Professional Documents
Culture Documents
Reinforced
Composite as
Prosthesis
Paper Disain Rekayasa Material
Akhir – akhir ini perkembangan penggunaan material logam sudah mulai tergantikan
dengan material komposit pada beberapa aplikasi, terutama aplikasi yang mengharuskan
menggunakan material dengan berat yang ringan namun tetap memiliki sifat mekanis yang
dibutuhkan. Selain itu, penggantian penggunaan material logam juga berhubungan dengan
sifat korosi logam yang tidak dimiliki oleh material komposit. Sifat korosif ini sangat
merugikan dari penggunaan material yaitu dapat menurunkan sifat mekanisnya dan dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan (failure) pada material tersebut. Oleh karena itu,
penggunaan material komposit sudah mulai dipertimbangkan untuk menggantikan material
logam namun hanya untuk aplikasi – aplikasi tertentu saja. Material komposit yang dimaksud
biasanya merupakan jenis komposit yang matriksnya berupa polimer yang diperkuat dengan
fiber atau serat alami (natural fiber). Material komposit jenis ini memiliki berat jenis yang
jauh lebih rendah dari berat jenis material logam namun memiliki sifat mekanis yang tidak
jauh berbeda dari beberapa jenis logam saja sehingga penggunaannya terbatas hanya sebagai
pengganti logam tertentu saja.
Salah satu aplikasi yang digunakan akhir – akhir ini adalah pemanfaatan material
komposit sebagai bahan untuk alat bantu buatan yang dipergunakan untuk mengganti fungsi
dari anggota tubuh yang hilang akibat terjadinya kecelakaan, terserang penyakit atau cacat
bawaan dari lahir. Alat ini dikenal sebagai prosthesis. Material komposit untuk aplikasi
prosthesis ini adalah karbon dan glass, namun kali ini penulis akan merancang dan mendesain
produk prosthesis yang terbuat dari material komposit berbahan pengguat serat alami
(natural fiber-reinforced composite). Alasan mengapa penulis adalah bahwa serat alami
menggantikan penguat komposit prosthesis yang biasanya terbuat dari karbon dan glass di
mana natural fiber memiliki kekuatan mekanis baik dan menghasilkan produk yang ramah
lingkungan dimana memerlukan energi yang lebih rendah dalam pembuatannya.
Prosthesis merupakan sebuah alat tambahan buatan yang digunakan untuk mengganti
dari anggota tubuh yang hilang akibat kecelakaan, penyakit atau cacat. Material yang dipakai
umumnya adalah karbon dan glass composite, namun kali ini penulis akan merancang dan
mendesain prosthesis yang terbuat dari material komposit berbahan pengguat serat alami
(natural fiber-reinforced composite).
A. Material Biokomposit
Biokomposit atau green komposit didefinisikan sebagai material komposit yang
tersusun dari biofiber atau serat alami yang dapat terdegradasi sebagai penguatnya dan
polimer yang tidak dapat terdegradasi (non-biodegradable) atau yang dapat terdegradasi
(biodegradable) sebagai matriknya. Serat alami (natural fiber) yang digunakan terdiri dari:
Serat Nabati: merupakan serat yang paling banyak digunakan, karena jumlahnya
dialam berlimpah dan tidak mahal. Cotohnya adalah katun, rami, goni dan serat
selulosa lain yang berasal dari tumbuhan.
Serat Hewani: merupakan jenis yang kurang banyak digunakan tetapi memiliki
potensial, serat hewani yang sering digunakan adalah sutra, dan wool.
Berikut pembagian komposit berbahan penguat serat alami (natural fiber-reinforced
composite)
b. Animal fiber
Serat yang dihasilkan dari hewan. Serat jenis ini memiliki kelebihan dibandingkan
polimer yaitu harga yang lebih murah dan bahan baku yang dapat diperbaharui. Jenis
serat ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
a.1 Serat wol (Wool Fiber): serat yang dibuat dari bulu hewan. Contohnya wol
(bulu domba), bulu kambung
a.2 Serat sutra (Silk Fiber): serat yang dihasilkan dari serangga. Bahan bakunya
biasanya berasal dari laba – laba.
a.3 Serat burung (Avian Fiber): serat yang berasal dari unggas atau bulu unggas.
c. Mineral Fiber
Bagian dari komposit alami dimana serat penyusunnya berasal dari mineral bumi.
Serat mineral ini terbagi atas serat mineral yang langsung digunakan dari alamnya
tanpa proses lebih lanjut (naturally occurred) serta serat mineral yang harus diolah
terlebih dahulu dengan separasi dan pengayaan. Serat mineral alami yang langsung
digunakan dikenal sebagai kelas asbestos, sedangkan serat mineral yang harus diolah
lebih lanjut dibagi atas serat keramik dan serat logam.
