You are on page 1of 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Koagulan digunakan secara luas dalam pengolahan air minum dan air limbah.
Koagulan dapat diklasifikasikan menjadi koagulan inorganik (contohnya alumunium
sulfat, ferri klorida), polimer organik sintetis, dan koagulan alami (contohnya kitosan,
ekstrak tanaman). Beberapa jenis koagulan tersebut digunakan untuk beberapa tujuan
tergantung pada kandungan kimia masing-masing limbah.
Dewasa ini, beberapa studi melaporkan bahwa beberapa koagulan inorganik
contohnya alum ((Al2(SO4). 14H2O) yang ditemukan masih terdapat pada air kran yang
dapat menyebabkan penyakit Alzheimer pada manusia dan polimer organik sintetis
contohnya akrilamida (C3H5NO) memiliki neurotoksisitas (racun yang menyerang sel
saraf) dan karsinogenik (penyebab kanker) yang kuat (Scriban, 2006). Oleh karena itu
diharapkan koagulan kimia dapat diganti dengan koagulan alami berbasis tanaman.
Keuntungan koagulan alami adalah biaya efektif dan ramah lingkungan. Selain itu,
polimer koagulan alami dapat membentuk flok yang lebih kuat terhadap gesekan pada
saat aliran turbulen dibandingkan dengan koagulan non-polimer contohnya alum (Yin,
2010). Banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa koagulan alami dapat
menunjukkan kemampuannya yang terbaik saat digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beberapa macam kontaminan.
Penggunaan koagulan alami untuk menjernihkan air sudah tercatat sepanjang
peradaban manusia. India melaporkan bahwa biji dari pohon nirmali (Strychnos
potatorum) telah digunakan untuk menjernihkan air sungai pada masa 4000 tahun sialm.
Di beberapa negara di Afrika (Chad, Nigeria, Sudan, dan Tunisia) tanaman asli berasal
dari Afrika ditambahkan pada air minum untuk menghilangkan kekeruhan dan rasa atau
bau yang tidak enak (Schulz dan Okun, 1984). Beberapa koagulan alami yang dewasa ini
telah dilakukan penelitian juga adalah lelehan getah pohon contohnya pohon trembesi
(Samanea saman) dan ekstrak biji mentah, yaitu biji kelor (Moringa oleifera) dan biji
kacang merah (Phaseoulus vulgaris). Lelehan getah pohon trembesi (Samanea saman)
digunakan sebagai koagulan untuk menurunkan kekeruhan pada pengolahan air minum
dengan metode jar test sehingga didapatkan hasil dosis optimum yaitu 10 – 25 mg/l
dengan kekeruhan akhir 1 NTU dari kekeruhan awal 10-100 NTU (Gonzales et al, 2006).
Sedangkan koagulasi menggunakan koagulan biji kelor (Moringa oleifera) dapat
menurunkan kekeruhan hingga 75%-77% pada limbah cair industri tekstil (Rambe, 2009)
dan menurunkan konsentrasi fosfat hingga 52%-56,70% pada limbah cair rumah sakit
(Khasanah, 2008). Begitu pula biji kacang merah (Phaseolus vulgaris) mampu
menurunkan kekeruhan hingga 72,3 % (Antov et al, 2010). Mengacu pada hasil
penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa koagulan dari bahan alami pun mampu
bekerja efektif dalam meningkatkan kualitas buangan limbah dari kegiatan industri.
Dengan dilakukannya penelitian ini maka diharapkan dapat diperoleh inovasi
baru lingkungan yaitu koagulan alami sebagai alternatif yang berkualitas, mudah didapat,
relatif murah, aman bagi manusia, dan ramah lingkungan sehingga bisa menjadi motivasi
masyarakat untuk memanfaatkan dan mengembangkan fungsi sumber daya alam secara
baik.

1.2. Perumusan Masalah


1
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Perumusan masalah penelitian ini adalah:


1. Bagaimana pengaruh dosis terhadap kemampuan ekstrak dari biji trembesi
(Samanea saman), biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa
oleifera) dalam menurunkan kadar fosfat dalam mengolah limbah cair industri
pupuk.
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap kemampuan ekstrak dari biji trembesi
(Samanea saman), biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa
oleifera) dalam menurunkan kekeruhan dan kadar fosfat limbah cair industri pupuk.
3. Bagaimana besar % removal kadar fosfat oleh ekstrak biji trembesi (Samanea
saman), biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa oleifera)
dengan dosis optimum pada limbah cair industri pupuk.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup atau batasan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Kondisi
Sampel limbah cair yang akan dianalisis dalam penelitian adalah limbah cair industri
pupuk yang diolah PT Petrokimia Gresik pada unit effluent treatment di inlet
sebelum pembubuhan kapur.
2. Penelitian:
a. Parameter yang dianalisis adalah berupa : kekeruhan, fosfat, dan pH
b. Variabel penelitian yang digunakan :
• Konsentrasi limbah cair : 100%, 75%, dan 50%
• pH : 4, 6, 7, 8 dan 10
• Dosis awal koagulan yang digunakan (ekstrak biji trembesi, kacang merah, biji
kelor) : 5, 50, 500, dan 5000 (mg/l)
c. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan pengkondisian
berdasarkan kondisi yang sebenarnya di Laboratorium Teknik Lingkungan
selama 2 bulan.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mendapatkan dosis optimum koagulan alami yaitu ekstrak biji trembesi
(Samanea saman), kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa
oleifera) terhadap penurunan kadar fosfat dalam mengolah limbah cair industri
pupuk.
2. Mendapatkan pH optimum koagulan ekstrak biji trembesi (Samanea saman),
biji kelor (Moringa oleifera), dan kacang merah (Phaseolus vulgaris) dalam
menurunkan kadar fosfat limbah cair pupuk.
3. Mendapatkan % removal kadar fosfat dari ekstrak biji trembesi (Samanea
saman), kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa oleifera) dalam
dosis optimum untuk menurunkan kadar fosfat limbah cair industri pupuk.

