You are on page 1of 12

37

Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri


Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir
(Suatu Alternatif dalam upaya Pengembangan Diklat Pada Keahlian Teknik Sipil di
P4TK BMTI Bandung)

The Use of Petrify Berangkal Kapur Industrial Waste


As Aggregate in No-Fines Concrete
(As an Alternative of Civil Engineering Subject Matters in Training Development at TEDC
Bandung)

Deddy Misdarpon (1), Nunuy Nurjanah (2)


(1)
Widyaiswara P4TK BMTI Bandung, .................................(1)
(2)
..........................................., ..............................................(2)

ABSTRACT

Petrify berangkal kapur is an Industrial waste resulting from calcifies production that
sometime deteriorate environment condition. It is possible to exploit it as ossifying
materials for road e.g. Rigid pavement, but only a few has been implemented, because of
its limitation reason as petrify berangkal kapur. This research was conducted in a way to
study the properties of petrify berangkal kapur / calcify waste as concretes aggregate as
well as the properties of no fines concrete made of petrify berangkal kapur aggregate. In
this research, the specimen tested were concrete cylinder of 15 cm diameter and height of
30 cm, the water /cement ratio was 0,40, the variation of aggregate/cement ratio was 6
variations, they were 1:5, 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, and 1:10, the technical properties of no fines
concrete to be examined were : specific gravity, cavity volume, and strength ness, Test
specimen was conducted at 28 days age of concrete. The experimental result shows, that in
general petrify berangkal kapur is favorable to be used for no-fines concrete aggregates.
Greater amount of cement has to be used to make no-fines concrete of greater specific
gravity, and strength ness. The cavities volumes were tend to minimize. The petrify
berangkal kapur is unfavorable as a light weight aggregates, because of owning to its
specific gravity that’s nearly 2, 5. The most efficient usage of cement in concrete of
petrifies berangkal kapur aggregates were reached aggregate/cement ratio of 1:6, and the
result the strength ness of more than 9 Map. The implementation of developing research
and design of no-fines concrete will be conducted in Skill Training program and planning.

Keyword: Petrify berangkal kapur waste, the properties of aggregates, no-fines


concrete and Skill Training.
38 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

Dari proses pembuatan kapur hasil


1. PENDAHULUAN industri, ternyata terdapat limbah berupa
batuan kapur yang tidak dapat diproses lagi
Dalam rancangan peraturan pemerintah menjadi kapur produksi, yang disebut batu
Nomor:?.......... pasal 26 tentang Pendidikan berangkal kapur, jumlahnya cukup
Vokasi/Kejuruan, dinyatakan bahwa memadai, sehingga perlu untuk
pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain dioptimalkan pemanfaatannya bagi
yang sederajat harus memiliki kualifikasi kepentingan masyarakat dan umum.
akademik dan kompetensi sebagai agen Batuan kapur limbah industri ini
pembelajaran. Kompeten sebagai agen secara visual dimungkinkan untuk
pembelajaran, sebagai mana yang dimaksud dijadikan agregat beton, termasuk untuk
dalam Standar Nasional Pendidikan, beton non-pasir.
meliputi kompetensi pedagogic (atau tanpa Hasil dari penelitian ini diharapkan
‘k’), kompetensi kepribadian, kompetensi dapat terungkap sejumlah kompetensi yang
profesional, dan kompetensi sosial sesuai dapat dikembangkan lagi untuk
dengan. (Hidayat D, dkk, 2005). kepentingan pengembangan diklat pada
Dalam rangka pembinaan dan Keahlian Teknik Sipil.
peningkatan profesionalitas bagi pendidik
dan tenaga kependidikan serta widyaiswara, 2. METODOLOGI PENELITIAN
khususnya dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan dalam rangka pembentukan Bahan dan Benda Uji
insan Indonesia cerdas dan kompetitif Agregat kasar ukuran 10-20mm, dari
mutlak diperlukan peningkatan kompetensi batu berangkal kapur yang diambil dari
pendidik tersebut secara berkelanjutan, pabrik kapur Cipatat–Padalarang
sesuai dengan tuntutan persaingan global. Kabupaten Bandung.
Salah satu pilar dari kompetensi Pendidik Benda uji berupa silinder beton,
yang perlu dikembangkan adalah dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
kompetensi profesional sebagai ciri utama mm.
profesionalitas pendidik/guru vokasi. Untuk
itu, penelitian bidang keahlian yang Peralatan
mencermati secara tajam kompetensi bagi Peralatan yang digunakan dalam
tenaga pendidik keahlian teknik sipil ini penelitian ini adalah :
menjadi sangat diperlukan. 1. Satu set Saringan/Ayakan (Sieves),
Hasil pengamatan dan observasi 2. Timbangan
lapangan di beberapa Pabrik Kapur di daerah 3. Mesin Los Angeles, Cetakan silinder
Cipatat – Padalarang Kabupaten Bandung, beton ukuran diameter = 150 mm,
ternyata batuan kapur limbah industri dari tinggi = 300 mm dan Mesin aduk beton,
Pabrik kapur Cipatat, adalah batuan yang 4. Tabung kerucut dan alas rata yang
oleh masyarakat setempat disebut batu kedap air
berangkal kapur, sebagai sisa-sisa 5. Oven
pembakaran yang dilakukan secara 6. Gelas ukur dan
konvensional. 7. Mesin uji tekan beton (Universal
Testing Machine / UTM) merek
Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir 39