B. Prosthesis
Prosthesis merupakan sebuah alat tambahan buatan yang digunakan untuk mengganti
dari anggota tubuh yang hilang akibat kecelakaan, penyakit atau cacat. Prosthesis berasal dari
Prosthesis pada umumnya terbuat dari komposit dengan polimer sebagai matriksnya
dengan karbon dan glass fiber sebgai penguatnya. Oleh sebab penulis akan merancang
prosthesis yang terbuat dari komposit dengan dengan matriks yang terbuat dari polimer dan
penguat yang ramah lingkungan dengan tetap memiliki kekuatan yang diperlukan untuk
prosthesis yang terbuat dari natural fiber.
Untuk aplikasi sebagai prosthesis, komposit yang digunakan harus memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut:
A. Client Requirement
Material komposit berbahan penguat serat alami harus memenuhi kriteria dari sisi
pelanggan yang akan menggunakannya sebagai prosthesis. Berikut persyaratan yang
wajib dipenuhi material, yaitu Natural fiber reinforce composites as Prosthesis
memiliki berat jenis yang ringan, memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang baik,
memiliki ketahanan terhadap air yang baik, mudah untuk digunakan, dan memiliki
waktu penggunaan yang lebih lama (durability)
B. Design Requirement
Dalam penyusunan sebuah produk, harus pula diperjelas persyaratan desain yang akan
dibuat. Persyaratan desain ini meliputi banyak hal, berikut akan dijabarkan satu persatu:
B. 1. Physical and Operational Characteristics
Pertama kali yang penting dalam penyusunan sebuah persyaratan desain adalah
mempertimbangkan dari sisi persyaratan pengoperasian dan mekanisnya karena
material ini akan digunakan pada beban tertentu, berikut penjabarannya:
a. Performance Requirements
Persyaratan kinerja yang harus dipenuhi material tersebut yang
diaplikasikan sebagai prosthesis, yaitu:
Penyimpanan dan pelepasan energi (penyimpanan energi yang
diperoleh saat kontak dengan tanah dan penggunaan energi yang
tersimpan tadi untuk tenaga pendorong atau penggerak)
Energi absorpsi (meminimalisasi efek impak yang tinggi pada sistem
musculoskeletal)
Kestabilan terhadap kondisi tanah (kestabilan terhadap tipe dan sudut
Material yang cocok digunakan untuk pembuatan desain produk prosthesis berbahan
komposit berbahan penguat serat alami adalah komposit serat alami yang berasal dari pohon
bambu dan berbahan dasar polimer epoksi. Berikut penjelasan pemilihan material dan
pemrosesan dari material tersebut:
A. MATERIAL EPOKSI
Pemakaian epoksi sebagai matriks dasar pada komposit serat alami ini didasarkan pada
material epoksi yang bersifat thermoset dimana memiliki sifat mekanis yang baik. Sifat
dari thermoset sendiri adalah material polimer yang memiliki ikatan jaring silang yang
keras dan kaku sehingga tidak mengalami pelunakan dan menjadi leleh saat
dipanaskan. Material thermoset kaku dan tidak mengalami perubahan bentuk seperti
material elastomer dan thermoplastik. Keuntungan penggunaan dari material epoksi
thermoset adalah material epoksi memiliki respons terhadap perlakuan panas dan
kimiawi lebih baik dari material thermoplastic dan sifat mekanis yang baik. Material
thermoset juga sudah banyak digunakan sebagai matriks komposit. Proses untuk
mendapatkan epoksi dengan memanfaatkan material epoksi yang sudah ada di pasaran
dan proses pembuatannya sama seperti material thermoset lainnya.
B. SERAT ALAMI BAMBU (BAMBOO NATURAL FIBER)
Pemilihan serat bamboo sebagai penguat untuk material komposit berbahan dasar
epoksi didasarkan pada sifat ramah lingkungannya yang menjadi pertimbangan utama
daripada komposit karbon atau glass walaupun sifat mekanisnya berbeda antara kedua
komposit ini. Berikut perbandingan sifat mekanis antara serat bamboo dengan karbon
dan glass
Material Densitas Kekuatan tarik Modulus young Elongasi (%)
(g/cm2) (MPa) (GPa)
Bamboo 1,4 500-740 30-50 2
Pertimbangan utama lebih cenderung memilih serat bamboo adalah sifat ramah
Untuk pembuatan serat bamboo sendiri ada beberapa metode yang bisa digunakan,
namun umumnya digunakan metode pembuatan serat bamboo secara kimiawi
menggunakan hydrolysis alkalization dengan multi-phase bleaching. Metode ini sudah
banyak digunakan untuk teknologi pembuatan. Berikut tahapan proses tersebut:
1. Daun bamboo dan batang yang yang keras diekstrak dan dihancurkan.
2. Selulosa bamboo hasil penghancuran direndam pada larutan natrium hidroksida
dengan kadar 15-20% pada suhu antara 200-250C selama 1-3 jam untuk
membentuk selulosa basa.
