You are on page 1of 5

ASPEK HUKUM

Hirarkinya mar:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden; Peraturan Daerah.

PANCASILA (DASAR)
Kebijaksanaan pembangunan disusun berdasarkan amanat rakyat seperti yang tertera dalam GBHN. GBHN memberi petunjuk bahwa pembangunan ekonomi harus selalu mengarah pada mantapnya sistem ekonomi nasional yang berdasarkan Pancasila (Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) dan UUD 1945 yang disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi. Dalam demokrasi ekonomi setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut serta dalam upaya mewujudkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, kita harus dapat memeratakan pemba-ngunan dan terlebih lagi harus mampu menghapuskan kemiskinan karena kemiskinan adalah bentuk terburuk dari ketidakmerataan. Pembangunan yang kita laksanakan, meskipun sudah dalam arah yang benar, namun belum dapat sepenuhnya mewujudkan keinginan tersebut. Berbagai bentuk ketidakseimbangan masih kita jumpai seperti struktur dunia usaha yang timpang, kesenjangan pembangunan antar daerah, kesenjangan antar sektor ekonomi, dan adanya kemiskinan. Demikian pula masih ada kesenjangan antar jender, yaitu antara penduduk pria dan wanita. Meskipun wujud kesenjangan tersebut berbeda-beda, masalah utamanya sama yaitu ketidakseimbangan antar anggota masyarakat dalam kemampuan dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dalam proses pembangunan. Kemampuan dan kesempata yang tidak seimbang antara pelaku-pelaku ekonomi dalam masyarakat menyebabkan ketimpangan dafam struktur dunia usaha. Kemampuan dan kesempatan yang tidak merata antara penduduk di suatu daerah dengan daerah lain menyebabkan ketimpangan antar daerah.

UUD
1. UU 38/2004 tentang jalan Undang-undang ini mengatur seluruh peraturan mengenai jalan. Dalam undang2 ini pasal 5 disebutkan fungsi jalan yaittu: 1. Sebagai bagian prasarana transportasi : mempunyai peran penting dalam bd. Ekonomi, sosial, budaya, LH., politik, hankam, serta dipergunakan utk sebesar-2 kemakmuran rakyat. 2. Sebagai prasarana distribusi barang dan jasa : merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara 3. Merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan : menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia Dari uraian diatas jelas, jalan sebagai prasarana transportasi mempunyai peran yang penting bagi pembagunan ekonomi khususnya daerah selatan jawa.

MASUKIN TENTANG RTRW NASIONAL DAN RPJM NASIONAL MAR! (yang menyangkut Pansela)

PP (Tingkat Nasional) Perlu penjabaran


1. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah memberikan arahan: a. Pengembangan transportasi nasional ditujukan untuk menunjang kegiatan sosial, ekonomi, pertahanan keamanan negara, menggerakkan dinamika pembangunan, dan memantapkan kesatuan wilayah nasional dengan mendukung peruntukan ruang di

kawasan budidaya dan penyebaran pusat-pusat permukiman serta sektor terkait lainnya. b. Pengembangan jaringan transportasi nasional menghubungkan antar pulau, pusat permukiman, kawasan produksi, pelabuhan laut dan udara, sehingga terbentuk satu kesatuan sistem transportasi darat, laut dan udara. c. Jaringan transportasi nasional dikembangkan saling terkait meliputi wilayah nasional dengan luar negeri, antar wilayah dan antar kota, dan dalam keterkaitan intra dan intermoda transportasi. Sedangkan jaringan transportasi jembatan dan terowongan antarpulau dititikberatkan untuk melayani arus lalu lintas antar pulau yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, antara Pulau Jawa dan Pulau Madura, antara Pulau Jawa dan Pulau Bali, serta di kawasan yang mendukung kelancaran kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain.

Dalam pembangunan kawasan pansela dibutuhkan pengembangan jaringan transportasi yang terintegrasi. Dengan dikembangkannya jaringan transportasi di jalur selatan jawa diharapkan dapat menjadi dalam pertumbuhan pembangunan dikawasan selatan jawa. Sehingga potensi-potensi yang ada pada wilayah terebut bisa berkembang.

2.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 620-306 tanggal 4 Nopember 1998 Tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Propinsi.

Dalam keputusan ini jalan jalur lintas selatan menjadi jalan propinsi. Dalam lampiran Keputusan Ini semua jalan wilayah selatan pulau jawa telah ditetapkan kecuali propinsi banten. (Bingung saya)

3.

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 376/ KPS/ M/2004 tanggal 19 Oktober 2004 Tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional.

4.

Kesepakatan Bersama Gubernur Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D I Y dan Jawa Timur No. 611.51/2 HUK/2004; No.620/24/Desember/2004 ; No. 1 Tahun 2004 ; No.119/0450 ; No.120.1/522/012/2004 tanggal 18 Februari 2004 Tentang Pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa.

Kesepakatan ini adalah hasil rapat kordinasi pembangunan jaringan jalan selatan pulau jawa di Surakarta tanggal 22-23 Desember 2004, yang sebelumnya didahului dengan rakor pembangunan jaringan jalan lintas selatan pulau jawa di bandung pada tanggal 29-30 Maret 2005. Kerjasama ini juga melibatkan Dinas PU/ Dinas Bidang Kebinamargaan. Jangka waktu kerjasama ini selam 5 tahun. Oleh karena itu kesepakatan bersama ini perlu ada pembaharuan, karena jangka waktu yang telah ditetapkan telah habis.

5.

Rakor Pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan di Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26 April 2005 di Magelang yang menghasilkan Rancangan Keputusan Bersama Gubernur Jawa Tengah, Bupati Cilacap, Bupati Kebumen, Bupati Purworejo dan Bupati Wonogiri.

Rakor pembangunan ini adalah tindak lanjut dari kesepakatan bersama Gubernur Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D I Y dan Jawa Timur. Tindak lanjut ini berada pada tingkatan daerah provinsi, jadi pihak yang terlibat adalah Gubernur dan Bupati daerah tersebut. Dalam rakor pembangunan ini pembahasan lebih mendetail pada karakteristik daerah masing-masing.

6.

Detail Engineering Design dan AMDAL Jalan Lintas Selatan Jawa Tengah.

Detail Engineering Design dan AMDAL Jalan Lintas Selatan Jawa Tengah di lakukan pada setiap kabupaten di daerah masing-masing propinsi. AMDAL dilakukan dengan kajian aspek trasnportasi, social, hidrologi, biologi, geologi, ekonomi, budaya, dan lainnya.

7.

Kep.Men.PU Nomor : 369/KPTS/M/2005 tanggal 18 April 2005 Tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional serta Lampirannya : II.13 A yang mencamtumkan peta Jaringan Jalan Lintas Selatan sebagai Rencana Jalan Strategis Nasional.

8.

Kep.Men.PU Nomor: 280/KPTS/M/2006 Tentang Perubahan Kep.Men.PU Nomor: 369/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional tanggal 24 Juli 2006

PERDA
BISA KEPUTUSAN GUBERNUR ATAU PERDA ATAU RTRW ATAU RPJMD 4. Rapat Koordinasi Terbatas Perencanaan Pembangunan antara Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi Jawa Timur dengan Badan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 16 Februari 2004 di Yogyakarta perihal rencana kegiatan bersama antara Pemerintah Jawa Timur dengan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2005.

3. Kep. Gubernur Jawa Tengah Nomor : 620/08/2000 tanggal 24 Agustus 2000 Tentang Penetapan Jalan-Jalan Kabupaten/Kota.

You might also like