You are on page 1of 37

c c

 
 

 
 Tujuan dari dilakukannya percobaan modulasi frekuensi ini adalah:
1. cisa membentuk gelombang termodulasi FM.
2. Memahami pengaruh tegangan input terhadap output modulator.
3. Mengamati dan menganalisa sinyal termodulasi oleh sinyal sinusoida.

 
 ‘lat-alat yang digunakan dalam percobaan modulasi frekuensi ini adalah:
1. Modul TPS-3421.
2. ë  .
3. |   .
4. m
    .
5. ‘      .
6. Kabel penghubung.

 
  
Modulasi adalah suatu proses perubahan parameter sinyal  atau
sinyal pembawa menggunakan sinyal informasi Sebagai contoh adalah proses
penyampaian informasi melalui ° °  Dalam teknik telekomunikasi, sinyal
analog (suara anda) diubah dahulu menjadi sinyal digital. Sinyal tersebut
dimodulasikan dan dibawa ke tempat tujuan (° ° ) dan didemodulasi
sehingga lawan bicara anda dapat mendengar suara anda di ° ° nya.
Tanpa adanya modulasi, informasi itu tidak akan dapat dikirim. Hal itu
disebabkan karena untuk mengirimkan suatu sinyal pada jarak tertentu diperlukan
frekuensi yang tinggi. Semakin tinggi frekuensinya, maka semakin jauh jangkauan
antarnya. Oleh sebab itulah dalam proses modulasi diperlukan sinyal 
dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi daripada sinyal informasi sehingga
informasi dapat disampaikan. Proses modulasi ini memiliki peranan penting
dalam penyampaian informasi. Hal itu disebabkan karena proses modulasi
memiliki banyak kegunaan, diantaranya:

a. Untuk memudahkan proses radiasi


Pada kanal komunikasi berupa udara, diperlukan antena untuk proses
pemancaran/radiasi penerimaan sinyal. Dengan adanya proses modulasi ini
dimensi antena akan lebih mudah untuk diwujudkan.
b. Untuk memungkinkan r   
Jika sebuah media transmisi dapat digunakan oleh beberapa kanal, maka
modulasi dapat digunakan untuk menempatkan masing-masing kanal pada
wilayah spektrum frekuensi yang berbeda. Proses penggabungan beberapa
sinyal untuk ditransmisikan serentak pada satu kanal inilah yang disebut
r   .
c. Untuk mengatasi keterbatasan peralatan
Pembuatan peralatan pengolahan sinyal (  ë     )
seperti   dan r memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk
spektrum frekuensi tertentu. Untuk itu, modulasi dapat digunakan untuk
menempatkan sinyal informasi ke wilayah spektrum tertentu dimana
pembuatan peralatan pengolahan sinyalnya menjadi paling mudah.
d. Untuk memungkinkan pembagian frekuensi
Modulasi memungkinkan beberapa stasiun radio ataupun televisi untuk
melakukan siaran secara bersamaan. Hal itu dilakukan dengan cara
menggunakan frekuensi sinyal pembawa yang berbeda sehingga tidak akan
terjadi interferensi antar stasiun. Di sisi penerima, dengan adanya modulasi
dapat dilakukan pemilihan terhadap stasiun siaran yang ingin ditonton atau
disiarkan.
e. Untuk mengurangi pengaruh   dan interferensi
Pengaruh   dan interferensi tidak dapat seluruhnya dihilangkan dari
sistem komunikasi. Dengan teknik modulasi tertentu dapat dimungkinkan
untuk menekan pengaruh gangguan tersebut. Sehingga interferensi sinyal
pada pengiriman informasi yang menggunakan frekuensi sama atau
berdekatan dapat diminimalisasikan.

Secara garis besar, modulasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu modulasi
analog dan modulasi digital. perbedaan mendasar antara modulasi analog dan
modulasi digital terletak pada bentuk sinyal informasinya. Pada modulasi analog,
sinyal informasi serta sinyal nya berbentuk analog sedangkan pada sinyal
digital sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal berbentuk analog.

a. Modulasi ‘nalog


Modulasi analog dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
! Modulasi ‘nalog Linier
Modulasi analog linier menerapkan proses translasi frekuensi
langsung dari spektrum sinyal informasi dengan menggunakan sinyal
pembawa sinusoidal. Yang termasuk dalam modulasi analog linier
adalah ‘r       (‘M), Disebut linier karena frekuensi
sinyal pembawa tetap / konstan.
‘M merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal
informasi digabungkan dengan sinyal pembawa () berdasarkan
perubahan amplitudonya. cesarnya amplitudo sinyal informasi
mempengaruhi besarnya amplitudo dari  tanpa mempengaruhi
besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang mengalami
perubahan adalah amplitudonya, ‘mplitudo sinyal pembawa berubah-
ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang
frekuensi ‘M adalah 500 Hz ± 1600 KHz dan panjang gelombang ‘M
adalah 1600 KHz ± 30000 KHz. Jika direntangkan dengan satuan meter,
jangkauan sinyal ‘M bisa mencapai puluhan ribu kilometer.
‘M merupakan saluran metode yang digunakan pertama kali untuk
menyiarkan radio komersil. ‘dapun kelemahan dari ‘M adalah mudah
terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh
  ° yang sempit.

