You are on page 1of 29

KARAKTERISTIK DAN KAPASITAS MASYARAKAT

DALAM PENGELOLAAN SAMPAH


DI KECAMATAN PARIGI

Oleh:
MAS’AD
L4D 008135

S I DANG P E MBAHASAN
S e m a r a n g , 1 8 M a r e t 2 0 11

J U R U S A N P E R E N C A N A A N W I L AYA H D A N K O T A
F A K U LT A S T E K N I K U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O
SEMARANG
Outline Pembahasan
1 Pendahuluan

2 Metode Analisis

3 Gambaran Wilayah Studi

Analisis:
4 • Karakteristik Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
• Uji Petik teknik pengelolaan sampah pada level rumah
tangga
• Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
• Analisis Pengelolaan Sampah Terpadu
• Temuan Studi

5 Kesimpulan dan Rekomendasi


Pertumbuhan penduduk makin meningkat namun peran
serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rendah.

Latar Belakang
Sampah erat kaitannya dengan pertambahan jumlah
penduduk. Namun perkembangan penduduk yang ada
tidak disertai dengan perkembangan pola pikir dan cara
PE hidup untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan
mengurangi ketersediaan lahan yang ada.
ND
AH
Masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab
UL pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab
UA seluruh masyarakat.

N
”Bagaimana karakteristik dan kapasitas masyarakat dalam
Research Question pengelolaan sampah di Kecamatan Parigi untuk menuju pola
pengelolaan sampah non konvensional ?”
RUMUSAN MASALAH
Paradigma pengelolaan sampah masih
konvensional
Peranserta masyarakat dalam pengelolaan
sampah masih rendah
Peningkatan taraf hidup masyarakat yang tidak
diimbangi pengetahuan organisasi terutama
dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah belum menerapkan
keterpaduan antara pemerintah dan
masyarakat.
TUJUAN PENELITIAN
Melihat bagaimana karakteristik dan
kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan hal-hal yang harus
dikembangkan untuk menuju pola
pengelolaan sampah non konvensional.
MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu
acuan dalam membuat kebijakan di bidang
persampahan untuk meningkatkan pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah di masa yang akan
datang.
DATA PENELITIAN
Manfaat dalam
No. Jenis Data Analisis Bentuk
1.  Jumlah Penduduk Mengetahui Kec. Parigi
 Jumlah KK Karakteristik dalam Angka
 Luas Wilayah Wilayah Studi
2.  Jumlah timbulan sampah Tingkat pelayanan Kec. Parigi
 Jumlah KK pengelolaan dalam Angka
 Jumlah Kel./Desa sampah
 Luas Wilayah
 Asumsi timbulan/orang

3.  Pewadahan Kajian peran Kuesioner


 Pemilahan serta masyarakat
 Persepsi terhadap estetika lingkungan
 Keterlibatan dalam pengumpulan
 Keterlibatan dalam sosialisasi
 Persepsi terhadap pelayanan
 Persepsi terhadap 3 R
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a.Observasi
dilakukan dengan cara pengamatan langsung
di lapangan kemudian di lanjutkan dengan
pelaksanaan uji petik pemilahan sampah di
sampel rumah tangga, perkantorandan fasilitas
umum.
b. Questioner
Kuesioner ini ditujukan untuk mengetahui
beberapa hal seperti jumlah timbunan sampah
per KK, proses pewadahan samapah, dan
tingkat kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai pengelolaan sampah
non konvensional.
TEKNIK ANALISIS
 Analisis yang digunakan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif untuk dapat mendetailkan penjelasan mengenai
karakteristik dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
sampah.

