Professional Documents
Culture Documents
TUGAS KELOMPOK
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi
Makro 1
semester dua
Hilmansyah (1110046200005)
Kurniasih (1110046200020)
2011
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji kehadiratan Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, penulis juga bersyukur atas
kesehatan yang diberikanNya, sehingga dapat mengumpulkan materi-materi
untuk makalah yang berjudul “Peran Kebijakan moneter BI dalam Sektor Riil
guna Membangun Perekonomian Tahun 2011” yang dibuat guna memenuhi
tugas Teori Ekonomi Makro-1.
Penulis juga meminta maaf, jika makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan dan belum sempurna. Maka dari tu, penulis menerima kritik dan
saran yang membangun agar ke depannya akan lebih baik lagi.
Penulis
Daftar Isi
2
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan
b. Rumusan Masalah
4
c. Tujuan Penulsan 4
Bab II Pembahasan
b. Kebijakan Moneter
a. BI Rate
9
3
d. pengaruh BI Rate disektor Riil
13
a. Kesimpulan
15
b. Saran 15
Daftar Pustaka
17
Bab I
Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
Bab ll
Pembahasan
7
last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank
Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna
menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi
sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal
maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang
menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya
krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat
diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer
namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.
B. Kebijakan Moneter
Dalam kamus hukum ekonomi yang disusun oleh A. F. Elly Erawaty dan J.
S. Badudu, kebijakan moneter (monetary policy) adalah tindakan bank sentral
selaku pemegang otoritas moneter dalam menjaga keseimbangan moneter
negara. Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk
mengendalikan jumlah uang beredar dalam suatu negara dan memiliki hak
untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya
dan persediaan uang. Dengan kata lain, kebijakan moneter merupakan
instrument Bank Sentral yang sengaja dirancang untuk memengaruhi variable-
variabel finansial seperti suku bunga dan tingkat penawaran uang.
Sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara stabilitas nilai uang baik
terhadap faktor internal maupun eksternal. Stabilitas nilai uang mencerminkan
stabilitas harga yang pada akhirnya akan memengaruhi realisasi pencapaian
tujuan pembangunan suatu Negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar,
pemerataan distribusi, perluasan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi riil
yang optimum dan stabilitas ekonomi.
8
b. Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam UU NO.3 Tahun 2004 telah tercantum bahwa tujuan Bank Indonesia
adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Yang dimaksud dengan
kestabilan rupiah ini adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa
9
yang tercermin pada inflasi. Untuk memenuhi upaya ini Bank Indonesia telah
menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama
kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem
nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar ini
sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan.
a. BI Rate
10
BI rate adalah suku bunga kebijakan yang tercermin sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
pubik. Tujuan utama adanya BI Rate ini adalah menjaga dan memelihara
kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang
rendah dan stabil.
11
Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya
jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur
ekspektasi.
12
Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga
mempengaruhi ekspektasi publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku
bunga yang diperkirakan akan mendorong aktifitas ekonomi dan pada akhirnya
inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dengan
meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh
produsen kepada konsumen melalui kenaikan harga.
Dari Kebijakan moneter yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia, telah
menunjukan sedikit hasil terhadap perekonomian nasional, salah satunya dalam
sektor Riil. Di lihat dari data Tinjauan Kebijakan Moneter (TKR) Bank Indonesia
pada tiga bulan terakhir Ekonomi Indonesia dalam sektor riil mengalami
peningkatan.
13
peningkatan upah dan gaji serta pendapatan dari hasil ekspor. Pada tahun 2011,
rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) naik sebesar 8,7%. Kenaikan itu lebih
tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan pada tahun 2010 sebesar 8%. Lebih
tingginya kenaikan UMP 2011 dibandingkan kenaikan UMP 2010 akan
mendorong konsumsi masyarakat. Selain UMP, peningkatan konsumsi rumah
tangga berasal dari kenaikan gaji aparat negara sebesar 10% - 15% dan
dibagikannya gaji ke-13. Perbaikan pendapatan aparat negara diprakirakan juga
berasal dari perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di beberapa
kementrian/lembaga. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara, jumlah
pegawai negeri sipil pada tahun 2010 tercatat sebanyak 4,6 juta pegawai.