·!"  Modulasi ‘M

! Modulasi ‘nalog Non-linier


Modulasi ‘nalog Non-linier bisa juga disebut dengan modulasi
sudut. Disebut non-linier karena frekuensi sinyal pembawa bisa
berubah-ubah. Pada modulasi ini, besarnya amplitudo sinyal informasi
mempengaruhi besarnya frekuensi dari  tanpa mempengaruhi
besarnya amplitudo sinyal pembawa. Yang termasuk dalam modulasi
ini adalah m
      (FM) dan ë°     (PM).
Parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah frekuensi dan
fasenya. Frekuensi sinyal pembawa berubah-ubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal informasi (untuk FM) dan fase sinyal
 berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal
informasi (untuk PM).
m
       (FM) akan dijelaskan pada subbab
berikutnya sedangkan ë°     (PM) merupakan bentuk
modulasi yang merepresentasikan informasi sebagai variasi fase dari
sinyal pembawa. ë°      (PM) Hampir mirip dengan
m
       (FM). Frekuensi pembawa bervariasi karena
adanya variasi fase serta tidak merubah amplitudo pembawa. ë° 
   (PM) jarang digunakan karena memerlukan perangkat keras
penerima yang lebih kompleks. ‘dapun Keuntungan dari PM adalah
potensi gangguan dan daya yang dibutuhkan PM lebih kecil.

·!"  Modulasi PM

b. Modulasi Digital


Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital ( 
r) ke dalam sinyal . Modulasi digital sebenarnya adalah
proses pengubahan karakteristik dan sifat gelombang pembawa ()
sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya atau yang disebut sebagai
r    memiliki ciri-ciri dari bit-bitnya (nilainya merupakan 0
atau 1). Dengan mengamati sinyal pembawanya (), kita bisa
mengetahui urutan bitnya disertai   ( r      ). Melalui
proses modulasi digital, sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim
ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman menggunakan proses
modulasi digital ini dapat menggunakan media transmisi fisik seperti
logam dan optik atau dapat juga menggunakan media transmisi non fisik
seperti gelombang-gelombang radio.
Pada dasarnya, sistem modulasi digital dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
‘SK, FSK, dan PSK.
! ‘r  °   (‘SK)
 ‘r   °     (‘SK) atau yang lebih dikenal dengan
pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitudo merupakan
modulasi dengan mengubah-ubah amplitudo. Dalam proses modulasi,
kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau
tidaknya sinyal informasi digital. Keuntungan yang diperoleh dari
metode ini adalah kecepatan digitalnya lebih besar. ‘SK juga memiliki
kekurangan dalam menentukan level acuan yang dimilikinya. Setiap
sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu
dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh karena itu, metode
‘SK hanya akan menguntungkan apabila dipakai untuk hubungan jarak
dekat saja.
! m
  °    (FSK)
 m
   °     (FSK) dapat juga disebut dengan
pengiriman sinyal digital melalui penggeseran frekuensi. FSK
merupakan sistem modulasi digital yang relatif sederhana serta kinerja
yang kurang bagus apabila dibandingkan dengan PSK. Metode FSK ini
merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang
modulasi untuk melakukan penggeseran frekuensi   gelombang
pembawa. Pergeseran ini terjadi diantara harga-harga yang telah
ditentukan semula dengan gelombang   yang tidak mempunyai
fase terputus-putus. Dalam proses modulasi FSK ini, besarnya frekuensi
gelombang pembawa  berubah-ubah sesuai dengan ada atau
tidaknya sinyal informasi digital. FSK merupakan metode modulasi
yang paling populer. Dalam prosesnya, gelombang pembawa digeser ke
atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi seperti ini
masing-masing disebut  dan r. Keduanya merupakan standar
transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. centuk dari
r     FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara
konsep dapat dikatakan bahwa modulasi FSK adalah modulasi FM.
Hanya saja dalam modulasi FSK tidak ada bermacam-macam deviasi
ataupun frekuensi. Dalam FSK yang ada hanyalah dua kemungkinan
saja. Yaitu   atau  . Oleh karena itu, proses demodulasinya akan
lebih mudah. Selain itu, kemungkinan kesalahan (   ) dalam
FSK sangatlah minim. Umumnya, tipe modulasi FSK digunakan untuk
komunikasi data dengan kecepatan transmisi yang relatif rendah.
Contoh dari penggunaan FSK yaitu Modem-Data dengan    yang
tidak lebih dari 2400 bps atau 2.4 kbps.
! ë° °   (PSK)
ë°  °     (PSK) dapat juga disebut dengan pengiriman
sinyal digital melalui pergeseran fase. Metode PSK ini merupakan suatu
bentuk modulasi fase yang memungkinkan fungsi pemodulasi fase
gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam proses modulasi ini, fase dari frekuensi gelombang
pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal
informasi digital. Sudut fase juga harus mempunyai acuan kepada
pemancar dan penerima. ‘kibatnya, dalam melakukan metode PSK
sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat penerima agar
stabilitan frekuensi pada pesawat penerima dapat dilakukan dengan
mudah.

