Professional Documents
Culture Documents
N STANDAR YA TIDAK
O
1.
Standar pertama:
2.
Standar kedua:
3.
Standar ketiga:
4.
Standar keempat:
1. Mempunyai program:
Efisiensi biaya pelayanan kesehatan
Layanan kesehatan terpadu
Keselamatan pasien, mempunyai pedoman
pelayanan kesehatan yang telah disahkan
pimpinan RS,
Pendidikan dokter yang mengacu kepada program
pendidikan dokter FK setempat dan pendidikan
dokter spesialis (Sp1) serta pendidikan dokter
spesialis konsultan (Sp2) yang mengacu kepada
standar pendidikan profesi dokter, pendidikan
dokter spesialis (Sp1) dan dokter spesialis
konsultan (Sp2) FK setempat dan standar
pendidikan profesi dokter dari kolegium terkait
yang telah disahkan oleh KKI
Penelitian kesehatan (kedokteran, keperawatan
dan manajemen RS).
5.
Standar kelima;
1. Menggunakan obat-obatan sesuai dengan Daftar
Formularium Rumah Sakit yang telah disusun dalam 3 tahun
terakhir
2. Menggunakan antibiotik secara azaz manfaat dan selektif
(>80%)
3. Memberikan pelayanan pasien sesuai dengan kegiatan Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) (80%)
4. Memberikan pelayanan pasien sesuai dengan Standar
Pelayanan Medis (>80%)
5. Mempunyai Clinical Pathways dalam memberikan pelayanan
pasien (>80%)
6. Melaksanakan program cuci tangan dalam memberikan
pelayanan pasien (>80%).
6.
Standar keenam:
7.
Standar ketujuh:
3. Mempunyai perpustakaan
8.
Standar kedelapan:
Pelayanan
Pendidikan dokter/dokter spesialis
Penelitian
9.
Standar kesembilan:
perkembangan pelayanan
pendidikan dan penelitian rumah sakit
program upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan, pendidikan dan penelitian ditingkat unit
maupun institusi telah dievaluasi dan ditindaklanjuti.
TOTAL
ttd ttd
Catatan:
Positif :………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………FORMAT AUDIT
1. Input
A. Fasilitas Ruangan
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
3. STANDART RUANG PRE-CONFERENCE
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
4. STANDART RUANG PERAWATAN KELAS VIP
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Pengharum ruangan
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
STANDART RUANG PERAWATAN KELAS 1
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Pengharum ruangan
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
STANDART RUANG PERAWATAN KELAS 2
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
STANDART RUANG KAMAR MANDI
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
Kesimpulan
5. STANDART: TEMPAT IBADAH (MUSHOLA)
B : cukup baik
C : tidak bisa dipakai
Tanggal Audit :
Kesimpulan :
RUMAH SAKIT RUFAIDAH
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Note:
7. STANDART RUANG PENYIMPANAN BARANG
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
FORM NURSING AUDIT
Auditor Kepala Ruangan
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
8. STANDART RUANG ISTIRAHAT PERAWAT
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Kesimpulan :
Note:
RUANGAN : AN-NAHL
Kondisi : A: baik
B : cukup baik
Tanggal Audit :
(............................) (.............................)
Kesimpulan :
Note:
Peralatan Keperawatan
Keterangan:
Model TIM
Model Tim merupakan suatu model pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984).
Model TIM
Kepala Ruangan
Perawat Perawat
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Konsep model ini didasarkan kepada falsafah bawah sekelompok tenaga keperawatan
bekerja secara bersama-sama secara terkoordinasi dan kooperatif sehingga dapat berfungsi secara
menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan kepada setiap pasien.
Pada dasarnya di dalam Model Tim menurut Kron & Gray (1987) terkandung dua konsep
utama yang harus ada, yaitu:
1. Kepemimpinan
Kemampuan ini harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat profesional (Registered
Nurse) yang ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk bertanggung jawab terhadap
sekelompok pasien dalam merencanakan asuhan keperawatan, merencanakan penugasan
kepada anggota tim, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan yang
diberikan.
N PENILAIAN YA JARANG TIDAK
O
1. Kepala Ruangan
1.Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
2. Ketua Tim
1. Mengkaji setiap pasien dan menetapkan rencana keperawatan.
3. Anggota Tim
1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun.
ttd ttd
Catatan:
Positif :
………………………………………………………………………………………
Negatif :
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..
Metode penugasan pasien/metode kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu
atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu
tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan
menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien.
Tujuan :
Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan mencangkup seluruh aspek
keperawatan yang dibutuhkan
Perawat memberikan asuhan keperawatankepada seorang pasien secara menyeluruh
untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien dengan baik.
