Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan adakalanya terjadi
kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan atau perubahan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh suatu entitas, serta adanya peristiwa luar biasa
yang secara signifikan akan berpengaruh pada kondisi kinerja keuangan suatu
entitas.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta
mampu:
1. Memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
2. Mampu mengimplementasikan SAP dalam menyusun dan menyajikan
Laporan Keuangan
C. Deskripsi Ringkas
laporan keuangan. Pada Bab II akan dibahas secara khusus kesalahan dan
koreksi yang dilakukan apabila terdapat kesalahan-kesalahan tersebut. Pada Bab
III diungkapkan mengenai Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan
pada laporan keuangan.
D. Metode Pembelajaran
BAB II
KOREKSI KESALAHAN
a. periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun
berjalan
b. periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum
diaudit oleh BPK
c. periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD
dan telah ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah.
SKPD
BUD
SKPD
Belanja Pegawai Rp 531.000.000
Belanja Barang Rp 531.000.000
BUN
Tidak ada Jurnal
Contoh 1:
Pada tanggal 20 April 2005, diterima setoran atas pendapatan
Retribusi Parkir dengan STS No. 123 sebesar Rp 13.000.000. Pada
hari dan tanggal yang sama STS tersebut dibukukan oleh bagian
keuangan sebesar Rp 31.000.000,-. Pada bulan Januari 2006 waktu
menyusun laporan, diketahui kesalahan tersebut, ditemukan
perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku
sebesar Rp 18.000.000 (Rp 31.000.000 – Rp 13.000.000).
BUD
Contoh 2:
Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-
LS dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS
tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp531.000.000,-.
Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan
tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo
menurut buku sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000–Rp513.000.000).
BUD
Kas di Kas Daerah Rp 18.000.000
Belanja Pegawai Rp 18.000.000
SKPD
Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005
BUD
Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005
Contoh:
Pada tanggal 15 Mei 2005, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas
pengadaan Air Condition (AC) seharga Rp 2.250.000,-. Pada hari dan tanggal
yang sama SP2D tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp
2.250.000,-. Pada bulan Agustus 2006, pada saat itu laporan keuangan
tahun 2005 sudah disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam
pengesahan SPJ pengadaan AC tanggal 15 Mei 2005, dimana harga beli AC
menurut faktur sebesar Rp 2.225.000,- Akibatnya aset tetap yang terlalu
tinggi Rp 25.000 (pengaruhnya tidak material) dan disarankan oleh Bawasda
agar dilakukan tuntutan perbendaharaan kepada Bendahara Pengeluaran,
dan telah dilakukan pembayaran kembali oleh Bendahara Pengeluaran.
Transaksi tersebut dibukukan seperti berikut:
SKPD
Jurnal Tanggal 15 Mei 2005
Belanja Modal – Peralatan dan Rp 2.250.000
Mesin
Piutang dari BUD Rp 2.250.000
Peralatan dan Mesin Rp 2.250.000
Diinvestasikan dalam Aset Rp 2.250.000
Tetap
Jurnal Koreksi
Utang kepada BUD Rp 25.000
Pendapatan lain-lain Rp 25.000
BUD
Jurnal Tanggal 15 Mei 2005
Belanja Modal Peralatan dan Rp 2.250.000
Mesin
Kas di kas daerah Rp 2.250.000
Jurnal Koreksi
Contoh
Pada Tanggal 9 Pebruari 2005, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan
dengan bukti STS sejumlah Rp 3.575.000. dan salah dibukukan sebesar Rp
3.275.000. Kesalahan atas pencatatan tersebut ditemukan pada tahun 2006
dimana laporan keuangan Tahun Anggaran 2005 telah diterbitkan. Pengaruh
dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo Kas dan
SiLPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus
ditambah. Transaksi – transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut:
SKPD
Jurnal Tanggal 9 Februari 2005
Utang kepada BUD Rp 3.275.000
Lain-lain PAD - Pendapatan Rp 3.275.000
sewa
Jurnal Koreksi
Tidak ada jurnal
BUD
l Tanggal 9 Februari 2005
Kas di kas daerah Rp 3.275.000
Lain – lain PAD Rp 3.275.000
Jurnal Koreksi
Kas di kas daerah Rp 300.000
SiLPA/SiKPA Rp 300.000
Contoh:
SKPD
Jurnal yang salah
Belanja Modal Peralatan Mesin Rp 5.000.000
Piutang dari BUD Rp 5.000.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 5.000.000
Jurnal koreksi
Peralatan Mesin Rp 5.000.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 5.000.000
BUD
Jurnal Pada saat pembayaran
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 5.000.000
Kas di Kas Daerah Rp 5.000.000
Jurnal koreksi
Tidak ada jurnal
Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar dicatat
sebagai pendapatan pajak pada saat diterimanya pendapatan tersebut, dan
sebaliknya apabila lebih bayar maka pembayaran restitusi kepada wajib
pajak, maka dicatat sebagai pengurang pendapatan pajak pada saat terjadi.