·!"  Jenis jenis modulasi digital:


(a) ‘SK
(b) PSK
(c) FSK
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan beberapa keuntungan serta
kerugian sistem komunikasi digital dibandingkan dengan sistem komunikasi
analog, yaitu:

! Keuntungan Komunikasi Digital


1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.
2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).
3. Range dinamis yang lebih besar.
! Kerugian Komunikasi Digital
1. ciasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.
2. Memerlukan sinkronisasi.

   # 

Modulasi frekuensi adalah suatu proses penumpangan sinyal informasi


pada sinyal yang frekuensinya jauh lebih besar (sinyal ) sehingga frekuensi
sinyal dari sinyal  berubah-ubah sesuai dengan sinyal informasi. Karena
kandungan gelombang informasi pada gelombang FM diwujudkan dengan
perubahan , maka sistem ini memiliki kualitas yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan ‘M. Hal ini disebabkan karena gangguan-gangguan
transmisi dominan terjadi pada komponen amplitudo. Selain itu, daya yang
dibutuhkan FM lebih kecil apabila dibandingkan dengan ‘M. Sinyal FM
memiliki amplitudo tetap. Namun dari sisi pemakaian,   ° gelombang FM
memerlukan   ° yang lebih lebar daripada ‘M.   ° yang lebih
lebar ini, memungkinkan sinyal FM untuk menghasilkan suara  dengan
menyatukan beberapa saluran   pada satu gelombang  Rentang
frekuensi FM adalah 88 MHz ± 108MHz sehingga dikategorikan sebagai  
°° 
  (VHF). Sedangkan panjang gelombangnya dibawah 1000 Khz
sehingga menyebabkan jangkauan sinyalnya tidak jauh. FM lebih tahan terhadap
gangguan sehingga dipilih sebagai modulasi standar untuk frekuensi tinggi.
Salah satu contoh penerapan teknik modulasi frekuensi adalah Radio FM
yang bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio ‘M, yaitu dengan
memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja,
pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.

Ketika radio ‘M umum digunakan, ‘rmstrong menemukan bahwa


masalah lain radio terletak pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu
gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan
modulasi amplitudo (‘M). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada
akhir 1920, ‘rmstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo
gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933, ia akhirnya
menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih
jernih serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Sayangnya, teknologi ini tidak serta
merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun 1930 menyebabkan
industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan
penggantian  r  dan  yang memakan banyak biaya. caru pada
tahun 1940, ‘rmstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan
biayanya sendiri. Dua tahun kemudian, m  rr    r  (FCC)
mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun
‘rmstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang
digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh
‘rmstrong. Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM,
‘rmstrong mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. ceruntung
istrinya kemudian berhasil memperjuangkan hak-hak ‘rmstrong atas
penemuannya. carulah pada akhir 1960 FM menjadi sistem yang benar-benar
mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di ‘merika. FM menjadi
penyokong gelombang mikro (r ). Sehingga pada akhirnya, FM benar-
benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.

Fase dari sebuah sinusoida dapat didefinisikan seperti argumen dari fungsi
sinusoida. Jadi fungsinya adalah ‘ sin  , maka fase ij menjadi:

ij = Ȧt ....................................................................................................... (2.1)
Jika fungsi tersebut menunjukkan sebuah gelombang tak termodulasi, dan
Ȧ adalah konstanta, dan dengan menurunkan persamaan ini terhadap waktu
sehingga menghasilkan:

dij/dt = Ȧ .................................................................................................. (2.2)

Jika frekuensi   Ȧ adalah sama dengan laju perubahan fase.