Peningkatan daya beli dari pegawai tersebut diperkirakan akan memberi
dorongan terhadap kinerja konsumsi rumah tangga.
Dorongan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ditopang oleh masih
baiknya daya beli masyarakat, harga barang impor yang relatif rendah, dan
relatif stabilnya ekspektasi penghasilan ke depan. Kinerja konsumsi yang masih
kuat terindikasi dari perkembangan berbagai indikator dini seperti penjualan
mobil dan motor serta penjualan eceran yang masih tumbuh tinggi sampai
dengan Januari 2011.
Pertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkat
terlihat dari beberapa indikator dini khususnya terkait peningkatan kapasitas
produksi dan bangunan. Faktor yang mendukung peningkatan investasi di
antaranya masih tingginya permintaan eksternal, persepsi pasar yang masih
positif terhadap iklim investasi baik dari investor dalam negeri maupun luar
negeri, peningkatan pembiayaan terutama dari pasar modal serta kemajuan
proyek infrastruktur jalan. Pertumbuhan investasi diperkirakan terjadi hampir di
seluruh komponennya. Hingga Januari 2011, aktivitas investasi mengindikasikan
peningkatan baik pada investasi bangunan maupun nonbangunanibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Indikasi peningkatan investasi
Kinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatat
pertumbuhan tinggi meski lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Lebih rendahnya pertumbuhan ekspor sejalan dengan volume
perdagangan dunia dan perkembangan indeks produksi di negara maju maupun
emerging markets yang mengalami tren perlambatan. Harga komoditas ekspor
sampai dengan Februari 2011 juga menunjukkan perlambatan kecuali komoditas
pertambangan. Selain itu, sektor-sektor yang menghasilkan produk ekspor juga
diperkirakan akan mengalami perlambatan pada triwulan laporan.
14
Impor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masih
kuatnya permintaan. Masih kuatnya impor didukung oleh impor barang konsumsi
yang tumbuh tinggi. Meningkatnya impor barang konsumsi terutama terjadi
pada komoditas makanan bahan mentah maupun makanan jadi serta barang
semi durables. Di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal melambat dan
terjadi pada seluruh komponennya dengan impor kendaraan penumpang
mengalami penurunan yang terbesar. Impor nonmigas pada Januari 2011
tumbuh sebesar 15,8%, melambat dari rata-rata pertumbuhan pada triwulan IV
2010 sebesar 20,5%.
Suku bunga acuan (BI Rate) di Indonesia saat ini adalah 6,5 %, angka ini
merupakan angka yang tertinggi di Asia Tenggara karena Malaysia hanya 2,75
%, Thailand 1,75 %, Filipina 4 % dan Singapura hanya 0.5 %.
15
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
17
Daftra Pustaka
UI Press.
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Transmisi+Kebijakan+Moneter/
http://www.newsbanking.com/2011/03/tinjauan-kebijakan-moneter-maret-
2011.html
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/peran-bank-indonesia-dalam-
pemeliharaan- kestabilan-sektor-keuangan/
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/
http://indocashregister.com/2009/10/22/hatta-rajasa-berjanji-akan-gerakan-
ekonomi-sektor-riil-kita-nantikan/
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2567A97B-06E8-40C6-B064-
FC464A88A1F8/22831/LKMI2011BIndonesia1.pdf
18
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2642E170-FFD7-4761-BA48-
D9E06240298D/22305/zTKMFEB2011.pdf
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/311062A2-9F33-4EC8-A167-
CF1352E5071A/22558/TKMMaret2011.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/01/17/membedah-perekonomian-
indonesia-di-tahun-2011-bersama-aviliani/
http://www.kabarindo.com/?act=dnews&no=6488
Sektor riil mengacu pada sektor yang memproduksi barang dan jasa melalui
pemanfaatan bahan baku dan faktor-faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja,
tanah, modal, atau peralatan produksi lainnya.
19