1.5. Manfaat Hasil Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan masukan kepada industri pupuk tentang inovasi teknologi
alternatif pengolahan air limbah menggunakan koagulan alami seperti biji trembesi
(Samanea saman), biji kacang merah (Phaseolus vulgaris), dan biji kelor (Moringa
oleifera) untuk menurunkan limbah fosfat sehingga tidak menyebabkan eutrofikasi.

2
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

2. Mengurangi beban pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah cair


industri pupuk ke lingkungan.

3
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengadukan (Mixing)


Pengadukan adalah hal yang penting dalam pengolahan air. Dalam praktek,
pengadukan cepat membuat bahan kimia menyebar secara beraturan dan menyeluruh
sehingga menghasilkan hasil yang homogen. Lalu diikuti dengan pengadukan lambat untuk
flokulasi (penggumpalan partikel). Waktu yang diperlukan untuk pengadukan cepat
biasanya adalah 10 hingga 20 detik. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu
optimum untuk pengadukan cepat adalah beberapa menit (Lee, 1999).

2.2. Koagulasi
Proses koagulasi dapat menghilangkan kekeruhan dan warna yang dihasilkan zat
yang sebagian besar dalam bentuk partikel koloid (1-200 µm) seperti bakteri alga, bahan
organic dan inorganic dan partikel lempung (Lee, 1999). Partikel koloid tidak dapat
diendapkan secara gravitasi atau langsung karena dimensinya yang kecil dan muatan
listriknya yang sama sehingga stabilitas suspensi koloid sangat stabil (Masduqi dan Slamet,
2002). Sebagian besar partikel koloid pada air limbah bermuatan negatif. Mekanisme
koagulasi secara kimia melibatkan penurunan potensi zeta (tegangan permukaan) melalui
proses netralisasi oleh muatan berlawanan, presipitasi koagulan dan pertemuan antarpartikel.
Destabilisasi partikel koloid disebabkan oleh gaya tarik Van Der Waals dan gerak Brownian
(difusi) (Lee, 1999).
Ada dua faktor penting dalam penambahan koagulan yaitu pH dan dosis. pH yang
digunakan saat koagulasi diatur dalam range optimal sehingga dibutuhkan bahan penolong
untuk menyesuaikan kondisi pH. Asam yang biasa digunakan untuk menurunkan pH adalah
asam sulfat dan untuk menaikkan pH adalah lime (kapur), abu soda, atau NaOH (Davis dan
Cornwell, 1991).

2.3. Flokulasi
Dalam rangka menggumpalkan partikel-partikel koloid, maka gaya tolak menolak
elektrostatik antar partikel harus dikurangi sehingga menghasilkan kontak antar partikel
yang mengalami destabilisasi. Kontak antar partikel ini dihasilkan dari proses flokulasi atau
pengadukan lambat. Flokulasi dilakukan guna membantu partikel koloid membentuk
gumpalan yang besar atau biasanya disebut flok. Tujuan flokulasi adalah membawa partikel-
partikel koloid melakukan interaksi (kontak) sehingga mereka bertubrukan, bersatu dan
tumbuh menjadi satu ukuran partikel yang siap mengendap (Davis dan Cornwell, 1991).
Dalam proses flokulasi, kecepatan penggumpalan flok ditentukan oleh banyaknya
tubrukan antar partikel yag terjadi serta keefektifan benturan tersebut. Dalam hal ini,
tubrukan antar partikel terjadi melalui tiga cara, yakni :
a. Kontak yang diakibatkan oleh adanya gerak termal (panas) yang dikenal sebagai gerak
Brownian. Flokulasi yang terjadi oleh adanya gerak Brownian ini disebut flokulasi
perikinetik.
b. Kontak yang diakibatkan oleh adanya gerakan fluida karena proses pengadukan lambat
ini disebut flokulasi ortokinetik
c. Kontak yang terjadi akibat perbedaan laju pengendapan dari masing-masing partikel (Lee,
1999).

4
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

2.4. Ortofosfat
Ortofosfat (salah satu bentuknya adalah PO43-) adalah bentuk fosfor yang sering
dijumpai pada air bersih atau air limbah. Ortofosfat memiliki peran penting dalam
pertumbuhan alga dan organisme lainnya. Salah satu masalah lingkungan yang berbahaya
adalah algal bloom yang terjadi pada air permukaan sehingga diperlukan pengendalian
jumlah fosfat yang masuk ke air permukaan. Fosfat bisa diukur dengan metode kolorimetri.
Metode ini melibatkan filtrasi dan pencampuran beberapa macam reagent untuk
menghasilkan warna yaitu ammonium molybdate yang akan membentuk warna kuning
dengan fosfat. Apabila warna biru terjadi itu karena ion Fe 3+ masuk ke dalam larutan
tersebut, tetapi hal itu tidak mengganggu proses pembacaan fosfat pada kolorimeter (Sawyer
et al, 1994).