RIEHLE, berkapasitas 60.000 lbs, a. Batu berangkal kapur dapat


dengan ketelitian 5 lbs. diperoleh dari batuan yang mengandung
senyawa karbonat / batu batuan kapur
Pembuatan Agregat Kasar (CaCO3), dimasukkan ke dalam tungku
Agregat kasar dihasilkan dengan cara pembakaran berkapasitas 40-50 ton), dan
dipecah memakai mesin Stone Crusher, dibakar dengan menggunakan bahan bakar
dan manual dengan tangan, sehingga ’kayu bakar’ selama tiga hari tiga malam,
diperoleh gradasi ukuran 10- 20mm. kemudian dikeluarkan secara berangsur-
angsur.
Pengujian Sifat Teknis Agregat b. Hasil pembakaran batuan kapur
Pengujian sifat Teknis Agregat berupa: kapur produksi, sebanyak ± 95 %
dilakukan terhadap : Berat Satuan, Berat dan limbah sisa pembakaran, berupa batu
Jenis, dan Serapan Air Agregat, serta berangkal kapur sebanyak ± 5%.
Keausan Agregat dengan mesin Los
Angeles. Ketersediaan Batu berangkal kapur
untuk agregat beton non-pasir
Pencetakan dan Perawatan Benda Uji Ketersediaan batu berangkal kapur
Pencetakan dan perawatan benda uji sebagai limbah dari pembuatan kapur
dilakukan pada benda uji sebanyak enam (6) sebanyak 64 ton per bulan, cukup memadai
variasi adukan, dan tiap-tiap variasi terdiri untuk dimanfaatkan bahkan secara
dari lima (5) buah sampel. langsung menjadi salah satu alternatif
dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
Pengujian sifat Teknis Beton Non-Pasir Ketersediaan agregat dapat dilihat pada
Pengujian sifat teknis beton non-pasir Tabel 1.
dilakukan terhadap : Pemeriksaan berat Tabel 1. Kapasitas produksi kapur dan jumlah
jenis, Volume Rongga, dan kuat tekan, juga limbah per bulan
No. Nama Pabrik Jml Persts. Jml
dilakukan analisis terhadap kebutuhan bahan Kapur Kapur limbah Limbah
dan pemanfaatan beton non-pasir. (ton) (%) (ton)
1. Sinar Baru 140 5 7
Variabel Penelitian 2. Bina Raksa 220 4.5 10
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah : 3. Subur 200 5 10
Perbandingan semen : agregat = 1:5, 1:6, 4. Putra Jaya 150 3.3 5
1:7, 1:8, 1:9, dan 1:10. 5. Gunung Kawi 320 4.4 14
6. Karya Mekar 310 3.9 12
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 7. Okubawa 96 6.25 6
Kelayakan Batu Berangkal Kapur Sakti
Jml 7 1436 4.62 64 ton
Studi Pendahuluan Agregat ton %
Berdasarkan studi lapangan yang
dilakukan di beberapa Pabrik Kapur (PK)
Cipatat, maka hasil penelitian tentang batu
berangkal kapur limbah industri, secara
umum adalah sebagai berikut :
40 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

