Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
A. M. Bayu Al-Ghazali. S. M
F211 04 059
Biografi
Adalah perang dan perhatiannya terhadap kondisi kelanjutan umat manusia yang
banyak mempengaruhi karya-karyanya. Pera pembaca sendiri dimasa Perang Dunia ke-2 dan
tidak lama setelahnya tetap menemukan inspirasi dalam sebuah simbol ritual yang
didedikasikan untuk suatu usaha bertahan hidup ditengah-tengah kekacauan. Hemingway
sendiri biasa menciptakan sebuah revolusi dalam bahasa yang banyak mempengaruhi narasi
dan dialog dari dua generasi novelis. Selama 20 tahun terakhir hidupnya hanya sedikit yang
ia hasilkan. Ia lebih banyak menjalani hidup sebagai petualang, pemburu, dan jurnalis.
Bahkan terkadang ia terlihat menyerupai salah satu tokoh hasil ciptaannya. Pada tahun 1952,
ia menemukan kembali “jalan hidupnya” melalui The Old Man and The Sea. Sebuah novel
pendek yang mendekati kesempurnaan, yang meraih penghargaan Pulitzer pada tahun 1953
dan Nobel pada tahun 1954.
Lahir di Oak Park, dekat Chicago, pada 21 Juli 1898, Ernest Miller Hemingway
adalah anak seorang dokter bernama Clarence Hemingway yang sering membawanya
kedalam “ritual” berburu dan memancing di hutan dekat Michigan, dan juga mengajarinya
bertinju dan sepak bola. Pada September 1913, ia masuk sekolah menengah atas di River
Forest dan lulus pada Juni 1917. Ia berbakat di bidang akademik dan atletik. Ia bertinj u,
bermain bola, dan menunjukkan bakatnya di kelas bahasa Inggris. Pengalaman menulisnya
yang pertama adalah menulis untuk "Trapeze" dan "Tabula" (Koran sekolah dan majalah
sastra) di tahun pertama, lalu menjadi editor saat ia menjadi senior. Kadang ia menulis
dengan nama pena Lardner, Jr., sebagai wujud kekagumannya kepada Ring Lardner.
Lulus dari sekolah menengah atas, Hemingway memutuskan menjadi wartawan untuk
surat kabar Kansas City Star pada tahun 1917. Meskipun ia bekerja di Koran itu hanya
selama enam bulan (17 Oktober 1917-30 April 1918), disepanjang hidupnya ia menggunakan
pedoman yang didapatkannya dari koran itu sebagai dasar gaya penulisannya. Menggunakan
kalimat-kalimat pendek. Menggunakan paragrap pertama yang pendek. Menggunakan bahasa
yang bersemangat. Positif, bukan negatif. Ditahun yang sama, Hemingway juga menjadi
sukarelawan perang pada unit ambulans Amerika di Prancis, serta menjadi sukarelawan
infantri di barisan depan pasukan Italia untuk tugas perang. Pada 8 Juli 1918, dalam tugas
tersebut, Hemingway menderita luka serius yang hampir merenggut nyawanya. Namun atas
keberaniannya, ia mendapatkan tanda jasa The Silver Medal of Military Valor (medaglia
d'argento) dari pemerintah Italia.
Tahun 1920-1921, ia tinggal di sebelah utara Chicago dan kembali bekerja untuk
sebuah surat kabar kecil. 1921, ia menikahi Hadley Richardson. Atas saran Sherwood
Anderson, mereka kemudian tinggal di Paris. Lalu ia pergi meliput perang Graeco-Turki
untuk Kansas City Star. Setelah ia kembali ke Paris, Anderson merujuknya kepada Gertrude
Stein, yang kemudian menjadi mentornya dan memperkenalkannya pada "Gerakan Modern
Paris".
Inilah yang menjadi awal komunitas ekspatriat Amerika yang dikenal sebagai
"Generasi Yang Hilang", dipopulerkan oleh Hemingway pada inskripsi novelnya, The Sun
Also Rises, dan memoirnya, A Moveable Feast. Dua novel perang dan dua buku dengan topik
unik yang menarik yang dibawa Hemingway ke akhir pemenuhan terbesarnya pada tahun
1940.
Setelah perang, Paris dipenuhi oleh artis-artis muda. Pembentukan intelektual dan
pemenuhan artistik merupakan pengekspresian yang sama terhadap kekalahan spiritual yang
dicari oleh para ekspatriat selama pelarian. Dalam novel pertamanya, Fiesta: The Sun Also
Rises (1926), yang dikomentari oleh Gertrude Stein, “kalian adalah generasi yang hilang”,
merupakan sebuah inskripsi, atau seperti karakter Lady Brett dan Jake Barnes, jurnalis tanpa
arah karena luka perang yang diekspresikan dalam bentuk lain pada puisi karya Eliot, The
Waste Land (1922).
