You are on page 1of 2

Hidup Dengan Allah - Lukas 15:11-32

Mencari Berkat
Banyak orang mencari berkat di dunia ini, berkat dari siapapun yang penting itu memuaskan dirinya
dan dapat memenuhi kepentingannya. Dan orang-orang mulai bertanya-tanya, “Apa sebenarnya
kunci utama hidup yang diberkati.”

Bahkan banyak hal disekitar kita yang seringkali menjadi pertanyaan bagi kita perihal berkat ini.

Bisakah hidup diberkati walaupun bukan orang yang mengenal Kristus? Bagaimana mungkin?
Bisakah iblis memberkati dengan kekayaan? Mengapa pula ada orang yang hidupnya dengan Tuhan
biasa-biasa saja tetapi dipercayakan berkat yang besar?

Jawaban semua pertanyaan itu adalah segala sesuatu itu adalah “mungkin”, asalkan Allah
mengizinkan dan berkehendak – Lukas 15:11-13

(Luk 15:11-13) Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata
yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke
negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.

Melalui ayat ini kita dapat melihat satu hal penting, yaitu jika memang bapanya mau dan
mengizinkan hal itu akan terjadi.

Entahkah di luar itu semua ada unsur iblis yang memprovokasi anak- anak itu atau tidak, tetapi
terlihat dengan jelas di sini, bahwa Tuhan mau hal ini terjadi. Hal yang sama juga terjadi di antara
kita, yaitu jika kita perhatikan, maka kita akan menemukan bahwa di sekeliling kita ada banyak orang
pula yang hidup di dalam kelimpahan harta dan kekayaan. Entahkah bagaimana kehidupan orang itu
dengan Tuhan sendiri.

Mengenai iblis yang memberi berkat, itu adalah hal yang sangat mungkin – Lukas 4:5-7, 1Yohanes
5:19, tetapi bukan berarti tanpa bayaran apa-apa. Karena iblis itu tamak akan kehormatan dan
penyembahan, iblis tidak perlu bersusah payah untuk menjadi kaya, tetapi yang dibutuhkan dan
diinginkannya seumur hidupnya adalah dihormati/ditakuti dan disembah. Tetapi di atas segala
sesuatu adalah... Perlu diketahui dan diingat selalu, memang iblis adalah penguasa dunia ini, tetapi
ingat Tuhan kita adalah Tuhan Semesta Alam. Oleh karena itu tanpa seijin Tuhan, iblis tidak mungkin
bisa bergerak semaunya sendiri. Ingat peristiwa Ayub, memang Ayub sedang di promosikan oleh
Tuhan, tetapi tanpa izin Tuhan, iblis tidak bisa berbuat apa-apa. Demikian pula dengan orang-orang
yang meminta kekayaan kepada iblis, jika Tuhan mengizinkan berarti itu akan terlaksana. Dan tidak
heran jika orang-orang yang diperkaya oleh iblis akan menjadi orang yang kaya raya... tetapi suatu
saat dia harus membayar dengan mahal kepada iblis.

Jika Tuhan mengizinkan sesuatu terjadi, berarti Tuhan sudah mempunyai maksud dibalik semua
kejadian itu.
Anak yang bungsu dan anak yang sulung
Anak bungsu – pergi keluar tetapi tanpa bapanya (keluar dari kasih karunia) – pergi dengan
membawa semua karunia tetapi tanpa menyertakan Allah yang adalah sumbernya – artinya Just
output No input – akhirnya dia kehabisan anggur, urapan dan kasih Allah (rohnya menjadi lemah) –
roh kemelaratan menyerang – pekerjaannya/hidupnya menjadi kering tidak memiliki apa-apa lagi
untuk melanjutkan kehidupan – jika tanpa pertobatan ini sama dengan pemberontakan.

Anak sulung – tetap tinggal dengan bapanya – tetapi melayani tanpa hati yang benar atau tidak baik
(sombong dan merasa berjasa terhadap ayahnya/tinggi hati), bahkan tidak suka / tidak dapat
bergerak dengan karunia-karunia yang ada padanya – artinya Just input No output – akhirnya anggur
yang ada padanya menjadi anggur tua yang memabukkan sehingga membuat dia tidak bisa berpikir
dengan jernih menghadapi segala kenyataan dan karakternya menjadi semakin buruk (keluar dari
kasih karunia) – roh kekecewaan dan iri hati menyerang sehingga membuat dia menjadi orang yang
sensitif dan kepahitan – jika tanpa pertobatan maka ini sama dengan pemberontakan.

Bagaimana dengan bapa kedua anak ini?


1. Bapa ini atau Tuhan selalu memiliki cara sendiri untuk bersikap dengan melihat ke masa depan
yang kita tidak ketahui untuk mengalahkan tipu daya iblis walau kita terpaksa harus menjadi
korban kesalahan kita.
2. Bapa ini atau Tuhan selalu fokus kepada pertobatan seseorang bukan keadaan sekarang saat
seseorang belum bertobat.

Bagaimana sikap kita seharusnya?


1. Jangan memaksa Tuhan untuk selalu setuju dengan kehendak kita – lewat doa syafaat, puasa dll
– Roma 12:2, 1Petrus 4:2.
2. Tinggal di dalam Tuhan, di dalam kasih karuniaNYA dan tetap percaya bahwa segala apa yang
Dia sediakan bagi kita selalu yang terbaik – Filipi 4:19.
3. Miliki iman yang benar untuk hidup bersama Dia – yaitu iman yang membawa ketenangan dan
damai sejahtera – Filipi 4:7.
4. Nikmati segala hal yang Tuhan sediakan, dengan pengucapan syukur dan jangan serakah
dengan apa yang tidak ada – Filipi 4:11-13.

You might also like