Sifat Teknis Agregat


Berat Satuan Agregat
Berat satuan gembur (Shovelled) =
1,3595 ton/m3 dan berat satuan padat
(Rodded) = 1,4133 ton/m3

Berat Jenis Agregat


Berat jenis batu berangkal kapur rata-rata
hasil pengujian, kondisi SSD = 2,53 dan
pada kondisi kering oven = 2,46

Serapan Air
Rata-rata serapan air agregat batu Gambar 2. Hasil Pengujian Slam beton segar
berangkal kapur = 3,2%, apabila Beton non-pasir selalu = 0
dibandingkan dengan batu kapur asal Klaten
dengan gradasi 10-20mm, serapan airnya Dimensi dan Berat Benda Uji Beton
7,46% (Hadi C, 2003), maka agregat ini Non-Pasir
memiliki serapan air yang rendah. Benda uji beton non-pasir berupa
silinder, dibuat sebanyak 6 variasi adukan,
Keausan agregat dengan mesin abrasi Los masing masing variasi terdiri dari 5 (lima)
Angeles buah silinder, dan jumlah seluruhnya
Keausan agregat batu berangkal kapur hasil adalah 30 buah. Berat benda uji, menurut
pengujian adalah = 46,80 %. nilai banding volume agregat /semen tidak
sama, hal ini disebabkan karena pemakaian
Sifat Teknis Beton Non-Pasir jumlah semen yang berbeda.
Hasil Pengadukan dan Slump Test
Hasil pengujian dari seluruh spesimen beton Berat Jenis Beton Non-Pasir
segar non-pasir yang diuji ternyata bahwa Bila dibandingkan berat jenis beton
nilai slam nya = 0, karena semen dan air non-pasir dari batu kapur asal Klaten (Hadi
yang dipakai sedikit, tidak adanya agregat C, 2003), dengan gradari yang sama, maka
halus, dan agregat kasar satu sama lain berat jenis beton non-pasir dari agregat batu
saling mengunci dan sulit untuk turun. berangkal kapur limbah ternyata lebih
Hasil adukan yang siap diuji slam dapat besar. Berat jenis beton non-pasir hasil
dilihat pada Gambar 1 dan hasil pengujian pengujian dapat dilihat pada Gambar3.
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Adukan siap diuji / di cetak


Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir 41

Hasil rata-rata kuat tekan beton non-pasir


2.05
Agregat batu kapur limbah dari agregat batu berangkal kapur limbah
2 1.98 Agregat batu kapur asal Klaten ukuran 10-20 mm, sangat dipengaruhi oleh
2.01
Rasio agregat/semen. Jika rasio agregat
Berat Jenis (kg/dm )
3

1.95
/semen besar, artinya jumlah pasta semen
1.91

1.9 1.92
dalam adukan beton sedikit, maka daya
1.88
rekat antar butir agregat lemah, sehingga
1.85 1.84
1.85
1.83
diperoleh kuat tekan beton yang rendah.
1.8
1.8
11.5
1.75
4 5 6 7 8 9 10 11
10.5 10.44
Nilai Banding agregat/semen 9.53

Kuat Tekan (MPa)


9.5

Gambar3. Diagram hubungan nilai banding 8.5


Agregat /semendengan berat jenis 7.5 8.62
beton non-pasir dari agregat batu 7.72 6.81
berangkal kapur limbah Industri 6.5 5.9
ukuran 10-20 mm dan batu kapur 5.5
asal klaten 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai Banding agregat/semen
Volume Rongga
Hasil pengujian volume rongga rata-rata
beton non-pasir dapat dilihat pada tabel Gambar 5. Hubungan Antara Nilai Banding
Agregat/Semen dan Kuat Tekan Beton
Gambar 4 berikut ini. Non-Pasir dari Agregat Batu Berangkal
Kapur Ukuran 10-20mm
Hubungan antara nilai banding
30
agregat/semen dengan kuat tekan beton
26.40 28.27
27 non- pasir dari batu berangkal kapur limbah
Volume Rongga (%)

