You are on page 1of 8

Kadar vitamin C

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah jeruk

II . DASAR TEORI
Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali
digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit
kekurangan gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi nya
sariawan, dan lain sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat suatu arin, maka
Casimir Funk,seorang ahli biokimia Polandia menyebutnya vitamine. Kemudian setelah
sejumlah mikronutrien organik esensial lainnya ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena
ditemukan bahwa tidak semua vitamin merupakan amin.
Adapun vitamin dibedakan menjadi 2kelas ,yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam air :
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
- Vitamin B12
- Asam askorbat (vitamin C)
2. Vitamin yang larut dalam lemak :
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Asam askorbat (vitamin C) banyak diperlukan dalam metabolisme. Sumber vitamin C
adalah buah sitrun ,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur –
sayuran yang berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa
suatu faktor di dalam jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi
dan diidentifikasi sampai tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika
,akhirnya mengisolasi faktor anti sariawan dari sari jeruk .
Vitamin C mungkin merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil.
Vitamin C tahan terhadap pembekuan

III. BAHAN
- Buah jeruk
- Aquades
- Amylum 1%
- 0,01 N standar Yodium

IV. ALAT
- Pipet tetes
- Biuret
- Gelas ukur
- Kertas saring

V. CARA KERJA
1. Diambil 3 buah jeruk segar dihancurkan , kemudian disaring.
2. Diambil 10 ml sari buah jeruk di tambahkan 5 tetes Amilum 1% dan ditambahkan 10
ml aquades.
3. Kemudian di titrasi dengan larutan 0.01 N standar Yodium sampai timbul warna biru
konstan

VI. HASIL
- 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan
Yodium → biru gelap

VII. PEMBAHASAN
- Perhitunan
Diketahui :
Volume Yodium: 4,5 ml
Asam askorbat : 0,88 mg
Ditanya: Kadar vitamin C……?
Jawab
1 ml 0,01 N Yodium : 0,88 mg Asam askorbat
4,5 ml 0,01 N Yodium : …..mg vitamin C
Vitamin C = 4,5ml × 0,88 mg
1 ml
Vitamin C = 3,96 mg

Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah
jeruk,yaitu 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di
titrasi sampai terjadi perubahan warna biru gelap,didapatkan volume Yodium sebesar
4,5 ml. Dengan menggunakan volume yodium tersebut didapatkan kadar vitamin C buah
jeruk sebesar 3,96 mg.Jadi kadar vitamin Cdalam buah jeruk yang di gunakan dalam
praktikum ini 3,96 mg.

VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan
Yodium → biru gelap.
2. Dalam titrasi di dapatkan volume yodium sebesar 4,5 ml.
3. Dalam ekstrak buah jeruk terkandung vitamin C sebesar 3,96 mg.

IX. DAFTAR PUSTAKA


- Wijana, I Made Sara.dkk.2007.Penuntun Praktikum Biokimia.Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi F MIPA UNUD.
- Lehninger,Alberty L. dkk.1995.Dasar –Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta.
- Martin,David W. dkk.1992. Biokimia Harper. Edisi 20 EGC.Jakarta.
Titrasi permagnometri

Latar Belakang
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini,
ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn+2 dalam suasana asam. Tekhnik titrasi ini
biasanya digunakan untuk menentukan kadar asam oksalat atau besi dalam suatu
sampel. Kalium permanganate adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan
kadar besi yang terdapat dalam sampel yang berada pada suasana asam menggunakan
larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bias digunakan untuk menentukan
kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organic.
A.Tujuan Percobaan

1.Melakukan Pembakuan Kalium Permanganat


2.Menentukan Kadar Fe+2 dalam sampel dengan titrasi permanganometri

B.Alat dan Bahan

Alat
Buret
Statif dan klem
Botol Semprot
Erlenmeyer 250 mL
Beaker glass 200 mL
Corong
Kaca arloji
Neraca analitik
Labu ukur 250 mL
Pipet tetes
Gelas ukur
Penangas
KMnO4 0.1 M .
Na2C2O4 0,1 M.
H2SO4
Aquades
Sampel