Menuntut kualitas dan kuantitas perawat yang tinggi
Sesuai untuk ICU, ICCU
Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan
langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.
Kekurangan metode kasus :
Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
Membutuhkan banyak tenaga.
Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab
klien bertugas.
Moral---perawat profmelakukan tugas non prof
Tidak dapat dikerjakan perawat non prof
Membingungkan
Kelebihan metode kasus:
Kebutuhan pasien terpenuhi.
Pasien merasa puas.
Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
Garis pertanggung jawaban jelas
Kebutuhan pasien cepat terpenuhi
Memudahkan perencanaan tugas
ttd ttd
Catatan:
Positif :
………………………………………………………………………………………
Negatif :
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
12. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota tim dan
memberikan bimbingan melalui pre atau post conference.
13. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang
diharapkan serta mendokumentasikannya.
19. Membuat perencanaan pulang klien sehingga dapat diberikan lebih awal.
TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
ttd ttd
Catatan:
Positif :
………………………………………………………………………………………
Negatif :
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
YA = 2 POINT
JARANG = 1 POINT
TIDAK = 0 POINT
Metode fungsional.
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaa asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu
sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut
secara umum, yaitu :
a. Kepala Ruangan
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasien, membuat penugasan,
melakulan supervisi.
b. Perawat staf :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana :
Melaksanakan askep langsung pada pasien, pasien dalam masa pemulihan kesehatan dan
pasien dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL)
d. Pembantu Perawat :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi
tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Administrasi ruangan:
Menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan,
mencatat pasien masuk dan pulang, ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-
obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
NO PENILAIAN YA TIDAK
1. Kepala Ruangan
-Merencanakan pekeriaan
-Menentukan kebutuhan perawatan pasien
-Membuat penugasan
-Melakulan supervisi.
2. Perawat staf
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga
keperawatan
3. Perawat Pelaksana
-Melaksanakan askep langsung pada pasien, pasien dalam masa
pemulihan kesehatan dan pasien dengan penyakit kronik
-Membantu tindakan sederhana (ADL)
4. Pembantu Perawat
-Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk
mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun
bersih.
5. Tenaga Administrasi ruangan
-Menyampaikan pesan
-Memberi informasi
-Mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan
-Mencatat pasien masuk dan pulang, ruangan, membuat
permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan
TOTAL
Dari keseluruhan metode penugasan, kelompok kami mengambil metode TIM di ruangan
rawat Bedah “Anggrek” dengan 1 katim masing-masing shift.
b. Dokumentasi
FORMAT DOKUMENTASI
PENGKAJIAN YA TIDAK
1 Data pengkajian terdiri dari wawancara, observasi pemeriksaan fisik,
dan data penunjang
2 Melampirkan data penunjang dalam status klien
3 Sumber data berasal dari klien, keluarga atau orang terkait , tim
kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.
4 Data yang dikumpulkan, difokuskan yang terdiri dari:
a) Status kesehatan klien saat ini
b) Status kesehatan klien masa lalu
c) Status fisiologis – psikologis – sosial – spiritual
d) Respon terhadap terapi
e) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
f) Resiko-resiko tinggi masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN YA TIDAK
1 Perumusan diagnosis keperawatan terdiri dari :
a) (P)Masalah
b) (E)Penyebab
c) (S) Tanda atau gejala
atau terdiri dari
masalah dan penyebab (PE).
2 Diagnosa yang diangkat sesuai dengan data subjektif dan data objektif
yang didapat dari pengkajian
3 Data yang memadai untuk menetapkan diagnosa keperawatan
4 Prioritas diagnosa sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan teori
Maslow
5
Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data
terbaru.
2
Menyusun tujuan disesuaikan dengan keadaan klien
3
Menyusun kriteria hasil disesuaikan dengan keadaan klien
4
Menyusun perencanaan sesuai dengan keadaan klien
(……………………..)
CATATAN
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PETUGAS Perawat
1. Alat tulis
PERALATAN
2. Gelas ukur urine/urine bag
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Tahap Kerja
PROSEDUR
1. Menghitung in take oral (minum)
PELAKSANAA
2. Menghitung in take oral (makan)
N
3. Menghitung in take parenteral
4. Menentukan cairan metabolisme
5. Menghitung out put urine
6. Menghitung out put feces
7. Menghitung out put abnormal (muntah, drain,
perdarahan dll)
8. Menghitung out put IWL
9. Menghitung balance cairan
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan klien
2. Membereskan alat-alat
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
NILAI
No ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A ALAT
1 Alat tulis 1
2 Mencuci tangan 1
C Tahap Orientasi
D Tahap kerja
E Tahap Terminasi
2 Membereskan alat-alat 1
3 Mencuci tangan 1
F Dokumentasi 1
TOTAL 51
Keterangan
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan tapi belum tepat
2 = Dilakukan secara tepat
Jumlah
81-100 = Sangat baik
71-80 = Baik
61-70 = Cukup baik
51-60 = Kurang
< 50 = Buruk
(……………………) (…………………………..)
