You are on page 1of 10

PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang


demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan
semata-mata. Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses
pidana juga mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses
pidana. Pproses pidana yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka
(interogasi) pada tingkat penyidikan.
Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang tahap-tahap pemeriksaan
dalam hokum acara pidana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pemakalah maupun pendengar lainnya.
MAKALAH
HUKUM ACARA PIDANA
“PERIHAL PENUNTUTAN”

Disusun oleh:

Desi Ria (0617 )


M.Sadeli (0617701)
Noviza Dartiwi (0617 )

Dosen Pembimbing
Dra. Atika, M.Hum

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2007-2008
B. Pembahasan

Apabila hukum acara pidana dipandang dari sudut pemeriksaan, hal ini dapat
dirinci dalam dua bagian, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan. Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan pertama
kali oleh polisi, baik sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, apabila ada dugaan
bahwa hukum pidana materil telah dilanggar. Sedangkan pemeriksaan disidang
pengadilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah dugaan
bahwa seseorang yang telah melakukan tindak pidana itu dapat dipidana atau tidak.
Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada pemeriksaan disidang
pengadilan, akan melalui beberapa proses sebagai berikut:

1. Proses Penyelidikan dan Penyidikan.


Menurut kuhp diartikan bahwa penyelidakan adalah serangkaian tindakan
untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidanaguna menentukan dapat atau tidak nya dilakukannya penyelidikan(pasal 1 butir
lima kuhap). Dengan demikian fungsi penelidikan dilaksanakan sebelum dilakukan
penyidikan, yang bertugas untuk mengetahui dan menentukan peristiwa apa yang telah
terjadi dan bertugas membuat berita acara serta laporannya yang nantinya merupakan
dasar permulaan penyidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang acara pidana,
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya (pasal 1 butir 2
KUHAP)
Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai
sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang:
a. Tindak apa yang telah dilakukannya
b. Kapan tindak pidana itu dilakuakan
c. Dimana tindak pidana itu dilakukan
d. Dengan apa tindak pidana itu dilakukan
e. Bagaimana tindak pidana itu dilakukan
f. Mengapa tindak pidana itu dilakukan
g. Siapa pembuatnya

2. Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik


Menurut pasal 4 penyidik adlah setiap pejabat polisi Negara republic
Indonesia. Di dalam tugas penyelidikan mereka mempunyai wewenang-
wewenangseperti diatur dalam pasal 5 KUHAPsebagai berikut:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tending adanya
tindak pidana
b. Mencari keterangan dan barang bukti
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menayakan serta
memeriksa tanda pengenal diri
d. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.
Yang termasuk penyidik adalah
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang.
Yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil tertentu, misalnya pejabat bead
an cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang melakukan tugas penyidikan
sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi
dasar hokum nya masing-masing.
Penyidik sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 6 KUHAP berwenang
untuk:
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
dari tersangka
d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
e. Melakukan pemeriksaan dan peryitaan surat
f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi
h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm hubungannya dengan
pemeriksaan
i. Mengadakan penghentian penyidikan
j. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.
(pasal 7 KUHAP)
.
3. Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan
Penyelidikan atua penyidikan merupakan tidakan pertama –tama yang dapat
dan harus dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul persangkaan
telah terjadi tindak pidana. Apabila ada persangkaan telah dilakukan tindak kejhatan
atau pelanggaran maka harus diusakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan,
benarkah telah dilakukan tindak pidana dan jika ia siapakah pembuatnya.
Persangkaan atau pengetahuan telah terjadi tindak pidana ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber yang dapt digolongkan sebagai berikut:
a. Kedapatan tertangkap tangan (ontdekkeng op heterdaad)
b. Diluar tertangkap tangan
Adapun yang dimaksud dengan tertangkap tangan adalah:
• Tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana,
atau
• Dengan segera sesudah beberap saat tindakan pidana itu dilakukan,
atau
• Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak rami sebagai orang yang
melakukannya,atau
• Apabila sesat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras
telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan
bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu.(pasal 1 butir 19 kuhap)
Sedangkan dalm hal tidak tertangkap , pengetehuan penyelidik atau penyidik
tentang telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari:
a. Laporan
b. Pengaduan
c. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik

