You are on page 1of 1

a. Metode Bowditch Metode ini bobot koreksinya berdasarkan jarak datar langsung. b.

Metode Transit Metode ini bobot koreksinya dihitung berdasarkan proyeksi jarak langsung tehadap sumbu x dan pada sumbu y. Semakin besar jarak langsung koreksi bobot absis dan ordinat maka semakin besar nilainya.Kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk memperoleh beda tinggi dan tinggi titik ikat relatif. Sebelum pengolahan data sipat datar kerangka dasar vertikal dilakukan, koreksi sistematis perlu dilakukan terlebih dahulu kedalam pembacaan benang tengah setiap slang. Kontrol tinggi dilakukan melalui suatu alur tertutup sedemikian rupa sehingga diharapkan diperoleh beda tinggi pada jalur tertutup sama dengan nol, jarak belakang dan muka setiap slang menjadi variabel yang menentukan bobot kesalahan dan bobot pemberian koreksi. Semakin panjang jarak pada suatu slang maka bobot kesalahan dan koreksinya lebih kecil. Koreksi kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk memperoleh koordinat (absis dan ordinat) definitif. Sebelum pengolahan data poligon kerangka dasar horizontal, koreksi sistematis harus dilakukan terlebih dahulu kedalam pembacaan sudut horizontal.Kontrol koordinat dilakukan melalui 4 atau 2 buah titik ikat tergantung pada ikat kontrol sempurna atau sebagian saja. Jarak datar dan sudut poligon setiap poligon merupakan suatu variabel yang menentukan untuk memperoleh koordinat definitif tersebut. Syarat yang ditetapakan dan harus dipenuhi terlebih dahulu adalah syarat sudut baru kemudian absis dan ordinat. Bobot koreksi sudut tidak diperhitungkan atau dilakuan secara sama rata tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain. Sedangkan bobot koreksi absis dan ordinat diperhitungkan melalui 2 metode, yaitu metode bowditch dan transit. Metode bowditch bobot koreksinya dihitung berdasarkan jarak datar langsung, sedangkan terhadap sumbu x (untuk absis) dan sumbu y (untuk sumbu ordinat). Semakin besar jarak datar langsung, koreksi bobot absis dan ordinat semakin besar, demikian pula sebaliknya. Di atas telah dijelaskan bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin terjadi pada waktu melakukan pengukuran, kesalahan kesalahan pengukuran dapat di sebabkan oleh ; a. Karena kesalahan pada alat yang digunakan (seperti yang telah di jelaskan di atas) b. Karena keadaan alam, dan c. Karena pengukur sendiri

You might also like