 Analisis tersebut meliputi analisis karakteristik eksisting


masyarakat dalam mengelola sampah mereka, kemudian
dilakukan uji petik yang hasilnya digunakan untuk menilai
kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah, dari
hasil tersebut dapat dibuat arahan bagaiman pola
pemberdayaan masyarakat yang seharusnya sehingga
terwujud pola pengelolaan sampah yang terpadu dengan
melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Input Proses Output
ASPEK OPERASIONAL
Karakteristik masy. dlm
deskriptif
pengelolaan sampah Pengelolaan
sampah menuju
Identifikasi Pola Pewadahan deskriptif non konvensional
berbasis
Uji petik pola pengelolaan masyarakat
deskriptif
Keran
sampah

gka
ASPEK PERAN SERTA
A MASYARAKAT
nalisis Kajian Dampak sampah
terhadap masyarakat dan deskriptif Pola pengelolaan Yang
lingkungan sekitar melibatkan masyarakat
Pola pelibatan masyarakat dan pemerintah
deskriptif
untuk aktif mengelola

Rekomendasi
pengelolaan sampah non
konvensional yang
partisipatif
Teknik Operasional Pembiayaan Peraturan

ooooooooooooooooooooooooooooooooo

Tinjau
Paradigma
an Konvensional: Zero Waste
IKDU
Kumpul-Angkut-Buang
Teoriti
s ooooooooooooooooooooooooooooooooo

Kelembagaan Peran serta Masyarakat

Arah Pergeseran Sistem Teknik


Operasional
Koridor Pengelolaan Sampah Terpadu
3 (Integrated Solid Waste Management)
4

Tinjauan Pengelolaan Sampah


a Karakteristik Wilayah Kecamatan Parigi

b Karakteristik Masyarakat

c Kondisi Persampahan

d Operasional Pengelolaan Sampah


PETA KECAMATAN PARIGI
Karakteristik Wilayah
Kecamatan Parigi , Kabupaten Moutong

Administratif Kabupaten
Terletak di pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara geografis Parigi Moutong terletak di antara:
2° 22' Lintang Utara dan 3° 48' Lintang Selatan, serta
119° 22' dan 124° 22' bujur Timur.
Luas wilayah Parigi Moutong 6.231,85 km², secara administratif Parigi Moutong dibagi
dalam 20 Kecamatan serta 180 desa/kelurahan

Administratif Kecamatan
Kecamatan Parigi memanjang dari utara ke selatan yang tebentang menjulur di
sebagian Pantai Timur Teluk Tomini.
Kecamatan Parigi memiliki luas wilayah ± 38,82 km² dengan jumlah penduduk pada
tahun 2009 sebesar 23.833 jiwa
Kecamatan Parigi secara administrastif terbagi dalam 5 wilayah Kelurahan dan 5 Desa
yang masuk dalam kategori desa defenitif.
Karakteristik Masyarakat
Kecamatan Parigi , Kabupaten Moutong

Kependudukan
Jumlah penduduk pada tahun 2008 secara keseluruhan adalah 23.833 jiwa.
Dengan rincian jumlah penduduk laki-laki 12.015 jiwa dan jumlah penduduk
perempuannya 11.818 jiwa
Memiliki distribusi penduduk yang sudah merata.
Kepadatan tertinggi adalah Kelurahan Maesa dengan 999 Jiwa/km² dan
untuk kepadatan terendah terdapat di Kelurahan Lebo dengan 190 jiwa/ km²

Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Parigi terbesar
adalah petani pemilik yaitu sebesar 23,37% dan yang terkecil
adalah industri 0,19%
Kondisi Persampahan
Kecamatan Parigi , Kabupaten Moutong

Sejalan dengan makin berkembangnya Kecamatan Parigi dari waktu ke waktu,


kegiatan masyarakat semakin meningkat, sehingga jumlah timbulan sampah
semakin meningkat dan bervariasi. Jumlah timbulan sampah di Kecamatan
Parigi mencapai 69 m3/hari namun jumlah sampah yang dapat diangkut di
Kecamatan Parigi baru berjumlah 35,65 m3 setiap harinya (DPLH, 2008).