2.5. Kekeruhan
Kekeruhan dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi dan koloid seperti
lempung, lumpur zat organik, plankton, dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan
sifat optis pada larutan yaitu hamburan dan adsorbsi cahaya yang melaluinya. Tidak dapat
dihubungkan langsung antara kekeruhan dengan kadar suatu zat suspensi karena setiap zat
memiliki ukuran dan bentuk butir yang berbeda-beda (APHA AWWA, 1998).

2.6. Jar test


Pada metode jar test, koagulan dibubuhkan ke sampel air limbah untuk
pengadukan di laboratorium yang gunanya adalah mensimulasi kondisi pengadukan
sebenarnya. Jar test memberikan keefektifitasan pada intensitas pengadukan dan waktu
pengadukan sehingga mempengaruhi ukuran flok dan densitas. Jar Test juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi selang waktu pemberian koagulan dan rasio pengenceran
untuk koagulan. Hal yang biasa dilakukan pada jar test adalah menguji beberapa variasi
dosis koagulan kemudian ditambahkan koagulan dengan dosis yang sesuai sebelum
dilakukan pengadukan cepat dengan kecepatan tertentu dan waktu tertentu (Lee, 1999).
Pengaduk yang biasa digunakan pada jartest adalah pengaduk dengan jenis paddle impeller
dengan dua atau empat blade dengan lebar blade antara 1/6 hingga 1/10 dari diameter.
Gambar 2.1 Single Paddle Two Blades

(Sumber : Reynold and Richards, 1995)

Secara umum pengadukan cepat kemudian pengadukan lambat yang dilakukan


pada gradien kecepatan berkisar antara 100 hingga 1000 per detik selama 5 hingga 60 detik.
Sedangkan pengadukan lambat secara umum dilakukan pada gradien kecepatan kurang dari
100 per detik selama 10 hingga 60 menit (Masduqi dan Slamet, 2002). Rumus yang
digunakan untuk mendapatkan nilai G :

5
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Keterangan untuk persamaan di atas:


G = Gradien kecepatan (detik-1)
µ = Kekentalan absolute cairan (N-det/m2)
V = Volume air yang diaduk, m3
P = Tenaga, N-m/detik
KT = Konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = Kecepatan putaran , rps
Di = Diameter pengaduk, m
ρ = Massa jenis air, kg/m3
Nilai konstanta pengaduk KT pada tiap masing-masing tipe pengaduk dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.1 Nilai Konstanta KL dan KT

(Sumber : Reynold and Richards, 1995)

2.7. Koagulan Biji Trembesi (Samanea saman)


Pohon trembesi atau biasanya disebut Ki Hujan (Samanea saman) yang sering
banyak dijumpai di daerah tropis di dunia, salah satunya Indonesia, jarang dimanfaatkan
untuk mengolah limbah cair padahal setiap bagian pohon trembesi bermanfaat dalam
berbagai bidang. Pada tahun 2006, peneliti Venezuela menguji beberapa koagulan alami
salah satunya adalah lelehan getah dari pohon trembesi untuk menurunkan kekeruhan pada
pengolahan air minum dengan menentukan dosis optimum dengan metode jartest yaitu
didapatkan pada dosis 10 – 25 mg/l dan parameter yang diuji antara lain kekeruhan akhir
menjadi 1 NTU dari kekeruhan awal 10-100 NTU dan penurunan pH yang tidak signifikan
(Gonzales et al, 2006).
Biji trembesi berbentuk ellipsoid, gemuk, pipih di sisi kanan kiri membentuk
huruf U berwarnah kekuningan, halus, berwarna coklat tua mengkilat dengan panjang 8-
11,5 mm dan lebar 5-7,5 mm. Terdapat 15-20 biji per polong (seringkali hanya terdapat 5-
10 biji per polong karena sisanya dimakan oleh serangga). Satu kilogram biji trembesi rata-
rata mencapai 4000-6000 biji (Staples dan Elevitch, 2006). Kadar air biji trembesi segar
bervariasi antara 12-18 %. Biji trembesi dapat disimpan pada suhu 4°C dengan kandungan

6
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

kelembaban 6-8% atau bisa disimpan pada suhu 5°C untuk menjaga kelangsungan hidup
setahun kemudian (Quiroz dan Chavarria dalam Flores, 1990).

Gambar 2.2 Biji Trembesi

Biji trembesi ini memiliki kandungan protein yang tinggi dan zat-zat fitokimia
yaitu salah satunya adalah tannin yang dapat membantu mengurangi kekeruhan karena
mampu mengadsorbsi air limbah (Beltran-Heredia et al, 2010).

2.8. Koagulan Biji Kelor (Moringa oleifera)


Kelor (Moringa oleifera) termasuk family Moringaceace, merupakan suatu genus
tunggal dari famili pohon semak belukar yang dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.

Gambar 2.3 Biji Kelor

Biji kelor yang sudah tua mengandung sekitar 40% minyak yang dapat digunakan
sebagai koagulan alamiah untuk menjernihkan air. Percobaan di Malawi menunjukan bahwa
koagulan serbuk biji kelor dapat menurunkan kekeruhan air sungai dari kekeruhan 270-280
NTU menjadi di bawah 4 NTU (Slutherland et al, 1994).
Hasil penelitian Husin dan Pandia (2003) menunjukkan bahwa penggunaan kelor
sebagai koagulan mampu menyisihkan kandungan TSS dan kekeruhan dengan waktu
pengendapan efektif 2 jam pada dasar tangki sedimentasi. Biji kelor memiliki kandungan zat
aktif yaitu 4α-4r-rhamnosyloxy-benzyl-isothiocyanate sebagai protein kationik. Zat tersebut
dapat menurunkan gaya tolak menolak antar partikel koloid dan mampu mengadsorbsi dan
netralisasi partikel yang tidak stabil sehingga baik untuk digunakan sebagai koagulan
(Ndabigengesere dalam Rambe, 2009).