Frekuensi   selalu didefinisikan menjadi laju perubahan fase. Sekarang fase
dari gelombang tak termodulasi dibolak-balik dengan menambah besaran
sinusoidal ȕ sin Ȧmt. sehingga sekarang setelah dimodulasi. Menjadi :

‘ sin (Ȧt Ú ȕsin Ȧmt) ................................................................................ (2.3)

Frekuensi dicari dengan menurunkan pernyataan dalam kurung. Jika


frekuensi   dari gelombang termodulasi adalah Ȧ, maka :

Ȧi = dij/dt = Ȧ +Ȧm ȕ sin Ȧmt .................................................................... (2.4)

Pernyataan ini menunjukkan bahwa fekuensi tersebut divariasikan sekitar


jangkauan Ȧ ¨ Ȧ, dimana ¨ Ȧ disebut deviasi, yang mendefinisikan sebagai
jumlah maksimum yang mana frekuensi bergeser dari frekuensi  tak
termodulasi. Sehingga dapat dirumuskan :

¨ Ȧ = Ȧm . ȕ ............................................................................................... (2.5)

Jika sinyal permodulasi berhubungan dengan Ȧm ȕ sin Ȧmt maka


pengaruhnya pada gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi
(FM). Kuantitas ȕ adalah penting pada teori modulasi frekuensi, sehingga :

ȕ = ¨ Ȧ/ Ȧm ........................................................................................................................................ (2.6)

persamaan diatas disebut dengan indeks modulasi. cesaran ȕ tidak


berdimensi, karena ¨ Ȧ dan Ȧm memiliki satuan yang sama yaitu radian per detik.
Sinyal informasi dapat berupa sinyal sinus yang akan dikombinasikan
dengan indeks modulasi, frekuensi ataupun amplitudo. Sinyal  adalah
sinyal yang memiliki frekuensi yang tinggi. Sinyal inilah yang berperan
menguatkan sinyal informasi. Sinyal yang termodulasi adalah sinyal informasi
yang sudah digabungkan dengan sinyal . Sinyal inilah yang dinamakan
sinyal modulasi FM.

·!" $Sinyal FM
(a) Sinyal pembawa
(b) Sinyal pemodulasi
(c) Sinyal termodulasi FM

  dalam sinyal FM merupakan suatu istilah yang dipergunakan


untuk menunjukkan band frekuensi dari sinyal yang dikirim oleh sumber dan
potensial (tegangan) untuk dipergunakan sebagai sinyal pemodulasi. Jumlah
  dalam FM dibatasi dengan tujuan agar spektrum sinyal   secara
signifikan berada pada side yang terjangkau atau berada pada kisaran f = 0.
Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal  untuk siaran FM ditetapkan
pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. ‘lokasi itu terbagi untuk 204 kanal
dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6
MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan
tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KM 15 Tahun 2003.
Frekuensi  dipakai oleh stasiun radio untuk menunjukkan
keberadaannya. Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ‘cC 98,2 FM. 100,2
Mhz dan 98,2 MHz inilah yang dinamakan frekuensi  yang dialokasikan
untuk stasiun bersangkutan.

$ #%&"
1. Hubungkan modul TPS-3421 dengan    .
2. Hubungkan      dengan   r  .
3. Set  ° r   ke posisi °°. ‘kan terlihat sinyal 
dengan frekuensi sekitar 800 KHz pada    r  . Simpan
bentuk gelombang.
4. Hubungkan   dari Vvar ke   r   FM1. Pastikan anda
mendapatkan skema berikut :

·!"'Skema input modulator FM1 setelah dihubungkan oleh output dari


Vvar

5. Ubah potensiometer dari minimum ke maksimum dan perhatikan


perubahan bentuk sinyal. Simpan perubahan bentuk gelombang untuk
posisi minimum dan maksimum.
6. cuat tabel dengan range 0V s/d 5V. untuk masing-masing tegangan
tulis frekuensi yang terukur. Tegangan diukur dengan menggunakan
Multimeter dengan meletakkan kabel ukur di GND dan Vvar. Untuk
menghasilkan tegangan yang diinginkan dengan mengubah
potensiometer. Simpan juga gambar sinyalnya untuk masing-masing
tegangan.

"Perubahan tegangan terhadap frekuensi


    $ ' (

)*+,

-*./,

7. Lepaskan Vvar dari   r   FM1.


8. Hubungkan   dari Vvar ke   r   FM2.
9. Ubah potensiometer dari minimum ke maksimum dan perhatikan
perubahan bentuk sinyal. Simpan bentuk sinyal.
10. cuat tabel dengan   0V s/d 5V. untuk masing-masing tegangan
tulis frekuensi yang terukur. Langkahnya sama dengan pengukuran
FM1 diatas. Simpan gambar sinyalnya untuk masing-masing
tegangan.