Nama Jelas Nama Jelas
Auditor
c. Skill
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………..
PEMASANGAN NGT
N INTERVENSI NILAI
0 1 2
O
1 Menyiapkan peralatan:
1) Pipa lambung (NGT) sesuai ukuran
2) Drain bag jika diperlukan
3) Kom berisi air masak
4) Gunting
5) Plester
6) Stethoscope
7) Xylocain jelly 2%
8) Sarung tangan disposable yang bersih
9) Spuit/ 50 cc cath tip
10) Senter
11) Tong spatle, jika pasien tidak sadar
12) Kertas tissue
13) Peralatan suction, jika diperlukan
14) Underpad
15) Bengkok
2 Kaji kebutuhan klien untuk dipasang NGT
3 Cuci tangan
4 Kaji kulit sekitar hidung
5 Nilai reflex menelan dengan cara memerintahkan pasien untuk
menelan air saliva atau menyentuh ovula dengan tong spatel (jika
pasien tak sadar)
6 Cek kembali riwayat masalah hidung (epistaksis, bedah oral fasial,
riwayat aspirasi & terapi antikoagulan)
7 Lihat kembali instruksi dokter untuk menentukan tipe NGT dan
jadwal enteral feeding
8 Auskultasi bising usus
9 Cuci tangan kembali
10 Beritahu dan jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan komunikasi dengan mengangkat tangan jika tak
nyaman.
11 Bantu pasien dalam posisi duduk tegak atau semi fowler dengan
mengangkat tangan jika tidak nyaman
12 Bantu pasien posisi dudk tegak atau semi fowler dengan kepala
agak menunduk atau menekuk ke depan (bila tidak ada
kontraindikasi)
13 Tutup pintu/gorden/scerem
14 Letakkan underpad didada & tissue dibawah dagu
15 Siapkan plester kira-kira 10 cm
16 Tentukan panjang pipa lambung yang akan dimasukkan dengan
cara mengukur dari hidung ke telinga dan sampai ke processus
xypoideus kemudian beri tanda dengan plester.
17 Gunakan sarung tangan
18 Beri xylocain jelly pada ujung pipa lambung kurang lebih 2-4cm
19 Pegang pipa lambung kurang lebih 7.5 cm dari ujung pipa lambung
yang akan dimasukkan
20 Masukkan ujung pipa secara perlahan –lahan melalui hidung dan
jika sadar pasien dianjurkan untuk menelan sambil pipa didorong
perlahan-lahan. Bila sampai ke nasofaring pasien dianjurkan flexi.
21 Ketika kira-kira NGT sudah sampai carina (25 cm) berhenti dan
dekatkan ujung NGT ke pipi (apakah terasa ada udara yang keluar?)
jika tidak
22 Lanjutkan memasukkan pipa lebih dalam sampai pada ukuran yang
telah ditandai
23 Cek posisi NGT dikerongkongan dengan senter dan tong spatel
24 Cek pipa apakah masuk ke lambung dengan melakukan salah satu
cara:
Menghisap cairan lambung dengan spuid
Memasukkan pangkal pipa lambung ke dalam kom berisi air
masak, sambil melihat ada/tidaknya gelembung udara.
Memasukkan udara dengan spuid melalui pipa lambung
sambil mendengarkan dengan stetoskop di daerah lambung,
setelah benar2 pipa masuk udara dihisap kembali
25 Fiksasi pipa lambung dengan plester menyilang diatas bibir
26 Masukkan air putih melalui pipa lambung sebanyak kurang lebih
10-20 cc kemudian pangkalnya ditutup.