Contoh:
Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak
untuk tahun 2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib
pajak telah membayar pada bulan April 2006.
SKPD
Transaksi tersebut dijurnal:
Utang kepada BUD Rp 5.000.000
Pendapatan pajak Rp 5.000.000
BAB III
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Contoh:
Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember
2003 senilai Rp 200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan
kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin
menggunakan metode garis lurus. Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5
tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006 Pemkot Madiun memutuskan
untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan Mesin (termasuk
komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode
penyusutan saldo menurun (double declining method)
Dengan perhitungan tersebut di atas, pada akhir tahun 2006 terdapat perbedaan
jumlah akumulasi penyusutan sebesar Rp 36.800.000, sehingga nilai wajar aset
tetap dengan metode saldo menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut,
sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
B. Pengungkapan
Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31
Desember 2006 adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah
dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.”
BAB IV
PERISTIWA LUAR BIASA
Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas
berbeda dari aktivitas biasa atau normal suatu entitas dan karenanya tidak
diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga
memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.
Di lingkungan entitas pemerintahan, penanggulangan bencana alam dan
sosial termasuk aktivitas biasa.
Peristiwa yang berada di luar kendali atau pengaruh entitas adalah kejadian
yang sukar diantisipasi dan oleh karena itu tidak dicerminkan di dalam
anggaran.
Dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran karena peristiwa luar
biasa terpenuhi apabila kejadian dimaksud secara tunggal menyebabkan
penyerapan sebagian besar belanja tak tersangka atau dana darurat sehingga
memerlukan perubahan/pergeseran anggaran secara mendasar.
Contoh :
“Pada bulan Mei 2006 telah terjadi gempa dengan skala 5,9 Richter di wilayah
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, dimana wilayah
Kabupaten Bantul mengalami kerusakan yang paling parah, yang
mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infra struktur dan sentra-sentra
industri dan perekonomian masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan
kerugian yang sangat besar pada infra struktur pemerintah (jalan, jembatan,
irigasi, perumahan, gedung kantor dsb). Oleh karena itu akan menimbulkan
disatu sisi menurunnya potensi Pendapatan Asli daerah (PAD) dan dilain sisi
meningkatnya kebutuhan dana untuk bantuan sosial kepada masyarakat dan
dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infra struktur di wilayah kabupaten
Bantul.”
Peristiwa tersebut telah memenuhi kriteria paragraf 35 PSAP no 10 tentang
Koreksi Kesalahan, perubahan Kebijakan Akuntansi dan peristiwa Luar Biasa,
sehingga layak dianggap sebagai Peristiwa Luar Biasa.
SOAL LATIHAN
Pilihan ganda:
1. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode
berjalan, akibat kesalahan tersebut akan dicatat:
a. menambah pendapatan
b. menambah belanja
c. mengurangi pendapatan
d. mengurangi belanja
3. Pemkot Makassar lebih membayar honor seorang pegawai terlalu besar pada
bulan Desember tahun 2005 sebesar Rp 500.000. Kepada yang bersangkutan
diminta mengembalikan sesuai dengan SK tuntutan ganti rugi pada bulan
Januari 2006, tetapi sampai laporan keuangan tahun 2005 selesai disusun
belum ada dikembalikan tersebut, karena pegawai yang bersangkutan
sedang tugas belajar.
a. Dicatat sebagai pengurang belanja
b. Dicatat sebagai pendapatan lain-lain
c. Dicatat sebagai piutang lain-lain
d. Tidak dicatat, karena belum dibayar
DAFTAR BACAAN