"Perubahan tegangan terhadap frekuensi


    $ ' (

)*+,

-*./,

11. Lepaskan Vvar dari   r   FM2.


12. Set  ° pada sinyal    (pada blok  ° biru) dari posisi
  ke °°.
13. Set frekuensi sinyal    (sinyal informasi) sebesar 100 KHz.
14. Hubungkan sinyal    ke    r   FM1. ‘kan terlihat
sinyal termodulasi FM. Simpan bentuk gelombang.
15. Secara perlahan naikkan amplitudo sinyal   . Simpan
perubahan bentuk gelombang yang terjadi.

' . &"


' 0V 122 ./

·!"( Sinyal carrier 800 kHz



Parameter sinyal :
Frekuensi =780 kHz
Vp-p = 5V

‘ = x 5V = 2,5V
' 0|   )+!!.# !!
a. Sinyal Vvar FM1 Minimum


·!"3 Sinyal output pada aat Vvar minimum

Parameter sinyal :
Frekuensi =983 kHz
Vp-p = 3,31V

‘ = x 3,31 = 1,66V

b Sinyal Vvar FM1 Medium


·!"1 Sinyal output pada saat Vvar medium

Parameter sinyal :
Frekuensi = 769 kHz
Vp-p = 4,73V

‘ = x 4,73V= 2,365V


c. Sinyal Vvar FM1 Maksimum


·!"4 Sinyal output pada saat Vvar maksimum

Parameter sinyal :
Frekuensi = 30,30kHz
Vp-p = 4,81V

‘ = x 4,81 = 2,405V

' 0|   )25'()!6')

a. Sinyal Vvar FM1 0,56 V


·!"2 Sinyal output FM1 dengan Vi 0,56 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi = 985kHz
Vp-p = 3,34V

‘ = x 3,34V = 1,67V
b. Sinyal Vvar FM1 1 V

·!" Sinyal output FM1 dengan Vi 1 volt



Parameter sinyal :
Frekuensi = 946kHz
Vp-p = 4,12V

‘ = x 4,12V = 2,06V

c. Sinyal Vvar FM1 2 V

·!" Sinyal output FM1 dengan Vi 2 volt



Parameter sinyal :
Frekuensi = 870kHz
Vp-p = 4,56V

‘ = x 4,56 = 2,28V
d. Sinyal Vvar FM1 3 V

·!" Sinyal output FM1 dengan Vi 3 volt



Parameter sinyal :
Frekuensi = 791kHz
Vp-p = 4,88 V

‘ = x 4,88 V = 2,44 V

e. Sinyal Vvar FM1 4 V


·!"$ Sinyal output FM1 dengan Vi 4 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi = 703kHz
Vp-p = 5,09V

‘ = x 5,09= 2,545V
f. Sinyal Vvar FM1 5 V

·!"' Sinyal output FM1 dengan Vi 5 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi = 622 kHz
Vp-p = 5,28 V

‘ = x 5,28 = 2,64 V

'$ 0|   )+!!.# !!

  a. Sinyal Vvar FM2 Minimum

·!"(Sinyal output FM2 pada saat Vvar minimum

Parameter sinyal :
Frekuensi =820 kHz
Vp-p = 4,84 V

‘ = x 4,84 = 2,42 V


b Sinyal Vvar FM2 Medium


·!"3 Sinyal output FM2 pada saat Vvar Medium

Parameter sinyal :
Frekuensi =765 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4.91 = 2,45 V

c. Sinyal Vvar FM2 Maximum


·!"1 Sinyal output FM2 pada saat Vvar Maksimum

Parameter sinyal :
Frekuensi =675 kHz
Vp-p = 5,22 V

‘ = x 5.22 V = 2.61 V


'' 0|   )25'()!6')

a. Sinyal Vvar FM2 0,56 V


·!"4 Sinyal output FM2 dengan Vi 0,56 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =811 kHz
Vp-p = 4,78 V

‘ = x 4.78V = 2,39 V

b. Sinyal Vvar FM2 1 V

·!"2 Sinyal output FM2 dengan Vi 1 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =806 kHz
Vp-p = 4,78 V

‘ = x 4,78V = 2,39 V


c. Sinyal Vvar FM2 2 V


·!" Sinyal output FM2 dengan Vi 2 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =800 kHz
Vp-p = 4,88 V

‘ = x 4,88 V = 2,44 V

d. Sinyal Vvar FM2 3 V


·!" Sinyal output FM2 dengan Vi 3 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =783 kHz
Vp-p = 4,91V