2.9. Koagulan Biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)

7
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Kacang merah termasuk dari genus Phaseolus dan famili Leguminosae. Salah satu
sumber protein penting di dunia. Kacang merah mudah untuk dibudidayakan di mana saja
karena dapat hidup pada iklim tropis, subtropis atau zona sedang. (Solis et al, 2002). Di
beberapa negara, kacang merah ini tumbuh dan digunakan manusia untuk kepentingan
pangan dan sebagai obat-obatan karena mengandung protein yang tinggi dan harga yang
relatif terjangkau.
Gambar 2.4 Kacang Merah

Pada penelitian skala laboratorium terdahulu, ekstrak mentah dari biji kacang
dapat menunjukkan kemampuannya sebagai koagulan alami. Biji kacang memiliki kadar
protein yaitu 20-25% dan beberapa peneliti menganggap bahwa protein adalah agen
koagulan aktif dari ekstrak tanaman (Sciban, 2010). Biji kacang memiliki keuntungan lebih
daripada biji kelor karena tidak dihasilkan minyak sehingga tidak diperlukan ekstrasi
dengan pelarut organik sehingga sesuai dengan keadaan ekonomi dan lingkungan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa biji kacang dapat efektif mengadsorbsi fosfat pada pH 7,5
dan menurunkan kekeruhan hingga 72,3 % (Antov et al, 2010).

8
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini akan menganalisis kemampuan biji trembesi (Samanea saman), biji
kelor (Moringa oleifera) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris) sebagai koagulan alami pada
pengolahan air limbah cair industri pupuk untuk menghilangkan kadar fosfat. Penelitian ini
terdapat 3 macam variasi penelitian, yaitu perbedaan konsentrasi limbah: 100%, 75%, dan 50% ,
pH awal : 4, 6, 7, 8 dan 10 dan dosis koagulan awal : 5, 50, 500, dan 5000 (mg/l limbah).

3.1. Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian adalah acuan dalam melaksanakan sebagai gambaran awal
mengenai langkah-langkah penelitian yag harus dilakukan secara sistematis agar
pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan bisa berlangsung teratur. Kerangka
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 halaman 12.

3.2. Langkah Kerja Penelitian


Langkah kerja penelitian merupakan acuan dalam melaksanakan penelitian, yang
disusun berdasarkan pada pemikiran dengan adanya permasalahan dalam ide hingga
mencapai tujuan penelitian. Skema kerja penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Skema Kerja Penelitian
Persiapan Alat dan Bahan
A. Bahan baku : Sampel air limbah PT PETROKIMIA GRESIK pada unit effluent treatment
B. Bahan koagulan : biji trembesi, biji kelor , dan biji kacang merah .
C. Bahan kimia : Pheolphtalein, HCl, activated carbon, vanadate molybdate, larutan fosfor standard,
larutan standard potasium dikromat , asam sulfur, CH3COOH, NaOH, NaHCO3,.
D. Alat : peralatan gelas, neraca analitik, spektrofotometer 400-490 nm, centrifuge, pH meter, jar
test , turbidimeter

Penelitian Pendahuluan Penelitian Lanjutan

Pembuatan Pembuatan
ekstrak ekstrak

Analisa awal Analisa awal


Kekeruhan, Fosfat, pH Kekeruhan, Fosfat, pH

Variasi awal Variasi


Variasi Dosis Variasi Dosis Variasi pH Variasi
pH Konsentrasi
Koagulan Awal Koagulan Lanjutan Lanjutan Konsentrasi
I: 4 Limbah
I : 5 mg/l I : …. mg/l I: ….. Limbah
II : 6 I : 100 %
II : 50 mg/l II : …. mg/l II :…. I : 100 %
III : 7 II : 75 %
III : 500 mg/l III : …. mg/l III :…. II : 75 %
IV : 8 III : 50 %
IV : 5000 mg/l IV : …. mg/l IV : …. III : 50 %
V : 10

Pelaksanaan Pelaksanaan
Jar Test Jar Test

Analisa akhir
Analisa akhir
Kekeruhan, Fosfat, pH
Kekeruhan, Fosfat, pH

Pengumpulan data
Pengumpulan data
kualitas air limbah pada analisa
kualitas air limbah pada analisa
awal dan akhir
awal dan akhir

