You are on page 1of 3

Gerakan separatisme tidak pernah mati.

Bahkan akhir -akhir ini


menunjukkan tanda -tanda menguat kembali. Belum reda heboh tampilnya
penari cakalele yang mengibarkan bendera RMS di hadapan presiden SBY
dalam acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV di
Lapangan Merdeka, Ambon beberapa waktu lalu, disusul pengibaran
bendera Bintang Kejora (bendera OPM) dalam Konfrensi Besar Masyarakat
Adat Papua. Ribuan orang yang hadir sontak berteriak ⼜Merdeka
⼦!â¼ã. Tak lama kemudian di Aceh muncul lagi ben dera dan istilah GAM
(Gerakan Aceh Merdeka) sebagai nama dan bendera partai lokal di
Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
>
> Apakah aksi -aksi tersebut murni sebagai aspirasi rakyat di sana atau
ada unsur provokasi, atau setidaknya dukungan dari luar, khususny a
dari negara -negara adidaya seperti AS? Untuk menjawabnya kiranya perlu
dirunut sejumlah rentetan peristiwa yang terjadi beberapa waktu
sebelumnya.
>
> Pada 16 Mei lalu selama 2 hari berkunjung ke NAD 17 Jendral AS yang
dipimpin oleh William L Nyland. R esminya, kunjungan itu dimaksudkan
untuk mencari masukan perkembangan situasi keamanan pasca perjanjian
damai (MoU) dan kemajuan rekonstruksi pasca bencana tsunami.
>
> Setelah itu, utusan khusus Sekjen PBB urusan HAM, Hina Jilani, juga
berkunjung ke Ace h dan Papua. Dia menyentil soal ⼜pelanggaran HAMâ¼ ã
yang terjadi di kedua daerah, ⼜Saya tunggu reaksi pemerintah
Indonesia selesaikan kasus -kasus HAMâ¼ ã (Media Indonesia, 15/6/07).
>
> Tak lama kemudian sejumlah anggota Konggres AS, di antaranya Eni
Valeo Mavaega, Ketua Sub Komite untuk Wilayah Asia Asia Pasifik, yg
dikenal kritis tentang pelanggaran HAM di Papua. Dia juga yang selama
ini menolak pencabutan embargo militer terhadap Indonesia (Republika,
28/6/07). Soal Papua, dia tegas mengatakan, ⼜S aya memang pernah
mengatakan, kalau pemerintah Indonesia tidak bisa memperlakukan Papua
secara layak, berikanlah kemerdekaan. Saya tdk mengingkarinya.â¼ ã
(Jawa Pos, 5/7/07).
>
> Dari sejumlah rentetan peristiwa tersebut, nyatalah bahwa gerakan
Separatisme bukan hanya murni aspirasi rakyat di daerah itu, tapi juga
ada dorongan dan provokasi dari luar. Rentetan kunjungan di atas
membuktikan hal itu. Juga, tidak mungkin kalau hanya sekedar untuk
mencari informasi soal rekonstruksi pasca tsunami AS harus mengirimkan
17 jenderal militernya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, tiap kali
ada kunjungan pejabat pemerintah AS, pasti ada agenda tertentu yang
hendak mereka paksakan. Ketika Menlu AS Condoleeza Rice datang ke
Indonesia pada Maret 2006 Menhan AS Donald Rumsfeld pada Juni 2006,
keduanya sama -sama berupaya untuk menekan pemerintah Indonesia untuk
bergabung dalam Proliferation Security Initiative (PSI). Melalui PSI,
AS akan menjelma menjadi polisi yang paling berwenang untuk mengawasi
lautan yang be rada dalam teritorial Indonesia. Padahal Indonesia
adalah negara kelautan. Kunjungan Rice tersebut juga terkait dengan
proses joint operating agreement (JOA) saat itu tentang pengelolaan
Blok Cepu. Maka bukan sebuah kebetulan kalau ternyata akhirnya
pemerintah menyerahkan pengelolaan Blok Cepu yang kaya minyak dan gas
itu kepada ExxonMobil.
>
> Disamping itu, tak dapat dipungkiri, bahwa salah satu akar penyebab
munculnya gerakan separatis di Indonesia seperti GAM di Aceh, RMS di
Maluku dan OPM di Pa pua lebih disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi
yang dirasakan oleh rakyat di wilayah -wilayah tersebut. Aceh dan Papua
dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam yang sangat
melimpah tapi penduduk di sana miskin. Karena itu, upaya menciptakan
kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat menjadi sangat
penting.
>
> Persoalannya, bagaimana caranya agar upaya tersebut dapat terwujud?
Bisakah kita berharap pada sistem ekonomi Kapitalis yang saat ini
diterapkan? Tidak, karena justru sistem ek onomi Kapitalis inilah yang
menjadi akar dari seluruh ketidakadilan ekonomi. Contohnya, kasus PT