‘ = x 4,91V = 2,455V


e. Sinyal Vvar FM2 4 V


·!" Sinyal output FM2 dengan Vi 4 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =768 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2.45 V

f. Sinyal Vvar FM2 5 V


·!"$ Sinyal output FM2 dengan Vi 5 volt

Parameter sinyal :
Frekuensi =753 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2,45 V


'(0-! 22#./


·!"'Sinyal informasi 100 KHz

Parameter sinyal :
Frekuensi = 102,12 kHz
Vp-p = 9,2 V

‘ = x 9,2V = 4,6 V


'3 0! 

aSinyal Termodulasi Minimum


·!"(Sinyal Termodulasi Minimum
Parameter sinyal :
Frekuensi = 554,60 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37V= 2,685 V
b Sinyal Termodulasi Medium


·!"3Sinyal Termodulasi Medium

Parameter sinyal :
Frekuensi = 536,74 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37V= 2,685 V

c Sinyal Termodulasi Maksimum


·!"1Sinyal Termodulasi Maksimum

Parameter sinyal :
Frekuensi = 418,5808 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37V = 2,685 V


(   . &"

(   0V 

Dari Gambar 2.6 dapat dilihat bentuk sinyal  akan membantu
terjadinya proses modulasi yaitu dengan cara menumpangkan sinyal informasi.
Parameter sinyal :
Frekuensi = 780 kHz
Vp-p = 5V

‘ = x 5V = 2,5 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 780000 Hz = 384,61 m


Xc ( t ) = ‘ cos Ȧct
= ‘ cos 2ʌ ( f x  ) ( t )
= 2,5 cos 2ʌ ( 780x  ) ( t )

(   0|   

Dari Gambar 2.7, Gambar 2.8 dan Gambar 2.9 menunjukkan hubungan
antara   dari Vvar ke   r   FM1 masing-masing dengan tegangan
minimum, medium dan tegangan maksimum. cerdasarkan parameter ketiga
gambar tersebut, dapat dilihat bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan
maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin kecil sedangkan amplitudonya akan
semakin besar. cegitu juga sebaliknya, jika tegangannya diperkecil maka
frekuensinya akan bertambah besar namun amplitudo yang dihasilkan menjadi
kecil.

a. Nilai frekuensi, tegangan    (Vp-p) dan amplitudo sinyal


hubungan   dari Vvar ke   r   FM1 (tegangan minimum).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 983 kHz
Vp-p = 3,31V

‘ = x 3,31 = 1,66V

Ȝ = c/f = 3x108 / 983000 Hz = 305,18 m


b. Nilai frekuensi,     (Vp-p) dan amplitudo sinyal  
dari Vvar ke   r   FM1 (tegangan medium).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 769 kHz
Vp-p = 4,73 V

‘ = x 4,73 V = 2,365 V

Ȝ = c / f = 3x108 / 769000 Hz = 390,11 m

c. Nilai frekuensi, tegangan   (Vp-p) dan amplitudo sinyal  


dari Vvar ke   r   FM1 (tegangan maksimum).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 30,30 kHz
Vp-p = 4,81 V

‘ = x 4,81 = 2,405 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 30300 Hz = 9900,99 m

(   0|   )25'().')

 Gambar 2.10 hingga Gambar 2.15 menunjukkan perubahan frekuensi FM1


terhadap tegangan yang diberikan. Yaitu mulai dari 0.56 V hingga 5 V.
cerdasarkan gambar tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa semakin besar
tegangan yang diberikan maka amplitudonya akan menjadi semakin besar dan
berbanding terbalik dengan frekuensi yang dihasilkan, yaitu semakin besar
tegangannya maka frekuensi menjadi semakin kecil.
a. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 0,56).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 985 kHz
Vp-p = 3,34 V

‘ = x 3,34V = 1.67 V
Ȝ = c/f = 3x108 / 985000 Hz = 304, 56 m
b. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 1).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 946 kHz
Vp-p = 4,12 V

‘ = x 4,12 V = 2,06 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 946000 Hz = 317,12 m


c. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 2).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 870 kHz
Vp-p = 4,56 V

‘ = x 4,56 V = 2,28 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 870000 Hz = 344,82 m


d. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 3).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 791 kHz
Vp-p = 4,88 V

‘ = x 4,88 V = 2,44 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 791000 Hz = 379,26 m


e. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM1 terhadap tegangan (Vi = 4).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 703 kHz
Vp-p = 5,09 V

‘ = x 5,09 V = 2,545 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 703000 Hz = 426,74 Hz


f. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi terhadap FM1 tegangan (Vi = 5).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 622 kHz
Vp-p = 5,28 V

‘ = x 5,28 V = 2,64 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 622000 Hz = 482,31 m