27 Rapihkan pasien dan lingkungan
28 Bersihkan alat dan kembalikan pada tempatnya
29 Lepaskan sarung tangan dan masker
30 Cuci tangan
31 *Dokumentasikan kegiatan (ukuran NGT, Lokasi NGT, cairan yang
di aspirasi)
Jumlah
TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
No Intervensi Nilai
0 1 2
1 Review rekam medis pasien (jenis oprasi, kondisi luka, obat-
obatan yang diberikan)
2 siapkan alat-alat yang dituhkan
1. Set ganti balutan steril berisi :
Pincet anatomis
Pincet chirurgis
Kom/mangkuk steril 2 buah
Gunting lurus
Kapas lidi
Kasa steril
2. Sarung tangan steril disponsible
3. Hipafix atau opsite
4. Gunting
5. Cairan antiseptic : alcohol 70 % atau betadine jika
dibutuhkan
6. Bengkok atau kantong plastic kuning
7. Kasa steril jika dibutuhkan
8. Obat luka sesuai kebutuhan
9. Underpad
10. Micropor
11. Cairan Nacl 0,9%
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
AFF JAHITAN
N INTERVENSI NILAI
0 1 2
O
1 Pelajari rekam medis pasien (obat yang di pergunakan, kondisi luka
oprasi)
2 Siapkan peralatan :
1. Set angkat jahitan steril
1 pincet anatomis
1 pincet chirrurgis
1 gunting angkat jahitan
1 om steril
3 kassa steril (dipak dipisah dengan alat)
2 lidi kapas
2. NaCl 0,9% 25 cc
3. Bethadine jika di perlukan
4. Satu pasang sarung tangan steril jika ada
5. Satu pasang sarung tangan non steril
6. Obat sesuai intruksi jika ada
7. Bengkok atau kantung plastic kuning
8. Catatan tindakan keperawatan
3 Ucapkan assalamualaikum saat masuk ke kamar pasien
4 Perkenalkan diri (fase kontrak)
5 Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarganya
6 Dekatkan alat-alat pasien
7 Cuci tangan
8 Gunakan sarung tangan non steril
9 Buka balutan luka oprasi
10 Lepaskan sarung tangan non steril
11 Gunakan sarung tangan steril jika ada
12 Buka set angkat jahitan,, dan buka pembungkus kassa steril dan lidi
kapas dengan memperhatikan teknik aseptic
13 Isi mangkuk dengan NaCL 0,9% secukupnya
14 Basahi lidi kapas dengan NaCL 0,9%
15 Bersihkan luka oprasi dengan lidi kapas tersebut dengan memutar
dari dalam ke luar atau dari bawah ke atas
16 Jika ada pus bersihkan dengan betadine.
17 Pegang pincet anatomis dengan tangan non dominan dan gunting di
tangan dominan
18 Tarik sedikit simpul jahitan keatas dengan menggunakan pincet
anatomis sambil pasien di intruksikan menarik nafas dalam
19 Masukan ujung gunting yang melengkung ke benang, di bawah
simpul jahitan kemudian gunting
20 Tarik benang menggunakan pincet anatomis tersebut kelur tubuh
pasien
21 Lakuakan prosedur 17-20 untuk setiap simpul jahitan
22 Setelah selesai angkat jahitan, usapkan luka oprasi dengan
betadhine dengan menggunakan lidi kapas
23 Tutup luka dengan kassa steril
24 Fiksasi dengan plester
25 Rapihkan alat-alat
26 Buka sarung tangan
27 Cuci tangan
28 Beritahukan kondisi dan tindakan telah selesai kepada pasien dan
keluarga
29 Catat waktu, kondisi luka dan pasien pada catatan keperawatan
Jumlah
TOTAL
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
SUCTION
N INTERVENSI NILAI
0 1 2
O
1 Cek instruksi penghisapan lender
2 Persiapan alat:
O2 dan perlengkapannya
Alat penghisap lender dengan botol berisi air
Kateter penghisap steril sesuai ukuran
Sepasang sarung tangan
Kom kecil bertutup, berisi aquadest steril
Sediakan spatel lidah (kalau perlu)
Stetoscop
Kertas tissue
Ambu bag dan perlengkapannya (kalau perlu)
Masker
Google (kaca mata)
Schort
Tissue
3 Siapkan klien:
Jelaskan prosedur
Jaga privasi: tutup pintu, pasang scerem, gunakan selimut
4 Kaji adanya tanda dan gejala dari sumbatan jalan nafas sehingga
memerlukan penghisapan lender
5 Cuci tangan
6 Membantu pasien dalam posisi terlentang dengan kepala miring kea
rah perawat (jika tidak sadar), atau posisi semi fowler (jika sadar)
7 Letakkan tissue / underpad di dada pasien
8 Meninggikan konsentrasi pemberian oksigen
9 Atur tekanan suction:
Dewasa : 100-120 mmHg
Anak : 95-110 mmHg
Bayi : 50-95 mmHg
10 Memakai sarung tangan
11 Menghubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap
12 Menghisap lender dengan cara:
Menghidupkan mesin
Memasukkan kateter penghisap ke dalam kom berisi
aquadest / air matang untuk mengontrol apakah alat
penghisap bekerja dengan baik
Menjepit pangkal kateter dengan tangan kiri, sehingga
kateter penghisap masuk dalam keadaan tidak menghisap
Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam
mulut / hidung sampai kerongkongan. Bila perlu kateter
dimasukkan lebih dalam dengan menggunakan spatel lidah
waktu menghisap lewat mulut.
