Professional Documents
Culture Documents
1. Jelaskan perbedaan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan evaluasi berikut ini, dan
lengkapi dengan contoh-contohnya !
a. Asesmen dengan evaluasi,
b. Penilaiaan dengan pengukuran,
c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif
d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
Jawab:
a. Perbedaan Asesmen dengan evaluasi
1. Asesmen merupakan proses mendapatkan informasi dalam bentuk apapun
yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah
maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Contoh:
Guru membuat alat pengukuran berupa instrumen tes yang diberikan terhadap siswa.
Setelah diadakan tes, guru merefleksi hasil tes tersebut untuk dapat menentukan
apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.
2. Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut
dengan
kriteria tertentu
Contoh:
Asesmen dilakukan terhadap siswa dari serangkaian kegiatan pembelajaran selama 1
semester, dengan berbagai pertimbangan, maka pada akhirnya data-data yang
terkumpul guru untuk mengambil keputusan untuk menaikkan atau tidak menaikkan
siswa.
b. Penilaiaan dengan pengukuran
Penilaian adalah segala prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai belajar siswa dan pembentukkan nilai serta pertimbangan mengenai
kemajuan belajar siswa.
Contoh kegiatan penilaian:
Menggunakan instrumen tes berupa tes tertulis, tes untuk kerja, maupun tes
secara lisan untuk menilai kemampuan siswa tentang materi tertentu.
Pengukuran adalah proses pemberian angka pada hasil tes atau prosedur penilaian
lain sesuai dengan aturan tertentu.
Contoh kegiatan pengukuran:
Nilai ipa intan pada ulangan harian pertama adalah 87.
c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif
Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok
bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan tertentu.
Contoh:
Ulangan harian.
Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,
(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang
dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan
merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
Contoh:
Ujian akhir semester ganjil atau genap
d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
Ranah Kognitif: suatu bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan daya pikir.
Contoh :
Ada suatu bak mandi dengan panjang 1m, lebar 1,5m,dan tinggi
1,5m,membutuhkan berapa lamakah agar bak tersebut terisi air penuh
Ranah Afektif: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan sikap.
Contoh:
Guru menilai keaktifan siswa dalam pembelajaran, apakah suka berpendapat,
bertanya, maupun menjawab pertanyaan.
Ranah Psikomotorik: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan gerakan
tubuh atau keterampilan
Contoh :
Siswa dinilai guru dalam menggunakan mikroskop.
2. Langkah pengambilan keputusan adalah inti kerja melakukan suatu asesmen terhadap obyek
yang dievaluasi.
a. Apakah wujud keputusan yang maksud tersebut ? beri contohnya !
b. Apakah ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat
guru mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga)?
c. Apakah ciri-ciri butir suatu tes disebut baik, jelaskan !
d. Mengapa evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran ?
Jawab :
a. Wujud keputusan yang dimaksud adalah tindakan selanjutnya yang akan diambil atau
dilakukan setelah melakukan penilaian. Tindakan selanjutnya tersebut harus disesuaikan
dengan hasil penilaian.
Contoh :
Guru memutuskan untuk menaikkan atau tidak menaikkan siswa.
b. Ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru
mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga).
Persamaan
Kedua proses evaluasi tersebut sama-sama menghasilkan keputusan guru untuk
memberi keputusan atas penilaian yang telah dilakukan, seperti naik atau tidak
naiknya siswa dan baik atau kurang baiknya kinerja para pegawai di institusi.
Perbedaan
Perbedaannya terletak pada subyek yang diberikan keputusan, yaitu siswa dan
pegawai di institusi tertentu.
c. Ciri-ciri butir suatu tes disebut baik:
Valid
Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal
dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan
pengukuran yang telah ditetapkan.
Relevan
Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat mengukur kemampuan belajar
sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan dalam indikator pencapaian hasil
belajar (Ranah kognitif, afektif dan psikhomotor).