24 22.54 ukuran 10-20 mm dapat dilihat pada


22.79
21 diagram Gambar 5.
18 Rasio agregat/semen sangat berpengaruh
14.64 15.07
15 terhadap kuat tekan, tetapi berat jenis dan
12 volume rongga berpengaruh lebih
9 signifikan terhadap kuat tekan. Artinya,
4 5 6 7 8 9 10 11

Nilai banding agregat/semen


bila berat jenis kecil dan volume rongga
besar, maka kuat tekannya rendah.
Demikian sebaliknya apabila berat jenis
Gambar 4. Hubungan Antara Nilai Banding besar, volume rongga kecil, maka kuat
Agregat /Semen dengan Volume Rongga tekannya besar. Hubungan antara volume
Beton Non-Pasir dari Agregat Batu rongga, dan kuat tekan dapat dilihat pada
Berangkal Kapur Ukuran 10-20mm diagram Gambar 6.
Kuat Tekan Beton Non-Pasir
42 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

35
30
25
10.5

Kuat Tekan (MPa)


25
20 12 10.44
9.5 15
7 7 10
10
Kuat Tekan (MPa)

8.5 5 4.7 5.9


43 3 4
0
n l r
7.5 ah ko ga ja ck si
er ata in Pe B lo - pa
M n n
ta
B r.R to n
no
Ba Ag Be Co n
6.5 n ta t o
to Be
Be Ba
t a
Ba
5.5
14 16 18 20 22 24 26 28 30 Jenis Bahan Bangunan

Volume Rongga (%)

Gambar 7. Perbandingan Kuat Tekan


Berbagai Bahan Bangunan
Gambar 6. Hubungan Volume Rongga dan
Kuat Tekan Beton Non-Pasir dari Agregat
Batu Berangkal Kapur Ukuran 10-20mm
Kebutuhan Bahan Dasar dan Harga
Jika kuat tekan beton non-pasir dengan Beton Non-Pasir
agregat batu berangkal kapur limbah Industri
ukuran 10-20mm, dibandingkan dengan Kebutuhan Bahan untuk 1 m3 Beton
bahan bangunan lain misalnya bata merah, Non-Pasir
batako, bata beton berlubang, bata beton
pejal, batu cetak beton, maka beton non- Selanjutnya kebutuhan bahan dianalisis
pasir ini masih memadai kekuatannya, yaitu berdasarkan hasil pengujian berat beton
sedikit di atas kekuatan bata beton pejal dan non-pasir, berdasarkan kebutuhan per m3
sesuai fungsinya sebagai salah satu beton dan kebutuhan untuk spesimen benda uji
ringan. Lihat diagram pada Gambar 7 berbentuk silinder pada volume tertentu.

Kebutuhan Air
Kebutuhan rata-rata air per 1 m3 beton non-
pasir dari agregat batu berangkal kapur
limbah Industri ukuran 10–20 mm untuk
tiap variasi adukan ditunjukkan pada
diagram Gambar 8.
Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir 43

320
300
294
120 Perencanaan

kebutuhan sem en (kg)


118 Perencanaan 280
Hasil Pengujian Hasil Pengujian
260 273
110 250
240
Kebutuhan air (Ltr)

110 100
100 234
220
213
200
90 95 85 204 190
180
181 165
80 83 76 160
163 149
148
70 66 140
73
4 5 6 7 8 9 10 11
65 60
60 61
4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai banding agregat/semen

