You are on page 1of 11

LAPORAN OBSERVASI EVALUASI PEMBELAJARAN

DI SMKN 2 MALANG

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Evaluasi Pendidikan


yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd.

Disusun oleh :

Andika Bagus Nur R (209513423908)


Andri S (209513421200)
Okta Mitra (209513420417)
M. Santowi (209513421202)
Muhammad Jainudin (209513421931)
Pipit Agung P (209513421199)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

Pebruari 2011
KATA PENGANTAR

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kulaih Evaluasi


Pembelajaran yang dibina Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd. Laporan ini
menyajikan suatu kegiatan dan laporan observasi di SMKN 2 Malang, Jl.Veteran
17(551504), Kab. Malang.

Untuk mempermudah dalam mengerti isi laporan ini, maka telah dilampirkan
surat-surat yang diperlukan. Pada bagian akhir laporan ini, telah ditulis dan
dijelaskan kesimpulan-kesimpulan dari isi laporan ini.

Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT
2. Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis, M.Pd.
3. Seluruh teman-teman S1 Pendidikan Teknik Otomotif
yang selalu senantiasa mendukung dan banyak menyumbang tenaga sehingga
observasi dan laporan ini dapat selesai tepat waktu.

Kami yakin bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan atau kekeliruan, untuk hal ini saran-saran dan usul perbaikan kami
terima dengan tangan terbuka.

Malang, 13 Pebruari 2010

TIM PENYUSUN
A. LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) mempunyai tujuan


menyiapkan calon tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, berketerampilan
dan berkompeten dalam dunia industri. Secara khusus tujuan SMKN adalah
untuk memberi bekal kepada peserta didik skill-skill yang sesuai dengan
program tertentu yang dipilih. Pada kesempatan kali ini kami telah
melakukan observasi di SMKN 2 Malang, Jl.Veteran 17(551504), Kab.
Malang. DI SMKN ini terdapat enam program keahlian yaitu Teknik
Keperawatan Sosial, Usaha Perjalanan Wisata, Akumodasi Perhotelan, Jasa
Boga, Keperawatan, Teknik computer dan jaringan. Sesuai dengan fungsinya
sebagai sekolah kejuruan, maka pendidikan yang diperankan meliputi teori
dan praktikum dengan perbandingan persentase praktikum : teori sebesar
70% : 30%. Hal ini bercermin pada dunia industry yang sangat
mendominankan skill aplikasi dibanding dengan teori. Untuk itu SMKN 2
Malang telah menjalin hubungan dengan berbagai industry umum. Adapun
untuk program mata pelajaran yang diberikan di SMK ini hampir sama
dengan sekolah-sekolah menengah kejuruan lainnya yaitu program normatif,
program adaptif dan program produktif.

Program normatif merupakan program yang berisi memuat pelajan


umum seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS dan mata pelajaran-
mata pelajaran lain sebagai penunjang. Program adaptif merupakan program
yang diisi oleh mata pelajaran berupa pembelajaran umum yang menuju ke
khusus dan lebih mengacu pada kompetensi kejuruan. Sedangkan program
produktif adalah program yang diunggulkan dan menjadi inti dari
karakteristik SMK ini. Program produktif menjadikan siswa SMK memiliki
skill tertentu dan bisa dijadikan sebuah kompetensi tertentu

Berlangsungnya proses pembelajaran SMKN 2 Malang perlu adanya


kontroling dari pihak-pihak yang berkaitan dengan SMK tersebut. Data
mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai
dengan standart tertentu.. Tujuan diadakannya evaluasi pembelajaran adalah
untuk mengakumulasikan informasi kebpribadian dan kemampuan. Penilaian
hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi


(angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat
keputusan. Penilaian merupakan bagian dari assesment. Evaluasi sebagai
tahap awal untuk dijadikan sebuah pijakan membenarkan dan memperbaiki
taraf mutu sebuah system. Dalam hal ini, penilaian yang dilakukan dengan
harian dan perkopetensi. Itu dimaksudkan untuk agar lebih terinci dalam
menghimpun sebuah informasi. Pada SMKN 2 Malang mengadopsi cara
penilaian terseut. Dengan pembagian waktu pengevaluasian.