Melepaskan jepitan dan menghisap lender sambil menarik
kateter perlahan-lahan dengan arah diputar
Kalau perlu diambu untuk membantu pernafasan bila
setelah prosedur penghisapan lender keadaan umum pasien
memburuk.
Member tenggang waktu 20-30 detik apabila akan dilakukan
suction kembali
Anjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam setelah suction.
Membilas kateter penghisap dengan aquadest steril /air matang
Lamanya suction 10-15 detik sekali suction
Aukultasi suara nafas untuk mengkaji keefektifan suction
Mematikan mesin dan melepaskan kateter dari selang penghisap,
kemudian kateter penghisap dibuang ke tempat sampah medik
Melepaskan sarung tangan
Perawat mencuci tangan
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
PEMASANGAN INFUS
N INTERVENSI NILAI
0 1 2
O
1 Baca instruksi pemasangan infuse klien
2 Siapkan alat dan klien, jelaskan prosedur pada klien
Alat yang dibutuhakan
Tiang infuse
Cairan infuse sesuai yang dibutuhkan
Infuse set
Abocath sesuai ukuran yang dibutuhkan
Swab alkohol
Zat antiseptic
Kasa steril dan lidi kapas steril
Plester
Gunting
Pengalas (pelak dan laken)
Bengkok
Stuing
Sarung tangan disposable
3 Jaga/pertahankan privasi klien
4 Cuci tangan
5 Siapkan cairan infuse
6 Buka infus set
7 Tutup klem pada infuse set, kemudian sambungkan infuse set
dengan cairan
8 Gantungkan cairan infuse pada cairan infuse yang sudah disediakan
sesuai tempat pemasangan infuse klien
9 Buka klem pada infuse set dan isi ruang drip pada infuse set sampai
1/3 atau ½ ruang rip terisi cairan. Pertahankan ujung sambungan
selang infuse dan abocath tetap steril
10 Tutup selang infuse dengan penutupnya
11 Hilangkan gelembung udara yang masih terdapat pada selang
infuse. pastikan tidak ada gelembung udara pada selang infuse
(udara dapat masuk ke pembuluh darah dan menjadi emboli pada
pembuluh darah).
12 Cuci tangan
13 Pasang pengalas pada klien
14 Dekatkan bengkok
15 Tentukan vena untuk area pemasangan infuse pada klien:
Posisikan tangan lbih rendah dari jantung (posisi
memungkinkan aliran balik vena melambat dan vena lebih
terbendung sehingga memmudahkan proses penuaan).
Pilih area vena distal dahulu, baru ke proksimal
Pilih vena yang lurus, tidak bercabang
Hindari vena pada sendi
Cukur bulu-bulu pada area pemasangan, jika diperlukan
16 Pasang sarung tangan disposable
17 Stuing tangan klien dengan jarak 10-15 cm di atas vena yang
dipilih
18 Berikan area penusukan dengan swab/kapas alkohol dengan arah
melingkar dari luar kedalam atau ke bawah satu arah (tidak bolak-
balik), kurang lebih 5-10cm.
19 Tusukkan abocath pada vena dengan posisi sudut penusukkan 15-
300. Jangan sentuh area penusukkan.
20 Jika darah telah masuk, pada lumen jarum, tarik jarum, turunkan
sudut penusukkan hingga sejajar dengan kulit, lalau masukkan
seluruh kateter abocath pada vena perlahan, kemudian samungkan
dengan infuse set. Pertahankan sterilitas.
