Professional Documents
Culture Documents
Penyakit difteri adalah penyakit menular akut pada tonsil , faring dan hidung kadang-kadang
pada selaput mukosa dan kulit. Difteri dapat menyerang setiap orang yang tidak
mempunyaikekebalan.
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Terdapat 3 jenis type C.difteri yaitu
mitis, intermedius dan gravis yang terbagi menjadi beberapa varian. Beberapa varian tidak
ganas dapat ditemukan pada selaput mukosa tenggorokan.
Difteri mempunyai gejala klinis demam ± 38°C, peudomembran putih keabu-abuan yang tak
mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan , leher
membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor. Masa inkubasi
antara 2-5 hari. Masa penularan penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi, sedangkan masa
penularan carrier bisa sampai 6 bulan.
Sumber penularan adalah manusia, baik sebagai penderita maupun carrier. Seseorang dapat
menyebarkan bakteri difteri melalui droplet infection dan difteri kulit yang mencemari tanah
sekitarnya. Bakteri difteri menyerang melalui pernafasan.
Kasus Difteri dapat diklasifikasikan dalam kasus probable dan kasus konfirmasi. Kasus
probable adalah kasus yang menunjukkan gejala-gejala demam, sakit menelan, selaput putih
pada tenggorokan (pseudomembran), sering leher membengkak dan sesak nafas disertai bunyi
(stridor)
Kasus konfirmasi adalah kasus probable yang disertai hasil konfirmasi laboratoriumpositif
C. Difteri atau ada hubungan ada hubungan epidemiologi dengan kasus konfirmasi yang lain.
3.2 Waktu
Telah terjadi KLB difteri pada tanggal 19 November 2007 dengan ditemukannya
3.3 Orang
Penderita difteri ini adalah seorang anak perempuan bernama RD berusia 10 tahun 10
bulan.
3.4 Tempat
Penderita tinggal di Komplek Pondok Ranah Minang Blok F No.28 Lubuk Kilangan dan
bersekolah di SD 39 Cengkeh.
Penderita sudah dirawat di ruang isolasi RS Yos Sudarso Padang dan sudah
mendapat terapi sesuai protap penanganan kasus difteri.
Kelompok rentan sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan swab tenggorokan. Kepada
kelompok rentan juga sudah diberikan profilaks antibiotik erytromicin 30-40 mg/kg BB dalam
dosis terbagi selama 7 hari.
E. Kesimpulan
1. Telah terjadi KLB difteri di Komplek Pondok Ranah Minang Lubuk Kilangan pada bulan
laboratorium tidak ditemukan adanya kuman Corynebacterium diptheriae pada swab
tenggorokan.
3. Terjadinya KLB diduga berhubungan dengan tidak lengkapnya anak mendapat imunisasi
4. Pada kelompok rentan yang diperiksa tidak ditemukannya kasus baru difteri.
F. SARAN
2. Perlu kerjasama lintas sektoral yang baik terutama dengan pihak sekolahdalam rangka