You are on page 1of 11

PENGANTAR TEORI MAKRO EKONOMI Defenisi Ilmu Ekonomi Oleh Prof. P. A.

Samuelson Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan asyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan komsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. Ilmu Ekonomi terbagi dua, yaitu : ekonomi mikro dan makro. Ekonomi makro bagian kecil yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagianekonomi seperti perilaku individu-individu, perilaku

konsumen, perilaku produsen, harga, dll. Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya 1. Mikroekonomi vs Makroekonomi Untuk dapat memahami ilmu makro ekonomi, sebaiknya kita mengenali terlebih dahulu perbedaan antara ilmu makroekonomi dengan ilmu mikroekonomi. Mikroekonomi merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari tentang pilihan, keputusan dan interaksi antara pilihan dan keputusan agen-agen perekonomian. Sedangkan Makroekonomi merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari perekonomian Negara dan perekonomian global secara menyeluruh. Untuk mengerti perekonomian suatu Negara kita harus mengetahui peran dan target otoritas kebijakan fiskal dan moneter setiap Negara. Disini saya mengambil contoh Negara Indonesia dimana pemerintah sebagai otoritas kebijakan fiskal bertujuan untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah. Sedangkan peran bank sentralnya yakni Bank Indonesia sebagai otoritas kebijakan moneter adalah untuk menjaga kestabilan nilai rupiah sesuai dengan pasal 7 UU no. 3 tahun 2004. Dimana kestabilan nilai tukar rupiah ini tercermin dalam pada nilai inflasi dan nilai tukar (Rupiah). Secara umum terdapat tiga variabel yang menjadi isu utama dalam perdebatan para ekonom makroekonomi dunia, yaitu; 1. Output Agregat

2. Inflasi 3. Pengangguran 2. Output Agregat Output Agregat adalah jumlah nilai seluruh output barang dan jasa yang diproduksi pada suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Output agregat memcerminkan kekayaan Negara dalam jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan logika model circular flow, output agregat atau jumlah barang yang diproduksi memiliki nilai yang sama dengan balas jasa yang diterima oleh pihak yang memproduksi atau pendapatan nasional. Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam pembanding tingkat kesejahteraan antar Negara. Agar memiliki tingkat akurasi ukuran kesejahteraan yang baik biasanya Pendapatan Nasional ini dibagi dengan tingkat populasi sehingga nantinya didapatkan variabel Pendapatan Perkapita. Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan mencari nilai Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto. Terdapat tiga pendekatan dalam menghitung nilai GDP: 1. Pendekatan Produksi 2. Pendekatan Pendapatan 3. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan Produksi Pendekatan Produksi menghitung jumlah seluruh produksi barang dan jasa final oleh suatu Negara selama satu tahun. Rumus matematis pendekatan ini: Supplementary Notes Kuliah 1 Y=Supplementary Notes Kuliah 1 Pendekatan Pengeluaran Pendekatan Pengeluaran menghitung output berdasarkan jumlah pengeluaran seluruh sektor dalam perekonomian. Logika dari pendekatan ini berdasarkan analisa bahwa pengeluaran suatu pihak merupakan pendapatan bagi pihak lain. Rumus matematis pendekatan ini: Y = C + I + G + (X-M) Dimana: Y = pendapatan nasional C = konsumsi rumah tangga dan swasta I = pengeluaran investasi G = pengeluaran yang dilakukan pemerintah X = pendapatan ekspor M = pengeluaran impor Kelemahan dalam perhitungan pendapatan nasional Terdapat beberapa output yang tidak dimasukan dalam perhitungan, misalnya underground economy karena bersifat illegal, output industri kecil rumah tangga, dll. Eksternalitas negative dari aktivitas ekonomi yang tidak dimasukan kedalam perhitungan. Green GDP menjadi solusi

