Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing
Dra. Atika, M.Hum
Apabila hukum acara pidana dipandang dari sudut pemeriksaan, hal ini dapat
dirinci dalam dua bagian, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan. Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan pertama
kali oleh polisi, baik sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, apabila ada dugaan
bahwa hukum pidana materil telah dilanggar. Sedangkan pemeriksaan disidang
pengadilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan apakah dugaan
bahwa seseorang yang telah melakukan tindak pidana itu dapat dipidana atau tidak.
Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada pemeriksaan disidang
pengadilan, akan melalui beberapa proses sebagai berikut:
7. Penyitaan
Yang dimaksud dengan penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mengambil alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan pengadilan.
Disamping itu menurut pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda yang dapat
dikenakan penyitaan adalah:
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana
b. benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak
pidana atau untuk mempersiapkannya
c. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan
d. Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan melakukan tindak
pidana
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana.
9. Pemeriksaan tersangka
Sebelum penyidik melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan
suatu tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya
untuk mendapatkan bantuaan hokum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib
didampingi penasehat hokum(pasal 114 KUHAP)
10. Pemeriksaan saksi dan ahli
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan peradialan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.(Petranase. 2000.hal:117)
mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :
“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru
bahasa dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menurut undang-undang,
yang ia sebagai demikian harus melakukan:
a. Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
9 bulan.
b. Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara selam-lamanya 6
bulan.
Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana.Jakarta: Ghalia
Indonesia
Hamzah, Andi. 1987. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
KESIMPULAN