B. INSTRUMEN PENILAIAN
Dalam teorinya, instrumen dalam evaluasi pembelajaran dibedakan
menjadi dua yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes
merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau
salah. Tes juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan
jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan
tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek
tertentu dari orang yang dikenai tes. Hasil tes merupakan informasi tentang
karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Tes merupakan salah satu
cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak
langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap sejumlah stimulus atau
pertanyaan.
Instrumen nontes adalah suatu alat penilaian yang biasanya dipergunakan
untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes dengan
tidak menggunakan tes. Hal ini berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh
peserta tes tidak bisa dikategorikan sebagai jawaban benar atau salah
sebagaimana interpretasi jawaban tes. Dengan teknik nontes maka penilaian
atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta
didik melainkan dilakukan dengan cara tertentu.
Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta
didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan
(psychomotoric domain). David Krathwohl (1974), sebagaimana dikutip
Anas Sudijono (2005 : 54) mengembangkan taksonomi mengenai ranah
afektif ini dengan membaginya kedalam lima jenjang yaitu : (1) receiving
(menerima) (2) responding (merespon) (3) valuing (menilai atau memaknai),
(4) organization (mengorganisasi) dan (5) characterization by a value or value
complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau nilai yang kompleks).
Contoh teknik penilaian nontes adalah observasi, wawancara, dan
kuesioner. Teknik pengamatan jika dilakukan untuk melihat apakah
perbuatan siswa sudah benar atau tidak dapat dikategorikan sebagai teknik
tes. Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian nontes
yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan
responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Kuesioner merupakan bentuk
lain dari teknik nontes. Secara umum, ada dua jenis kuesioner yaitu kuesioner
tertutup dan terbuka.
Dalam melakukan penilaian kemampuan siswa, SMK Negeri 2 Malang
membagi ranah penilaian menjadi 3, yaitu:
1. Penilaian kognitif,
2. Penilaian psikomotorik, dan
3. Penilaian afektif.
Penilaian kognitif merupakan penilaian yang berkaitan dengan daya
serap siswa terhadap materi yang diberikan guru khususnya berupa materi
teori. Penilaian kognitif ini sering dilakukan dengan mengadakan tes dan
ulangan. Tes di sini dapat berupa tes lisan yang dilakukan dengan guru
memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan sebelumnya.
Sedangkan tes tertulis dilakukan dengan memberikan ulangan pada materi
tiap kompetensi dasar selesai. Dengan tes semacam ini guru dapat menilai
tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap materi khususnya yang berupa
teori. Penilaian kognitif ini merupakan bentuk dari instrumen tes.
Penilaian Psikomotorik merupakan penilaian yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan atau skill yang berupa
praktek langsung. Penilaian ini dilakukan guru dengan terlebih dahulu
memberikan jobsheet kepada siswa. Siswa diminta untuk menyelesaiakan
jobsheet tersebut dengan prosedur yang telah dijelaskan oleh guru
sebelumnya. Penjelasan dari guru adalah berupa materi teori dan contoh
langkah kerja.
Sedangkan penilaian afektif, yaitu penilaian terhadap sikap dan tingkah
laku siswa di sekolah. Untuk melakukan penilaian afektif ini setiap guru
memiliki buku nilai harian tersendiri. Buku nilai harian tersebut juga berisi
presensi siswa yang dilakukan guru itu sendiri. Penilaian afektif ini
merupakan penilaian yang tersulit karena berkaitan dengan tingkah laku
seseorang, namun tetap harus dilakukan karena tingkah laku siswa akan
berpengaruh juga pada saat siswa memasuki dunia usaha dan dunia industry.
Salah satu bentuk instrument non tes sebagian besar direalisasikan dalam
ranah afektif ini.
Di semua sekolah kejuruan, termasuk di SMK Negeri 2 Malang ini,
ketiga ranah tersebut selalu ada dlaam proses penilaian pembelajaran yang
ada. Ketiganya diberikan bobot yang berbeda, dan di setiap sekolah
mempunyai kebijakan tersendiri dalam melakukan hal tersebut.
C. PELAKSANAAN EVALUASI
Dalam pelaksanaanya, evaluasi dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran berlangsung. Sebelum masuk ke ranah evaluasi, guru di SMK
Negeri 2 Malang membuat semacam Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai acuan pembelajaran dalam satu semester. Dalam
penyusunannya, RPP di SMK Negeri 2 Malang ini memiliki prosedur sebagai
berikut:
1. Terdapat sebuah kurikulum sebagai acuan pokok pembelajaran di
SMK Negeri 2 Malang. Kuurikulum yang dipakai adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Kurikulum tersebut digunakan sebagai acuan pokok dalam pembuatan
program tahunan (prota) dan program semester (promes) yang
dilaksanakan setiap awal tahun.
3. Dalam pembuatan prota dan promes tersebut, sudah terdistribusi
Setandart Kompetensi (SK) yang akan diberikan dalam struktur
kurikulum.
4. Di dalam SK tersebut terdapat Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang di dalamnya juga terdapat Kompetensi, Kompetensi Dasar (KD),
Indikator. Dari kesemuanya itulah, soal-soal baik tes dan non tes
dibuat.
5. Dari Promes dan Prota tersebut, Ketua koordinator kompetensi
membuat sebuah acuan khusus setiap semester.
6. Acuan khusus tersebut diberikan kepada guru mata pelajaran dan
Waka Kurikulum.
7. Di tangan guru, dari acuan khusus tersebut ditindaklanjuti untuk
membuat sebuah RPP, dan di tengan Waka Kurikulum acuan khusus
tersebut digunakan untuk memonitoring kinerja guru dalam satu
semester tersebut.
Prosedur di atas adalah prosedur dalam pembuatan RPP yang dijadikan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran.