4. Penangkapan dan Penahanan


Yang dimaksud dengan penangkapan adalah pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan.
Sedangkan penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat
tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim.(petranase. 2000. hlm:90)
Jadi, penangkapan dan penahanan adalah merupakan tindakan yang membatasi dan
mengambil kebebasan bergerak seseorang.
Mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan penahanan terdapat
dalam pasal 20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).

5. Penangguhan dan Penahanan


Untuk menjaga supaya tersangka atau terdakwa yang ditahan tidak dirugiakn
kepentingannya karena tindakan penahanan itu yang mungkin akan berlangsung untuk
beberapa waktu, diadakan kemungkinan untuk tersangka atau terdakwa mengajukan
permohonan agar penahanannya ditangguhkan.. berbeda dengan ketentuan yang diatur
dalam HIR yang menetapkan bahwa pejabat satu-satunya yang berwenang
menangguhakan penahanan ialah hakim, maka menurut KUHAP yang berhak
menentukan apakah suatu penahanan perlu ditangguhakan atau tidak ialah penyidik
atau penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

6. Penggeledahan Badan dan Rumah


Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk
kepentingan penyidikan dan dengan surat perintah untuk itu dari yang berwenang.
Yang dimaksud dengan penggeledahn badan ialah tindakan penyidik untuk
mengadakan pemeriksaan badann atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang
diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.

7. Penyitaan
Yang dimaksud dengan penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mengambil alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan pengadilan.
Disamping itu menurut pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat
dikenakan penyitaan adalah:
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana
b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak
pidana atau untuk mempersiapkannya
c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan
d. Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan melakukan tindak
pidana
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana.

8. Pemeriksaan ditempat kejadian


Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang
mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan perampokan. Dalam hal
terjadinya kematian dan kejahatan seksual, sering dipanggil dokter untuk mengadakan
pemeriksaan ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.

9. Pemeriksaan tersangka
Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan
suatu tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya
untuk mendapatkan bantuaan hokum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib
didampingi penasehat hokum(pasal 114 KUHAP)
10. Pemeriksaan saksi dan ahli
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan peradialan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.(Petranase. 2000.hal:117)
mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :
“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru
bahasa dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menurut undang-undang,
yang ia sebagai demikian harus melakukan:
a. Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
9 bulan.
b. Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara selam-lamanya 6
bulan.

11. Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan


Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan itu dianggap selesai ketiaka
dinyatakan bahwa:
a. Penyidikan dianggap selesai apabila dalam waktu 7 hari,setelah
penuntut umum menerima hasil pendidikan dari penyidik,ada pemberitahuan dari
penuntut umum bahwa penyidikan diaanggap selesai. Pemberitahuan tersebut
merupakan keharusan atau kewajiban bagi penuntut umum seperti yang diatur
dalam pasal 138 ayat 1 KUHAP.
b. Penyidikan diaanggap selesai apabila dalam waktu 14 hari penuntut
umum tidak mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik sebagaimana yang
diatur dalam pasal 110 ayat 4 KUHAP
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana.Jakarta: Ghalia
Indonesia
Hamzah, Andi. 1987. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
KESIMPULAN

Dalam hukum acara pidana mempunyai beberapa tahapan dalam melakukan


pemaeriksaan diantaranya yaitu:
a. Proses penyelidikan dan penyidikan
b. Petugas-petugas penyelidikan dan penyidikan
c. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan
d. Penangkapan dan penahanan
e. Pengguhan penahanan
f. Penggeledahan badan rumah
g. Penyitaanpemeriksaan surat
h. Pemeriksaan tersangka
i. Pemeriksaan saksi dan permintaan keterangan ahli
j. pemeriksaan ditempat kejadian
k. Penyelesaian dan penghentian penyidikan

You might also like