You are on page 1of 15

STRESS

A. Definisi Stres Stress adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan dan dianggap penting oleh individu itu dihadapkan dengan kondisi yang hasilnya tidak pasti. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stress adalah semua perubahan yang memerlukan penyesuaian serta penyelesaian. Beberapa definisi terkait stress: 1. Lazarus dan Folkman (1984) mendefinisikan stress sebagai segala sesuatu yang dipandang oleh seseorang sebagai sesuatu yang menantang, mengancam, atau menyakitkan (Lazarus & Folkman, dalam Wortman, 1999). 2. Holmes dan Rahe mendefnisikan stress sebagai suatu keadaan dimana individu harus berubah dan menyesuaikan diri terhadap suatu peristiwa yang terjadi (Holmes & Rahe dalam Aronson, 2004). 3. Papalia (2004) mendefinisikan stress sebagai respon terhadap tuntutan fisik ataupun psikologis. Stres tidak selalu buruk, walaupun umumnya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat

berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan. B. Penggolongan Stres Selye (dalamRice, 1992) menggolongkan stres ke dalam dua golongan yang didasarkan atas persepsi individu terhadap stress yang dialaminya: 1. Distress (stress negatif) Merupakan stress yang merusak (bersifat tidak menyenangkan) serta dirasakan sebagai suatu keadaan di mana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau pun gelisah. Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negative, menyakitkan dan timbul keinginan untuk menghindarinya. Misalnya: Pada saat kita jatuh cinta kita merasa takut, lemah, tidak percaya diri, rendah diri, kualitas diri yang berkurang, terkadang merasa cemas yang amat sangat, bahkan dapat menimbulkan frustasi yang berkepanjangan. 2. Eustress (stress positif) Merupakan stress yang menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Serta eustress dapat juga meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni. Misalnya: Pada saat kita jatuh cinta kita merasa lebih percaya diri, tertantang atau termotivasi dan membuat diri kita merasa nyaman, performa diri yang meningkat, sistem kekebalan meningkat, menjadi kuat. C. Jenis-jenis Stres
1. Fisik disebut stres organobiologis 2. Jiwa disebut stres psikososial 3. Sosial disebut stres psikososial

D. Sumber-sumber Potensi Stres Dalam kepribadian yang sudah matang atau stabil dapat timbul stress. Dimana stres setiap individu memiliki alasan yang berbeda-beda. Penyebab stress itu sendiri disebut stressor dapat dibagi ke dalam tiga yaitu:
1. Stressor fisikbiologik.

Adalah stress yang muncul karena keadaan biologis seseorang yang dipengaruhi oleh tingkah laku-tingkah laku orang tersebut. Misalnya rasa dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan dan lain sebagainya.
2. Stressor psikologis.

Adalah stress yang muncul karena pengaruh keadaan lingkungan. Misalnya rasa takut, khawatir, cemas, marah, kecewa, kesepian, jatuh cinta dan lain sebagainya.
3. Stressor social budaya (kepribadian)

Adalah stress yang muncul akibat kepribadian orang tersebut. Misalnya menganggur, perceraian, perselisihan dan lain sebagainya. Selain di atas, berikut ada beberapa sumber potensi stress lainnya:
1.

Frustrasi, karena mempunyai satu tujuan tetapi terhalang.

2. Konflik, yang terdiri atas tiga kategori:

a. konflik pendekatan ganda b. konflik penolakan ganda c. konflik pendekatan-penolakan


3. Tekanan, dapat dari luar/dari dalam 4. Krisis adalah satu keadaan dimana seseorang berada dalam suatu keadaan

mendekati nilai ambang frustrasi, dan bila dapat dilalui dengan baik akan menjadi lebih matang tetapi bila tidak akan memperburuk keadaan jiwanya.

Berikut beberapa potensi stress, selain yang telah disebutkan di atas: 1. Faktor lingkungan

Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika ekonomi memburuk orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaannya. 2. Faktor organisasi Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi. Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang.[4] Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stres. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi. Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. 3. Faktor pribadi

Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu E. Gejala-gejala stress Sekitar 23 gejala stres. Waspada, jika Anda memiliki lebih dari lima gejala ini bisa dikategorikan terkena stres sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut yaitu: 1. Merasa berkeringat atau sering menggigil 2. Jantung berdebar 3. Pergi ke toilet lebih sering dari biasanya 4. Mulut kering 5. Sakit di perut (seperti sakit maag) 6. Mudah lelah

7. Mengalami sakit yang tidak biasa 8. Lebih banyak merokok dan minum 9. Gampang lelah dalam bekerja 10. Sakit kepala tanpa sebab 11. Tak punya waktu menjalankan hobi apapun 12. Mudah tersinggung 13. Selalu berpikir tidak bisa mengatasi apapun 14. Kehilangan selera terhadap makanan, kesenangan ataupun seks 15. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit 16. Kehilangan rasa humor 17. Tidak tertarik pada orang lain 18. Tidak tertarik terhadap penampilan diri 19. Merasa segala sesuatu tidak berguna 20. Selalu dirundung kesedihan 21. Pelupa 22. Tidak bergairah 23. Sulit tidur, tidur tidak tenang dan mudah terganggu di pagi buta, bangun tidak fresh. Nah, jika ada lima gejala di atas yang anda alami, cepat temukan sumber stres dan cari solusi!