atas masalah ini, dimana dalam green GDP telah memasukan unsur eksternalitas negatif dalam perhitungan GDP. Perhitungan nilai tambah GDP tidak memperhitungkan penambahan kualitas. Misalnya computer yang makin canggih makin murah dibandingkan produk komputer di masa lalu. 3. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi berasal dari nilai laju pertumbuhan GDP. Pertumbuhan ekonomi yang positif menandakan perekonomian dalam keadaan ekspansif, sedangkan pertumbuhan ekonomi yang negatif menandakan perekonomian dalam keadaan resesi. Secara matematis rumus pertumbuhan ekonomi: 4. Inflasi Mishkin (2002) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan tingkat harga yang kontinyu dan terus menerus, memepengaruhi individu-individu, bisnis, dan pemerintah. Secara umum inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Inflasi inti (Core Inflation) adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum (faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan persistent. Inflasi Administered (Administered Price) adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya secara umum diatur 3 2009Rusan Nasrudin & Husnul Rizal Supplementary Notes Kuliah 1 pemerintah. Inflasi bergejolak (Volatile Goods Price) adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks yang bersifat temporer seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan gangguan distribusi. Terdapat dua alasan kenapa ekonom peduli terhadap inflasi: 1. Inflasi dapat memicu distrosi yang lain. 2. Selama periode inflasi, tidak semua harga barang dan upah naik secara proposional, inflasi mempengaruhi distribusi pendapatan. Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997) pendekatan determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, sebagai berikut: Inflasi Permintaan (demand-pull inflation) adalah jenis inflasi ini biasa dikenal sebagai Philips Curve inflation, yaitu merupakan inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran domestik jangka panjang. contohnya jika terjadi peningkatan permintaan masyarakat atas barang (peningkatan aggregate demand). Contoh lain bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah, dll.

Inflasi Penawaran (cost-push inflation) atau juga bisa disebut supplyshock inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa. misalnya karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan bahan bakar minyak). Ekspektasi Inflasi berasal dari faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang dapat bersikap adaptif atau forward looking. Dampak yang ditimbulkan demand pull inflation tidak menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat karena kenaikan harga diiringi dengan kenaikan jumlah barang. Sedangkan pada Cost Push Inflation kenaikan harga menyebabkan penurunan kesejahteraan masyarakat karena mengurangi jumlah output. Ada beberapa cara mengukur tingkat inflasi, yaitu: 1. GDP Deflator 2. Indeks Harga Konsumen 3. Indeks Harga Perdagangan Besar GDP deflator adalah rasio antara GDP nominal dengan GDP real dari tahun tersebut. Rumus matematis GDP deflator: GDP deflator = Supplementary Notes Kuliah 1 saat seluruh output yang diproduksi merupakan output yang optimal yang dapat diproduksi, yang berarti seluruh faktor produksi diberdayakan. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi akibat ketidak sesuaian jenis pekerjaan dengan kapabilitas tenaga kerja. Contoh; masa revolusi industri dimana kebutuhan tenaga kerja beralih ke tenaga kerja yang membutuhkan skill untuk menjalankan mesin. Akibatnya tenaga kerja yang tidak mampu menjalankan mesin menganggur. Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang pasti ada, meskipun dalam kondisi full employment. Pengangguran ini terjadi akibat proses rekrutmen tenaga kerja yang membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan. Bisa juga sebagai pekerja yang keluar dari tempat kerjanya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih sesuai dengan keinginannya. Rumus matematis pengangguran: Angkatan Kerja = Bekerja + Tidak Bekerja L = N + U II. Variabel dan Sektor Perekonomian