21 Lepaskan sarung tangan
22 Buka klem pada selang untuk mengalihkan caran infus
23 Plester kateter untuk fiksasi
24 Berikan antiseptic pada area penusukkan
25 Tutup area penusukkan dengan kassa steril, kemudian pasang
plester, catat tanggal, waktu, jenis dan ukuran abocath serta inisial
perawat
26 Hitung jumlah tetesan infuse sesuai instruksi
27 Catat tanggal dan waktu pemasangan infuse pada selang infus
28 Rapihkan klien
29 Lepas sarung tangan
30 Cuci tangan
31 *Dokumentasikan kegiatan (ukuran NGT, Lokasi NGT, cairan yang
di aspirasi)
Jumlah
TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
No Prosedur Nilai
0 1 2
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan menjelaskan tujuan
2. Menyiapkan alat
Kotak obat beserta obat-obatan yang dibutuhkan
Tempat obat
Daftar pemberian obat
Gunting
Kantong plastic
Baki kecil
Air minum, sesuai kebutuhan
Gelas ukur atau sendok obat (jika dibutuhkan)
Gerusan obat (jika diperlukan)
3. Perawat mencuci tangan
4. Ikuti prinsip “7 benar” (benar obat, benar nama pasien, benar dosis,
benar waktu pemberian, benar cara, lihat tanggal kadaluarsa, catat
dalam dokumentasi )
5. Menyebutkan nama pasien sambil melihat peneng pasien
6. Mencocokkan nama pasien pada kotak obat dengan daftar pemberian
obat
7. Mengkaji kemampuan pasien untuk menelan
8. Membagi obat ke tempat atau bokal sesaui dengan dosis sambil
mencocokkan dengan daftar pemberian obat
9. Jika obat dalam bentuk cair, tuangkan obat kedalam gelas obat atau
sendok obat
10 Membantu pasien minum obat
.
11. Memberi minum air putih
12 Merapikan alat
.
13 Perawat mencuci tangan
.
14 Mencatat pada daftar obat
.
Memberi obat melalui oral
Ruangan :……………………………………
Audit
(___________________)
Tanggal :
Note :
Ruangan : …………………………..
No Prosedur Nilai
. 0 1 2
1. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang aakan dilakukan
2. Menyiapkan alat :
Kotak obat beserta obat-obatan yang dibutuhkan
Tempat obat
Daftar pemberian obat
Gunting
Kantong plastic
Baki kecil
Air minum, sesuai kebutuhan
Gelas ukur atau sendok obat (jika dibutuhkan)
3. Perawat mencuci tangan
4. Melakukan prinsip 7 benar
5. Menyebut nama pasien
6. Memberiakn obat kepada pasien dibawah lidah hingga obat larut, selama
obat dibawah lidah dianjurkan pasien tidak menelan ludah
7. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya
8. Perawat mencuci tangan
9. Mencatat prosedur yang sudah dilakukan dalam daftar pemberian obat
dan catatan perawatan
Audit
(________________)
Tanggal :………………………………………………………………
Note:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……
Ruangan ; ………………………………
No Prosedur Nilai
. 0 1 2
1. Pasien diberitahu tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat :
Spuit 1cc atau spit khusus tuberculin
Alcohol 70%
Obat yang ditentukan oleh dokter
Bak suntik atau baki kecil
Sarung tangan
Daftar obat pasien
3. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di luar
4. Menutup pintu dan grdin atau skerem
5. Perawat mencuci tangan
6. Menyiapak obat sesuai dengan dosis yang ditentukan dan cek prinsip 7
benar
7. Mengatur posisi pasien
8. Tentukan daerah yang akan disuntuk dan permukaan kulit didesinfektan
dengan kapas alcohol 70% swab dengan cara memutar, lalu diregangakan
dengan tangan kiri
9. Menusukkan jarum pada kulit dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan posisi 5-10 derajat, pegang dan tarik daerah yang akan disuntuk
dengan tangan kiri anatar ibu jari dan empat jari lainya
10. Masukkan obat perlahan-lahan sampai permukaan kulit menggelembung
sekitar 6mm
11. Setelah obat masuk semua jarum dicabut dengan cepat, bekas tusukkan
jarum ditekan dengan alcohol 70% dan bekas tusukkan tidak boleh
dimassage
12. Melepas sarung tanagn dan observasi pasien selama 3-5 menit terhadap
reaksi alergi
13. Merapikan pasien dan lingkungan
14. Memebereskan alat
15. Mencatat prosedur yang dilakukan dalam catatan perawatan dan daftar
pemberian obat
16. Perawat mencuci tangan
Audit
(________________)
Tanggal : ……………………………………………
Note :
Ruangan : ……………………………….
No Prosedur Nilai
. 0 1 2
1. Menyiapkan peralatan :
Spuit 1cc atau spuit khusus
Alcohol 70% swab
Bak suntik atau baki kecil
Obat suntik yang ditentukan oleh dokter
Sarung tangan
Daftar obat pasien
2. Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di luar
4. Menutup pintu dan grdin atau skerem
5. Perawat mencuci tangan
6. Menyiapak obat sesuai dengan dosis yang ditentukan dan cek prinsip 7
benar
7. Mengatur posisi pasien
8. Tentukan daerah yang akan disuntuk dan permukaan kulit didesinfektan
dengan kapas alcohol 70% swab dengan cara memutar, tunggu sampai
mongering
9. Jarum ditusukkan dengan lubang menghadap ke atas dan membentuk
sudut 45 derajat dengan permukaan kulit
10. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat dimasukkan
perlahan-lahan
11. Setelah obat habis jarum suntik dicabut dengan cepat dan bekas-bekas
tusukkan jarum didesinfektan dengab alcohol 70% swab
12. Membuka sarung tangan
13. Merapihkan pasien dan lingkungan
14. Memberesakan alat
15. Perawat mencuci tangan
16. Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di catatan perawatan dan daftar
pemberian obat
Tanggal : Audit
(_________________)
Note:
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...