Pada April 1925, dua minggu setelah penerbitan The Great Gatsby, Hemingway
bertemu dengan F. Scott Fitzgerald. Mereka adalah teman baik, sering berdiskusi bersama-
sama. Mereka sering bertukar karya, dan Fitzgerald melakukan banyak hal untuk
mendongkrak karir Hemingway. Hemingway menceraikan Hadley Richardson pada 1927 dan
menikahi Pauline Pfeiffer, seorang wartawan fashion. Tahun itu diterbitkan Men Without
Women, sebuah kumpulan cerita pendek, yang memuat "The Killers", salah satu cerpennya
yang terkenal.
Tahun 1928, ayah Hemingway, menderita diabetes dan masalah keuangan, yang
menyebabkannya bunuh diri dengan pistol. Hal itu sangat melukai Hemingway,
digambarkannya pada kejadian bunuh diri ayah Robert Jordan dalam novel For Whom the
Bell Tolls. Di saat yang sama, Harry Crosby, pendiri penerbitan Black Sun Press dan seorang
temannya di Paris juga bunuh diri.
Dua novel perang dan dua buku dengan topik unik yang menarik yang dibawa
Hemingway ke akhir pemenuhan terbesarnya pada tahun 1940. A Farewell to Arms (1929),
novel yang didasarkan selama ia menjadi “Italian Service”, adalah novel perang yang
berbeda dengan novel perang lainnya, meskipun didalamnya terdapat persamaan emosional
dan bahasa. Dalam novel ini, Hemingway menolak tragedi klasik yang mengalahkan para
pencinta. Di novel terbaiknya yang lain, For Whom the Bell Tolls (1940), kembali kita
menemukan kisah percintaan, kehilangan, sesuatu yang telah menjadi ketentuan alam. Tahun
1932, Hemingway menulis sebuah novel tentang Spanyol dan adu banteng dalam Death in
the Afternoon yang juga terdapat pada novel pertamanya, Fiesta: The Sun Also Rises. Disini,
ia memberikan interpretasi mengenai adu banteng sebagai suatu cobaan dan ritual. Salah satu
kalimat yang paling terkenal dalam novel ini adalah: “sangatlah bermoral bagiku karena aku
merasakan sangat sehat ketika aku merasakan hidup, mati, dan akan mati”.
Di dalam The Green Hills of Africa (1935), Hemingway menegaskan pernyataannya;
“menulis sebaik yang saya bisa dan belajar sejauh saya mampu. Pada saat yang sama saya
memiliki kehidupanku yang mana sebuah kehidupan baik yang terkutuk”. Dalam novelnya
yang lain, ia juga menegaskan keyakinannya; “aku mencoba belajar unt uk menulis,
memulainya dengan hal- hal sederhana, dan salah satu hal- hal yang paling sederhana dan
mendasar adalah kematian”. Kematian menjadi tema fiksinya, batas ekstrim dari pengalaman
dan ujian terakhir dari siksaan sejati. Kematian tampak dalam tulisannya dalam bentuk yang
berat, atau menganggap sebagai “keberuntungan yang buruk”, atau simbol yang
terproyeksikan sebagai perusakan atau kemandulan pada Jake Barnes, Nick Adams, dan
tokoh-tokoh protagonis dalam novel To Have and Have Not (1937) dan Across the River and
Into The Trees (1950), dua novelnya yang dia anggap mengalami “kegagalan”.
Hemingway meninggalkan pertaniannya di Kuba pada bulan November, 1960, untuk
“rumah terakhir” yang baru disebuah daerah terpencil dekat Ketchum, Idaho. Selama delapan
bulan berikutnya, ia menderita dua penyakit parah yang membuatnya masuk rumah sakit.
Pada pagi hari tanggal 2 Juli 1961, berdiri disamping rak senjatanya yang ia sukai di
rumahnya, Hemingway meninggal dengan luka tembak di kepala yang disebabkan oleh pistol
kesukaannya, yang berada di tangannya. Hemingway melakukan bunuh diri pada musim semi
tahun itu.
Sama halnya dengan Fitzgerald, Hemingway menjadi juru bicara bagi generasinya.
Namun, bukannya melukiskan keglamoran seperti Fitzgerald, yang tak pernah bertempur di
Perang Dunia I, Hemingway menulis tentang perang, kematian, dan “generasi yang hilang”
dari orang-orang yang selamat namun sinis. Karakter-karakternya bukanlah para pemimpi,
melainkan petarung, tentara, bahkan atlet. Jika seorang intelektual, mereka adalah orang yang
sangat terluka dan kecewa.
Hemingway adalah seorang novelis, cerpenis, dan jurnalis yang sangat mempengaruhi
penulis-penulis Amerika pada masanya. Banyak dari hasil karyanya yang telah dinobatkan
sebagai sastra klasik Amerika dan beberapa telah diadaptasi dalam film layar lebar. Adapun
karya-karya Ernest Hemingway yang diketahui:
Novel Nonfiksi
Hemingway, Ernest. 1973. Lelaki Tua dan Laut. Yayasan Jaya Raya: Jakarta.
Bradley, Sculley (ed.). 1962. American Tradition in Literature volume 2. W.W. Norton