Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM GT
Diusulkan oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
KaruniaNya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
³Pemanfaatan mikroba isi rumen untuk limbah peternakan dalam
menunjang ³program bumi sejuta sapi di NTB´.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
yang telah memberikan dukungan moril dan material. Rasa terima kasih penulis
sampaikan juga kepada:
1.c Bapak Kasman, S.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan yang sangat berguna bagi penulis.
2.c Teman-teman Fisika ¶07 yang telah memberikan bantuan moral dan material
dalam penyusunan karya tulis ini, serta sahabatku Nora atas penjelasannya
yang sangat berguna.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaannya. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat memberikan
sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan secara luas.
TIM
c
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITE
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
c
PEMANFAATAN MIKROBA ISI RUMEN UNTUK LIMBAH
PETERNAKAN MELALUI BIOGAS DALAM MENUNJANG ³PROGRAM
BUMI SEJUTA SAPI DI NTB´
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Apalagi belakangan ini kita ketahui adanya krisis minyak bumi yang
sangat menyusahkan berbagai negara di dunia. Hal tersebut salah satu disebabkan
karena menipisnya persediaan minyak bumi, diperkirakan cadangan minyak bumi
hanya dapat bertahan 18 tahun dari tahun 2007 (Sulaeman, 2008). Hal lainnya
disebabkan karena kondisi politik negara-negara produsen minyak yang sedang
kacau, contohnya negara-negara di Timur tengah, seperti Irak, Afganistan dan
Iran. Sehingga tidak heran harga minyak dunia saat ini sangatlah tinggi yaitu USD
124,24 sampai dengan 126,64 perbarel (Kementrian ESDM RI, 2008).
Melonjaknya harga bahan bakar minyak dunia mengharuskan kita untuk
mencari pengganti minyak apalagi kita telah mengetahui bahwa bakar minyak
yang kita gunakan sekarang merupakan bahan yang tidak dapat diperbaharui,
sehingga kita dituntut untuk mencari bahan bakar alternatif atau penggantinya.
Terutama untuk bahan pengganti minyak tanah atau
^ (LPG)
yang mudah dan murah diperoleh oleh masyarakat kalangan menengah kebawah.
Biogas merupakan ^ ^ yang dapat dijadikan bahan bakar
alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak
tanah dan gas alam (Houdkova et.al., 2008). Biogas juga sebagai salah satu jenis
bioenergi yang didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan
organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daun-daun
hasil sortiran sayur difermentasi atau mengalami proses metanisasi (Hambali, E.,
2008).
Provinsi Nusa tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi dengan sejumlah
sapi yang memadai, ditambah lagi dengan munculnya program ³Bumi Sejuta
Sapi´. Selama ini setiap tahunnya NTB rata-rata menghasilkan ternak potong dan
ternak bibit sekitar 50 ribu ekor, potensi ini masih terbuka untuk meningkatkan
berkali lipat mengingat besarnya daya tampung lahan dan pakan untuk sapi
dewasa yang ditaksir mencapai 2,6 juta ekor. Pada kondisi kini yang terpakai baru
24% atau 507.836 ekor, berarti masih ada peluang peningkatan populasi sekitar
76% dari daya tampung lahan dan pakan (Farid, 2008).
Limbah peternakan seperti feses, urin beserta sisa pakan ternak sapi
merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan biogas. Dengan kondisi NTB yang seperti ini, daerah-daerah di
NTB memungkinkan tersedianya bahan baku biogas secara kontinyu dalam
jumlah yang cukup untuk memproduksi biogas.
Pengolahan limbah peternakan melalui anaerob atau fermentasi perlu
digalakkan karena dapat menghasilkan biogas yang menjadi salah satu bioenergi.
Pengolahan limbah peternakan menjadi biogas ini diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar minyak yang mahal dan terbatas, mengurangi
pencemaran lingkungan dan menjadikan peluang usaha bagi peternak karena
produksinya terutama pupuk kandang dibutuhkan masyarakat.
Permasalahan
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam karya tulis ini adalah supaya kita
dapat memanfaatkan mikroba isi rumen untuk limbah peternakan menjadi biogas
dalam menunjang ³program bumi sejuta sapi di NTB´.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan melalui penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah
satu sumbangan pemikiran dalam memanfaatkan mikroba isi rumen untuk limbah
peternakan menjadi biogas dalam menunjang ³program bumi sejuta sapi di NTB´.
