You are on page 1of 12

MID SEMESTER ASESMEN PEMBELAJARAN SD

Nama: Wahyu Hihayat


Nim: 1402408267
Rombel: 06
Mata Kuliah: Asesmen Pembelajaran SD
Dosen Pengampu: Dr. Ali Sunarso, M.Pd.

1. Jelaskan perbedaan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan evaluasi berikut ini, dan
lengkapi dengan contoh-contohnya !
a. Asesmen dengan evaluasi,
b. Penilaiaan dengan pengukuran,
c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif
d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

Jawab:
a. Perbedaan Asesmen dengan evaluasi
1. Asesmen merupakan proses mendapatkan informasi dalam bentuk apapun
yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik
yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah
maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Contoh:
Guru membuat alat pengukuran berupa instrumen tes yang diberikan terhadap siswa.
Setelah diadakan tes, guru merefleksi hasil tes tersebut untuk dapat menentukan
apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.
2. Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil
pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut
dengan
kriteria tertentu
Contoh:
Asesmen dilakukan terhadap siswa dari serangkaian kegiatan pembelajaran selama 1
semester, dengan berbagai pertimbangan, maka pada akhirnya data-data yang
terkumpul guru untuk mengambil keputusan untuk menaikkan atau tidak menaikkan
siswa.
b. Penilaiaan dengan pengukuran
 Penilaian adalah segala prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai belajar siswa dan pembentukkan nilai serta pertimbangan mengenai
kemajuan belajar siswa.
Contoh kegiatan penilaian:
 Menggunakan instrumen tes berupa tes tertulis, tes untuk kerja, maupun tes
secara lisan untuk menilai kemampuan siswa tentang materi tertentu.
 Pengukuran adalah proses pemberian angka pada hasil tes atau prosedur penilaian
lain sesuai dengan aturan tertentu.
Contoh kegiatan pengukuran:
 Nilai ipa intan pada ulangan harian pertama adalah 87.
c. Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif
 Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok
bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan tertentu.
Contoh:
Ulangan harian.
 Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,
(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang
dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan
merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
Contoh:
Ujian akhir semester ganjil atau genap
d. Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
 Ranah Kognitif: suatu bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan daya pikir.
Contoh :
Ada suatu bak mandi dengan panjang 1m, lebar 1,5m,dan tinggi
1,5m,membutuhkan berapa lamakah agar bak tersebut terisi air penuh
 Ranah Afektif: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan sikap.
Contoh:
Guru menilai keaktifan siswa dalam pembelajaran, apakah suka berpendapat,
bertanya, maupun menjawab pertanyaan.
 Ranah Psikomotorik: bagian dari ranah asesmen yang berkaitan dengan gerakan
tubuh atau keterampilan
Contoh :
Siswa dinilai guru dalam menggunakan mikroskop.
2. Langkah pengambilan keputusan adalah inti kerja melakukan suatu asesmen terhadap obyek
yang dievaluasi.
a. Apakah wujud keputusan yang maksud tersebut ? beri contohnya !
b. Apakah ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat
guru mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga)?
c. Apakah ciri-ciri butir suatu tes disebut baik, jelaskan !
d. Mengapa evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran ?

Jawab :
a. Wujud keputusan yang dimaksud adalah tindakan selanjutnya yang akan diambil atau
dilakukan setelah melakukan penilaian. Tindakan selanjutnya tersebut harus disesuaikan
dengan hasil penilaian.
Contoh :
Guru memutuskan untuk menaikkan atau tidak menaikkan siswa.
b. Ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru
mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga).
 Persamaan
Kedua proses evaluasi tersebut sama-sama menghasilkan keputusan guru untuk
memberi keputusan atas penilaian yang telah dilakukan, seperti naik atau tidak
naiknya siswa dan baik atau kurang baiknya kinerja para pegawai di institusi.
 Perbedaan
Perbedaannya terletak pada subyek yang diberikan keputusan, yaitu siswa dan
pegawai di institusi tertentu.
c. Ciri-ciri butir suatu tes disebut baik:
 Valid
Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal
dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan
pengukuran yang telah ditetapkan.
 Relevan
Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat mengukur kemampuan belajar
sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan dalam indikator pencapaian hasil
belajar (Ranah kognitif, afektif dan psikhomotor).
 Spesifik
Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar jawabannya pasti dan tidak
menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam memberikan jawaban.
 Representatif
Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan
bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi
pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus
terwakili dalam soal tes.
 Seimbang
Dalam proses pengajaran dosen akan tahu persis, bahwa setiap pokok bahasan
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, soal tes dikatakan seimbang bila pokok
bahasan yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan
terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan
memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan
yang berbeda.
 Sensitif
Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik harus memiliki
sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan
yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa
tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat
mengerjakan dengan benar.
 Fair
Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam pengertian tidak mengandung
jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma yang dipakai serta kriteria
keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif, tidak merugikan kelompok
tertentu.
 Praktis
Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk dilaksanakan dilihat dari segi
pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik harus efisien dan mudah untuk
dilaksanakan.

d. Evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran karena tujuan diadakannya
evaluasi setelah proses pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam RPP telah tercapai atau belum,
sehingga diperlukan alat indikator keberhasilan, yaitu melalui adanya evaluasi pengajaran
yang isinya selaras dengan tujuan pembelajaran.

3. Seorang guru bila hendak mengajar harus memiliki Sillabus (kurikulum), RPP,
mendeskripsikan SK, KD, dan indikator
a. Seberapa pentingkah peranan silabus, RPP, KD, SK dan indikator yang kita ketahui
sebelum mengajar ? jelaskan!
b. Apakah tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif, ranah
afektif dan psikomotorik ? bila ada persamaan dan perbedaan dari ketiga ranah tersebut
jelaskan dan beri contohnya !
c. Apakah kurikulum itu ?dan apa pula yang dimaksud indikator dan kompetensi ? jelaskan!
d. Sebutkan jenis-jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi ! jelaskan
masing-masing !

Jawab:
a. Silabus, RPP, KD, SK dan indikator sangat penting untuk diketahui sebelum mengajar
karena semua itu merupakan pedoman bagi seorang guru dalam melakukan proses
pembelajaran, terutama dalam menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan pembelajaran yang tercantum di dalam RPP haruslah selaras dengan isi silabus,
SK, KD, dan indikator. Adanya RPP berfungsi untuk mempermudah guru menjalankan
pembelajarn agar tidak melenceng dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b. Ada perbadaan tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif,
ranah afektif dan psikomotorik.

Tingkatan Domain Kognitif

Tingkat Deskripsi
I. Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa,
tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.

Contoh kegiatan belajar: mengemukakan arti, menamakan,


membuat daftar, menentukan lokasi, mendeskripsikan sesuatu,
menceritakan apa yang terjadi, menguraikan apa yang terjadi.
II. Pemahaman Arti: Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan
antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.

Contoh kegiatan belajar: mengungkapkan gagasan/pendapat dengan


kata-kata sendiri, membedakan, membandingkan, mengintepretasi
data, mendiskripsikan dengan kata-kata sendiri, menjelaskan
gagasan pokok, menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
III. Aplikasi Arti: menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau
menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kegiatan belajar: menghitung kebutuhan, melakukan


percobaan, membuat peta, membuat model, merancang strategi.
IV. Analisis Arti: Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian,
atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut.

Contoh kegiatan belajar: mengidentifikasi faktor penyebab,


merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
informasi, membuat grafik, mengkaji ulang.
V. Sintesis Arti: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan
atau konsep atau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi
suatu hal yang baru.

Contoh kegiatan belajar: membuat desain, mengarang komposisi


lagu, menemukan solusi masalah, memprediksi, merancang model
mobil-mobilan, pesawat sederhana, menciptakan produk baru.
VI. Evaluasi Arti: Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk,
bermanfaat-tak bermanfaat.

Contoh kegiatan belajar: mempertahankan pendapat, beradu


argumentasi, memilih solusi yang lebih baik, menyusun kriteria
penilaian, menyarankan perubahan, menulis laporan, membahas
suatu kasus, menyarankan strategi baru.
Tingkatan Domain Afektif

Tingkat Deskripsi

I. Penerimaan Arti: Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap


(Receiving) fenomena dan stimuli atau menunjukkan perhatian yang terkontrol
dan terseleksi.

Contoh kegiatan belajar: sering mendengarkan musik, senang


membaca puisi, senang mengerjakan soal matematika, ingin
menonton sesuatu, senang membaca cerita, senang menyanyikan
lagu.
II. Responsi Arti: Menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu
(Responding) dengan/tentang fenomena, setuju, ingin, puas meresponsi
(menanggapi).