Persentase
No. Volume Sampah per Hari Frekuensi
(%) Masyarakat yang belum
1 1 kantong plastik 11 36,67
terjangkau pelayanan
2 2 kantong plastik 9 30,00
3 3 kantong plastik 4 13,33
persampahan, mereka
4 Diatas 3 kantong plastik 6 20,00 mengelola sendiri sampah yang
Jumlah 30 100.00 dihasilkan dengan cara dibuang
di halaman dan kemudian
dibakar atau ditimbun
Operasional Pengelolaan Sampah
Kecamatan Parigi , Kabupaten Moutong

1. Sistem Pewadahan 2. Sistem Pengangkutan

Sistem pewadahan yang ada adalah Sistem pengangkutan yang dilakukan


dalam bentuk plastik yang ada di menggunakan Truk, baik dengan jenis
setiap rumah, bin container atau tong bak terbuka maupun dengan Arm-roll
sampah. Truck dengan kapasitas 8m2.
Pada umumnya tidak dilakukan Jadwal pengangkutan sampah yang
pemisahan antara sampah organik hanya dilakukan 1 kali dalam sehari
dan sampah anorganik. dan hanya 2 sampai 3 kali dalam
Pola operasional dalam sistem seminggu.
pengumpulan: Sistem pengangkutan sampah yang
1. Sistem Tempat Penampungan kurang tepat menyebabkan gangguan
Sementara ( TPS ) sistem transportasi karena container
2. Sistem kontainer dibiarkan terbuka pada saat
3. Sistem Penyapuan Langsung pengangkutan ke TPA
Lanjutan Operasional Pengelolaan Sampah

3. Sub-Sistem Pewadahan 4. Sub-Sistem Pengangkutan

Subsistem pewadahan yang Masih ada sistem pengangkutan yang


diterapkan pada umumnya dilakukan 2-3 hari sekali. Hal ini
menggunakan ember, karung, drum menimbulkan bau yang kurang sedap
bekas dan lain-lain. terhadap lingkungan disekitar TPS
Pada sebagian kecil jalan protokol tersebut.
wadah sampah disediakan oleh Dinas Sarana pengangkutan yang dimiliki
PLH Kabupaten Parigi Moutong, oleh DPLH adalah:
sedang sebagian lainnya 1. 3unit Dump Truck kapasitas 6
menggunakan karung maupun drum m3/rit dengan kondisi kendaraan
bekas yang disediakan secara pribadi 60%-80%.
maupun swadaya oleh kelompok 2. 2 unit Arm roll truck kapasitas 6
masyarakat (RT/RW) untuk daerah m3/rit dengan kondisi kendaraan
permukiman. 50%-80%.
5

Analisis
Karakteristik Masyarakat dalam Pengelolaan
a
Sampah
Uji Petik teknik pengelolaan sampah pada level
b
rumah tangga

c Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan


sampah

d Temuan Studi
An. Karakteristik Masyarakat dalam pengelolaan Sampah

Pewadahan

Pewadahan sudah dilakukan dengan


pemisahan, namun belum semua
rumah tangga mematuhi terutama
masih ada yang mencampur adukkan
sampah.
Tingkat persepsi masyarakat
terhadap estetika lingkungan cukup
tinggi (40%), namun tidak disertai
tindakan nyata dalam penwadahan
sampah
 Pemilahan sampah telah dilakukan
sebesar 43% namun 36% masy. Ada
yang belum melakukan pemilahan.
An. Uji Petik

Rumah Tangga

untuk skala rumah tangga


pemilahan sampah dapat
dilaksanakan dengan baik, semua
sampel dapat melakukan
pemilahan sampah. Untuk
sampah basah terlihat masih ada
kantong plastik masuk dalam
wadah sampah basah.
An. Uji Petik

