You are on page 1of 9

Kasus Posisi

Penegakan hukum pidana internasional berkaitan dengan hukum


Humaniter berkaitan pengunaan senjata kimia terlarang yang dilakukan oleh
Israel dan intervensi-intervensi asing dalam penyelaenggaraan perperangan.

Rumusan Masalah
1. Ketidakadilan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina pada
perang perbatasan dijalur Gaza yang mengakibatkan banyak korban
jiwa (sipil & angkatan bersenjata). Banyak anak kecil dan wanita yang
meninggal, apakah mereka combantan?
2. Bagaimana pengunaan white-phosphorus (fosfor putih) yang termasuk
senjata yang dilarang oleh Konvensi Pelarangan Menyeluruh Senjata
Kimia (KPMSK). Pada tanggal 13 Januari 1993 diadakan
penandatanganan KPMSK di Paris, di mana 130 negara
menandatanganinya termasuk Israel?

Analisis Kasus
Hukum humaniter internasional memiliki sejarah yang singkat namun
penuh peristiwa. Baru pada pertengahan abad XIX, Negara-Negara
melakukan kesepakatan tentang peraturan-peraturan internasional untuk
menghindari penderitaan yang semestinya akibat perang peraturan-
peraturan dalam suatu Konvensi yang mereka setuju sendiri untuk
mematuhinya. Sejak saat itu, perubahan sifat pertikaian bersenjata dan daya
merusak persenjataan modern menyadarkan perlunya banyak perbaikan dan
perluasan hukum humaniter melalui negosiasi panjang yang membutuhkan
kesabaran.
Lembar Fakta ini menelusuri perkembangan hukum humaniter
internasional dan memberi gambaran terkini tentang ruang lingkup dan
pengertian hukum humaniter internasional bagi tentara maupun masyarakat
sipil yang terperangkap dalam pertikaian bersenjata.

Page | 1
Pertama-tama, dibutuhkan suatu definisi. Apa arti hukum humaniter
internasional? Kerangka hukum ini dapat diartikan sebagai prinsip dan
peraturan yang memberi batasan terhadap penggunaan kekerasan pada saat
pertikaian bersenjata.

Tujuannya adalah:
• memberi perlindungan pada seseorang yang tidak, atau tidak lagi, terlibat
secara langsung dalam pertikaiann – orang yang terluka, terdampar,
tawanan perang dan penduduk sipil;
• membatasi dampak kekerasan dalam pertempuran demi mencapai tujuan
perang.
Perkembangan hukum internasional yang berhubungan dengan
perlindungan bagi korban perang dan dengan hukum tentang perang sangat
dipengaruhi oleh perkembangan hukum perlindungan hak asasi manusia
setelah Perang Dunia Kedua. Penetapan instrumen internasional yang
penting dalam bidang hak asasi manusia – seperti DUHAM (1948), Konvensi
Eropa tentang Hak Asasi Manusia (1950) dan Kovenan Internasional tentang
Hak Sipil dan Politik (1966) memberikan sumbangan untuk memperkuat
pandangan bahwa semua orang berhak menikmati hak asasi manusia, baik
dalam keadaan damai maupun perang.
Selama keadaan perang atau keadaan darurat berlangsung, pemenuhan
hak asasi tertentu mungkin dibatasi berdasarkan kondisi-kondisi tertentu.
Pasal 4 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik mengijinkan
Negara melakukan upaya-upaya yang bersifat sementara mengabaikan
beberapa kewajiban Negara berdasarkan Kovenan “ketika terjadi keadaan
darurat yang mengancam keselamatan bangsa,“ tapi hanya “sejauh yang
sangat dibutuhkan oleh keadaan yang bersifat darurat.” Pasal 15 Konvensi
Eropa tentang Hak Asasi Manusia berisi aturan yang sama. Secara berkala,
Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan bagi Kaum Minoritas
melakukan pembahasan tentang Negara dalam keadaan darurat dan
penghormatan hak asasi manusia dalam situasi demikian.