Analisis Data dan


Analisis Data dan
Pembahasan
Pembahasan

Penarikan
Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan

3.2.1. Persiapan Alat dan Bahan

9
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Peralatan dan reagen yang perlu dipersiapkan meliputi peralatan yang


diperlukan dalam analisis parameter utama dan parameter tambahan.
1. Sampel limbah diambil pada unit effluent treatment PT Petrokimia Gresik
sebelum pembubuhan kapur dan polimer
2. Bahan koagulan yaitu biji trembesi , biji kelor, dan biji kacang merah
3. Peralatan gelas
4. Analisa pH dan Kekeruhan
5. Jar test
6. Analisa fosfat dengan metode Spektofotometri
3.2.2. Persiapan Ekstraksi Biji
Biji yang dipakai menjadi koagulan ini adalah biji yang sudah tua dan
matang. Haluskan masing-masing biji trembesi, biji kelor, dan kacang merah hingga
menjadi bubuk hingga 10 gram dengan menggunakan blender atau ditumbuk.
Kemudian dilarutkan dengan 1000 ml aquades dan diaduk selama 10 menit untuk
mengekstraksi komponen koagulan aktif. Kemudian ambil sampel untuk diteliti
kandungan senyawa-senyawa logam maupun non-logam yang terdapat di dalamnya
dengan alat ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) sehingga
didapatkan konsentrasi dalam mol. Kemudian untuk mendapatkan massa ekstrak
dengan konsentrasi koagulan yang telah ditentukan yaitu 5 mg/l, 50 mg/l, 500 mg/l,
dan 5000 mg/l, maka dilakukan perhitungan dengan rumus :

Keterangan : XY : senyawa logam dominan yang terkandung pada ekstrak


X : ion logam pengikat fosfat
Setelah diketahui massa senyawa dalam mg maka larutan ekstrak ditimbang dengan
neraca analitik dan siap digunakan sebagai koagulan. Kemudian koagulan tersebut
dimasukkan ke dalam 1 liter air limbah.
3.2.3. Persiapan Sampel Air Limbah
Sampel air limbah yang digunakan yaitu dari influent Unit Effluent
Treatment pengolahan air limbah pada PT. Petrokimia Gresik. Sampel air limbah
dikondisikan berdasarkan variabel konsentrasi yang ditentukan yaitu pada konsentrasi
100%, 75% dan 50% diencerkan dengan aquadest mencapai 1 liter sehingga
didapatkan volume limbah 100% sama dengan 1000 ml air limbah, 75% sama dengan
750 ml air limbah dan 50% sama dengan 500 ml air limbah.
3.2.4. Analisa Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan range dosis
koagulan dan pH yang sesuai sehingga dapat dihasilkan pH optimum dan dosis
optimum dengan tepat. Variasi awal pH yang dianalisa adalah pH 4, 6, 7, 8, dan 10.
Sedangkan variasi dosis koagulan awal adalah 5 mg/l, 50 mg/l, 500 mg/l, dan 5000
mg/l. Setelah dilakukan jar test dengan variasi pH, dosis koagulan dan konsentrasi
limbah yang telah ditentukan maka didapatkan range pH dan dosis koagulan mana
yang tepat digunakan untuk mengolah limbah tersebut. Setelah didapatkan maka pH
dan dosis koagulan digunakan untuk penelitian lanjutan sehingga bisa didapatkan pH
optimum dan dosis optimum yang sesuai.

3.2.5. Analisis Kekeruhan dan pH

10
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Analisa kekeruhan dilakukan dengan alat turbidimeter. Sedangkan analisa


pH dengan menggunakan alat pHmeter. pH disesuaikan menurut variabel yang telah
ditentukan. Pada penelitian lanjutan digunakan pH yang telah dilakukan range
finding test dengan penelitian pendahuluan. Untuk menaikkan alkalinitas digunakan
baking soda (NaHCO3) atau Na(OH) dan untuk menurunkan keasaman digunakan
asam asetat (CH3COOH).
3.2.6. Analisis Fosfat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penurunan kadar fosfat
dalam air limbah. Sampel berasal dari inlet unit effluent treatment yang telah
disesuaikan pHnya. Analisa dilakukan sesuai dengan Standard Method yaitu Metode
Vanadomolybdophosphoric Acid Colometric (APHA AWWA, 1998).
3.2.7. Jar Test
Jar test dilakukan untuk masing-masing pH dan konsentrasi air limbah
dengan dosis koagulan tawas, biji trembesi, biji kelor, dan kacang merah yang sudah
ditentukan untuk setiap jenis koagulan dalam 1000 ml air sampel limbah. Dilakukan
perhitungan G untuk kecepatan koagulasi 230 rpm selama 2 menit dan flokulasi 30
rpm selama 15 menit, dengan rumus pada 2.6. sehingga hasil perhitungan sebagai
berikut :
P = KT. n3. Di5. ρ
Untuk pengadukan cepat :
P = 2,25 . 3,833 rps. 0,075m. 999,7 kg/m3
P = 0,21
Untuk pengadukan lambat :
v = (rps).(π).(D).0,75 = (0,5)(π)(0,07).0,75 = 0,1 m/s
P = ½.1,2. (0,07×0,02).999,7. (0,1)3 = 0,0009 N-m/detik
Kemudian dicari n putaran yang seharusnya dipakai dengan perhitungan sebagai
berikut :

Untuk pengadukan cepat :

G= = 500 detik-1

11
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR

GT = 500 detik-1 × 2 menit ( × 60 detik/menit) = 60.000


Untuk pengadukan lambat :