1. Macam-Macam Evaluasi yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Malang


Di SMK Negeri 2 Malang ini, terdapat 2 macam model Evaluasi,
yaitu kondisional dan terstruktur.
a) Evaluasi yang bersifat Kondisonal
1) Evaluasi Harian
Evaluasi ini biasa disebut dengan evaluasi formatif.
Pelaksanaannya dilaksanan setiap hari oleh guru mata
pelajaran terkait. Evaluasi harian ini bisa berupa tes maupun
non tes. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh manakah
penyerapan materi yang diberikan guru tersebut dalam tatap
muka tersebut.
2) Evaluasi Kompetensi
Tujuan dari Evaluasi Kompetensi juga hamper sama dengan
tujuan Evaluasi Harian. Akan tetapi yang membedakan adalah
tentang waktu pelaksanaanya. Evaluasi kompetensi
dilaksanakan setelah satu kompetensi dalam suatu mata
pelajaran tertentu selesai. Dan biasanya dilaksanakan 2-3 kali
dalam satu semester. Tergantung kepada banyaknya
kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut.
b) Evaluasi yang bersifat Terprogram
1) Evaluasi Tengah Semester (UTS)
Evaluasi ini dilaksanakan setiap tengah semester. Tujuannya
pun sama dengan evaluasi harian dan evaluasi kompetensi.
Yang membedakan adalah waktu pelaksanaannya saja.
2) Evaluasi Akhir Semester (UAS)
Evaluasi ini dilaksanakan setiap akhir semester. Tujuan
evaluasi ini adalah utntuk mengetahui sejauh manakah
kemampuan siswa dalam satu semester. Dari hasil evaluasi ini
juga menentukan kelulusan siswa terhadap mata pelajaran
tertentu. Apabila siswa tidak lulus dalam UAS ini, maka dia
wajib mengulanginya lagi melalui remedial. Hingga siswa
tersebut bisa lulus.
3) Ujian Nasional (UN)
Ujian ini dilaksanakan dalam akhir masa pembelajaran siwa.
Hasil evaluasi ini lenih mementukan lagi, yaitu menentukan
kelulusan siswa dari sekolah tersebut. Akan tetapi UN tidak
sepenuhnya menjadi penentu kelulusan. Kelulusan ditentukan
juga dengan Ujian Sekolah (US).

Secara umum pembagian evaluasi yang ada di SMK Negeri 2


Malang adalah tersebut di atas. Sedangkan dalam penentuan
kelulusan, dibentuklah sebuah Standar Kelulusan Belajar Minimal
(SKBM). Kritereria kelulusan tersebut dibuat oleh kelompok
bidang studi masing-masing, yang dipimpin oleh coordinator
bidang studi (bidang kompetensi), dan setiap mata pelajaran
SKBMnya pun berbeda-beda
3 aspek yang digunakan dalam menentukan SKBM adalah
sebagai berikut:
1) Kompleksitas
Kekomplekan dari mata kuliah itu senndiri. Kekomplekan ini
termasuk tentang tingkat kesulitan dan kemudahan dari mata
pelajaran tersebut.
2) Input siswa
Maksudnya adalah dari manakah asal siswa-siswa tersebut,
termasuk di dalamnya adalah kemampuan awal dari siswa
tersebut.
3) Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut juga
berpengaruh terhadap penentuan pembuatan SKBM.

