You are on page 1of 4

Tentang Profesi Teknisi Elektromedis

Tentang Profesi Teknisi Elektromedis

Disadur dari Biro Hukum & Organisasi Departemen Kesehatan R.I.


Web hukor.depkes.go.id

Pendahuluan

Pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang merupakan bagian integral pelayanan


kesehatan, telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari sisi keilmuan maupun
teknologi rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan seiring dan sejalan dengan era
globalisasi.

Teknisi Elektromedis/biomedika sebagai profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan


tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Klien secara penuh
mempercayakan masalahnya untuk mendapatkan pelayanan teknik elektromedik/biomedika
yang bermutu dan bertanggung jawab. Teknik elektromedik/biomedika sebagai profesi
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan
ruang lingkup kegiatannya.
Guna meningkatkan kinerja profesi teknik elektromedik/biomedika salah satunya diperlukan
standar profesi sebagai pedoman dasar setiap teknisi elektromedis dalam mengaktualisasikan
diri dan sebagai hasil keluaran (outcome) yang diharapkan profesinya.

Standar Profesi
Profesi keteknisian elektromedis adalah suatu pekerjaan teknisi elektromedis yang
dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang,
dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
Menurut Barber, pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut :
1. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematik
2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan umum/masyarakat dari pada
kepentingan pribadi.
3. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya melalui kode etik yang
dibuat oleh organisasi profesi dan diterima sebagai kewajiban untuk dipatuhi.
Ketiga esensi tersebut ada pada profesi keteknisian elektromedis.

Tanggung jawab Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin terselenggaranya


pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat
keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar.

Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana pelayanan kesehatan mulai dari
Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanannya
menggunakan fasilitas peralatan dari yang teknologi sederhana sampai teknologi tinggi,
dengan peranan dan fungsi teknisi elektromedis secara umum yang dapat diuraikan mulai dari
pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh dan pelatih terhadap alat
kedokteran/kesehatan pada fasilitas kesehatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi).
2. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
3. Melaksanakan repair & trouble shooting alat kedokteran/kesehatan.
4. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat kedokteran/kesehatan.
5. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan.
6. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
7. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/kesehatan.
8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang diimpor dari luar
negeri.
9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran/kesehatan.
10. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.
11. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/ kesehatan.
12. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.
13. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.
14. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/ kesehatan

Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan serta sikap
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai
dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan
mampu : mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan, mengorganisasikannya agar pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan,mengetahui Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu
yang berbeda dengan rencana semula,menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

Dalam penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam empat peran yaitu,
sebagai pengelola, pelaksana, peneliti dan pelatih/penyuluh, masing – masing sesuai dengan
kompetensinya.

Kode Etik Teknik Elektromedik


Teknisi elektromedis adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat,
bukanlah profesi yang semata-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan
pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan
pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya
kepada kemampuan profesionalnya.

Oleh sebab itu anggota profesi teknisi elektromedis memandang perlu menyusun rumusan-
rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota-
anggotanya. , dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai teknisi elektromedis, Tanggung
jawab organisasi profesi: Menghargai hubungan multidisiplioner dengan profesi lain.
Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap
Pasien/Klien, Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Teman Sejawat, Tidak bersikap
diskriminatif dalam memberikan pelayanan teknik elektromedik kepada siapapun yang
membutuhkan:, Menjaga rahasia klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk
kepentingan hukum/pengadilan, Menghargai hak dan martabat individu. Menghargai hak dan
martabat individu sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang terjadi
antar teknisi elektromedis dengan klien didasari sikap saling percaya dan menghargai hak
masing-masing, selain itu hak teknisi elektromedis, hak profesi Organisasi Ikatan Ahli
Teknik Elektromedik Indonesia(IKATEMI), Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Diri
Sendiri
Standar Profesi Teknisi Elektromedis merupakan ketentuan yang telah diatur dan disahkan
oleh pimpinan Munas istimewa sebagai tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam mencapai
teknisi elektromedis yang profesional.
Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis merupakan bagian standar profesi yang disiapkan
untuk peningkatan sumber daya manusia di bidang peralatan kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan.

Dengan tersusunnya Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis ini dapat memperjelas tugas
dan fungsi Teknisi Elektromedis sesuai profesi agar diperoleh kesamaan/keseragaman
pelaksanaan tugas di semua sarana pelayanan kesehatan. Uraian rinci tentang Standar
Kompetensi Teknisi Elektromedis ini dapat mendukung pelaksanaan tugas Teknisi
Elektromedis. Dengan pelaksanaan tugas sesuai Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis di
lingkungan sarana pelayanan kesehatan maka pelayanan prima dan standar kepada
masyarakat dapat dilakukan dengan optimal.
Pembinaan manajerial dan teknis oleh organisasi profesi (IKATEMI) kepada teknisi dengan
mengacu pada Standar Profesi Teknisi Elektromedis ini sangat diharapkan.
Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Standar Profesi Teknisi Elektromedis akan
ditetapkan kemudian setelah dilakukan pembahasan lanjut bersama-sama dengan team/pokja
pengembangan profesi. Standar profesi ini berlaku sebagai acuan, pedoman, sebagai rambu
program pengembangan profesi saat ini dan dimasa akan datang.

PENUTUP
Standar profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi dan dipakai dalam
melaksanakan tugas profesi yang benar dan baik. Standar profesi merupakan kemampuan
akademik profesional minimal seorang teknisi elektromedis yang mencakup tiga hal :
knowledge, skill, and professional attitude, spesialis konsultan.

Daftar Kepustakaan

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipi.
7. Keputusan Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter,
Dokter Gigi, Radiografer, Perekam Medis dan Teknisi Elektromedis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/3/ 2003
tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya.
10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
717/Menkes/SKB/V/2003 dan Nomor 19 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang standar Profesi
Teknisi Elektromedis
15. the Journal of Clinical Engineering has defined the distinction between a biomedical
engineer and clinical engineer by suggesting that the biomedical engineer “applies a wide
spectrum of engineering level knowledge and principles to the understanding, modification or
control of human or animal biological systems,” (Pacela, 1991).

Disajikan oleh : Netty T. Pakpahan, SH, MH

You might also like