($   0|   


 Gambar 2.16 sampai Gambar 2.18 menunjukkan hubungan   dari
Vvar ke    r   FM2 dengan tegangan maksimum, medium dan
minimum. Frekuensi yang dihasilkan oleh sinyal yang diberi tegangan minimum
lebih besar dibandingkan dengan frekuensi lainnya. Namun, nilai amplitudonya
lebih kecil daripada sinyal yang diberikan tegangan maksimum. Jadi dari data
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tegangan yang diberikan berbanding
lurus dengan amplitudo yang dihasilkan oleh sinyal tersebut. Namun, berbanding
terbalik dengan besar frekuensinya.

a. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal   dari


Vvar ke   r   FM2 (tegangan minimum).
Parameter sinyal:
Frekuensi = 820 kHz
Vp-p = 4,84 V

‘ = x 4,84 = 2,42 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 820000 Hz = 365,85 m


b Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal   dari
Vvar ke   r   FM2 (tegangan medium).
Parameter sinyal:
Frekuensi = 765 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2,45 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 765000 Hz = 393,15 m


c. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo Sinyal   dari
Vvar ke   r   FM2 (tegangan maximum).
Parameter sinyal:
Frekuensi = 675 kHz
Vp-p = 5,22 V

‘ = x 5,22 = 2,61 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 675000 Hz = 444,44 m



('   0|   )25'().')
Gambar 2.19 hingga Gambar 2.24 menunjukkan perubahan frekuensi FM2
terhadap tegangan yang diberikan yaitu dari 0,56 hingga 5 V. Perubahan yang
terjadi hampir sama seperti analisis data sinyal   FM1 yang telah dijelaskan
pada 2.6.3 yaitu, smakin tinggi tegangan yang diberikan pada sinyal tersebut maka
frekuensinya akan semakin kecil dan amplitudonya semakin besar. Hanya saja
pada FM2 selisih frekuensi maupun amplitudo yang dihasilkan oleh sinyal
tersebut sangat kecil. Hal tersebut disebabkan oleh adanya resistor yang berfungsi
sebagai peredam.
a. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 0,56).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 811 kHz
Vp-p = 4,78 V

‘ = x 4,78 V = 2,39 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 811000 Hz = 369,91 m


b. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 1).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 806 kHz
Vp-p = 4,78 V

‘ = x 4,78 V = 2,39 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 806000 Hz = 372,20 m


c. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 2).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 800 kHz
Vp-p = 4,88 V

‘ = x 4,88 V = 2,44 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 800000 Hz = 375 m


d. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 3).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 783 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2,455 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 783000 Hz = 383,14 m


e. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi FM2 terhadap tegangan (Vi = 4).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 768 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2,45 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 768000 Hz = 390,62 Hz


f. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal perubahan
frekuensi terhadap FM2 tegangan (Vi = 5).
Parameter sinyal :
Frekuensi = 753 kHz
Vp-p = 4,91 V

‘ = x 4,91 V = 2,45 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 753000 Hz = 398,40 m




((   0-! 

  Hasil percobaan pada Gambar 2.25 menunjukkan bentuk sinyal informasi


dengan frekuensi 100 KHz. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi
sinyal informasi harus lebih rendah daripada sinyal . ‘dapun nilai
frekuensi, tegangan   dan amplitudo sinyal informasi 100 KHz, yaitu:
Parameter sinyal :
Frekuensi = 102,12 kHz
Vp-p = 9,2 V

‘ = x 9,2 V= 4,6 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 102120 Hz = 2937,72 m


(3    0! 

Gambar 2.26, 2.27 dan Gambar 2.28 menunjukkan bentuk sinyal


termodulasi FM dengan amplitudo minimum, medium, dan maksimum. Dari
ketiga gambar tersebut jelas dapat dilihat perbedaan bentuk sinyalnya, yaitu jika
amplitudonya maksimum maka akan terbentuk rapatan dan renggangan, jika
amplitudonya jarak anatara gelombang hampir sama, sedangkan bila
amplitudonya minimum maka sinyal yang terbentuk hampir sama dengan sinyal
carrier.

a. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal termodulasi


FM (tegangan minimum).
Frekuensi = 554,60 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37 V = 2,685 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 554600 Hz = 540,93 m


b Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo sinyal termodulasi
FM (tegangan medium).
Frekuensi = 536,74 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37 V = 2,685 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 536740 Hz = 558,92 m


c. Nilai frekuensi, tegangan    dan amplitudo termodulasi FM
(tegangan maximum).
Frekuensi = 418,58 kHz
Vp-p = 5,37 V

‘ = x 5,37 = 2,685 V

Ȝ = c/f = 3x108 / 418580 Hz = 716,70 m


3 78"0
1. Pada langkah 15, amati dan catat perubahan pada   . ‘pa
pengaruh peningkatan level tersebut?
Jawaban :