Tujuan utama dari semua evaluasi di atas adalah untuk


menentukan seberapa jauh keberhasilan pembelajaran yang ada di
SMK Negeri 2 Malang. Dan pembelajaran tersebut dinyatakan
berhasil apabila tingkat kelulusannya mencapai 70-75 %.

D. PENGADMINISTRASIAN

Setiap pembelajaran memerlukan data yang tertulis yang mampu


mencakup seluruh aspek penialaian dan pembelajaran. Dalam hal ini sangat
penting dilakukan pengadministrasikan guna mencegah hal-hal yang akan
menjurus ke hal yang tidak sesuai dengan pembelajaran. Pengadministrasian
di SMKN 2 ini bisa berupa instrumen, model dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Bentuk dari administrasi itu sendiri meliputi :

1. Kartu Rencana Study (KRS)


Kartu Rencana Study (KRS) adalah kartu yang harus dimiliki oleh
setiap siswa di SMKN 2 Malang untuk memrogram mata pelajaran
ynag harus ditempuhnya dalam semester yang telah ditentukan.
Namun ada ketentuan tertentu agar tidak mengambil mata pelajaran
yang belum seharusnya diambil. Misalnya mata pelajaran lanjutan. Di
dalam KRS ini sudah ditentukan mata pelajaran jatah yang harus
diambil oleh siswa.

2. Penentuan Lembar Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)

KKM merupakna batas minimal yang harus dicapai oleh setiap siswa.
Dalam hal ini guru-guru mata pelajaran dalam program yang sama
melakukan rapat atau diskusi dan menentukan kesepakatan berapa
batasan minimal yang harus dicapai oleh siswa. Misalkan seluruh guru
mata pelajaran pada program produktif. KKM yang ditentukan oleh
forum guru di SMKN 2 Malang ini digunakan hanya untuk nilai per
Standart Kompetensi (SK).

3. Daftar Nilai Harian

Guru-guru di SMKN 2 Malang memiliki sebuah buku catatan nilai


harian, untuk melihat perkembangan setiap saat dari masing-masing
siswa. Ini dilakukan bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi rutin
terhadap siswa. Buku harian guru diolah dan dimanajemen oleh
masing-masing guru. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, tiap2tiap
uru akan menyimpulkan hasil penilaian harian tersebut

4. Kartu Hasil Study (KHS)

Kartu Hasil Study (KHS) SMKN 2 Malang ini diberikan kepada setiap
siswa ketika akhir semester. Dalam KHS ini dicantumkan hasil-hasil
akhir penilaian hasil pembelajaran selama satu semester. Dari KHS ini
juga, siswa dapat mengetahui ketidaktuntasan pada KD atau SK mata
pelajaran tertentu yang telah ditempuh selama satu semester.

5. Buku Nilai Kompetensi


Buku Nilai Kompetensi dimiliki oleh guru untuk digunakan sebagai
pegangan kompetensi-kompetensi apa yang seharusnya dicapai oleh
siswa dalam satu semester. Buku ini jga memuat lembar-lembar
khusus yang dapat digunakan untuk menilai hasil tiap evaluasi
terhadap kompetensi.

6. Rapor

Rapor merupakan proses akhir dari pengadministrasian setelah


melalui KRS, KKM , KHS, dan lain sebagainya. Rapotr juga
merupakan hasil mutlak pengakumulasian dari erbagai penilaian yang
terjadi dalam sekolah. Di SMKN 2 Malang, raport dibagikan kepada
wali murid. Di dalam rapotr juga menyangkut hasil ketuntasan berupa
penjelasan baik,kurang baik,cukup baik dan amat baik pada tiap mata
pelajaran. Rapotr sebagai finishing tahap pengadministrasian.

E. Hambatan

Pada dasarnya secara teoritis, metode evaluasi itu mudah untuk dilakukan,
akan tetapi pada praktiknya ada banyak halangan. Salah satu kendala yang
paling menonjol adalah jika berkaitan dengan kondisi siswa (terkait minat
belajar siswa yang rendah.

You might also like