TELAAH PUSTAKA
Limbah peternakan seperti feses, urin beserta sisa pakan ternak sapi
merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan biogas. Namun disisi lain perkembangan atau pertumbuhan industri
peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan seperti menumpuknya limbah
peternakan termasuk didalamnya limbah peternakan sapi. Limbah ini menjadi
polutan karena dekomposisi kotoran ternak berupa
(BOD) dan (COD), bakteri patogen sehingga
menyebabkan polusi air (terkontaminasinya air bawah tanah, air permukaan),
polusi udara dengan debu dan bau yang ditimbulkan. Biogas merupakan
^ ^ yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk
menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas
alam (Houdkova et.al., 2008). Biogas juga sebagai salah satu jenis bioenergi yang
didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti
kotoran seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daun-daun
hasil sortiran sayur difermentasi atau mengalami proses metanisasi (Hambali E,
2008) .
Gas metan ini sudah lama digunakan oleh warga Mesir, Cina, Roma kuno
untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan proses
fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas metan ini pertama kali ditemukan
oleh AlessandroVolta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini
dilakukan Willam Hendry pada tahu 1806 dan Becman (1868) murid Lois Pasteur
dan Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang memperlihatkan asal
mikrobiologis dari pembentukan gas metan.
Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah
biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi
melalui proses anaerobik digestion (Pambudi, 2008). Biogas yang terbentuk dapat
dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4 ) dalam persentase
yang cukup tinggi. Komponen biogas disajikan pada tabel 2.
Hidrogen 5-10%
Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara
dengan 60-100 Watt lampu selama 6 jam penerangan. Kesetaraan biogas
dibandingkan dengan bahan bakar lain dapat dilihat pada tabel 3.
$
/t
0it l
i t i ti tj
l
i ii
itt l il ti
itt j
l l
ilti
t
tit iit:
1.c Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1 : 2 (bahan
biogas).
2.c Masukan bahan biogas ke dalam digester melalui lubang pengisian ¦
hingga bahan yang dimasukan ke digester ada sedikit yang keluar melalui
lubang pengeluaran ¦ , selanjutnya akan berlangsung proses produksi
biogas di dalam digester.
3.c Setelah kurang lebih 8 (delapan) hari biogas yang terbentuk di dalam digester
sudah cukup banyak. Pada sistem pengolahan biogas yang menggunakan
bahan plastik, penampung biogas akan terlihat mengembung dan mengeras
karna adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai
bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
4.c Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu
sebanyak kira-kira 10% dari volume digester. Sisa pengolahan bahan biogas
berupa secara otomatis akan keluar dari lubang pengeluaran setiap kali
dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas
tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kandang/pupuk organik, baik dalam
keadaan basah maupun kering.
Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung plastik atau
digunakan langsung pada kompor untuk memasak, menggerakkan generator
listrik, patromas biogas, penghangat ruang/kotak penetasan telur dan lain
sebagainnya.
Beberapa alasan mengapa biogas belum populer penggunaannya dikalangan
peternak atau kalaupun sudah ada banyak yang tidak lagi operasi, yaitu kurang
sosialisasi, pengolahannya membutuhkan waktu yang cukup lama, teknologi
yang diterapkan kurang praktis dan perlu pemeliharaan yang seksama dan
kurangnya pengetahuan para petani tentang pemeliharaan digester. Solusi yang
pernah ditawarkan dan diterapkan adalah menggunakan digester yang telah
didesain dengan stater (yaitu media buatan untuk bakteri metana yang dibiakan
secara laboratorium untuk mempercepat proses fermentasi). Akan tetapi digester
semacam ini sangat sulit dioperasikan dan harganya sangat mahal. Oleh karena
itu, Kami mencoba menawarkan solusi untuk mempercepat pengolahan bakteri
metana dengan mencampurkan hasil rumen, yang mengandung berbagai mikroba
yang mengutungkan.
Isi rumen merupakan salah satu limbah rumah potong hewan yang belum
dimanfaatkan secara optimal bahkan ada yang dibuang begitu saja sehingga
menimbulkan pencemaran lingkungan (Suhermiyati dalam Anang, 2010).
Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) terdapat
populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung
bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 109 setiap cc isi rumen ,
sedangkan protozoa bervariasi sekitar 106 setiap cc isi rumen (Tilman dalam
Anang, 2010). Beberapa jenis bakteri/mikroba yang terdapat dalam isi rumen
adalah bakteri/mikroba pembentuk asam, bakteri/mikroba amilolitik,
bakteri/mikroba lipolitik, bakteri/mikroba proteotik. Mikroorganisme tersebut
mencerna pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk
mikrobial dan vitamin B (Sutrisno dkk, 1994).
METODE PENULISAN
m
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi pustaka berupa buku-buku,
artikel dan browsing data dari internet, berhubungan satu dengan yang lain,
relevan dengan kajian tulisan serta mendukung uraian atau analisis pembahasan
Diskusi dan konsultasi dengan orang-orang yang sekiranga tahu dan paham
mengenai biogas.
Pengolahan Data
Dalam penulisan karya tulis ini dipergunakan metode deskriptif. Data yang
terdapat dalam karya tulis ini adalah data sekunder. Dalam melakukan pengkajian,
data yang telah ada dari berbagai referensi dikumpulkan dan diseleksi. Analisis
dan sintesis dilakukan sehingga diperoleh suatu konsep bahwa perlunya
memanfaakan mikroba isi rumen untuk limbah peternakan menjadi biogas.
Penarikan Simpulan
Analisis Sintesis
Biogas adalah salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui. Melalui
Program dari pemerintah NTB yaitu ³Program Bumi Sejuta Sapi´, sehingga
ketersediaan akan feses sapi sebagai bahan baku untuk membuat biogas dari
limbah peternakan dapat terpenuhi yang dapat digunakan bagi keperluan rumah
tangga sehari-hari.
Berdasarkan data dari Departemen Pertanian (2006) Hasil biogas dari
rata 3 ± 5 ekor sapi setara dengan 1-2 liter minyak tanah/hari. Dengan asumsi rata-
rata 4 ekor sapi setara dengan 1,5 liter minyak tanah/hari, maka dengan
perhitungan perbandingan senilai dimiliki:
2 2
±
1 1
Keterangan ::
!populasi ternak sapi NTB tahun 2009
Jadi, dengan potensi 569.050 ekor sapi yang dimiliki NTB tahun 2009,
penggunaan Minyak tanah yang bisa dihemat jika seluruh limbah kotoran sapi
diolah secara maksimal adalah sebesar 213.394 Liter minyak tanah/hari.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa 0,62 liter minyak tanah setara dengan 1 m3
biogas. Ini berarti dengan cara yang sama (penghitungan perbandingan senilai)
diperoleh: Populasi ternak sapi NTB tahun 2009 dapat menghasilkan 344.183 m3
biogas/hari.
Dengan perkiraan hanya 30% saja dari produksi biogas yang dihasilkan
mengingat 50% lebih peternakan sapi di NTB dilakukan dengan cara digembala
maka biogas yang masih bisa dihasilkan adalah sekitas 103.255 m3 biogas/hari
atau setara dengan penghematan 64.018 Liter minyak tanah/hari. Perhitungan ini
memungkinkan untuk bertambah mengingat populasi ternak di NTB dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan telaah pustaka, analisis sintesis yang telah dilakukan. Maka dapat
disimpulkn bahwa, Potensi pemanfaatan limbah ternak berupa kotoran sapi
sebagai penghasil biogas di Provinsi NTB cukup besar, yaitu sekitar 103.255 m3
biogas/hari atau setara dengan penghematan 64.018 Liter minyak tanah/hari.
Biogas sebagai sumber energi alternatif untuk kebutuhan bahan bakar rumah
tangga dapat dioptimalkan dengan menambahkan isi rumen pada proses
pengolahan karena dapat mempercepat reaksi yang menghasilkan gas metan.
Saran
Berdasarkan hasil telaah pustaka dan pembahasan, maka dapat diberikan beberapa
rekomendasi untuk ditindak lanjuti yaitu:
c Pemerintah Provinsi dan Dinas Pertanian baik dalam hal, pendanaan dan
tekhnis pengolahan kotoran sapi menjadi biogas agar realisasinya menjadi
lebih mudah.
c Terakhir, kepada para akademisi dan praktisi (NTB khususnya) di bidang
energi alternatif agar terlibat aktif dalam mengembangkan penelitian
mengenai biogas dari kotoran sapi atau bahan organik lainnya. Sehingga
sumber daya yang ada tidak terbuang percuma, sekaligus mengurangi dampak
pencemaran lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-adnani, Abu fatiah. 2008. Global Warming, sebuah isyarat dekatnya akhir
zaman dan kehancuran dunia. Granada Mediatama: Surakarta.