Contoh kegiatan belajar: mentaati aturan, mengerjakan tugas,


mengungkapkan perasaan, menanggapi pendapat, meminta maaf
atas kesalahan, mendamaikan orang yang bertengkar, menunjukkan
empati, menulis puisi, melakukan renungan, melakukan introspeksi.
III. Acuan nilai Arti: Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai,
(Valuing) Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti,
Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen
terhadap suatu nilai.
Contoh kegiatan belajar: mengapresiasi seni, menghargai peran,
menunjukkan keprihatinan, menunjukkan alasan perasaan jengkel,
mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik, melakukan upaya
pelestarian lingkungan hidup, menunjukkan simpati kepada korban
pelanggaran HAM, menjelaskan alasan senang membaca novel.
IV. Organisasi Arti: Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem,
Menentukan saling hubungan antar nilai, Memantapkan suatu nilai
yang dominan dan diterima di mana-mana.
Tingkatan: Konseptualisasi suatu nilai dan Organisasi suatu sistem
nilai.

Contoh kegiatan belajar: bertanggung jawab terhadap perilaku,


menerima kelebihan dan kekurangan pribadi, membuat rancangan
hidup masa depan, merefleksi pengalaman dalam hal tertentu,
membahas cara melestarikan lingkungan hidup, merenungkan
makna ayat kitab suci bagi kehidupan.
V. Karakterisasi Arti: Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter, Nilai-nilai
(menjadi tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu,
karakter) diorganisasi secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah
laku individu.

Contoh kegiatan belajar: rajin, tepat waktu, berdisiplin diri, mandiri


dalam bekerja secara independen, objektif dalam memecahkan
masalah, mempertahankan pola hidup sehat, menilai masih pada
fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan, menyarankan
pemecahan masalah HAM, menilai kebiasaan konsumsi, dan
mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik antar-teman.
Tingkatan Domain Psikomotor

Tingkat Deskripsi
I. Gerakan Arti: Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
refleks Responsi terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya: melompat,
menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala,
menggenggam, memegang.

Contoh kegiatan belajar: mengupas mangga dengan pisau,


memotong dahan bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda,
meniru gerakan polisi lalu lintas, juru parkir, meniru gerakan daun
berbagai tumbuhan yang diterpa angin.
II. Gerakan Arti: Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui
dasar praktik, Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.
(Basic
fundamental Contoh kegiatan belajar: Contoh gerakan tak berpindah; bergoyang,
movements) membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar.
Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan,
meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari,
memanjat.
Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting,
menggambar dengan crayon, memegang dan melepas objek, blok,
atau gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.
III. Gerakan Arti: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan
persepsi perseptual.
(Perceptual Contoh kegiatan belajar: menangkap bola, mendrible bola,
abilities) melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil
menjaga keseimbangan, memilih satu objek kecil dari sekelompok
objek yang ukurannya bervariasi, membaca, melihat terbangnya
bola pingpong, melihat gerak pendulum, menggambar simbol
geometri, menulis alfabet, mengulangi pola gerak tarian, memukul
bola tenis, pingpong, membedakan bunyi beragam alat musik,
membedakan suara berbagai binatang, mengulangi ritme lagu yang
pernah didengar, membedakan berbagai tekstur dengan meraba.
IV. Gerakan Arti: Gerak lebih efisien, Berkembang melalui kematangan dan
kemampuan belajar.
fisik Contoh kegiatan belajar: menggerakkan otot/sekelompok otot
(Psysical selama waktu tertentu, berlari jauh, mengangkat beban, menarik-
abilities) mendorong, melakukan push-ups, kegiatan memperkuat lengan,
kaki, dan perut, menari, melakukan senam, melakukan gerak
pesenam, pemain biola, pemain bola.
V. Gerakan Arti: Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas,
terampil cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
(Skilled Contoh kegiatan belajar: melakukan gerakan terampil berbagai
movements) cabang olahraga, menari, berdansa, membuat kerajinan tangan,
menggergaji, mengetik, bermain piano, memanah, skating,
melakukan gerak, akrobatik, melakukan koprol yang sulit.
VI.Gerakan Arti: Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan, Gerak estetik:
indah dan gerakan gerakan terampil yang efisien dan indah, Gerak kreatif:
kreatif gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan
(Nondiscursive peran.
communication Contoh kegiatan belajar: kerja seni yang bermutu (membuat patung,
) melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi, bermain
drama (acting), keterampilan olahraga tingkat tinggi.

