You are on page 1of 8

Bangunan Intake/Penyadap pada Bendungan

Pada hakekatnya air yang terdapat didalam waduk akan dipergunakan untuk berbagai
macam kebutuhan dengan berbagai macam teknis penyadapannya. Umumnya air yang
disadap dari waduk diperlukan untuk keperluan irigasi, pembangkit tenaga listrik, air
minum, pengendalian banjir, penggelontoran dan lain-lain. Komponen terpenting dari
bengunana penyadap pada bendungan adalah penyadaap, pengatur dan pengatur aliran.
Untuk memperoleh lokasi dan tipe banguana penyadap senantiasa didasarkan pada
kondisi tpografi dan geologi tempat keduddkan calon banguan penyadap serta tujuan,
kapasitaaaaaaaas dan pertimbangan ekonomis dari penyadap tersebut. Beberpa tipe
bangunan penyadap antara lain penyadap tipe menara, tipe sandar berterowongan
miring yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugiannya.
Tabel klasifikasi dari komponen fasilitas bangunan penyadap
Penyadap Pengaturan Penyalur
Type pemasukan
Macam Stuktur Posisi pintu Macam Pintu Metode Operasi Macam Tipe
air
1. Saluran Beton 1. Tipe pelimpahan 1. lubang pengeluran 1. Pintu-pintu 1. Putaran Operasi pada Tipe dengan
pengeluaran 2. Tipe Orifice 2. teowongan (Pintu penguras Roda( tipe kincir, terowongan tekanan
dengan inklinasi (tipe pengambilan pengeluran atau Pintu Sorong tipe kerekan, tipe pengambilan Tipe dengan tidak
2. menara Baja dengan dengan saluran pemasukan Lain- lain) tekanan, minyak pada dasar dengan tekanan
pengeluran pemasangan tipe 3. bagian tengah 2. Katup-katup silinder, tipe saluran
3. Lain –lain pengambilan yang terowongan atau (Katup pengurastekanan minyak
Saluran lebih rendah saluran pengeluaran katup kupu-dengan tumbukan ,
pengeluaran 4. Terowongan kupu,katup hawelltupe tekana
dasar pengeluaran atau bunger, katupminyak dengan
saluran keluar hollow jet dan lain-motor)
kombinasi 1 dan 4 lain) 2. tenaga
(tenaga manusia,
motor, mesin)
3.Metode Operasi
(Opersai Langsung
dengan remote
control, control
otomatis , control
tidak automatic)

Macam-Macam Bangunan Penyadap


1. Banguan penyadap Sandar (inclined Outlet Conduit)
a) Konstruksi dan pondasi bangunan penyadp sandar
Banguan penyadap sandar adalah banguna yang penyadap bagian pengaturannya
terdiri dari terowongan miring yang berlubang dan bersandar pada tebing sunagi. Untuk
banguan penyadap sanadr dibutuhkan pondasi batuan atau pondasi yang terdiri dari
lapisan yang cukup kukuh, agar dapat dihindari kemungkian keruntuhan pada saat
kontruksi sandaran ole hppengaruh fluktuasi permukaan air waduk. Terowongan atau
pipa penyalur dasar pada banguana penyadap sandar umumnya hanya digunakan untuk
bendungan kecil. Kadang-kadang terowongan penyadap dilengkapi lubang-lubag
penyadap beasrta pintu-pintunya dan dibutuhkan langsung dengan terowongan pipa
penyalur datarnya.
Berat timbunanan tibuh bendungan biasanya mengakibatkan terjadinnya
penurunan tubuh terowongan tersebut dan untuk mencegah penurunan yang
menbahayakan tersebut, maka baik pada terowongan penyadap maupun pada pipa
penyalur datar dibuatkan penyanggan yang berfungsi pula sebagai tempat sambungan
bagian –bagian dari pipa yang bersangkutan
Beban-beban luar yang bekerja pada terowongan peyadap adalah:
1. Tekanan air yang besarnya ssama dengan tinggi permukaan air waduk dalam
kadaan penuh
2. Tekanan timbunan tanah pada terowongan.
3. Berat pintu dan penyaring dan fasilitas-fasilitas pengangakatnya seta kekuatan
operasi dan fasilitas pengakut tersebut.
4. Gaya-gaya hidro dinamis yang timbul akibat adanya aliran air dalam
terowongan.
5. Apabila terjadi vakum didalam terowongan, maka gaya-gaya yang ditimbulkan
merupakan tekanan-tekanan negative terowongan.
6. Apabila terjadi pembekuan diatas permukaan air waduk, maka tekanan
hamparan es yang yterdapat di atas [ermukaan air waduk tersebut supaya
diperhitungkan.
7. Apabila kekuatan apung 100% bekerja pada terowongan, maka besarnya
diperhitungkan sama dengan volime luar terowongan.
8. Gay-gaya seimis dan gaya-gay lainya akan sngat berpengaruh pada terowongan.