GT = 32 detik-1 × 15 menit (× 60 detik/menit) = 29.000


Dari perhitungan G di atas maka didapatkan nilai G untuk koagulasi
pada kecepatan 230 rpm selama 2 menit dengan G sama dengan 500 detik-1 dan
flokulasi pada kecepatan 30 rpm selama 15 menit dengan G sama dengan 32
detik-1. Kemudian diendapkan selama 1 jam.
3.2.7.1. Prosedur Pengaruh pH terhadap Penurunan Konsentrasi Fosfat
Beaker glass diisi air sampel sebanyak 1000 ml dan pH dan dosis
diatur sesuai variasi yang didapatkan dari range finding test pada
penelitian pendahuluan. Sampel dilakukan jartest sesuai keterangan pada
3.2.7. Setelah itu supernatan diukur konsentrasi fosfatnya. Hasil diplotkan
pada tabel dan grafik kemudian ditentukan pH optimumnya.
3.2.7.2. Prosedur Pengaruh Dosis terhadap Penurunan Konsentrasi Fosfat
Beaker glass diisi air sampel sebanyak 1000 ml dan pHnya diatur
sesuai dengan pH optimum yang sudah didapatkan dari langkah 3.2.7.1.
Kemudian koagulan ditambahkan masing-masing sebanyak dosis dalam
mg/l yang telah diketahui range dosis yang sesuai dari penelitian
pendahuluan. Sampel dilakukan jartest sesuai keterangan pada 3.2.7.
Setelah itu supernatan diukur konsentrasi fosfatnya. Hasil diplotkan pada
tabel dan grafik kemudian ditentukan dosis optimumnya.
3.2.8. Analisa Akhir
Analisa akhir dilakukan dalam skala laboratorium. Penelitian dilakukan
secara intermitten dengan parameter-parameter yang diuji (Kekeruhan, pH, Fosfat)
pada setiap sampel setelah dilakukan metode Jar Test.
3.2.9. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan secara sistematis hasil
data dari penelitian laboratorium dengan parameter-parameter uji pada analisa
awal dan akhir dan dikelompokkan secara time series.
3.2.10. Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data. Analisis data
meliputi analisis konsentrasi kekeruhan, pH, dan fosfat dalam angka penurunannya
serta bahasan kondisi selama penelitian berlangsung. Analisis data tersebut
diharapkan dapat menghasilkan data berupa kemampuan biji trembesi untuk
penurunan fosfat dalam outlet unit effluent treatment, yaitu dilakukan dengan cara:
a. Editing data
Hasil data primer dari penelitian diolah lebih lanjut untuk mengetahui
hubungan antara variabel-variabel uji.
b. Tabulasi dan Grafik
12
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Dilakukan tabulasi dan grafik untuk mengetahui pola penurunan fosfat yang
terjadi pada unit effluent treatment.
3.2.11. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian dan analisa data yang dilakukan sehingga didapatkan kondisi efektif pH
optimum dan dosis koagulan optimum alternatif dalam menurunkan kadar fosfat
pada limbah cair industri pupuk.

13
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Gambar 3.2 Kerangka Penelitian

14
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Peraturan dan Kajian Kajian Pustaka


Pustaka : Realitas :
1. Kandungan fosfat yang 1. Kadar fosfat dalam limbah
tinggi dapat menyebabkan cair industri pupuk contohnya Penelitian Pendahuluan
eutrofikasi limbah PT Petrokimia Gresik
2. Beberapa studi memiliki konsentrasi sebesar
membuktikan bahwa ekstrak 0-29 mg/l Penelitian Lanjutan
biji tanaman , contohnya biji 2.Penggunaan koagulan
trembesi , biji kelor, dan alami dari ekstrak tanaman
kacang merah mampu GAP
kurang dipublikasikan dan
bekerja efektif sebagai Persiapan Alat dan Bahan
dimanfaatkan kegunaannya
koagulan alami . untuk mengolah limbah .
3. Koagulan kimia dari bahan 3. Penggunaan koagulan dari
inorganik contohnya alum bahan alum dan polimer
Analisis Awal pH ,
dan polimer sintetis sintetis masih banyak
Kekeruhan , dan Fosfat
mengandung zat digunakan untuk mengolah
karsinogenik , neurotoksisitas air bersih atau air limbah .
dan menyebabkan alzheimer
(Scriban,2006 ) Jar Test

Identifikasi Masalah Tujuan Hasil

Bagaimana pengaruh pH terhadap Analisis Akhir pH,


Menentukan pH optimum Kekeruhan , dan Fosfat
kemampuan koagulan alami dari pH optimum dari
koagulan alami dari ekstrak biji
ekstrak biji trembesi , biji kelor, dan koagulan biji
trembesi, biji kelor, dan
kacang merah untuk dalam trembesi , biji kelor ,
kacang merah terhadap
penurunan kadar fosfat pada dan kacang merah
penurunan fosfat Pengumpulan Data
limbah cair industri pupuk

Bagaimana pengaruh dosis koagulan


Menentukan dosis optimum dosis optimum dari Analisa hubungan antara
terhadap kemampuan koagulan alami
koagulan alami dari ekstrak biji pH optimum variabel pH optimum , dosis
dari ekstrak biji trembesi , biji kelor,
trembesi, biji kelor, dan koagulan biji optimum koagulan dengan %
dan kacang merah untuk dalam
kacang merah terhadap trembesi , biji kelor , removal fosfat dengan tabel
penurunan kadar fosfat pada limbah
penurunan fosfat dan kacang merah dan grafik
cair industri pupuk

% removal fosfat
Bagaimana besar kemampuan % Menentukan besar % removal
dari pH optimum dan
removal kadar fosfat oleh koagulan fosfat oleh koagulan alami dari
dosis optimum
alami dari ekstrak biji trembesi , biji ekstrak biji trembesi , biji kelor,
koagulan biji
kelor, dan kacang merah pada dan kacang merah pada
trembesi , biji kelor ,
limbah cair industri pupuk limbah cair industri
dan kacang merah

15
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB IV
JADWAL KEGIATAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