Seperti yang dapat kita lihat pada gambar 2.25 dan 2.27 bahwa
sinyal termodulasi FM dengan amplitudo maksimum akan membentuk
rapatan dan renggangan. Sedangkan sinyal termodulasi FM dengan
amplitudo minimum tidak membentuk rapatan dan renggangan. Yang
dimaksud dengan rapatan dan renggangan adalah jarak antara puncak
puncak gelombang per detik. Selain itu, frekuensi juga berpengaruh
besar pada sinyal termodulasi FM. Jika amplitudo sinyal termodulasi
dinaikkan, maka frekuensinya akan semakin kecil. begitu juga
sebaliknya. ‘pabila amplitudo sinyal termodulasi diturunkan, maka
frekuensinya akan semakin besar.

2. Gambar grafik untuk tabel 2.1. ceri penjelasan!

Jawaban:

" Perubahan tegangan terhadap frekuensi pada FM1


    $ ' (

)*+, 0.56 1 2 3 4 5

-*#./, 985 kHz 946 kHz 870 kHz 791 kHz 703 kHz 622 kHz



ë    ë
   ë 

rr

rrr

rr
       

rr

rr

rr

r
r r              


  
·!"4grafik perubahan tegangan terhadap frekuensi pada FM 1

cerdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi suatu


sinyal berbanding terbalik dengan suatu tegangan. Semakin tinggi
suatu tegangan yang diberikan, maka frekuensi yang dihasilkan
menjadi semakin kecil. cegitu juga sebaliknya, apabila tegangan yang
diberikan diperkecil, maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin
besar.

3. Gambar grafik untuk tabel 2.2. Dimana perbedaan dengan tabel 2.1 ?

Jawaban:
"$ Perubahan Tegangan Terhadap Frekuensi Pada FM2
   $ ' (


)*+, 0.56 1 2 3 4 5

-*#./, 811 kHz 806 kHz 800 kHz 783 kHz 768 kHz 753 kHz
ë    ë
   ë 

rrr

        rr

rr

rr

rr

r
r r              


 
·!"2Grafik perubahan tegangan terhadap frekuensi pada FM 2




cerdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi suatu sinyal
berbanding terbalik dengan tegangan yang diberikan. cila tegangan diperbesar,
maka frekuensi yang dihasilkan menjadi semakin kecil. Perbedaan grafik
perubahan tegangan terhadap frekuensi pada FM1 dan FM2 terletak pada
perbedaan selisih frekuensi yang dihasilkan. Pada grafik FM1 selisihnya cukup
jelas, tetapi pada grafik FM2 selisihnya tidak terlalu jauh atau kecil. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya resistor pada FM2 yang berfungsi sebagai peredam.

1  !6
cerdasarkan percobaan di atas maka dapat kita smpulkan bahwa :
1. cila suatu sinyal diberikan tegangan maka akan berpengaruh pula
terhadap frekuensi yang dihasilkan.
2. Frekuensi yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan tegangan
yang diberikan. Sedangkan semakin tinggi tegangan yang diberikan
maka amplitudonya akan semakin besar.
3. cerdasarkan grafik tabel 2.3 dapat dilihat bahwa frekuensi suatu
sinyal berbanding terbalik dengan tegangan. Semakin tinggi suatu
tegangan yang diberikan, maka frekuensi yang dihasilkan akan
semakin kecil. cegitu juga sebaliknya, apabila tegangan yang
diberikan diperkecil, maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin
besar.
4. cerdasarkan grafik tabel 2.4 dapat dilihat bahwa selisih frekuensi yang
dihasilkan sangat kecil. hal ini disebabkan karena adanya resistor pada
FM2 yang berfungsi sebagai peredam.
5. ‘mplitudo juga berpengaruh terhadap bentuk sinyal termodulasi FM.
Pada sinyal termodulasi FM dengan amplitudo maksimum akan
membentuk rapatan dan renggangan. Hal ini disebabkan karena, jika
amplitudo sinyal informasi dinaikkan, indeks modulasi dari sinyal
yang dihasilkan akan semakin besar sehingga pada sinyal yang
termodulasi terlihat rapatan dan renggangan. Namun, sinyal
termodulasi FM dengan amplitudo minimum tidak terbentuk rapatan
ataupun renggangan melainkan hampir sama dengan bentuk sinyal

6. Sinyal  harus lebih tinggi frekuensinya dari pada sinyal
informasi.
7. Setiap sinyal memiliki panjang gelombang (ë) yang berbeda-beda
antara sinyal satu dengan sinyal lainnya yang ditentukan oleh
frekuensi sinyal tersebut.

You might also like