Page | 2
Namun, kebutuhan agar hak asasi manusia tetap terjaga walaupun dalam
waktu perang telah mendapat pengakuan sepenuhnya; Pasal 3 dari empat
Konvensi Jenewa tentang hukum humaniter 1949 menyatakan bahwa pada
masa pertikaian bersenjata seseorang yang dilindungi konvensi dalam kondisi
apapun diperlakukan secara manusiawi, tanpa pembedaan yang merugikan
berdasarkan ras, warna kulit, agama atau kepercayaan, jenis kelamin,
keturunan atau kekayaan, atau kriteria sejenis lainnya.
Dalam sidang ke-43 Sub-Komisi Pencegahan Diskriminasi dan Perlindungan
bagi Kaum Minoritas (5-30 Agustus 1991), sebuah laporan dari Sekretaris
Jenderal tentang pendidikan sehubungan dengan penghormatan terhadap
hak asasi manusia saat terjadi pertikaian bersenjata, disajikan dalam Bagian
4 dari ketentuan agenda (E/CN.4/Sub.2/1991/5). Dua tahun sebelumnya Sub-
Komisi menetapkan resolusi 1989/24 tentang “Hak Asasi Manusia pada Masa
Pertikaian Bersenjata,” karena merasa prihatin bahwa selama pertikaian-
pertikaian demikian seringkali ketentuan yang berkaitan dengan hukum
humaniter internasional dan hukum tentang hak asasi manusia tidak
dihormati. Pada sidang ke-46 Komisi Hak Asasi Manusia menetapkan
Resolusi No. 1990/60 yang mengakui peran penting Komite Palang Merah
Internasional dalam menyebarkan hukum humaniter internasional dan
mengajak Negara-negara “untuk memberi perhatian khusus pada pendidikan
bagi semua anggota keamanan dan militer lainnya, dan semua badan
penegak hukum, mengenai hukum internasional tentang hak asasi manusia
dan hukum humaniter internasional yang berlaku ketika terjadi pertikaian
bersenjata”.
Tiga arus utama memberi kontribusi terhadap penyusunan hukum
humaniter internasional. Ketiga arus itu adalah “Hukum Jenewa,” diberikan
oleh Konvensi dan Protokol internasional yang terbentuk berdasarkan sponsor
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dengan perhatian utama pada
perlindungan korban pertikaian; “Hukum Den Haag,” berdasarkan hasil
Konperensi Perdamaian di ibukota Belanda pada 1899 dan 1907, yang pada
prinsipnya mengatur sarana dan metode perang yang diizinkan; dan usaha-

Page | 3
usaha PBB menjamin penghormatan hak asasi manusia pada pertikaian
bersenjata dan membatasi penggunaan senjata-senjata tertentu.
Dunia mengecam atas perbuatan yang dilakukan oleh Israel yang
memakan korban yang besar. “Angkatan Darat Israel menyebutkan jumlah
korban tewas Palestina selama serangannya terhadap daerah kantung yang
dikuasai HAMAS itu sebanyak 1.166 tewas, 295 di antara mereka warga sipil,
sementara pihak Palestina menyatakan 1.417 orang tewas, 926 warga sipil.”1
Bukankah ada banyak selisih yang terjadi pada jumlah korban sipil yang
nilainya hampir mendekati 1.000 orang yang tewas dan belum yang luka-luka
bahkan cacat seumur hidup. Diantara serangan Israel yang membantai
banyak anak kecil dan perempuan, kejahatan perang paling jahat adalah
penggunaan white phosphorus yang sangat mengerikan dan dilarang oleh
dunia karena senjata kimia itu bukan saja mampu membunuh dengan cepat
namun menimbulkan siksaan yang sangat mengerikan.

