Professional Documents
Culture Documents
undefined
undefinedundefined
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
ًأن مح ّمدا
ّ الحمد هلل الذى ن ّزل الكتب با لحق يهدي للتي هي أقوم و يب ّشر المؤمنين الذين يعملون الصّالحات و أشهد
صلّي هللا عليه وسلّم عبده ورسوله أما بعد.
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada kita semua. Dan yang telah menurunkan kitab suci al-qur’an sebagai
petunjuk dan undang-undang konstitusi bagi muslimin. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, shahabat dan pengikutnya.
Mengingat kitab suci al-qur’an merupakan mu’jizat terbesar, yang mengandung makna
dan kajian yang mendalam. Sehingga diperlukannya pengkajian yang terkait dengan ilmu
Al-Qur’an secara sungguh-sungguh, yang dikenal dengan nama ‘Ulumul Qur’an. Salah
satu pembahasannya ialah Asbabun nuzul, Nuzulul Qur’an, Makkiyah-Madaniyah serta
pemeliharaan Al-Qur’an yang akan dibahas oleh penulis.
Terimakasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penulisan makalah ini, di antaranya Bpk.Muhammad Chirzin, M.Ag selaku
dosen mata kuliah ‘Ulumul Qur’an yang telah membimbing dan memberikan ilmu
kepada kami.Tidak lupa kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi, support
dan bantuan untuk terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik
dan saran yang konstruktif selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan di masa yang
akan datang.
وصلّي هللا وسلّم علي سيّدنا, وهللا نسأ ل هللا تعا لي أن ينفع بها القارئين و أن يجعل أعمالنا خالصة لوجهه الكريم
مح ّمد و آله وصحبه أجمعين.
Jogjakarta, 22 Januari 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzulul Qur’an dan Asbabun Nuzul
1. Definisi Nuzul Al-Quran
Secara etimologi, nuzulul quran adalah tarkib idhafi yang berarti peristiwa turunnya al-
quran . Kata nuzul berasal dari kata nazala yang memiliki beberapa arti yaitu meluncur
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah,singgah atau tiba di tempat
tertentu,tertib,teratur,dan perkumpulan,turun secara berangsur-angsur dan terkadang
sekaligus.
Sedangkan secara majazi,nuzulul quran berarti pemberitaan alquran oleh Allah Swt.
dengan cara yang dikehendaki-NYA sehingga dapat diketahui oleh Nabi Muhammad
Saw. dan malaikat di Lauh Mahfuz.
Menurut Al- Zarqani nuzulul quran yang dimaksud adalah dalam pengertian majazi yang
ditakwilkan dengan kata I’lam (pemberitahuan) oleh Allah mengenai al-quran dengan
segala aspeknya. Jadi bukan perpindahan dari atas ke bawah,karena pemberitahuan Allah
tidak terikat oleh arah dan tempat tertentu sebagaimana makhluk.
Kata nuzulul quran juga merupakan majaz isti’arah tashrihiyah yaitu menyamakan
pemberitahuan seorang atasan kepada bawahan.sehingga mengisyaratkan bahwa al-quran
bersumber dari Zat Yang Maha Agung.
فان العلم بالسبب يورث العم بالمسببمعرفة سبب النزول تعين علي فهم االية
Dalam konteks Ulumul Qur’an istilah makkiyah dan madaniyah secara harfiah adalah
merupakan sebuah penisbahan,yang selalu diakhiri dengan ya’ nisbah. Dimana hal ini
memiliki arti bahwa kalimat yang dinisbahkan tersebut memilki makna pengembalian
sesuatu,baik tentang nama seseorang maupun yang lainnya. Begitu juga lafadz makkiyah
dan madaniyah, yang dinisbahkan pada nama tempat. Namun demikian, bukan berarti
tidak ada ayat Al Qur’an yang diturunkan ditempat lain .
Walaupun pembicaraan tentang ayat makky dan madany cukup sederhana,namun pada
hakikatnya memiliki andil dan pengaruh yang cukup besar dalam melakukan pemahaman
dan penafsiran terhadap ayat al-Qur’an. Al Wahidy berpendapat bahwa dalam
penggolongan ayat makky dan madany itu berdasarkan ijtihad.Hal ini di dasari oleh Al
Ja’bary,yang mengatakan :
لمعرفة المك ّي والمدني طريقان سماعي والقياسي
“Untuk mengetahui makky dan madany ada dua jalan :sama’i (jalan riwayat) dan qiyasi
(jalan membandingkan yang satu dengan yang lain).”
Disisi lain, beberapa Ulama’ ada yang memberikan rumusan makky dan madany yang
berdasarkan pada empat teori yaitu
a. Teori geografis,(mulahazah makan nuzulihi), yaitu teori yang berorientasi pada tempat
nuzul ayat.
b. Teori subjektif, (mulahazah mukhatabina fi nuzulihi),yaitu teori yang berorientasi pada
siapa yang diseru dalam ayat itu.
c. Teori historis,(mulahazah zaman nuzulih),yaitu teori yang berorientasi pada sejarah
waktu nuzul al-Qur’an,standar teori ini adalah waktu hijrah Nabi.
d. Teori analisis isi,(mulahazah ma taadzammanat al surah ),yaitu teori yang berorientasi
pada isi surat atau ayat yangbersangkutan.