C.Cara Kerja

Cara Kerja
1.Preparasi alat Membersihkan semua peralatan dengan aquades sehingga semua alat
menjadi steril.
2. Penyiapan Larutan KMnO4 0.1 N. Ditimbang sebanyak 0,24 gr KMnO4 dan
dimasukkan ke dalam beaker glass
3. KMnO4 yang masih berbentu serbuk berwarna hitam pekat dan agak mengkilat.
Ditambahkan 200 mL air ke dalam beaker glass, setelah larut masukkan ke dalam labu
ukur 250 mL dan tambahkan air hingga 250 mL. Serbuk yang telah bercampur air
berwarna ungu pekat, untuk tepatnya 250 mL, liat meniscus atas.
4.Larutan diaduk rata dan dipanaskan hingga mendidih. Larutan tetap berwarna ungu.
5.Larutan didinginkan dan disimpan dalam tabung gelap agar tidak terkontaminasi
6.Masukkan larutan KMnO4 0.1 N ke dalam Buret apabila ingin mentitrasi. dan tutup
buret dengan aluminium foil Untuk melihatnya gunakan meniscus atas karena KMnO4
0.1 N merupakan larutan berwarna.
Standardisasi Larutan KMnO4
7.Diukur ke gelas ukur sebanyak 10 mL asam oksalat, masukkan kedalam erlemeyer.
untuk standarisasi
8.Tambahkan 10 mL H2SO4 kemudian dipanaskan pada penangas hingga suhu 70-800C .
tutup dengan
9.Dalam keadaan panas titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0.1 N.
Lakukan duplo. Dan dicatat volume KMnO4 yang dipakai. Larutan yang pertama-tama
berwarna putih kemudian berubah menjadi pink muda, kemudian berubah warna merah
rosa dan mulai terbentuk endapan.

Prosedur penentuan Kadar Besi (Fe)


10.Dimasukkan 15 mL larutan sampel Fe ke dalam erlemeyer.
Larutan Fe berwarna coklat, seperti besi berkarat
11. ditambahkan sebanyak 10 mL H2SO4 Larutan tetap berwarna coklat seperti besi
berkarat
12.Titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0.1 N.
Lakukan duplo. Dan dicatat volume KMnO4 yang dipakai. Larutan yang pertama-tama
berwarna coklat kemudian berubah menjadi merah rosa dan mulai terbentuk endapan

D.Perhitungan dan Pembahasan


Volume yang terpakai untuk pembakuan KMnO4 0.1 N adalah :
Pembakuan 1 : 10,3 mL
Pembakuan 2 : 10,3 mL
Volume Rata-rata = 10,3 mL
Volume yang terpakai untuk titrasi Fe dengan KMnO4 0.1 N adalah :
Titrasi 1 : 7,7 mL
Titrasi 2 : 7,4 mL
Titrasi 3 : 7,5 mL
Volume rata-rata = 7,53 mL
Perhitungan :
Reaksi

5 Fe+2 + MnO4 - + 8 H+ ¬ 5 Fe+2 + Mn +2 + 4 H2O

Kadar Fe+2 adalah :


Rata-rata larutan KMnO4 0.1 N yang digunakan dengan duplo yaitu 10,3 mL.

M = N x BE
M asam oksalat = ½ x 0,1 = 0,05 M
M KMnO4 = 1/5 x 0,1 = 0,02 M

Mmol KMnO4 = M x mL titrasi


= 0,02 x 7,53
= 0,1506

Mmol Fe+2 = 5/1 x mmol KMnO4


= 5/1 x 0,1506
= 0,753

Mg Fe+2 = mmol x mr Fe
= 0,753 x 55,847
0,4205 gr= 42,052 mg

pembahasan
Titrasi Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium
permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan
larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi
selama seratus tahun lebih . Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan
umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah
mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida
dan tiosulfat .
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4 atau
dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor
dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak
bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Pembakuan larutan KMnO4 dan
mendidihkannya selama beberapa jam dan kemudian didinginkan. Dibakukan dengan
menggunakan zat baku utama, yaitu asam oksalat. Pada pembakuan larutan KMnO4 0,1
N, asam oksalat dilarutkan kemudian ditambahkan dengan asam sulfat pekat yang
kemudian didiihkan terlebih dahulu, kemudian dititrasi dengan KMnO4 sampai larutan
berwarna merah rosa. Setelah didapat volume titrasi, maka dapat dicari normalitas
KMnO4.
Reksi yang terjadi saat pembakuan pemanganat adalah :
Reduksi : MnO4 - + 8H+ + 5e↔ Mn2+ + H2O
Oksidasi : H2C2O4 ↔ 2H+ + 2CO2+ 2e
2MnO4- + 6H+ + 5H2C2O4 ↔ 2 Mn2+ +8H2O + 10CO2

Kalium permanganate mudah teroksidasi dalam udara, oleh karena itu pada saat
standarisasi(pembakuan) dan saat titrasi buret yang berisikan larutan KMnO4- harus di
tutup. Bias menggunakan Aluminium foil.
Pada saat titrasi sampel yang mengandung Fe di tambahkan terlebih dahulu dengan
asam sulfat. Langsung di titrasi tanpa pemanasan, di titrasi secara perlahan hingga
warna berubah menjadi merah rosa dan catat volume KMnO4- untuk mngetahui kadar
Fe
Reaksi yang terjadi saat titrasi
5 Fe2+ + MnO4- + 8H+ ↔ 5 Fe3+ +Mn2+ +4H2O

Sumber
Harjadi, w. 1986. Ilmu kimia analitik dasar. Jakarta; pt.gramedia
http://chemtutorial.blogspot.com/2009/02/permanganometri.html
http://blogkita.info/permanganometri/
http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/permanganometri.html

You might also like