Gambar 9. Hubungan Antara Nilai Banding


Nilai Banding agregat/semen
Agr/Smn. dan Kebutuhan Semen untuk Tiap
1m3 Beton Non-Pasir dari Agregat Batu
Berangkal Kapur Limbah Industri Ukuran 10-
Gambar 8. Hubungan Antara Nilai Banding 20mm
Agregat/Semen dengan Kebutuhan Air per
1m3 Beton Non-Pasir dari Agregat Batu
Berangkal Kapur Limbah Industri Ukuran
Kebutuhan Agregat.
10-20mm Kebutuhan agregat untuk beton non-
pasir, berbanding terbalik dengan
Kebutuhan Semen kebutuhan semen atau air pada nilai
banding yang sama, dan kenyataan hasil
Kebutuhan semen cukup ekonomis pengujian menunjukkan bahwa kebutuhan
dan efisien, tetapi pasta semen berada pada agregat mulai dari perbandingan volume
kondisi optimum, seluruh agregat dapat 1:5 berturut-turut ke 1:10 berkisar antara
terselimuti dengan sempurna. Kebutuhan 1600 kg/m3 dan 1650 kg/m3, dengan rata-
semen yang paling besar ada pada nilai rata kebutuhan agregat = 1621 kg/m3.
banding 5 berturut-turut menurun hingga Dari diagram Gambar 10 dapat
pada nilai banding 10. Kemampuan pasta terbaca bahwa kebutuhan agregat fluktuasi
semen untuk mengikat dan menyelimuti walaupun sedikit.
agregat pada adukan yang memerlukan Diperlukan agregat terbanyak dan
agregat banyak, menjadi berkurang sehingga terjadi kehancuran agregat terbanyak saat
hanya sebagian agregat saja yang dapat pengadukan ada pada nilai banding 8,
terikat sempurna, sedangkan sebagian yang tetapi kebutuhan agregat terkecil ada pada
lain akan membentuk ikatan yang berongga. nilai banding yang kecil, yaitu pada nilai
Seperti halnya air, kebutuhan semen banding 5
juga mencapai terbanyak pada nilai banding
agregat/semen yang terdekat atau pada nilai
banding yang terkecil, dari diagram Gambar
9 dapat dibaca bahwa kebutuhan semen
paling sedikit ada pada nilai banding
agregat/semen yang terbesar, yaitu pada
nilai banding agregat/semen 10.
44 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

Hasil Pengujian
Harga bahan beton non-pasir sesuai dengan
nilai banding agregat/semen dapat dilihat
1700
pada grafik Gambar 11.
Kebutuhan Agregat (kg/m )
3

310 305
1630 1622 1644

Harga Bahan /1 m (ribu rph)


1621 290
275
1600 1598 270
1609

3
250 245
230
230

` 210
1500 210
195
4 5 6 7 8 9 10 11 190
4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai Banding Agregat/Semen
Nilai Banding agregat/semen

Gambar 10. Hubungan Antara Nilai Gambar 11. Harga Bahan yang Diperlukan
Banding Agr/Smn. dan Kebutuhan Agregat untuk 1m3 Beton Non-Pasir pada Tiap
Untuk Tiap 1 m3 Beton Non-Pasir dari Variasi Adukan
Agregat Batu Berangkal Kapur Limbah
Industri Ukuran 10-20mm
Pemanfaatan beton non-pasir dari
agregat batu berangkal kapur limbah,
berdasarkan kuat tekan dan harga dasar
Perhitungan Harga Bahan dasar Beton
materialnya dapat diterapkan pada
Non-Pasir
pekerjaan Teknik Sipil. Sesuai dengan kuat
tekannya, maka beton non-pasir dari
Perhitungan harga bahan dasar untuk
agregat batu berangkal kapur limbah
tiap 1m3 beton non-pasir, didasarkan pada
Industri ukuran 10-20 mm, dapat
kebutuhan bahan hasil analisis setelah
dimanfaatkan pada pekerjaan-pekerajaan
dilakukan pengujian dan dimaksudkan juga
tertentu atau sebagai pengganti bahan
untuk mengetahui biaya yang diperlukan
konstruksi.. Menurut SK SNI S-04-
untuk membuat beton non-pasir ditinjau dari
1989-F, pemanfaatannya adalah seperti
aspek material. Perhitungan harga bahan
pada diagam Gambar 12.
dasar beton non-pasir dari agregat batu
berangkal kapur hasil pengujian dilakukan
Aplikasi perancangan dan pembuatan
pada seluruh variasi adukan untuk dijadikan
beton non-pasir, dapat dilakukan pada
perbandingan.
rancangan program diklat keahlian Teknik
Sipil, karena hasil penelitian ini
Harga dasar bahan :
mengungkap sejumlah kompetensi yang
1. Semen tipe PC merk Tiga Roda =
dapat dikembangkan dalam upaya
Rp.28.000,-/ zak
pengembangan Teknologi Beton dalam
2. Agregat setelah di stone crusher =
lingkup pekerjaan keahlian Teknik Sipil.
Rp.50,00,- / kg
3. Air = Rp.150,00,- / liter
Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir 45