F. Akibat atau Dampak Stres Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun, stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan. Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan streskinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola Uterbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres. G. Cara Menghilangkan Stres Stress adalah penyakit yang banyak menemani masyarakat modern jaman ini. Stress di dunia kerja, kuliah, kebutuhan hidup hingga masalah hubungan seksual. Terkadang usaha untuk menghilangkan stress malah memunculkan stress yang baru. Cara-cara Tradisional hingga metode modern diterapkan agar terhindar dari stress. Berikut empat strategi yang dapat diterapkan dalam menghilangkan stress dan menjadi lebih baik dari sebelumnya yaitu:

1. Menghindari Hindarilah stres karena sebenarnya tak perlu terjadi. Buatlah perencanaan matang untuk menjalani berbagai aktivitas harian Anda dengan kreatif mencari alternatif cara mengatasi berbagai hambatan. Sebagai contoh: a. Atasi masalah di sekitar Anda. Jika macet menjadi penyebab stres Anda, maka berangkatlah lebih pagi atau cari alternatif rute yang bisa menghindarkan Anda dari kemacetan. Stres mengantri saat makan siang? Siapkan makan siang dari rumah, artinya Anda perlu bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan. b. Hindari orang yang mengganggu. Jika Anda punya teman kantor yang gemar memancing emosi Anda, ambil jarak fisik darinya. Saat rapat, hindari duduk di dekatnya, atau bahkan berjalan berdekatan dengannya. c. Belajar bilang tidak. Pekerjaan Anda membutuhkan tanggung jawab dan menuntut waktu Anda. Jika lima atau enam hari dalam seminggu waktu Anda sudah habis untuk bekerja, manfaatkan waktu luang untuk aktivitas yang menyenangkan dan menyegarkan tubuh kembali seperti berkumpul bersama teman atau keluarga dalam suasana santai. Jadi, jangan ragu bilang tidak pada orang yang mengajak Anda mengikuti kegiatan yang menuntut waktu dan tenaga namun tak menyenangkan bagi Anda. d. Hindari pekerjaan yang tidak perlu. Anda tentu memiliki agenda kerja dan aktivitas harian. Nah, buatlah prioritas dengan kategori A, B, C pada daftar tugas Anda. Jika pekerjaan terpenting Anda belum terselesaikan, dan waktu cukup padat, singkirkan daftar tugas di kelompok C yang tak terlalu penting dilakukan pada hari itu. 2. Mengubah Buatlah daftar masalah yang paling sering membuat Anda stres, lalu lakukan perubahan. Misalnya dengan cara: a. Minta dengan sopan kepada si pembuat masalah untuk mengubah perilakunya, dan sebaiknya Anda pun siap jika diminta demikian. Masalah kecil akan

memicu masalah yang lebih besar jika tak segera diselesaikan. Jika Anda lelah diperlakukan seenaknya oleh pasangan dalam sebuah kegiatan bersama teman, minta kepadanya untuk tak lagi melibatkan Anda dalam kegiatannya. b. Komunikasikan perasaan Anda dengan terbuka. Jika merasa terbebani dengan jadwal kerja yang terlalu ketat, Anda bisa terbuka mengungkapkan masalah Anda. Katakan dengan tegas bahwa Anda merasa frustrasi dengan jadwal kerja seperti itu, dan ajaklah lawan bicara Anda (rekan atau atasan), untuk mencari solusi bersama. c. Mengelola waktu lebih baik. Efisiensi waktu dalam bekerja memberikan bonus waktu ekstra untuk bersantai. Jadi, mulailah mengatur tugas dan waktu kerja lebih baik lagi. d. Membatasi waktu. Bersikaplah proaktif terhadap berbagai hal yang hanya akan menyita waktu Anda. Jika rekan kerja tak hentinya mengeluhkan atau berargumentasi atas tugas yang seharusnya sudah mulai dijalankan, segera katakan bahwa Anda hanya punya waktu sebentar mengerjakannya, jadi sebaiknya mulai saja, tak usah banyak bicara. 3. Menerima Ada kalanya masalah tak menemukan titik temu dan solusi, dan pada akhirnya Anda hanya bisa menerima. Sikap menerima seperti ini perlu dilatih agar Anda mampu mengatasi stres. Cara untuk menerima keadaan di antaranya dengan teknik berikut: a. Berbicara dengan orang lain. Menerima bukan berarti mengabaikan perasaan Anda. Saat stres namun tak bisa berbuat apapun, tenangkan diri dengan menghubungi teman yang bisa menjadi tempat curhat atau rehatlah sejenak menikmati kopi di kedai kesukaan bersama sahabat. Anda akan merasa lebih lega jika sudah mengungkapkan uneg-uneg kepada orang lain. b. Memaafkan. Kemarahan akan menguras energi Anda. Dengan mulai belajar memaafkan, Anda akan membebaskan diri dari energi negatif.

c. Berlatih

berkomunikasi positif pada diri sendiri.

