakit auto-imun (sangat jarang)

You might also like