penyusun, fungsi dan kriterianya,


PEMANFAATAN
Semen Portland, dan agregat, meliputi
11
jenis, fungsi dan perannya, serta proses
10
10.44
9.53
Kolom Struktur Ringan
Balok Struktur Ringan
pembentukan beton.
Rumah tdk Be rtingkat
9
Bahan penggant i :
c. Sifat Teknis Agregat, adalah kajian
8.62
Bata merah mut u II
)
a
P
8
7.72
tentang agregat dan permasalahan nya,
M 6.81 Bata Beton Pejal
(
n
a
k
7
jenis dan macam-macamnya, sifat-sifat
e Con block mutu I
tT
a
u
K
6
5.90 Dinding cor setempat
Con block mutu II
teknis, cara pembuatan serta fungsi dan
5
Non struktur

4
perannya dalam pembentukan beton.
4 5 6 7 8 9 10 11 d. Pembuatan Agregat Beton Non-Pasir,
Nilai Banding Agregat /Semen
adalah kajian dan pelaksanaan tentang
metodologi pembuatan, gradasi,
pengkondisian dan pengujian sifat
Gambar 12. Pemanfaatan Beton Non-Pasir teknis agregat untuk beton non-pasir.
Menurut Besarnya Kuat Tekan e. Perancangan adukan Beton, adalah
kajian dan pelaksanaan tentang Mix
Aplikasi dalam Pengembangan Diklat Design adukan beton berdasarkan coba-
Keahlian coba, SNI, ACI, dan ROAD NOTE
No.4, sehingga kebutuhan bahan dapat
Standar Kompetensi dianalisis secara pasti.
Standar Kompetensi Guru SMK (Struktur f. Pengujian Beton Segar, adalah kajian
& Bahan Bangunan pada Keahlian Teknik dan pelaksanaan tentang proses
Sipil). Berdasarkan hasil penelitian, pengadukan, pengujian beton dalam
diperoleh beberapa kompetensi, yang dapat keadaan plastis, meliputi sifat teknis,
dihubungkan dengan Standar Kompetensi kelecakan (Consistency), dan Slump
Guru SMK Test.
g. Pembuatan Spesimen Beton Non-Pasir,
Struktur Program Diklat Keahlian adalah kajian dan pelaksanaan tentang
Teknik Sipil pembuatan benda uji baik berupa kubus
Aplikasi perancangan dan pembuatan atau silinder Beton Non-Pasir,
beton non-pasir dapat dilakukan dalam berdasarkan variasi adukan yang telah
bentuk Diklat pada keahlian Teknik Sipil. ditentukan, ketepatan dimensi, serta
Struktur Programnya dapat dirancang dalam ketentuan kepadatannya.
proposal Diklat h. Pengendalian Mutu Beton, adalah
kajian dan pelaksanaan tentang
Deskripsi Program Diklat pengendalian mutu beton, meliputi
a. Sifat Teknis Beton Non-Pasir, adalah pengawasan, perawatan / Curing,
kajian tentang pengertian, manfaat, dan Caping, kodefikasi, Evaluasi dan
sifat-sifat beton non-pasir, serta Rehabilitasi cacat yang terjadi.
penerapannya baik pada struktur atau i. Pengujian Spesimen Beton Non-Pasir,
pada non struktur pekerjaan Teknik adalah kajian dan pelaksanaan tentang
Sipil. pengujian sifat teknis Beton Non-Pasir,
b. Bahan – bahan Penyusun Beton, adalah meliputi dimensi, Berat Jenis, Volume
kajian tentang air sebagai bahan Rongga, dan Kuat Tekan
46 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