Saat

sedang

stres

kecenderungan yang muncul adalah Anda menjadi tak objektif. Alhasil, pikiran negatif yang muncul kemudian akan memicu sekumpulan pikiran negatif yang menumpuk dalam otak Anda. Jadi, berlatihlah berpikir positif. Mulai saja dengan masalah keuangan Anda. Jika kondisi finansial membuat Anda stres, katakan kepada diri sendiri bahwa Anda menerima telah berbuat kesalahan dengan uang Anda, tetapi Anda yakin bisa mengatasinya. d. Belajar dari kesalahan. Perlu latihan untuk menerima kesalahan, melupakan apa yang sudah terjadi dan meyakini bahwa ke depan, Anda akan menjadi lebih baik lagi. Ingat salah itu manusiawi. Yang penting adalah belajar dari kesalahan tersebut. 4. Beradaptasi Melakukan adaptasi dengan mengubah standar dan harapan Anda lebih rasional, membantu Anda mengatasi stres. a. Beradaptasi dengan standar diri. Stres cenderung muncul saat standar yang sudah Anda tetapkan terlalu tinggi dan tak juga terjangkau. Jika sudah begini, definisikan kembali arti kesuksesan dan kesempurnaan bagi Anda. Lakukan adaptasi, dan Anda akan menemukan diri lebih terbebas dari rasa bersalah dan frustrasi. b. Hentikan segera sikap muram. Cobalah untuk tidak merespons situasi negatif dengan sikap negatif. c. Melihat sisi baik dari setiap masalah. Daripada merasa frustrasi harus meninggalkan pekerjaan karena sakit, sebaiknya lihat masalah dari sudut pandang lain. Anda bisa memanfaatkan waktu untuk lebih mendekatkan hubungan dengan keluarga, atau bisa juga menikmati waktu untuk lebih rileks dan beristrahat. d. Menguasai pikiran dengan afirmasi positif. Saat stres lakukan adaptasi dengan situasi yang tak menyenangkan melalui kekuatan kata-kata. Ucapkanlah kata-

kata yang bersifat positif yang membantu mental Anda lebih kuat mengatasi masalah. e. Membayangkan keindahan atau sesuatu yang membuat Anda senang. Stres yang tak bisa terhindarkan sama sekali perlahan akan mereda jika Anda membayangkan tengah berada di suatu tempat yang paling Anda suka. Atau bayangkan Anda sedang berada dalam liburan menyenangkan bersama anakanak. Pikiran seperti ini akan mengalihkan perhatian dan membantu Anda mengatasi situasi sulit. f. Melihat dari sudut pandang lebih luas. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah stres yang Anda alami saat ini akan terjadi selamanya, atau sepanjang 5-10 tahun ke depan? Umumnya tekanan pada pekerjaan hanya terjadi dalam waktu sementara. Dengan menyadari bahwa perasaan tertekan hanya akan bertahan sementara, situasi penuh tekanan akan terasa lebih ringan. Adapun cara-cara yang lebih mudah untuk Kita terapkan dalam mengatasi masalah stress yaitu: 1. Atur tarikan nafas. Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan dengan perlahan, konsentrasi pada gerakan diafragma anda. Lakukan dua atau tiga kali, hingga mulai merasa terkendali. 2. Redakan ketegangan. Jika sedang duduk, berdirilah dan lakukan perenggangan yang lembut. Gerakan tangan dan lengan bergantian, lalu angkat bahu dan buat tubuh anda terasa rileks. 3. Bergerak

Lakukan jalan cepat, walaupun hanya jalan jalan di seputar ruangan atau kamar mandi. Hal itu berguna untuk membantu melancarkan aliran darah. Bergerak secara teratur juga dapat membantu membakar efek negatif dari hormon stres. 4. Berteriak dan menjerit Pergilah ke suatu tempat pribadi lalu berteriak dan menjerit sepuasnya. Cara itu dapat dipakai untuk terapi pereda stres. 5. Terapi Esensial Bunga Petakan beberapa titis sari bunga, seperti Bach Rescue Remedy, Jan de Vries Emergency Essence atau Australian Bush Flower Emergency Essence di lidah anda. 6. Berpikirlah positif Pilih sesuatu yang layak, suatu pemikiran pribadi yang positif. Ulangi secara teratur pada diri anda sendiri. 7. Konsumsi makanan sehat Diet dan jangan tergoda makan secara berlebihan. 8. Dengarkan music Irama musik yang lembut dapat membantu anda lebih tenang. 9. Terorganisasi Mulai mengatur kehidupan dan waktu secara efektif. Membuat prioritas, sehingga anda dapat mengatasi tekanan dalam suatu waktu.