Variabel Ekonomi Sektor perekonomian

Dalam siklus aliran pendapatan suatu perekonomian dibagi menjadi empat bidang atau sektor utama sebagai pelaku ekonomi di mana setiap sektor memiliki hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran. 1. Sektor Rumah Tangga Terdiri dari individu-individu yang bersifat homogen. a. Hubungan dengan Perusahaan - rumahtangga melakukan pembelian barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi. - rumah tangga mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan. b. Hubungan dengan Pemerintah - rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak. - rumah tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll. c. Hubungan dengan Dunia Internasional - rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2. Sektor Perusahaan Gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa. a. Hubungan dengan RumahTangga - perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. - perusahaan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga, dsb. b. Hubungan dengan Pemerintah - perusahaan membayar pajak kepada pemerintah. - perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah. c. Hubungan dengan Dunia Internasional - perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri. 3. Sektor Pemerintah Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis. a. Hubungan dengan RumahTangga

- pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain. - pemerintah b. Hubungan dengan Perusahaan - pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha. - pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada. 4. Sektor Dunia Internasional / Luar Negeri hubungan ekspor dan impor produk barang dan jasa dengan luar negeri. a. Hubungan dengan RumahTangga - dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. b. Hubungan dengan Perusahaan - dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.
III. Pendapatan nasional

Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. 1. Pendekatan/Metode Produksi 2. Berdasarkan pendekatan/metode produksi, pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. 3. Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) dari setiap proses produksi di dalam masyarakat (warga negara asing dan penduduk) dari berbagai lapangan usaha (sektor) dalam suatu negara untuk kurun waktu 1 (satu) periode (biasanya satu tahun). 4. Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan nasional dilihat dari pendekatan produksi, yaitu: a. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; b. pertambangan dan penggalian; c. industri pengolahan; d. listrik, gas dan air minum; e. bangunan; f. perdagangan, hotel dan restoran; g. pengangkutan dan komunikasi; h. bank dan lembaga keuangan lainnya; i. sewa rumah; j. pemerintahan dan pertahanan; dan k. jasa-jasa.

5. Maksud dari metode produksi ini, jumlah seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan harga satuan masing-masing. Sehingga bila dituliskan dalam rumus akan nampak sebagai berikut: PDB/Y = {(Q1 . P1) + (Q2 . P2) + ... + (Qn . Pn) } 6. Keterangan: Y = Pendapatan Nasional (PDB) Q1 = Jumlah barang ke - 1 P1 = Harga barang ke - 1 Q2 = Jumlah barang ke - 2 P2 = Harga barang ke - 2 Qn = Jumlah barang ke - n Pn = Harga barang ke - n 7. Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan/metode produksi ini dinamakan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Untuk tingkat propinsi di Indonesia disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 8. Misalnya: Nilai tambah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (1 Rp. x x x th) .............................................. Nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian (1 Rp. x x x th)............................................................................. Nilai tambah sektor industri pengolahan (1 Rp. x x x th)................................................................................................ Nilai tambah sektor lain (1 - th) ..................................................................................................................... Rp. x x x ...... + Pendapatan Nasional/Produk Domestik Bruto Rp. x x x -

2.

Pendekatan/Metode Pengeluaran Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun. Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi (Rumah Tangga Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah dan Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud adalah: No. Rumah Tangga Pengeluaran untuk 1. Konsumen Konsumsi (Consumption) 2. 3. 4. Produsen Pemerintah Masyarakat Luar Negeri Investasi (Investment) Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure) Ekspor-Impor (Export-Import) (X M) Lambang C I G (X-M)

Dari tabel di atas, bila digambarkan dalam sebuah rumus, maka akan nampak sebagai berikut:

PNB/Y = C + I + G + (X - M)
Bila PNB (GNP) dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan Pendapatan per Kapita.

Menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada Rumah Tangga Produsen selama satu tahun. Pendapatan Nasional berdasarkan pendekatan atau metode pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut: No. 1. 2. 3. 4. Pemilik Faktor Produksi Alam Tenaga Kerja Modal Skill Bunga (interest) Laba (profit) Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan atau metode pendapatan ini dinamakan Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI). Dengan demikian bila digambarkan dalam rumus, maka akan nampak sebagai berikut: Penerimaan Sewa (rent) Upah/Gaji (wage) Lambang r w i p

PN / Y = r + w + i + p

4 Kebijakan Pemerintah Untuk Atasi Persoalan Ekonomi Pemerintah mengeluarkan empat kebijakan dan solusi mengatasi persoalan ekonomi. Empat kebijakan dalam satu paket itu mencakup soal energi, moneter, fiskal, dan investasi.