Spesifik
Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar jawabannya pasti dan tidak
menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam memberikan jawaban.
Representatif
Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan
bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi
pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus
terwakili dalam soal tes.
Seimbang
Dalam proses pengajaran dosen akan tahu persis, bahwa setiap pokok bahasan
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, soal tes dikatakan seimbang bila pokok
bahasan yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan
terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan
memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan
yang berbeda.
Sensitif
Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik harus memiliki
sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan
yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa
tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat
mengerjakan dengan benar.
Fair
Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam pengertian tidak mengandung
jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma yang dipakai serta kriteria
keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif, tidak merugikan kelompok
tertentu.
Praktis
Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk dilaksanakan dilihat dari segi
pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik harus efisien dan mudah untuk
dilaksanakan.
d. Evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran karena tujuan diadakannya
evaluasi setelah proses pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam RPP telah tercapai atau belum,
sehingga diperlukan alat indikator keberhasilan, yaitu melalui adanya evaluasi pengajaran
yang isinya selaras dengan tujuan pembelajaran.
3. Seorang guru bila hendak mengajar harus memiliki Sillabus (kurikulum), RPP,
mendeskripsikan SK, KD, dan indikator
a. Seberapa pentingkah peranan silabus, RPP, KD, SK dan indikator yang kita ketahui
sebelum mengajar ? jelaskan!
b. Apakah tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif, ranah
afektif dan psikomotorik ? bila ada persamaan dan perbedaan dari ketiga ranah tersebut
jelaskan dan beri contohnya !
c. Apakah kurikulum itu ?dan apa pula yang dimaksud indikator dan kompetensi ? jelaskan!
d. Sebutkan jenis-jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi ! jelaskan
masing-masing !
Jawab:
a. Silabus, RPP, KD, SK dan indikator sangat penting untuk diketahui sebelum mengajar
karena semua itu merupakan pedoman bagi seorang guru dalam melakukan proses
pembelajaran, terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan pembelajaran yang tercantum di dalam RPP haruslah selaras dengan isi silabus,
SK, KD, dan indikator. Adanya RPP berfungsi untuk mempermudah guru menjalankan
pembelajarn agar tidak melenceng dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b. Ada perbadaan tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif,
ranah afektif dan psikomotorik.
Tingkat Deskripsi
I. Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa,
tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.
Tingkat Deskripsi
Tingkat Deskripsi
I. Gerakan Arti: Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
refleks Responsi terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya: melompat,
menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala,
menggenggam, memegang.
4. Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3 macam, yakni ; penskoran tanpa ada koreksi
jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.
a. Pada suatu soal tes matapelajaran IPS kelas 5 bentuk pilihan ganda ada 40 butir. Aliya
dapat menjawab benar 10. Berapakah score Aliya yang diperoleh jika menggunakan
penskoran tanpa ada koreksi ?
b. Pada suatu soal tes matapelajaran PKn kelas 4 bentuk pilihan ganda ada 50 butir, tiap
butir terdiri 4 opsi pilihan. Jika dalam evaluasi tersebut Armahedi dapat menjawab benar
30 butir, menjawab salah 12, dan tidak dijawab ada 8 butir, berapakah score Armahedi
yang diperoleh ?
Jawab:
4. a) Penskoran tanpa ada koreksi
Diketahui : N = 40 ; B=10
Ditanya : Skor Aliya?
Penyelesaian :
Skor Aliya = B x 100
N
= 10 x 100
40
= 25
Penyelesaian :
x 100
x 100
5. Buatlah contoh model penilaian portofolio lengkapilah dengan tabel fisualisasi sehingga guru-
guru teman sejawat saudara dapat memahami kinerja saudara dari tampilan kolom-kolom yang
saudara pola perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes konvensional !
Jawab:
Contoh Penilaian Portofolio
1 Menulis
karangan
deskriptif
2 Membuat
resensi buku
Catatan: karya siswa sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan aspek yang dinilai