b) Lubang penyadap
Untuk menghindari penyadpan air yang keruh, diusahankan agar penyadap pada bagian
atas dinding terowongan dibuat 2 atau 3 lubang. Kedua lubang teratas akan sebagai
penyadap air, sedangkan sebuah lubang yang paling bawah dapat berfungsi sebagai
lubang pengelontor lumpur.
Apabila diperlukan suatu pengaturan untuk kapasitas penyadap, maka pada lubang-
lubang tersebut dapat dipasang pintu-pintu pengatur dan untuk memudahkan
operasinya, disarankan agar pintu yang dioperasikan tidak melebihi kedalaman 10
meter. Walaupun demikian dalam keadaan darurat, pada saat pintu teratas yang
seharusnya bekerja maet, maka dapat mengoprasikan pintu bawahnya atau
menggunakan pintu-pintu lainnyayang dibuat khusus untuk dioperasikan pada keadaan
darurat.
Kapasitas lubang-lubang penyadapdapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. untuk lubang penyadap kecil
Q=CA √ 2 gH
Dimana :
Q = debit penyadapan sebuah lubang (m3/detik)
C = koefisien debit  0,62
A = luas penampang lubang (m2)
g = gravitasi (9,8 m/detik2)
H = tinggi air dari titik tengah lubang ke permukaan (m)
b. untuk lubang penyadap yang besar
2
Q= BC 2 g { ( H 2−h a )3/ 2−( H 1 −ha )3 /2 }

3
Dimana :
B = lebar lubang penyadp (m)
H1 = kedalaman air pada tepi atas lubang (m)
H2 = kedalaman air pada tepi bawah lubang (m)
ha = tinggi tekanan kecepatan di depan lunag penyadap (m)
V a2
h a=
2g
Va = keceptan aliran air sebelum masuk ke dalam lubang penyadap
Biasanya dianggap harga Va = 0 sehingga rumus berubah menjadi :
2
Q= BC 2 g { ( H 2 )3/ 2−( H 1) 3/ 2 }