Ciri- ciri ayat Makki dan Madani sebagai berikut:
Ayat-ayat Makkiyah
• Suratnya mengandung ayat sajadah
• Setiap surat mengandung lafadz kalla(separuh terakhir dari Al-Qur’an,disebut sebanyak
33 kali dalam 15surat)
• Terdapat lafadz ya Ayyuhannas(kecuali Al Hajj:77)
• Mangandung kisah Nabi dan umat terdahulu(kecuali Al Baqoroh)
• Dibuka dengan huruf muqotho’ah atau hija’i(kecuali Al Baqoroh & Ali Imron)
• Berisi tentang ketauhidan,ancaman, dan keni’matan
• Bentuk ayat umumnya singkat dan banyak lafadz qosam
Ayat-ayat Madaniyah
• Setiap surat berisi kewajiban atau sanksi
• Disebutkan tentang orang-orang munafiq (kecuali Al Angkabut)
• Terdapat dialog dengan ahli kitab
• Berisi tentang ibadah,muamalah,akhwalus syakhsiyah,jihad,had,dll
• Bentuk dan suku kata serta ayat-ayatnya panjang,gaya bahasanya sangat jelas dan
menerangkan hukum.
Karena itulah pengetahuan tentang Makki dan Madani ini juga merupakan khazanah
intelektual dalam Islam.
D. PEMELIHARAAN AL-QUR’AN dan PENYEMPURNAAN MUSHAF
‘UTSMANIY
Pemeliharaan di sini yaitu pemeliharaan dalam bentuk pengumpulan dan penulisan al-
qur’an. Sebab sejakpermulaan turunnya, Rasulullah saw dan para sahabat sudah mulai
membukukan dalam rangka pemeliharaan terhadap al-qur’an.
a. Pemeliharaan al-Qur’an di masa Rasulullah saw.
Ada 2 cara dalam upaya pemeliharaan al-qur’an pada masa itu, yakni :
1. Pemeliharaan al-qur’an melalui hafalan
Rasulullah saw adalah hafidz al-qur’an pertama,sampai-sampai beliau mendapat gelar
sayyid al-huffadz.Beliau pun menjadi muara dan tempat kembalinya para sahabat dan
kaum muslimin secara keseluruhan dalam mengkaji dan mempelajari al-qur’an.
Pada masa rasulullah saw,para sahabat banyak yang menhafal dan mempelajari serta
mengajarkan al-qur’an kepada penduduk di berbagai daerah. Keadaan seperti ini
menggambarkan kegandrungan kepada al-qur’an di hati mereka.
Adapun faktor-faktor yangmenjadi acuan dan pendorong kaum muslimin untuk
menghafalnya,antara lain :
a. Al-qur’an berisi aturan hidup (dustur al-hayat) yang harus dijalankan dan dipatuhi
b. Al-qur’an merupakan tanda keagungan Allah yang memiliki keindahan balaghah dan
I’jaz yang menyebabkan orang-orang arab bertekuk lutut
c. Para huffadz mempunyai kedudukan terhormat di kalangan muslimin dan di hadapan
Allah dan rasul-Nya
2. Pemeliharaan al-qur’an melelui tulisan
Menurut riwayat, alat –alat yang digunakan sebagai sarana untuk memelihara al-
qur’an,demi mengabadikan kemurniannya, antara lain:
‘Usub (pelepah kurma)
Al-likhaf (daun-daun / kulit pohon tertentu )
Al-aktaf (tulang unta / domba yang telah dikeringkan )
Al-aqtab (papan yangbiasa diletakkan di atas punggung unta )
Qitha’al-adim (potongan kulit unta / kambing )
Para sahabat melakukan langkah ini dalam rangka memenuhi perintah Rasulullahsaw
untuk mencatat wahyu ketika Rasulullah saw masih hidup.
Para penulis itu hanya bertugas menulis wahyu al-qur’an dan meletakkan urutan-
urutannya berdasarkan petunjuk dari Rasulullah saw (tauqifi) sesuai perintah Allah SWT
melalui malaikat Jibril r.a yang datang kepada Nabi saw “hai Muhammad,sesungguhnya
Allah memerintahkan kepadamu agar meletakkan ayat ini … pada surat ini …
“.Begitupun yang dilakukan Nabi sawkepada para sahabat kuttab al-wahyi.
Dari pembahasan ini jelaslah,bahwa setiap kali wahyu diturunkan segera wahyuitu ditulis
atas perintah yang disertai petunjuk Rasul saw,dan penulisan juga dilakukan di hadapan
beliau.
Dua jalur ini sangatlah tepat dalam mendukung dan menjamin terpeliharanya al-
qur’an,selaras dengan janji Allah dalam firman-Nya:
DAFTAR PUSTAKA