Perkantoran

sampah yang berada di wadah


dapat terpisah dengan baik.
Sampah basah terdiri dari daun-
daunan, sisa makanan dan lain-
lain, sedangkan sampah kering
terdiri dari kertas, plastik, botol
minuman kemasan, bungkus
rokok, puntung rokok
An. Uji Petik

Fasilitas Umum

untuk kawasan fasilitas umum


belum dapat memilah sampah
dengan baik. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil uji petik, yaitu sampah
masih tercampur. Baik di wadah
sampah basah maupun wadah
sampah kering semuanya
menunjukkan kekurangtertiban
masyarakat dalam memilah
sampah.
Pemberdayaan Masyarakat menuju Pengelolaan Sampah
Non Konvensional
TEMUAN STUDI

Pola pewadahan masi konvensional, dari Pola pengelolaan non konvensional seperti
hal ini perlu digalakkan adanya pemisahan composting dan daur ulang akan sangat
sampah lebih awal pada sampah rumah membantu, namun tentunya harus
tangga dengan sosialisasi pola pewadahan ditindaklanjuti dengan peningkatan
yang bagus dan lebih ramah lingkungan kesadarn masyarakat sehingga proses dari
Kesadaran masyarakat sudah cukup bagus mulai pemilahan sampah sampai pada
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daur ulang dan composting dapat
sampah namun masih banyak kekurangan terorganisisr dengan baik.
terutama dalam peran aktifnya dan Untuk pengelolaan sampah non
pengetahuan mengenai pengelolaan konvensional berbasis masyarakat pada
sampah non konvensional TPS atau TPA perlu adanya inovasi-inovasi
Pengelolaan sampah yang efisien masi baru khususnya kepada pemerintah
belum diterapkan, terutama konsep 3R setempat agar dapat memfasilitasi inovasi
yang lebih mengutamakan pada mengolah dalam pengelolaan sampah
sampah dan tidak hanya sekedar
membuang sampah
6

Kesimpulan dan
Rekomendasi
Kesimpulan

Secara operasional pola konvensional masih dilakukan dalam pengelolaan sampah,


namun beberapa hal telah dilakukan seperti pemisahan sampah dan pengangkutan yang
rutin namun masih dilakukan tanpa koordinasi yang baik sehingga kurang terpadu dalam
pelaksanaannya.
Pola pemberdayaan masyarakat masih sangat kurang.
Beberapa hal terkait dengan upaya pemberdayaan perlu dilakukan melalui hal-hal
sederhana.
Beberapa pola pengelolaan sampah non konvensional dapat dicoba diterapkan mulai dari
pengelolaan sampah rumah tangga, pengangkutan dan pengolahan di TPS, hingga ke
tempat pembuangan akhir.
Pola yang dapat diterapkan untuk mengolah sampah antara lain composting, daur ulang,
dan pembakaran yang dilakukan dengan syarat tertentu dimana ada kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat.
Pola pengelolaan sampah terpadu ini sebaiknya dilakukan setelah komponen-komponen
dasar terkondisikan dengan baik.
Rekomendasi
Pengembangan pengetahuan dasar mengenai kesadaran
dalam membuang sampah, mengelola sampah rumah
tangga harus digalakkan dengan metode sederhana.
Pemerintah hendaknya menjadi fasilitator bagi terwujudnya
pengelolaan sampah yang terpadu.
Sebaiknya dibentuk badan atau lembaga khusus untuk
menangani sampah di bawah KLH. Untuk memudahkan
monitoring kegiatan yang dikhususkan untuk pengelolaan
sampah secara terpadu.
Model pengelolaan sampah terpadu ini dapat
dikembangkan dengan menambah variable lain yang sesuai
dan tentunya tetap dapat melibatkan komponen masyarakat
dan pemerintah baik secara fisik operasional, pemberdayaan
masyarakat, dan pembiayaan.
SIDANG PEMBAHASAN
Semarang, 18 Maret 2011

TERIMA KASIH

You might also like