Anang, 2010. Kandungan Zat Rumen Sapi. http://anang-
pasi.blogspot.com/2010/07/kandungan-zat-rumen-sapi.html. Di
download pada tanggal 26-02-2011, pukul 01:14.
Anonim, 2009. Peternakan Sapi NTB Tempati Urutan Delapan.
www.kapanlagi.com. Di download pada tanggal 01 Februari 2011,
pukul 16.25.
Anonymus, 1997, S "#$% ^
$&
^ &
&. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun 21 No.
1 : 60.
Bajracharya, T.R., A. Dhungana., N. Thapaliya dan G. Hamal. 1985.
^
^ " ' ^ (
^ .
Journal of The Institute of Engineering 7 (1) : 1 ± 9.
Djoko Said, 2006, ^^ #& ' %) Departemen
Pertanian Jakarta 21 November 2009.
Departemen Pertanian. 2009. *^ % ^&
+ ( ^ . Seri Bioenergi Pedesaaan. Direktorat
Jenderal Hasil Pertanian Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian, Jakarta.
Haryati, T., 2006. " ^& + # ^( ^
, ^ - Jurnal Wartazoa 6(3) : 160 ± 169.
Nandianto, 2007. Biogas, the best alternatives. http://harry-
chandra.blogspot.com/2008/05/biogas-best-alternatives.html. Di
download pada tanggal 01 Februari 2011, pada pukul 16.45.
Nurhasanah, Wahyuni, A. Asari dan E. Rahmarestia. 2006. ^&
^ . http://www.mekanisasi.litbang.go.id.
Di download pada tanggal 01 Februari 2011, pukul 16.15.
Pambudi, N. Agung, 2008. Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif
http://www.dikti.org. Di download pada tanggal 01 Februari 2011,
pukul 17.30.
Santi,T 2006. Biogas : ^& + # ^ ( ^
, ^ .Jurnal Wartazoa 6(3) : 160 ± 169.
Sulaeman, Dede, 2008. Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran
Ternak. http://www.agribisnis.deptan.gp.id/layanan.inf. Di
download pada tanggal 25 februari 2011, pukul 01:14.
Sutrisno,C.L et al. 1984. Proceeding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Peternakan Pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian
Ternak. Ciawi.
Tolomundu, Farid ,2008,
& .% ^ ) Jaring Penapress.
Mataram, 2008.
CURRICULUM VITAE
Identitas Penulis
NIM : 107170007
Agama : Islam
IP Kumulatif : 3,27
Riwayat Pendidikan
SD : SDN 02 BOLO
SMP/MTs : Ponpes Al-husainy kota Bima,lulus tahun
2004
Pengalaman Organisasi
mahasiswa Jurusan
Staf Departemen
Matematika dan ipa ) FKIP 2009-2010
UMM Kesekretariatan
1.c Co. Asisten Praktikum Fisika dasar I dan II, Tahun 2008-2009
2.c Co. Asisten Praktikum Fisika dasar I dan II, Tahun 2009-2010
3.c Diskusi Terarah ³ # %-. . % ^"
& ^ &**.´, 16 Juli 2009
4.c Mengikuti WorkShop ³Metodelogi Penelitian´ dengan tema ³
)^^ )# ^& /14 Juni 2009.
0-c Seminar Regional dengan tema ³÷
# ^ ^
&
+,& & ^ &/6 Januari 2010
6.c Seminar Nasional dengan tema ³ # & + &
# ^/31 Mei 2009
Prestasi Dan Karya Ilmiah yang Pernah diraih:
CURRICULUM VITAE
Identitas Penulis
NIM : 1917A0054
Agama : Islam
IP Kumulatif : 3,49
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
HMPS(Himpunan
KETUA HMPS 2009-2010
Mahasiswa Program Studi
Fisika) KABID 2010-2011
HMI
3.c Juara 3 ceramah agama se- SMA 2 Kota Bama tahun 2007, 2008 dan juara
2 pada tahun 2009
4.c Juara satu ceramah agama se-Desa Nata 2009, kemudian juara satu
ceramah agama se-kecematan pali belo, dan mengikuti ceramah sekabuten
bima pada tahun 2009.
c