c. Kurikulum, Indikator, dan Kompetensi


 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
 Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
 Kompetensi adalah adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik.
d. Ada 5 jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi yaitu:
 Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok
bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai umpan balik
bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
 Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,
(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang
dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan
merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
 Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan untuk melihat kelemahan siswa
dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya, dilakukan untuk keperluan
pemberian bimbingan belajar dan pengajaran remidial, sehingga aspek yang dinilai
meliputi kemampuan belajar, aspek-aspek yang melatarbelakangi kesulitan belajar
yang dialami anak serta berbagai kondisi khusus siswa.
 Evaluasi penempatan (placement), yaitu penilaian yang ditujukan untuk
menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya dalam
pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja kelompok dan pemilihan
kegiatan tambahan. Aspek yang dinilai meliputi bakat, minat, kesanggupan, kondisi
phisik, kemampuan dasar, keterampilan dan aspek khusus yang berhubungan dengan
proses pengajaran.
 Evaluasi Seleksi, yakni penilaian yang ditujukan untuk menyaring atau memilih
orang yang paling tepat pada kedudukan atau posisi tertentu. Evaluasi ini dilakukan
kapan saja diperlukan. Aspek yang dinilai dapat beraneka ragam disesuaikan dengan
tujuan seleksi, sebab tujuannya adalah memilih calon untuk posisi tertentu, karena itu
analisis dari evaluasi ini biasanya menggunakan kriteria yang bersifat relatif atau
berdasar norma kelompok.

4. Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3 macam, yakni ; penskoran tanpa ada koreksi
jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.
a. Pada suatu soal tes matapelajaran IPS kelas 5 bentuk pilihan ganda ada 40 butir. Aliya
dapat menjawab benar 10. Berapakah score Aliya yang diperoleh jika menggunakan
penskoran tanpa ada koreksi ?
b. Pada suatu soal tes matapelajaran PKn kelas 4 bentuk pilihan ganda ada 50 butir, tiap
butir terdiri 4 opsi pilihan. Jika dalam evaluasi tersebut Armahedi dapat menjawab benar
30 butir, menjawab salah 12, dan tidak dijawab ada 8 butir, berapakah score Armahedi
yang diperoleh ?

Jawab:
4. a) Penskoran tanpa ada koreksi
Diketahui : N = 40 ; B=10
Ditanya : Skor Aliya?
Penyelesaian :
Skor Aliya = B x 100
N
= 10 x 100
40
= 25

a. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0


Diketahui : B = 30; S = 12 ; P = 4 ; N = 50
Ditanya : Skor Armahedi?

Penyelesaian :

x 100

x 100
5. Buatlah contoh model penilaian portofolio lengkapilah dengan tabel fisualisasi sehingga guru-
guru teman sejawat saudara dapat memahami kinerja saudara dari tampilan kolom-kolom yang
saudara pola perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes konvensional !

Jawab:
Contoh Penilaian Portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan : Karangan
Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1

Aspek yang dinilai Ket


No. SK/KD Periode Tata Kosa Kelengkapan Sistematika
bahasa kata gagasan penulisan

1 Menulis
karangan
deskriptif

2 Membuat
resensi buku

Catatan: karya siswa sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan aspek yang dinilai

Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan tes konvensional


No. Asesmen Kinerja Tes Konvensional
1. Mementingkan kemampuan siswa dalam 1. Lebih mengutamakan pemahaman
menerapkan pengetahuannya menjadi konsep siswa.
unjuk kerja yang dapat diamati atau
produk yang dihasilkan.
2. Membutuhkan waktu yang banyak untuk Membutuhkan waktu yang banyak
membuat dan melaksanakan tetapi untuk pelaksanaannya, lebih cepat dan
menghasilkan format penilaian yng dapat dapat digunakan untuk siswa dengan
digunakan berulang-ulang pada siswa jumlah banyak secara serentak, tetapi
yang sama atau siswa baru. digunakan hanya sekali untuk
sekelompok siswa.
3. Memungkinkan untuk mendiagnosis dan Memungkinkan untuk mendiagnosis
meremidiasi kinerja siswa dan memeta- dan meremidiasi kinerja siswa tetapi
kan kemajuan siswa sepanjang waktu. hanya untuk soal uraian terbuka (open
ended).
4. Menuntut siswa untuk berfikir tingkat Memfokuskan pembelajaran pada
tinggi materi pelajaran.

You might also like