j. Pembuatan Kreasi Beton Non-Pasir, agregat untuk beton non-pasir, dapat


adalah penerapan/aplikasi rancangan disimpulkan sebagai berikut :
Beton Non-Pasir dalam bentuk kreasi 1. Batu berangkal kapur limbah Industri
disain benda kerja yang bersifat ukuran 10-20 mm mempunyai berat
dekoratif, dan fungsional seperti Pot satuan sebesar 1,359 kg / dm3 atau
Bunga, Baluster Tangga, dll. 1,359 ton/m3 dan berat jenis 2,46/ 2,53.
2. Berat jenis beton non-pasir dari batu
Strategi Pembelajaran berangkal kapur limbah pada
a. Mengacu pada pembelajaran orang perbandingan volume semen : agregat
dewasa (Andragogis), widyaiswara 1:5, 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, dan 1:10 berturut-
sebagai nara sumber dan fasilitator, turut sebesar 2.01; 1.98; 1.92, 1.91,
dalam penyampaian informasi 1.84 dan 1.83.
menggunakan media dan metodologi 3. Volume rongga beton non-pasir dari
yang variatif batu berangkal kapur limbah pada
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang perbandingan volume semen : agregat
ingin dicapai, maka KBM dilengkapi 1:5, 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, 1:10 berturut-
dengan Modul / Bahan Ajar yang turut sebesar 14.64%; 15.07%;
representatif, teori disajikan secara 22.54%; 22.79%; 26.40%; 28.27%.
interaktif, praktik dilakukan di Bengkel 4. Kuat tekan beton non-pasir dari batu
atau Lab. dengan peralatan yang standar berangkal kapur limbah pada
dan memadai. perbandingan volume semen : agregat
c. Pelaksanaan KBM Praktik mengikuti 1:5, 1:6, 1:7, 1:8, 1:9; 1:10 berturut-
pola seri dan parallel, apabila terjadi sesi turut sebesar 10.44 MPa; 9.53 MPa;
menunggu pekerjaan yang masih basah 8.62 MPa; 7.72 MPa; 6.81 MPa; 5.90
dan harus tertunda, peserta tidak akan Mpa.
mengalami pengangguran kegiatan. 5. Kebutuhan semen per 1m3 beton non-
d. Materi Diklat dikaji dan disajikan pasir dari batu berangkal kapur limbah
dengan menitik beratkan pada latar pada perbandingan volume semen :
belakang, kondisi dan pengalaman agregat 1:5, 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, dan 1:10
peserta sehingga hasil yang diharapkan menurut hasil pengujian, adalah sebesar
dapat tercapai secara efektif dan efisien. : 294 kg, 250 kg, 213 kg, 190 kg, 166
e. Wawasan peserta tentang materi Diklat kg, dan 149 kg. dibuat dalam bentuk
akan semakin berkembang dengan tabel
disediakannya sesi kunjungan Industri 6. Kebutuhan air, sesuai dengan
sebagai sarana studi banding, dan kebutuhan semen, yaitu mulai dari
observasi lebih dekat tentang perbandingan volume 1:5 berturut-turut
pelaksanaan di lapangan. ke 1:10 cenderung menurun.
7. Kebutuhan agregat, mulai dari
perbandingan volume 1:5 berturut-turut
4. SIMPULAN DAN SARAN ke 1:10 berkisar antara 1600 kg/m3 dan
1650 kg/m3, dengan rata-rata
Simpulan kebutuhan agregat = 1621 kg/m3.
Penelitian tentang pemanfaatan batu 8. Batu berangkal kapur limbah Industri
berangkal kapur limbah industri sebagai dapat dimanfaatkan sebagai agregat
Pemanfaatan Batu Berangkal Kapur Limbah Industri Sebagai Agregat Untuk Beton Non-Pasir 47