3
c. untuk lubang penyadap dengan penampang bulat
Q=Cπ r 2 √ 2 gH
Dimana :
r = radius lubang penyadap (m)
H
rumus berlaku untuk >3
r
2. Bangunan Penyadap Menara ( outlet Tower)
Bangunan penyadp menara adalah bangunan penyadap yang bagian pengaturanya terdiri
dari suatu menara yang berongga di dalamnya dan pada dinding menara tersebut
terdapat lubang-lubang penyadap yang dilengkapi dengan pintu-pintu.
Dalam memlih tipe serta merencanakan konstruksi banguna penyadap menara supaya
dipertimbangkan puka hal-hal yang bersangkutan dengan fasilitas-fasilitas exploitasi
dan pemeliharaannya, agar dapat memenuhi fungsinya dengan kapasitas yang
direncanakan, ekonomis pembiayaan dan terjamin keamanan konstruksi bangunannya,
maupun keamanan pada pelaksanaan exploitasi & pemeliharaanya.
Umumnya penyadapan air waduk digunakan untuk tujuan irigasi, penggelontoran,
pembangkit tenaga listrik, air untuk industry dan kebutuhan rumah tangga dan lain-lain.
Dalam beberapa kegunaan air seperti air irigasi dan penggelontoran diperkenankan
penyadapan air yangbsedikt keruh. Sedagkan untuk kebutuhan umah tangga dan air
minum lainnya sebiknya penyadapna panyadapan dilakukan pada lapisan air yang
jernih. Demikian pula, intuk kelestarian kehidupan berbagai enis ikan di dalam waduk,
supaya dihindakan penyadapan pada lapisan air yang mengadung plankton atau
tumbuh- tumbuahan jenis ganggang lainya.
Pada haketkatnya konstruksinya cukup complex seta pembiayaanpun tinggi, sehingg
bangunan penyadap menara hanya cocok untuk bendungan yang rendah dengan
penyadapan kecil.
Beberapa hal-hal yang mengakibatkan keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut :
 Bangunan penyaadpa menara merupaka bangunan yang berdiri sendiri,
sehinggga semua beban luar yang bekerja pad menara tersebut harus ditampaung
secara keseluruhan oleh pondasinya.
 Banguan penyadap menara merupakan bangunan yang berat, sehingga
menbutuhkan pondasi yang kukuh dengan kemampuan daya dukung tanah yang
besar.
Biasanya tinggi maxsimum 50 meter yang dianggap sebagi batas tertinggi yang
pembuatannya masih memungkinkan, baik secara ekonomis maupun secara konstruktif.
Untuk memudahkan pemasangan fasiltas menara, seperti pintu-pintu dengan
perlengkapannya, penempatan ruang-ruang operasi &pengawasan, jembatan
penghubung dan lain-lain, maka konstruksi banguna penyadap menara biasanya dibuat
dari beton bertulang. Selain itu dibandingkan dengan konstruksi baja, maka konstruksi
bton bertulang tersebut mempunyai klelebiahan, dimana tidadiperlukan pengecatan
sama sekali dank arena hamper semua banguna penyadap dap diawasi secara visual.
Macam-macam beban luar yang bekerja pada bangunana penyadap menara adalah:
1) Berat menara beserta perlengkapannya (ruang operasi, & pengawasan, pintu-
pintu dan perlengkapan operasinya, tubuh menara termasuk taapak menara, berat
air didalam menara dan kekuatan apung)
2) Beban lain seperti : jembatan penghubung, lapisan salju yang terhapar di atas
atap menara.
3) Beban seimis (baik horizontal maupun vertical yang biasanya dianggap bekerja
pada titik berat menara)
4) Tekanan air dari dalam waduk, termasuk air yang terdapat di dalam menara.
5) Kekuatan angin termasuk tekanan negative yang biasanya terjadi pada menara
yang menghadap he sebelah hilir
6) Lain-lainnya seperti tekanan tanah dan tekanan lapisan es yang terdapat pada
permukaan air waduk dimusim dingin.
Perhitungan dilakukan dengan berbagai kombinasi yang paling tidak mengutungkan
dari macam beban tersebut diatas dan 3 jenis kombinasi yang perlu di perhatikan dalam
perhitungan adalah sebagai berikut:
a. Kombinasi I
Apabila tiupan angin yang tertinggi (kecepatan tertinggi rencana) terjadi pada
saat waduk dalam keadaan kosong degan elevasi permukaan air terendah
b. Kombinasi II
Apabila gempa pad kekuatan makimum rencana terjadi ppada saat waduk dalam
keadaan kosong
c. Kombinasi III
Apabila pada saat terjadi gempa dengan keadaan maksimum rencana, tetapi
waduk terisi penuh sedang menara keadaan kosong.
d. Kombinasi IV
Apabila pada saat terjadi gempa dengan maksimum rencana dan dalam keadaan
waduk dan menara terisi penuh.