4.1. Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diperkirakan membutuhkan waktu ±4
bulan dan dilakukan di laboratorium Teknik Lingkungan. Rencana jadwal pelaksanaan
TA adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Febr
I II
1 Studi Literatur
4.2.
2 Pegajuan proposal
Rencana Anggaran Biaya
Perkiraan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk seluruh rangkaian penelitian
ini direncanakan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya

3 Persiapan alat dan bahan


No Kegiatan
Kebutuhan

Jumlah Satuan
Harga Satuan
Biaya
(Rp)
Satuan
Biaya
Total (Rp)

1 Pelaksanaan analisa
Bahan Pustaka (buku, jurnal,
internet)
150.000

2 Bahan Pembuatan Laporan

4 kualitas limbah
Kertas A4
Refill tinta
3
1
rim
buah
35.000
35.000
/rim
/buah
105.000
35.000

3
Pengumpulan dan
CD
Bahan Percobaan
3 keping 3.500 /keping 10.500

5 analisa data
Biji-Biji Koagulan 3 kg 10.000 /kg 30.000
Biaya Peralatan & Bahan
1.500.000
4 Analisa Laboratorium
5
Evaluasi pembahasan
Dokumentasi
Penggandaan
penelitian
progres
5 jilid 25.000 /jilid
125.000

hasil analisa data dan


Penggandaan laporan akhir
penelitian 5 jilid 35.000 /jilid
175.000

16

6 penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan
PROPOSAL TUGAS AKHIR

7 Transportasi 25 liter 4.500 /liter


Total Biaya 2.258.000

DAFTAR PUSTAKA

Antov, Mirjana., Sciban, Marina B. dan Nada J. Petrovic. 2009. Proteins from Common Bean
(Phaseolus Vulgaris) Seed as a Natural Coagulant for Potential Application in Water
Turbidity. http://www.sciencedirect.com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6V24-
4XTP2ND-6-
3&_cdi=5692&_user=10&_pii=S0960852409015247&_origin=search&_coverDate=0
4/30/2010&_sk=998989992&view=c&wchp=dGLzVlb-
zSkzS&md5=a197a5f58231f0a5e6bafd75f03dbed8&ie=/sdarticle.pdf
APHA AWWA. 1998. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater 20th
Edition. Washington : American Public Health Assosiation.
Beltran-Heredia, J.,Sanchez-Martin, J. dan MC. Comez-Mufloz. 2010. New Coagulant
Agents from Tannin Extract : Preliminary Optimisation Studies.
http://www.sciencedirect.com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6TFJ-50GWNF7-2-
J&_cdi=5228&_user=8945190&_pii=S138589471000611X&_origin=search&_zone=
rslt_list_item&_coverDate=09/01/2010&_sk=998379996&wchp=dGLzVzb-
zSkWA&md5=4510f4e0ec6e55eec7f7909070de28df&ie=/sdarticle.pdf-new coag\
Benefield, L.D., Joseph F.J dan Barron L.W.1982. Proccess Proses Chemistry for Water and
Wastewater. New Jersey : Prentice-Hall., Inc.
Davis, M.L. and D.A Cornwell. 1991. Introduction to Environmental Engineering 2nd ed. Mc
Graw-Hill. New York.
Flores, EM. 2002. Samanea Saman (Jacq.) Merr.
http://www.rngr.net/publications/ttsm/species/PDF.2004-03-16.2148/at_download/file
Gonzales, Griselda., et al. 2006. Use of Exudated Gum Produced by Samanea Saman in The
Potabilization of The Water.
http://revistas.luz.edu.ve/index.php/rtz/article/viewFile/1497/1454
Khasanah, Uswatun. 2008. Efektifitas Biji Kelor (Moringa oleifera) sebagai Koagulan Fosfat
dalam Limbah Cair Rumah Sakit (Studi Kasus di Dr. Saiful Anwar Malang)
http://lib.uin-malang.ac.id/abstract/03530023.pdf
Lee, C.C. 1999. Handbook of Environmental Engineering Calculations. USA : McGraw-Hill.
Masduqi, Ali. Dan Agus Slamet. 2002. Satuan Operasi. Surabaya : Jurusan teknik
Lingkungan FTSP ITS.
Rambe, Ahmad Mulia. 2009. Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Koagulan
Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4415/1/09E00720.pdf
Reynold, D.Tom dan Paul A. Richards. 1995. Unit Operations and Proccess in environmental
Engineering Second Edition. Boston : PWS Publishing.
Sawyer, Clair N., McCaroty , Perry L dan Gene F. Parkin. 1994. Chemistry for
Environmental Engineering Fourth Edition. USA : McGraw Hill Book., Co.
Schulz, Christoper dan Daniel Okin A. 1984. Surface Water Treatment for Communities in
Developing Countries. New York : John Wileys & Sons.
Sciban, Marina.B., Klasnja, Mile T. dan Jelena Lj. Stojimirovic. 2005. Investigation Of
Coagulation Activity Of Natural Coagulants From Seeds Of Different Leguminose
Species. http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/1450-7188/2010/1450-71881041141S.pdf

17
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Solis, E. Gaitan, et al. 2001. Microsatellite Repeats In Common Bean (Phaseolus vulgaris)
Isolation, Characterization, And Cross-Species Amplification In Phaseolus Sp.
https://www.crops.org/publications/cs/articles/42/6/2128
Staples, George. 2006. Samanea Saman. http://www.agroforestry.net/tti/Samanea-raintree.pdf
Sutherland, et al. 1994. Moringa Oleifera as a Natural Coagulant.
http://www.terramarebeheer.nl/tudelft/Moringa%20oleifera%20as%20a%20natural
%20coagulant.pdf