Freeport di Papua. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Kontrak Karya
atau Contract of Work Area yang telah mengabaikan prinsip -prinsip
keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. PT FI pertama kali melakukan
penambangan pada bulan Desember 1967 pasca -Kontrak Karya I (KK I).
Kemudian pada 1986 ditemukan sumber penambangan baru di puncak gunung
rumput (Grasberg) yang kandungannya jauh lebih besar lagi. Kandungan
bahan tambang emas terbesar di dunia ini diketahui sekitar 2,16 -2,5
miliar ton dan kandungan tembaga sebesar 22 juta ton lebih.
Diperkirakan dalam sehari diproduksi 185.000 s.d. 200.000 ton biji
emas/tembaga. Karena itu, PT FI berhasrat lagi untuk memperpanjang KK
I dan dibuatlah KK II pada Desember 1991, yang memberikan hak kepada
PT FI selama 30 tahun dengan kemungkinkan perpanjangan selama 2 x 10
tahun. Ini berarti, KK II akan berakhir pada tahun 2021 dan jika
diperpanjang, akan berakhir 2041. Siapa yang menik mati hasil dari PT
FI selama ini? Nyatanya sumbangan ke APBN hanya Rp 2 triliunan. Saham
Pemerintah RI hanya 9,36%. Sisanya milik asing. Tentu yang mendapat
⼜kue raksasaâ¼ ã ini adalah pihak -pihak yang terlibat dalam
pengelolaan pertambangan ini. Menurut kantor berita Reuters (Pikiran
Rakyat, 18/3 2006), empat Big Boss PT FI paling tidak menerima Rp
126,3 miliar/bulan. Misalnya Chairman of the Board, James R Moffet
menerima sekitar Rp 87,5 miliar lebih perbulan dan President Director
PT FI, Andrianto Machr ibie menerima Rp. 15,1 miliar perbulan. Pada
saat yang sama, orang -orang Papua di sekitarnya banyak yang miskin,
bahkan sebagiannya mengalami kelaparan!
>
> Berkenaan dengan masalah tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
>
> 1. Menyerukan kepada pemerintah dan umat Islam, pada umumnya untuk
senantiasa mewaspadai segala manuver yang dilakukan oleh negara asing,
khususnya AS dan sekutunya, yang bakal mendorong berkembangnya gerakan
separatisme. Landasan utama politik luar negeri negera -negara sepert i
itu tidak lain adalah imperialisme atau penjajahan. Bisa berupa
militer, seperti yang terjadi di Irak dan Afghanistan, maupun ekonomi
dan politik seperti yang dialami negeri -negeri Muslim dunia ketiga,
termasuk Indonesia. Juga menghentikan segala bentuk muwalah (kerjasama
atau hal sejenis) dengan mereka. Allah berfirman:
>
> يَاأَيÙ`Ù ãÙÁَا اÙÄÙ`ÙŽØ°Ù ãيقَ ءَا٫َق٠ãÙÖا
ÙÄاَ تَتÙ`َخ٠ãØ°ÙãÙÖا اÙÄÙ'كَا٠ãÙãرÙãيقَ
Ø£ÙŽÙÖÙ'ÙÄÙ ãيَاءَ Ù«Ù ãقÙ' دÙãÙÖقÙã
اÙÄÙ'Ù«Ù ãؤÙ'Ù«ÙãقÙãيقَ أَت٠ãرÙãيدÙãÙÖÙ‚ÙŽ Ø£ÙŽÙ‚Ù'
تَجÙ'عَÙÄÙ ãÙÖا ÙÄÙãÙÄÙ`ÙŽÙÁÙ ã عَÙÄÙŽÙŠÙ'ÙƒÙ ãÙ«Ù'
سÙãÙÄÙ'طَاقٽا Ù«Ù ãبÙãيقٽا
>
> Hai orang -orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang -orang
kafir menjadi wali (pelindung atau penolong) d engan meninggalkan
orang-orang Mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi
Allah (untuk menyiksamu)? (QS. An Nisa⼌: 144)
>
> ÙÖÙŽÙÄÙŽÙ‚Ù' يَجÙ'عَÙÄÙŽ اÙÄÙÄÙÁÙ ã
ÙÄÙãÙÄÙ'كَا٠ãÙãرÙãيقَ عَÙÄÙŽÙŠاÙÄÙ'Ù«Ù ãؤÙ'Ù«ÙãقÙãيقَ
سَبÙãÙŠÙÄاٽَ
>
> Sekali-kali Allah tidak akan pernah memberikan jalan kepada
orang-orang kafir untuk memusnahkan orang -orang Mukmin. (QS
an-Nisa⼌: 141).
>
> 2. Menghentikan pengaturan ekonomi dengan sistem Kapitalisme yang
nyata-nyata telah menimbulkan kesengsaraan dan ketidakadilan di
mana-mana. Sebagai gantinya, diterapkan ekonomi Islam. Dalam ekonomi
Islam, yakni ekonomi yang berdasarkan syariah, kekayaan alam yang
menguasai hajat hidup orang banyak seperti minyak bumi, emas, perak
tambaga dan lainnya adalah milik rakyat; tidak boleh diserahkan kepada
pihak swasta, apalagi pihak asing. Harus dikola oleh negara, dan
hasilnya sepenuhnya diserahkan kepada rakyat. Rasul saw. bersabda:
>
> «اÙÄÙ'Ù«Ù ãسÙ'ÙÄÙãÙ«ÙãÙÖÙ‚ÙŽ Ø´Ù ãرَكَاء٠ã ÙãÙãÙŠ
Ø«ÙŽÙÄاَث٠ã ÙãÙãÙŠ اÙÄÙ'ÙƒÙŽÙÄØ¥Ù ã ÙÖَاÙÄÙ'٫َاء٠ã
ÙÖَاÙÄقÙ`َار٠ã»
>
> Manusia bersekutu (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: hutan,
air dan energi. (HR Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).
>
> Kesejahteraan dan keadilan ekonomi hanya m ungkin diciptakan oleh
sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Zat Yang Mahaadil, Allah SWT.
>
>
Y

You might also like