Terowongan Penyalur
a. lokasi dan formasi terowongan penyalur (outlet tunnel)
Lokasi dan formasi terowongan penyalur supaya di usahanakan sedemikaian
rupa, sehinggga mudah dibangun dengan menara penyadap atau terowongan penyadap
dan terletak pada kondisi topografi, maupun geologi yanga paling baik.
Biasanya terowongan penyalur dengan menara penyadap atau dengan
terowongan penyadap dihubungkan membentuk sudut siku-siku. Kemudian terowongan
tersebut dilanjutkan ke hilir dengan mengabil jarak terpendek dan horizontal.
b. Penampang lintang terowongan
Ukuran penampang terowongan biasanya didasarkan pada kapasitas maksimum
penyadapan. Biasanya memanfaatkan terowongan pengelak yang telah dibuat dengan
rencana kapasitas maksimum disesuaikan dengan kapasitas terowongan pengelak.
Diameter minimum diajurka 1,6 meter.
Apabila perbedaan antara kapasitas penyadapan dan debit banjir rencana periode
pembanguan sangat besar, biasanya untuk menampang debit banjir tersebut dibuat lebih
dari satu terowongan / terowongan kembar.
c. pekerjaan sementasi pada pembuatan terowongan penyalur
pertama-tama sementasi di dikakukan pada siar siar konstruksi yang biasanya
dengan arah memanjang terowongan melalui pipa yang telah tersedia. Kemudian
dilakukan injeksi dibagian terowongan yang terletak di sebelah udik zone kedap air
bendungan gunanya mencegah kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi.
d. penulangan pada terowongna pengatur
biasanya antara menara penyadap atau terowongan penyadap dan terowonganpenyalur
dihubungkan dengan pipa yang disebut pipa peralihan. Pada pada sambungan dikedua
ujung pipa ini diberi penulangan untuk mempertahamkan diri dari getaran yang timbul.

Pipa Penyalur
Pipa penyalur adalah suatu tipe bagian penyalur yang melintang horizontal di
dasar bendungan dan pembuatannya dengan penggaiaan terbuka.pembuatan pipa
bpenyalur pada bendungan yang relative kecil sangat efektif karenz pembuatannya
cukup sederhana. Biasanya untuk pipa ukuran yang kecil terbuat dari pipa baja pracetak
yang dilapisi dengan beton bertulang baik diluar maupun di dalam pipa tersebut. Untuk
memudahka exploitasi dan pemeliharaan sebaikanya ukuran penampang tidaklah lebih
kecil dari 80 cm. apabila tidak ada kekawatiran timbulnya penurunan-penurunan
pondasi yang tidak merata maka beton bertulang yang akan dofungsikan sebagai pipa
penyalur diletakan lansung di atas permukaan [ondasi yang sudah disiapkan dan setiap
bagian pipa dibuat sepanjang 8 meter. Apabila dikhawatirkan terjadi penurunna maka
diperlukan sambuangan deformasi yang merupakan konstruksi khusus disesuaikan
karateristik dari pergeseran yang diperkirakan akan terjadi diantara masing masing
bagian pipa.
Pintu-intu Air dan Katub Pada Banguna Penyadap
Pintu air dan katup
Perbedaan pintu air dan katub adalah pintu air terdiri dari dua bagian yang terpisah yaitu
pintu yang bergerak an bingkai yang merupakan tempat dimana pintu dipasang,
sedangkan pada katub antara yang bergerak dan dunding katub yang berfungsi sebsgai
bingkai merupakan satu kesatuan . karena itu katub diproduksi lanuns keseluruhan dan
setelah dilakukan pejngujuian dalam pabrik langsung dapat di pasang dan dapat
berfungsi sesuai dengan karakteristi pabrik pembuatnya

Berbagai tipe pintu air dan katub


Pintu air
Pintu vertical dibedakan menjadi 2 sub tipe yaitu tipeberoda dan tipe vertical luncur
Tipe rotasi pada poros tetap
Katub

You might also like