18
PROPOSAL TUGAS AKHIR

UJI KEMAMPUAN KOAGULAN ALAMI DARI EKSTRAK BIJI TREMBESI


(SAMANEA SAMAN), BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA), DAN KACANG
MERAH (PHASEOLUS VULGARIS) DALAM PROSES PENURUNAN KADAR
FOSFAT PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI PUPUK

“Ability Test of Natural Coagulant from Crude Extract of Rain (Samanea Saman) Seed,
Kelor (Moringa Oleifera) Seed, and Red Bean (Phaseolus Vulgaris) Seed on the Process
of Removing Phosphate Value in Wastewater Fertilizer Industry”

Oleh:
Siti Dewi Ratna Utami
NRP. 3307 100 078

Dosen Pembimbing:
Arie Dipareza Syafei, ST., MEPM.
NIP. 198201192005011001

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2011
PROPOSAL TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Perumusan Masalah
2
1.3. Ruang Lingkup
2
1.4. Tujuan Penelitian
2
1.5. Manfaat Hasil Penelitian
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengadukan (Mixing) 3
2.2. Koagulasi 3
2.3. Flokulasi 3
2.4. Ortofosfat 4
2.5. Padatan Tersuspensi 4
2.6. Kekeruhan 4
2.7. Jar Test 4
2.8. Koagulan Biji Trembesi (Samanea Saman) 5
2.9. Koagulan Biji Kelor (Moringa Oleifera) 6
2.10. Koagulan Biji Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Kerangka Penelitian 8
3.2. Langkah Kerja Penelitian 8
3.2.1. Persiapan Alat dan Bahan 9
3.2.2. Persiapan Ekstraksi Biji 9
3.2.3. Analisa Awal 9
3.2.4. Analisis Kekeruhan dan pH 10
3.2.5. Analisis Fosfat
10
3.2.6. Jar Test
10
3.2.6.1. Prosedur pH terhadap Penurunan Konsentrasi Fosfat
11
3.2.6.2. Prosedur Dosis terhadap Penurunan Konsentrasi Fosfat
11
3.2.7. Analisa Akhir 11
3.2.8. Pengumpulan Data 11
3.2.9. Analisis Data 11
3.2.10. Penarikan Kesimpulan
11

i
PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB IV JADWAL KEGIATAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


4.1 Jadwal Kegiatan 13
4.2 Rencana Anggaran Biaya 13

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR

URAIAN SINGKAT

Proses koagulasi dan flokulasi pada unit pengolahan air limbah pada umumnya
menggunakan bahan inorganik yaitu, tawas dan polimer sintetis sebagai bahan koagulan
untuk menghilangkan koloid dan kandungan organik. Padahal bahan inorganik telah diteliti
mengandung zat yang berpotensi menyebabkan penyakit Alzheimer, memiliki
neurotoksisitas, dan zat karsinogenik. Perlu ditemukan alternatif lain dari bahan yang aman
dan ramah lingkungan untuk menggantikan koagulan dari bahan kimia yang mengandung
zat berbahays tersebut. Pemanfaatan koagulan dari bahan alami perlu dikembangkan lebih
lanjut dikarenakan bahan lebih ekonomis, mudah didapat, dan ramah lingkungan.
Koagulan alami dari ekstrak tanaman mampu menjernihkan air karena kandungan protein
yang tinggi dapat mengikat anion dari partikel koloid dengan rapat sehingga mempercepat
proses koagulasi flokulasi.
Konsentrasi fosfat dalam limbah cair yang tidak sesuai baku mutu akan
menyebabkan masalah lingkungan yaitu eutrofikasi, yaitu keadaan di mana muncul nutrien
berlebihan ke dalam ekosistem air, sehingga terjadi ketidakseimbangan ekosistem perairan.
Perlu adanya pengendalian konsentrasi fosfat pada buangan limbah cair dengan
memperhitungkan koagulan alami dapat menghilangkan kadar fosfat dengan kemampuan
yang berbeda-beda karena terdapat zat aktif yang mampu mengikat fosfat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bahan-bahan alami yaitu
ekstrak biji trembesi, ekstrak biji kelor, dan ekstrak biji kacang merah sebagai koagulan
dengan variasi konsentrasi limbah cair 100 %, 75 %, dan 50 %, variasi awal pH 4, 6, 7, 8,
10 dan variasi awal dosis koagulan 5, 50, 500, dan 5000 mg/l kemudian diperkecil lagi pH
optimum dan dosis optimum yang ditemukan sehingga dapat diketahui pH optimum dan
dosis optimum yang sesuai digunakan dalam rangka menurunkan konsentrasi fosfat,
kekeruhan, dan pH limbah cair industri pupuk.
Penelitian ini dimulai dengan mengekstraksi biji trembesi, biji kelor dan biji kacang
merah kemudian didinginkan lalu dilakukan metode jar test untuk proses koagulasi dengan
kecepatan 230 rpm selama 2 menit dan flokulasi dengan kecepatan 30 rpm selama 15
menit menit dengan waktu pengendapan hingga 1 jam. Kemudian dianalisa penurunan
konsentrasi fosfat, kekeruhan, dan pH dengan metode analisa sesuai Standard Method.
Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan koagulan
kimia dengan koagulan alami yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi makhluk hidup.
.

Kata kunci : koagulan, ekstrak biji trembesi, biji kelor, biji kacang merah, fosfat.

iii

You might also like