3. Selulosa basa dari bamboo lalu ditekan untuk menghilangkan larutan natrium
hidroksida yang berlebih. Selulosa basa dihancurkan dengan grinder dan
dikeringkan selama 24 jam.
4. Proses berikutnya adalah penambahan carbon disulfide untuk mensulfurisasi
agar campuran menjadi kental.
5. Carbon disulfide yang tersisa dihilangkan dengan menguapkannya melalui
proses decompression dan menghasilkan selulosa natrium xanthogenate.
6. Natrium hidroksida yang telah dicairkan ditambahkan ke selulosa natrium
Pemakaian prosthesis sebagai alat bantu manusia untuk menggantikan fungsi alat
tubuh yang hilang. Jenis prosthesis ini banyak tergantung dari bagian tubuh mana yang
hilang. Pada umumnya, pengguna prosthesis adalah mereka yang memiliki kelainan fisik
akibat telah diamputasi karena kecelakaan, penyakit, atau cacat lahir. Pemakaian prosthesis
harus memenuhi kenyamanan bagi penggunanya karena alat ini akan dipakai setiap hari
untuk memperlancar aktifitas dari penggunanya. Selain itu alat ini harus mudah dibersihkan,
mudah dilepas-pasang, dan terlihat natural. Selain itu alat harus kuat, namun ringan, sehingga
energi yang dibutuhkan pasien untuk berjalan, berlari, dan melakukan berbagai aktifitas
lainnya lebih rendah. Alat prosthesis ini sudah ada yang membuat namun materialnya yang
digunakan adalah carbon fiber (carbon fiber reinforced plastic). Menggunakan epoksi
sebagai material penyusunnya. Carbon fiber mempunyai rasio berat-kekuatan yang sangat
bagus, tetapi harganya sangat mahal. Nama komersil alatnya adalah GENER8.
Pada dasarnya, pemanfaatan prosthesis legs dapat dibagi menjadi 2 tipe:
1. Below the knee prosthetics atau trans-tibial prosthetics. Bagian yang diganti
adalah lutut kebawah
2. Above the knee prosthetics atau Transfemoral prosthesis. Jenis ini lebih rumit
dan komplet dibandingan dengan trans-tibial prosthetics karena mencakup lutut
buatan juga.
Berikut ini adalah cara untuk memasang artificial legs (tipe trans tibial)
3 4 5
2
7 8 9
6
1. Zulfia, Anne. Bio composite and Nature Fiber Composite. Handsout Kuliah Material
Komposit 2010. Teknik Metalurgi dan Material FTUI.
2. http://composites-by-design.com/?page_id=61 diakses pada 17 Maret 2011
3. http://www.fao.org/DOCREP/004/Y1873E/y1873e0a.htm diakses pada 17 Maret 2011
4. http://www.ctihuatai.com/Products-RtmEN.htm diakses 17 Maret 2011
5. composite artificial limbs. TIFAC. Department of Science and Technology Govt. of
India
(http://www.tifac.org.in/index.php?option=com_content&view=article&id=489&Itemi
d=190) diakses pada 17 Maret 2011
6. Shasmin, H.N, N.A.Abu Osman, L.Abd. Latif.2008.Economical Tube Adapter Material
in Below Knee Prosthesis.Malaysia.
7. artificial/prosthetic limbs.(http://www.medindia.net/patients/patientinfo/artificial-limbs-
about.htm) diakses pada 17 Maret 2011
8. American Standard Testing Materials
9. Rousion, D. Prof. M. Sain, Prof. M. Couturier. Resin Transfer Molding of
Polyester/natural diber composites for performance application
10. http://www.reachoutmichigan.org/funexperiments/agesubject/lessons/newton/prosthetic
05.html diakses pada 29 Maret 2011
11. http://www.scipolicy.net/prosthetic-legs/ diakses pada 29 Maret 2011
12. http://www.ehow.com/about_6694006_technology-prosthetic-legs.html diakses pada
29 Maret 2011
13. http://www.wisegeek.com/what-is-a-prosthetic-leg.htm diakses pada 29 Maret 2011
14. http://books.google.co.id/books?id=hnE6vUMjqmwC&pg=PT27&lpg=PT27&dq=aplik
asi+Prosthesis&source=bl&ots=10LKYih9nF&sig=crOWJATuUaoyLFekQ1iF7BFscz
o&hl=id&ei=8PWRTbiKBYOecOzGrIkH&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum
=5&ved=0CC8Q6AEwBA#v=onepage&q&f=false diakses pada 29 Maret 2011