Terdapat sebuah artikel yang mampu menjelaskan lebih detail terkait


penggunaan fosfor putih (white phosphorus) sebagai berikut :

“Dalam sistem periodik, fosfor berada pada perioda ke-3. Fosfor memiliki
beberapa bentuk alotrop diantaranya adalah fosfor merah, fosfor putih dan
hitam. Fosfor putih bentuknya lunak, titik lelehnya rendah dan kadang - kadang
berwarna kekuning-kuningan sehingga sering disebut sebagai fosfor kuning.
Fosfor putih sangat reaktif dan beracun. Fosfor putih terbakar ketika
bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika
terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa
dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah kurang reaktif
(lebih stabil) dan relatif tidak beracun serta menyublim pada 170°C pada
tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan Fosfor hitam
mirip dengan grafit. Fosfor ini dapat dibuat dengan memanaskan fosfor putih
pada tekanan tinggi. Fosfor hitam tidak stabil dan pada pemanasan 550OC
berubah menjadi fosfor merah. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti
grafit atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang
menghantarkan listrik. Dalam dunia militer, fosfor putih (white phosphorus),
dikenal dengan sebutan Willy Pete. Bahan kimia ini digunakan untuk menandai
dan menyamarkan serta dapat difungsikan sebagai senjata pembakar. Serbuk ini
digunakan untuk menghancurkan senjata lawan atau memperpendek jarak
pandang musuh. Jika digunakan untuk menyamarkan, fosfor putih dicampur

1
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52677:israel-kecam-laporan-pbb-soal-
jalur-gaza&catid=16:internasional&Itemid=29 diakses pada 13.1.2010 6.12WIB
Page | 4
dengan material lain sehingga mudah terbakar serta mengeluarkan asap tebal
berwarna putih.”2

Dalam artikel diatas telah jelas dipaparkan bahwa senjata ini bukan
hanya akan menimbulkan suatu efek kematian tapi juga penyiksaan karena
sebelum terjadinya kematian , korban harus merasakan kesakitan luar biasa
akibat panas yang di timbulkan ketika mengenai kulit maupun terhirup
sampai membakar paru-paru.

Oleh karena itu seharusnya Negara-negara di dunia wajib menuntut keadilan


atas perbuatan yang dilakukan oleh Israel karena pelanggaran atas
penggunaan senjata terlarang dan penyiksaan itu telah di atur pada :

• Undang-undang ratifikasi Convention on the Prohibition of the


Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weapons
and on their Destruction (Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan,
Produksi, Penimbunan, dan Penggunaan Senjata Kimia serta tentang
Pemusnahannya) No 6 tahun 1998.

• konvensi DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) dan


Konvenan Internasional. “… menghormati pasal 5 DUHAM dan pasal 7
kovenan Internasional tentang Hak sipil & politik . Larangan terhadap
penyiksaan bersifat mutlak sehingga semua negara wajib mengambil
tindakan legislative, administrative, yudisial atau tindakan lainya yang
efektif untuk memastikan pencegahan penyiksaan.”3

2
http://cafepojok.com/forum/index.php?s=6d7b2be8b1ec15c8c1809ba824881088 diakses
pada 13.1.2010 14.12WIB
3
Rona K.M. Smith, dkk . Hukum HAM. PUSHAM UII. Yogyakarta: 2008. Hal : 155
Page | 5
Banyak sekali para wartawan dari manca Negara yang meliput kejahatan
yang dilakukan oleh Israel di sepanjang jalur gaza mulai bulan desember
2008 sampai bulan januari 2009 dengan fakta foto sebagai berikut :

Dalam foto ini telah terbukti bahwa Israel tlah


menggunakan fosfor putih yang tlah dilarang
dunia sebagai senjata kimia yang harus
dimusnahkan dan tidak boleh dipergunakan.Dan
lihat bagaimana tentara Israel memperlakukan
anak balita yang mungkin baru bias berjalan
dengan mengacungkan senjata M-16 kearah
kepala bocah kecil tak berdosa itu? Sekarang
lihatlah para warga Palestina yang tertindas,
apakah mereka tampak seperti combatan? Dan
pantaskah mereka diperlakukan seperti itu?