untuk beton non-pasir sesuai dengan 2004 Kabupaten Bandung”, Dinas


sifat-sifat teknis hasil penelitian. Perindustrian Kabupaten Bandung.
9. Sesuai dengan kuat tekannya, beton non- [2] Anonim, 1994, Tata cara Rencana
pasir dari agregat batu berangkal kapur Pembuatan Campuran Beton
limbah, dapat dimanfaatkan untuk Ringan dengan Agregat Ringan
struktur ringan, bangunan tidak (SNI 03-3449-1994), Bandung:
bertingkat, dinding cor setempat, Yayasan Lembaga Penyelidikan
bangunan non struktur, dan dapat dipakai Masalah Bangunan, Departeman
sebagai bahan pengganti bata merah, Pekerjaan Umum.
batako, dan bata cetak lainnya. [3] Frick H, & Koesmartadi CH, 1999,
10. Aplikasi perancangan beton non-pasir Seri Konstruksi Arsitektur 9 Ilmu
dapat dilaksanakan dalam bentuk Bahan Bangunan, Eksploitasi,
perancangan program diklat Kompetensi Pembuatan, Penggunaan, dan
/ Keahlian Teknik Sipil. Pembuangan, Yogyakarta :
Penerbit Kanisius, Soegija pranata,
University Press.
Saran [4] Hadi C, 2003, ”Beton Non-Pasir
1. Pada waktu pengadukan, perlu dilakukan dengan Agregat Batu Kapur asal
secara hati-hati, karena agregat dari batu Klaten ukuran 10mm–20mm”,
berangkal kapur mudah hancur. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil
2. Pada saat pencetakan / pengecoran, perlu Fakultas Teknik, Universitas
betul-betul dikontrol kapasitas Gadjah Mada.
pemadatannya, apakah setiap spesimen [5] Mulyono T, 2004, Teknologi Beton,
akan dipadatkan atau tidak. Yogyakarta : Penerbit Andi.
3. Batu berangkal kapur limbah Industri [6] Neville, A.M. and Brooks, J.J,
dapat dimanfaatkan sebagai agregat 1973, Concrete Technology, First
untuk beton non-pasir, sebagai salah satu Edition, England: Longman
alternatif pemanfaatannya dalam upaya Scientific & Technical.
membantu mengatasi permasalahan [7] Raju N K, 1983, Design of
lingkungan. Concrete Mixes, CBS Publishers &
4. Pengembangan perancangan usahakan Distributors, 485, Jain Bhawan,
diaplikasikan dalam bentuk program Bhola Nath Nagor, Shandra, Delhi
diklat keahlian agar lebih fokus pada – 11032 India Second Edition.
substansi materi. [8] Satriana S, 2004, “Penggunaan Batu
5. Perlu adanya penelitian terhadap beton Gamping Non Klasik Lunak
non-pasir dari agregat batu berangkal (Keprus) ukuan 5-10mm Sebagai
kapur terutama tentang uji reaksi alkali Agregat dalam Pembuatan Beton
silika aktif, kandungan mineral batuan Non-Pasir”, Yogyakarta: Jurusan
dan modulus elastisitas beton non-pasir. Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada,
DAFTAR PUSTAKA [9] Tjokrodimuljo K, 2004, Teknologi
Beton, Yogyakarta: Jurusan Teknik
[1] Anonim, 2005, ”Data Potensi Sipil Fakultas Teknik Universitas
Industri, Tanda Daftar Industri 2003- Gadjah Mada.
48 DiSainTek Vol. 01, No. 01 Desember 2007

[10] Tjokrodimuljo K, 2003, ”Buku


Bahan Ajar Teknologi Bahan
Konstruksi”, Yogyakarta: Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.
[11] Tjokrodimuljo K, 2004, ”Beton Non-
Pasir untuk Pembuatan Elemen Non
Struktur dan Elemen Struktur
Ringan”, Yogyakarta: Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.

You might also like