Memberi Obat Melalui Intra Muskuler
Ruangan :…………………………………………….
No Prosedur Nilai
0 1 2
1. Menyiapkan peralatan :
Spuit 1cc atau spuit khusus
Alcohol 70% swab
Bak suntik atau baki kecil
Obat suntik yang ditentukan oleh dokter
Sarung tangan
Daftar obat pasien
2. Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di luar
4. Menutup pintu dan grdin atau skerem
5. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Menyiapak obat sesuai dengan dosis yang ditentukan dan cek prinsip 7
benar
7. Mengatur posisi pasien
8. Tentukan daerah yang akan disuntuk dan permukaan kulit didesinfektan
dengan kapas alcohol 70% swab dengan cara memutar, tunggu sampai
mengering
9. Menusukkak jarum suntik tagak lurus (90 derajat) dengan permukaan
kulit
10. Melakukan aspirasi penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah
obat dimasukkan perlahan-lahan
11. Setelah obat habis jarum suntik dicabut dengan cepat dan bekas-bekas
tusukkan jarum didesinfektan dengab alcohol 70% swab sambil
dimassage
12. Membuka sarung tangan
13. Merapihkan pasien dan lingkungan
14. Memberesakan alat
15. Perawat mencuci tangan
16. Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di catatan perawatan dan daftar
pemberian obat
Tanggal : Audit
(__________________)
Note:
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………....
Memberi Obat Melalui Intravena
Ruangan :……………………………………………………..
No Prosedur Nilai
. 0 1 2
1. Menyiapkan peralatan :
Tourniquet
Spuit sesuai kebutuhan
Obat suntik yang ditentukan oleh dokter
Under pad/pengalas
Plester/band aid
Kantong plastic
Jam yang ada secondnya
Alcohol 70% swab
Bak suntik atau baki kecil
Sarung tangan
Daftar obat pasien
2. Dekatkan peralatan pada pasien
3. Cek kembali daftar pemberian obat dan prinsip 7 benar
4. Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan dilakukan
5. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di luar
6. Menutup pintu dan gordin atau skerem
7. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
8. Cek kembali gelang/peneng skerem
9. Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang ditentukan
10. Mengatur posisi pasien dan memasang under pad
11. Tentukan daerah yang akan disuntik kemudian dibendung di bagian
atasnya, selanjutnya permukaan kulit ddesinfektan dengan kapas alcohol
12. Jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
13. Melakukan aspirasi penghisap spuit ditarik sedikit, bila jarum berhasil
masuk ke dalam vena, darah akan keluar dan masuk ke dalam spuit atau
mengalir sendiri
14. Setelah berhasil buka segera tourniquet
15. Obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis
16. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut agak cepat dan bekas tusukkan
ditekan dengan kapas dan pasang band aid atau diplester
17 Daerah bekas tusukkan ditinggikan
18. Membuka sarung tangan
19. Merapihkan pasien dan lingkungan
20. Memberesakan alat
21. Perawat mencuci tangan
22. Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di catatan perawatan dan daftar
pemberian obat
23. Evaluasi repon pasien terhadap obat yang diberikkan
Tanggal : Audit
(__________________)
Note:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….
Memberi Obat melalui Vagina
Ruangan : …………………………………
Tanggal : Audit
(__________________)
Note:
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………....
Ruangan : ……………………………………
No. Prosedur Nilai
0 1 2
1. Menyiapkan peralatan :
Obat tetes mata yang ditentukkan
Kassa basah
Nacl 0,9% (25 cc)
Tissue
Sarung tangan
Daftar obat pasien
2. Cek pemberian obat dengan cara “7 benar”
3. Cek riwayat alergi pasien
4. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan dilakukan
7. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di luar
8 Menutup pintu dan gordin atau skerem
9. Posisi pasien duduk/tidur terlentang dengan kepala tengadah
10. Bersihkan mata pasien dengan kassa basah steril
11. Baca etiket obat sebelum memberikan pada pasien, pegang mata dengan
tangan kiri serta tissue dan tekan bagian bawah dan instruksikan pasien
melihat keatas
12. Letakkan tangan kanan yang memegang obat diatas dahi kemudian
teteskan obat mata. Pada saat meneteskan obat, mata klien menutup
ulangi lagi prosedur tersebut
13. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata
14. Bersihkan sisa obat yang ada dimata dengan kasa basah
15. Merapikah alat dan mengembalikan pada tempatnya
16. Perawat mencuci tangan
17. Catat dalam daftar pemberian obat dan catatan perawatan
Tanggal : Audit
(__________________)
Note:
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………....
d. Soft Skill
Format Penilaian Soft Skill Perawat
Catatan:
Positif :………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….
