You are on page 1of 2

Jagalah Lingkunganmu; Membumikan Perspektif Islam Tentang Lingkungan Hidup

Oleh : Muqaddam Abu Qanitah Zahidah

Menyambut hari lingkungan hidup sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 juni, masyarakat dunia dihadapkan pada ancaman kerusakan lingkungan, baik kerusakan yang bersifat regional (seperti hujan asam) dan yang bersifat global (seperti pemanasan global dan kerusakan lapisan ozon di stratosfer). Fenomena tersebut dikuatkan dengan berbagai gejala alam yang kerap menghampiri bangsa Indonesia pada khususnya mulai dari pergantian musim yang tidak menentu, musibah bencana alam, wabah ulat bulu yang pada akhir-akhir ini menyerang beberapa daerah di Indonesia, sampai menggunungnya sampah di pantai Kuta Bali yang teah menggeser nilai estetika Bali dari The Paradise Tourism menjadi The Hell Tourism. Masalah lingkungan hidup kini telah menjadi perhatian kita bersama, sehingga muncul berbagai macam gerakan aktivisme pelestarian lingkungan hidup mulai dari lingkungan kecil semisal sekolah sampai berskala besar semacam Green Peace. Gerakan dan aktivisme yang merebak sangat jarang sekali mengaitkan agama dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Padahal agama sebagai suatu aturan dan ajaran tentang hidup menjangkau berbagai macam aspek kehidupan termsauk diantaranya upaya melestarikan lingkungan hidup bagi para pemeluknya. Islam misalnya, telah memberikan perspektif melalui ajaran Rasulullah SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Quran dan As Sunnah yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang kiranya menggambarkan tentang lingkungan, antara lain; lingkungan sebagai suatu system (Al-Hijr 15: 19-22), larangan merusak lingkungan (Al-Araf 7:56), sumber daya vital serta problematikanya (Al-Mulk 67:15), peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena ulah tangan manusia dan mengabaikan petunjuk Allah (Ar Ruum 30:41-42). Adapun As-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan secara lebih rinci dan detail. Karena Al-quran hanya meletakan dasar dan prinsipnya secara global, seangkan As-Sunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan lebih rinci, sebagai contoh : mengenai pengelolaan limbah, Rasulullah SAW melarang kita untuk menyimpan sampah pada malam hari di rumah melainkan untuk membersihkannya pada siang hari dan larangan untuk tidak membuang air besar dan kecil pada tepian air yang mengalir, di mata air, dan di bawah pohon yang berbuah. Selain itu Rasulullah juga sangat menghimbau untuk melakukan penghijauan Jika kiamat telah tiba dan terdapat sebuah tunas di tangan kita, maka tanamkanlah jika mampu.

Melihat hal ini, maka begitu pentingnya kelestarian alam hingga banyak disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah yang berarti mengindikasikan betapa pentingnya menjaga serta melestarikan lingkungan hidup bagi kaum muslimin. Para ilmuan serta tokoh muslim dunia telah menangkap isyarat ini dengan menciptakan konsep-konsep yang memadukan antara agama dan sains salah satunya yang ditulis dalam buku Islamic Environmental System Engineering karangan WA Husaini (1980), Islamic Futures karangan Ziauddinn Sardar (1985), dan lain sebagainya. Menurut mereka, rekeyasa lingkungan ini harus memperhatikan beberapa hal penting yang sesuai dengan ajaran Islam, yakni perbaikan kepentingan umum (Istishlah), kebaikan (Istihsan), perwakilan (Jarabah/khilafah), keadilan (adalah), moderasi (Iqtishad), reklamasi tanah (Ihya) dan kawasan konservasi (Harim). Hal ini tentunya tidak begitu saja mudah diwujudkan, maka pengintensifan pemahaman tentang lingkungan hidup serta menjaganya mesti terus digalakkan. Melalui bahasa agama terutama pada kajian ruang Fiqh Lingkungan Hidup (Fiqh AlBiah) sebagai bagian rubu Al- Jinayat pada lembaga pendidikan , baik formal maupun non-formal semisal sekolah, pesantren, masarash, majelis talim dan mesjid. Konferensi Internasional Perubhan Iklim Pertama Negara Muslim yang di gelar di Bogor pada tahun 2010 lalu, bisa dijadikan Entry point kesadaran kolektif umat Islam dalam rangka membumikan perspektif Islam tentang pelestarian lingkungan lingkungan hidup secara global. Di Tanzania telah dilakukan usahausaha dalam hal pelatihan kelestarian lingkungan bagi imam-imam mesjid. Beberapa pesantren di Indonesia telah menggerakkan ribuan santrinya untuk melakukkan penghijauan missal dan dijadikan sebagai misi bersama, sebab problem lingkungan ini tak bisa diselesaikan hanya oleh sebagian kalangan saja. Inilah mungkin alasn mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dalam AlQuran tentang pentingnya lingkungan hidup dan cara-cara islami dalam mengelola dunia ini. Kualitas lingkungan hidup sebagai indicator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis yang realistis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim. Wallahu Alam

You might also like