Sekarang lihatlah seorang ayah yang melindungi anaknya dari hujan peluru pasukan
bersenjata Israel yang terekam oleh kamera. Apakah mereka combatan? Apakah mereka
bersenjata mematikan?
Banyak sekali bukti-bukti yang dimiliki media untuk menunjukan
kekejaman dan pelanggaran berat Pidana Internasional juga melanggar hak
asasi paling utama yaitu kehidupan. Sampai detik ini belum ada upaya yang
berarti yang mampu diperlihatkan oleh PBB sebagai Lembaga Internasional
yang memiliki misi utama menjaga perdamaian dunia.

Berikut bukti efek dan penggunaan fosfor sebagai war crime oleh Israel dan
diproduksi oleh Amerika :

Page | 6
"Amunisi artileri kaliber 155mm yang berwarna biru
pucat dengan jelas ditandai M825A1, yaitu mesiu
fosfor putih buatan Amerika"

Kesimpulan dan Saran


Israel telah melakukan kejahatan perang (war crime) dan termasuk
kejahatan pidana berat internasional yang telah di kecam oleh seluruh
Negara yang tergabung dalam PBB. Kenyataan sampai saat ini pelanggaran
atas konvensi-konvensi yang dibuat antar Negara bahkan melibatkan dunia
internasional belum mampu memberi keadilan atas hukum internasional.
Selalu Negara-negara adidaya yang mampu menguasai dan mempermainkan
semua perjanjian baik tertulis ataupun kebiasaan internasional.
Page | 7
Saran dari saya adalah membuat suatu organisasi atau lembaga baru
yang menghilangkan diskriminasi hak veto dan pemersatu Negara-negara
berkembang juga Negara kecil agar mampu melawan Negara-negara maju
dan besar sehingga mampu tercipta perdamaian dan menghapus mafia besar
yang selalu membuat carut-marut yang terjadi di ranah internasional. Bahkan
krisis ekonomi global yang terjadi akibat inflasi keuangan Amerika akibat
biaya perang tidak akan pernah terjadi lagi. Pada intinya Negara-negara kecil
harus bersatu dan berani melawan mafia hukum internasional.

Daftar Pustaka
Internet :
http://www.komnasham.go.id/portal/files/Lembar_Fakta_13_Hukum_Humanite
r_Internasional_&_HAM.pdf
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak_cat/1
www.komnasham.go.id/.../Lembar_Fakta_13_Hukum_Humaniter_Internasional
_&_HAM.pdf -

Page | 8
www.elsam.or.id/pdf/kursusham/Hukum_Humaniter_dan_HAM.pdf
andinur.wordpress.com/.../apakah-hukum-humaniter-internasional/ -
www.icrc.org/Web/eng/siteeng0.nsf/.../INDO-irrc_857_Henckaerts.pdf
www.balitbangham.go.id/.../Jurnal%20HAM%20I%20RULLY.doc
http://jupri.wordpress.com/2009/01/14/israel-gunakan-senjata-pemusnah-
massal-fosfor-putih/
http://www.eramuslim.com/berita/palestina/
http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=52678:pbb-israel-dan-palestina-
lakukan-kejahatan-perang&catid=16:internasional&Itemid=29
http://www.waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=52677:israel-kecam-laporan-pbb-soal-
jalur-gaza&catid=16:internasional&Itemid=29
http://beritasore.com/2009/11/06/pbb-serukan-pengusutan-kejahatan-perang-
di-gaza/
http://cafepojok.com/forum/index.php?
s=6d7b2be8b1ec15c8c1809ba824881088
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kejahatan_perang&action=edit
buku :
Rona K.M. Smith, dkk . Hukum HAM. PUSHAM UII. Yogyakarta: 2008.

Page | 9

You might also like