No PENILAIAN
ttd ttd
Catatan:
Positif :………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….
ttd ttd
Catatan:
Positif :………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….
FORMAT PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE) DI RUANG RAWAT BEDAH
“ANGGREK”
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………..
FASE-FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK*
ttd ttd
Catatan:
Positif :…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Negatif : .........................................................................................................
.................
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………..
Output (Survey)
Auditor
Nama Audit
FORMAT PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK PASIEN INFEKSI SALURAN
KENCING
No Pernyataan Nilai
0 1 2
1. Baca rekam medis pasien
2. Ucapakan salam dan Perkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Jelaskan tujuan pada pasien dan keluarga
5. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
6. Mengurangi konsentrasi patogen pada orifisum vagina
melalui tindakan higiene
a. Sering mandi pancuran daripada mandi rendam,
karena bakteri dalam air bak dapat masuk ke
uretra
b. Bersihkan sekeliling perineum dan mestus uretra
setiap selesai defekasi (dengan gerakan dari depan
ke belakang)
7. Minum dengan bebas sejumlah cairan dalam sehari untuk
membilas keluar bakteri, hindari kopi, the kola dan
alkohol
8. Berkemih setiap 2 sampai 3 jam dalam sehari dan
kosongkan kandung kemih engan sempurna
9. Jika hubungan seksual merupakan kejadian yang
mengawali berkembangnya bakteriuria:
a. Segera berkemih setelah melakukan hubungan
seksual
b. Minum agens antimikorobial oral dosis tunggal
setelah hubungan seksual
10. Jika bakteri tetep muncul, terapi antimikrobial jangka
panjang diperlukan untuk mencegah kolonisasi area
periuretral dan kekambuhan infeksi.
11. Jika diresepkan, pantau dan lakukan tes urin dip-slide
(microstix) terhadap adanya bakteri
12. Konsul dengan tenaga kesehatan secara teratur untuk
tindak lanjut, kekambuhan gejala, atau infeksi
nonresposif terhadap penanganan.
13. Tanyakan perasaan klien
14. Klarifikasi kata-kata yang tidak dimengerti
15. Ucapkan salam
16. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Skor :
≤ 60 : sangat kurang
< 80 : kurang
≥ 80 : baik
Tanggal diaudit :
Catatan :
Nama Pasien :
Tanggal :
o Ya
o Tidak
Komentar:
Tanda Tangan
Auditor
Nama Pasien :
Tanggal :
Unit rawat :
Terimakasih anda telah mengisi formulir ini. hasil dari semua pertanyaan ini sangat kami
butuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami kepada pasien.
Pasien
(___________________)
Format Penilaian Flebitis
osmolaritas
cairan infus
yang ekstrem
Terdapat pemberian
Pembengkak obat suntik
an. yang bisa
menyebabkan
peradangan
vena yang
hebat, antara
lain:
-kalium
klorida
-vancomycin
-amphotrecin
B
-
cephalosporins
-diazepam
-midazolam
-dan banyak
obat
khemoterapi
kulit
kemerahan bila partikel obat
timbul tidak larut
dengan sempurna selama
cepat di atas pencampuran dan
vena terbentuk
Mikropartikel
pada saat Penempatan
diraba kanula pada
terasa punggung tangan
hangat
panas
tubuh
cukup
tinggi
Menggunakan
kateter yang
terbuat dari
polivinil
klorida atau
polietilen
2. Plebitis Adanya nyeri penempatan
mekanis yang kanula yang
terlokalisasi dan dimasukkan
terdapat pada daerah
pembengkakan lekukan
pada area
penusukan
jarum infus.
Ukuran kanula
yang tidak
sesuai dengan
ukuran vena
3. Plebitis Teknik
bakterial pencucian
tangan yang
buruk
Kegagalan
memeriksa
peralatan yang
rusak.
Pembungkus
yang bocor
atau robek
mengundang
bakteri.
Teknik aseptik
tidak baik
Teknik
pemasangan
kanula yang
buruk
Kanula
dipasang
terlalu lama
Tempat suntik
jarang
diinspeksi
visual