''Kami mengembangkan solusi dan kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi ini dengan menggunakan sistem dan mekanisme yang ada dalam pemerintahan, bukan rencana bangun tidur," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, usai pembahasan akhir penyusunan paket ekonomi bersama tim kecil di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Empat kebijakan tersebut adalah kebijakan energi, moneter, fiskal, dan kebijakan ekonomi lain atau investasi, yang ditetapkan sebagai langkah pemerintah ke depan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Kebijakan energi diwujudkan salah satunya dengan menaikkan bahan bakar minyak (BBM), mempercepat peningkatan produksi minyak dalam negeri, diversifikasi energi, konservasi energi, dan menindak tegas penyelundup BBM. Kenaikan harga BBM dilakukan bersamaan waktunya dengan memberikan kompensasi kepada kelompok miskin. Soal waktu kenaikan akan dilakukan setelah Oktober 2005. ''September-Oktober untuk menuntaskan semua pemberian bantuan dan kompensasi bagi kelompok miskin dan rakyat kecil akibat kenaikan harga BBM awal Maret. Kalau ini berjalan lancar, setelah Oktober kami bisa menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan fiskal," ujar Presiden yang didampingi anggota tim kecil, yakni Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sri Mulyani, Kapolri Jenderal Sutanto, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Kebijakan pemerintah selanjutnya ialah di sektor moneter. Presiden memerintahkan penegak hukum melacak kejahatan valuta asing (valas) dengan dilarikannya dana sebesar US$100 miliar ke negara lain. Untuk kebijakan fiskal, pemerintah bersama DPR perlu memastikan APBN 2005 yang kini sudah masuk pada APBN-P tahap kedua 2005 betul-betul suistanable, manageable, dan cukup sehat.

10

Presiden mengingatkan defisit anggaran yang kini sudah mencapai Rp48,3 triliun, dan pemerintah berkeyakinan mampu membiayai defisit tersebut. Selanjutnya, kebijakan investasi diarahkan untuk melaksanakan percepatan investasi yang sudah pasti, termasuk mempercepat penyelesaian perangkat perundangan, peraturan yang di dalamnya mencakup UU investasi dan perpajakan. Hanya pengulangan Dalam pandangan pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Pande Radja Silalahi, empat paket tersebut akan mendapat tanggapan negatif dari dunia usaha. Pasalnya, ada perbedaan antara pernyataan Presiden dan implementasi yang dijalankan tim ekonominya. "Kalau disimak, kebijakan ini sebenarnya banyak faktor positifnya. Tidak seperti kebijakan tim ekonomi yang hanya bisa menaikkan suku bunga. Presiden tegas menyatakan akan menaikkan harga BBM, perubahan asumsi harga minyak, dan menindak tegas spekulan valas," papar Pande. Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Iman Sugema justru menilai tidak ada hal baru yang disampaikan Presiden. Semuanya hanya pengulangan dan sudah selayaknya dilakukan Presiden bersama tim ekonominya. "Dari perbincangan dengan banyak pihak, pernyataan yang disampaikan pemerintah mengecewakan. Tidak ada hal baru yang dapat dijadikan pegangan pelaku pasar," tegas Iman. Di pasar bursa dan pasar uang, sebelum Presiden menyampaikan empat paket tersebut, terjadi penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) walaupun tidak setinggi perdagangan sebelumnya. IHSG mencatat kenaikan 10,270 poin ke level 1.050,09. Adapun nilai tukar rupiah kemarin ditutup menguat 400 poin ke level 10.300 per dolar AS dari posisi 10.700.

11

You might also like