10. Tertawa Menonton komedi, tertawa bersama teman anda, atau kunjungi website lelucon merupakan penawar luarbiasa bagi stres. 11. Menemukan ketenangan dari dalam Visualisasi atau meditasi dapat membantu menemukan sebuah ketenangan dari dalam, pada saat disekeliling anda dipenuhi tekanan dan kegaduhan. 12. Konsumsi vitamin dan suplemen Anda mungkin membutuhkan sejumlah vitamin B dan antioksidan semacam vitamin C dan E pada saat sedang tertekan. Suplemen probiotik dapat juga membantu anda mengatasi stress.

Kiat menghadapi stress di tempat kerja Ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengatasi stress, diantaranya: 1. Relaksasi Pada jam istirahat, cobalah untuk melakukan relaksasi otot secara progresif dan sistematis. Lemaskan otot-otot tubuh dengan bertumpu pada tangan, lengan, muka, kepala, leher, bahu, dada, lambung dan punggung bawah, lalu terakhir ke daerah kaki. Tiap otot ditegangkan selama 5-7 detik kemudian dikendorkan selama 12-15 detik. Prosedur tersebut diulang sampai 5 kali. Metode relaksasi ini niscaya bisa membantu untuk mereda stress yang anda alami. 2. Terapi music. Hal lain yang bisa membuat anda berada dalam kondisi rileks adalah musik. Seorang pakar bernama Corelini telah meneliti pengaruh positif musik terhadap kesehatan jiwa. Musik dapat memperbaiki gangguan psikologis dan mengembalikan

tubuh pada kondisi normal. Pilihlah musik yang sesuai dengan minat anda. Kemudian dengarkanlah dalam situasi yang rileks untuk menghilangkan rasa penat seusai pulang kantor. Musik yang dianjurkan adalah jenis musik yang tidak terlalu serius dan memiliki ritme yang mengalun. Jenis musik seperti ini biasanya yang bernuansa instrumentalia. Musik tersebut kemudian diputar dengan durasi 10-30 menit, bisa membantu anda menghilangkan rasa penat sehabis pulang kantor di tengah kemacetan atau kepadatan mobil yang sedang anda kendarai. 3. Berolah raga. Olah raga merupakan salah satu bentuk kartasis yang bisa melepaskan sedikit demi sedikit rasa stress yang anda alami. Dengan berolah raga, anda bisa melepaskan ketegangan yang kerapkali anda alami di tempat kerja dan menggantinya dengan memberikan suasana rileks pada tubuh. Sepulang dari kantor, anda bisa mencari bentuk olah raga yang bisa menimbulkan perasaan senang, seperti mengunjungi pusat kebugaran di dekat kantor anda atau bahkan renang di tempat sport club terdekat di rumah anda. 4. Selesaikan masalah anda. Jika anda memiliki masalah dengan atasan atau dengan rekan sekerja, seberapa besar usaha anda untuk mengatasi rasa stress tersebut, tentu saja tidak berhasil karena anda tidak menyelesaikan dari sumber permasalahannya. Cobalah mencari jalan keluar dengan cara berdiskusi mengenai kesalahpahaman yang seringkali terjadi sehingga lingkungan kerjapun terasa nyaman dan menyenangkan bagi anda. Jika masalah tersebut berkaitan dengan pekerjaan, mungkin anda perlu memikirkan ulang metode kerja anda selama ini. Cobalah membuat perencanaan kerja berdasarkan prioritas dan derajat kepentingannya sehingga semua pekerjaan dapat selesai dalam waktu deadline yang ditentukan. 5. Ubahlah persepsi negative yang anda miliki selama ini. Cobalah untuk berpikir positif dalam melihat suatu permasalahan di tempat kerja anda. Atasan yang marah-marah pada anda bukan berarti ia sentimen atas hasil

kerja anda. Tapi cobalah ambil positifnya bahwa atasan anda memberikan suatu masukan atau feedback yang berguna untuk pengembangan kinerja anda di kemudian hari. Segala sesuatunya bersumber dari pikiran. Kuncinya dalam menghadapi stress adalah just positive thinking. Di atas semuanya itu, cobalah untuk menghargai pekerjaan anda saat ini mengingat beribu-ribu orang di luar sana yang sulit mencari pekerjaan karena tidak bernasib mujur seperti anda.

You might also like