Professional Documents
Culture Documents
Semoga apa yang penyusun sajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat
bagi kami sebagai mahasiswa pada khususnya, karena dengan mengerjakan
laporan ini penyusun banyak sekali mendapatkan masukan dari berbagai pihak
dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
A. JENIS PENGUJIAN
2
Dalam laporan ini akan dibahas tentang praktikum Pengujian Titik
Nyala dan Titik Aspal. Aspal yang digunakan untuk pengujian ini adalah
aspal padat yang diambil dari Laboratorium Bahan Bangunan Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
B. KAJIAN TEORI
3
Data ini dibutuhkan sebagai informasi penting dalam proses
pencampuran demi keselamatan kerja dalam bekerja.
( Sumber : http://burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/sni-03-6722-2002-
titik-nyala-aspal-cair.)
Adapun tabel daftar toleransi suhu titik nyala dan titik bakar
aspal yang dikutip dari SNI 06 – 2433 – 1991 metode pengujian titik nyala
dan titik bakar dengan cleveland open cup (SNI 06 – 2433 – 1991 ).
Titik Nyala dan Titik Ulangan oleh satu Ulangan oleh beberapa
Bakar orang dengan satu alat orang dengan satu alat
Titik Nyala 175 ºC 8 ºC ( 15 ºF ) 17 ºC ( 30 ºF )
sampai 550 ºF
Titik Bakar lebih dari 8 ºC (ºF ) 14 ºC ( 25 ºF )
175 ºC
1. Alat
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum pengujian titik
nyala dan titik bakar aspal adalah sebagai berikut :
4
Gambar 1. Cleveland open cup
b. Thermometer
5
Hot Plate
6
e. Nyala Penguji
g. penjepit
Sendok
Gambar 7. Sendok
Sebagai alat pengaduk benda uji.
g. Penjepit
Sebagai alat bantu untuk menjepit thermometer
pada saat pemanasan benda uji.
1. Bahan
7
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum pengujian
titik nyala dan titik bakar aspal dalah sebagai berikut :
a. Cairan spirtus
b. Aspal
Aspal padat yang berada di Laboratorium Bahan Bangunan
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta. Aspal yang digunakan
beratnya ± 100 gram. Benda uji dipanaskan hingga cair pada
suhu antara 148ºC - 176ºC.
Aspal berfungsi sebagai benda uji pada praktikum ini.
A. LANGKAH KERJA
8
3. Thermometer yang diletakkan tegak lurus di dalam cawan benda uji
( tidak menempel pada benda uji langsung ) dengan jarak 6,4 mm diatas
dasar cawan dan terletak pada satu garis yang meghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros nyala penguji. Dan diatur sehingga poros
thermometer pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
4. Thermometer pada suhu telah mencapai 150 º C. lalu catat kenaikan
suhunya setiap 1 menit hingga mencapai suhu 200 º C dengan
pembacaan waktu menggunakan stopwatch.
5. Setelah mencapai suhu 200 º C , matikan kompor
6. Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyaka penguji
tersebut menjadi 3,2 mm sampai 4,8 mm.
7. Nyala penguji diputar sehingga sampai permukaan cawan ( dari tepi ke
tepi ) dalam waktu 1 detik.
8. Lihat apakah benda uji memperlihatkan titik nyala dan titik bakar.
9. Jika tidak terjadi titik nyala dan titik bakar, maka benda uji dipanaskan
kembali hingga melewati suhu 200 º C. pada pengujian ini dicoba pada
suhu 220 º C. kemudian dicoba kembali dinyalakan batang nyala
Bunsen pada benda uji dan terlihat titik nyala, 5 detik kemudian titik
bakar.
A. PENYAJIAN DATA
9
Selesai 29ºC 16.38 WIB
3. Diperiksa
Mulai 29ºC 15.32 WIB
Selesai 220ºC 16.38 WIB
Mulai 150 º C 0
1 60 152
2 120 152
3 180 153
4 240 152
5 300 154
6 360 161
7 420 169
8 480 173
9 540 180
10 600 193
11 660 215
10
12 720 198
13 780 195
14 840 197
15 900 204
16 960 209
17 1020 213
18 1080 217
19 1140 218
20 1200 220
21 1260 220
22 1320 222
A. PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar aspal yang telah
dilakukan diperoleh Titik Nyala pada 222 ºC. Jika data pengujian
dimasukkan ke dalam grafik akan membentuk garis seperti pada gambar 9
di bawah ini.
11
Kesulitan dalam pelaksanaan praktikum pengujian titik nyala dan
titik bakar aspal adalah sebagai berikut :
1. Perendaman benda uji yang tidak maksimal, karena tidak berada dalam
ruangan tertutup melainkan pada ruang terbuka sehingga
terkontaminasi dengan suhu luar yang mengakibatkan suhu benda uji
tidak merata.
2. Karena keterbatasan laboratorium dalam penyediaan alat pemanas
yang memadai sehingga tidak stabilnya atau tidak dapatnya suhu yang
terjaga dalam pemanasan benda uji dan dalam pembacaan thermometer
pun terkendala di karenakan tidak tersedianya penjepit yang memadai
sehingga menutupi bagian pembacaan suhu pada thermometer yang
mempengaruhi keakuratan pembacaan suhu.
3. Alat yang digunakan untuk praktikum terbatas yaitu 1 unit, sehingga
mahasiswa banyak yang hanya melihat mahsiswa yang melakukan
pratik.
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar aspal
yang telah dilakukan dapat disimpulkan titik nyala dengan suhu 220 °C
(428 °F) dan titik bakar dengan suhu 220°C (428 °F) dan sedangkan syarat
spesifikasi AASHTO M20 – 70 ( 1991 ) yang diberikan untuk pen 60/70 :
392 °F s/d 437°F dan untuk percobaan titik bakar dengan suhu lebih dari
455°F. Suhu saat terlihat percik api disuatu titik di atas permukaan aspal
(titik nyala) 220°C dan pada saat bersamaan terlihat percik api disuatu titik
(titk bakar) menjelaskan saat pencampuran atau hot design agar suhu
pencampuran aspal dengan agregat tidak melewati batas titik nyala dan
titik bakar yang didapat saat percobaan karena jika dibiarkan melebihi
batas titik nyala, aspal akan mengalami penurunan berat minyak sehingga
turut mempengaruhi penetrasi aspal. Dan garis kurva pada gambar 9
mengalami kenaikan dan penurunan yang signifikan disebabkan pada saat
pengujian yang berhenti sesaat, sehingga suhu aspal mengalami penurunan
secara signifikasi.
12
B. SARAN – SARAN
Lakukan praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar dengan
teliti, seksama dan konsentrasi penuh agar memperoleh data pengujian
yang maksimal dan keselamatan pratikum lebih diperhatikan.
Saran untuk mahasiswa hendaknya kebersihan alat sebelum dan
sesudah praktikum lebih diperhatikan dan kebersihan laboratorium
sesudah praktek lebih diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/sni-03-6722-2002-titik-nyala-aspal-
cair.
LAMPIRAN
13
Gambar 11. Proses penyalaan benda uji setelah mencapai suhu lebih dari 200°C
LEMBAR KONSULTASI
LapORAN PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN
14
Dosen Pengampu Mahasiswa
15