You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL 10

ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN ABSORBSI AGREGAT HALUS

Kelompok 3 Anandita Sancoyo Murti Hendriawan Kurniadi Ilhamdhan Syakur Ilma Alyani Mohammad Mahdi Fathoni Prasetia Rinaldo Wirawan 0906511675 0906630292 0906555802 0906511782 0906555840 0906630443

Tanggal Praktikum Asisten Praktikum Tanggal Disetujui Nilai Paraf Asisten

: 17 Oktober 2010 : Desi Hartati Sitorus : : :

LABORATORIUM BAHAN DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010

ANALISA SPECIFIC GRAVITY DAN ABSORBSI AGREGAT KASAR


A. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini untuk menentukan bulk dan apparent specific gravity dan absorbsi dari agregat kasar ASTM C 127, guna menentukan volume agregat dalam beton. B. PERALATAN 1. 2. 3. 4. 5. Neraca Timbangan dengan kepekaan 0,1 gram dan kapasitas maksimum 1 kg. Piknometer kapasitas 500 gram. Cetakan Kerucut Pasir. Tongkat Pemadat [Tamper] dari logam untuk cetakan kerucut pasir. Oven, dengan ukuran yang mencukupi dan dapat mempertahankan suhu [110 5] C. BAHAN 1000 gram (2 x 500 gram) agregat halus diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat. D. PROSEDUR 1. Agregat halus dibuat jenuh air dengan cara diredam dalam air selama 1 hari, kemudian dikeringkan dengan udara [kering udara] sampai didapat keadaan kering merata (selama 2 hari). Benda uji disebut kering merata jika telah dapat tercurah [Free Flowing Condition]. 2. Pengujiaannya dilakukan dengan memasukkan sebagian agregat halus pada metal sand cone mold. Kemudian agregat halus dipadatkan dengan tongkat pemadat sampai 25 kali tumbukan. Kondisi SSD [Saturated Surface Dry] diperoleh jika ketika cetakan diangkat, benda uji runtuh atau longsor. 3. 500 gram agregat halus dalam kondisi SSD dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditambahkan air sampai 90% kapasitas piknometer. 4. Gelembung-gelembung udara dihilangkan dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer

5.

Rendam dalam air dengan temperature air [73.4 3] selama paling sedikit 1 hari. Kemudian tentukan berat piknometer, benda uji dan air. Pisahkan benda uji dari piknometer dan dikeringkan pada temperatur [212 230] selama 1 hari.

6.

7.

Tentukan berat piknometer berisi air sesuai kapasitas kalibrasi pada temperatur [73.4 3] dengan ketelitian 0,1 gram.

E. DATA PRAKTIKUM  Berat dari benda uji pada kondisi oven dry [A] Sampel 1 : 479 gram Sampel 2 : 486 gram  Berat dari piknometer berisi air [B] Sampel 1 : 668 gram Sampel 2 : 667 gram  Berat dari piknometer dengan benda uji dan air sesuai kapasitas kalibrasi [C] Sampel 1 : 932 gram Sampel 2 : 942 gram F. PENGOLAHAN DATA Berdasarkan dari data-data praktikum yang diperoleh, maka:  Berat jenis curah [Bulk Specific Gravity] a. b. Sampel 1 = Sampel 2 = Rata-rata = 2.0945  Berat jenis kering-permukaan jenuh [SSD] a. b. Sampel 1 = Sampel 2 = Rata-rata = 2.17  Berat jenis semu [Apparent Specific Gravity] a. Sampel 1 = = 2.228 = 2.118 = 2.222 = 2.029 = 2.16

b.

Sampel 2 = Rata-rata = 2.2655

= 2.303

 Penyerapan [Absorbsi] a. b. Sampel 1 = Sampel 2 = Rata-rata = 3.6325% G. ANALISIS a. Analisis Percobaan 4.384% 2.881%

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui nilai specific gravity baik berat jenis curah, berat jenis jenuh kering permukaan maupun berat jenis semu, percobaan ini juga bertujuan untuk mengetahui persentase absorbsi air agregat halus. Nilai specific gravity ini penting untuk diketahui karena beberapa alasan: 1. Memberikan informasi penting tentang kualitas dan kemampuan agregat. Nilai bulk specific gravity adalah nilai specific gravity pada keadaan natural, berat jenis jenuh SSD adalah nilai berat jenis ketika agregat dalam keadaan kering permukaan dan berat jenis semua adalah nilai berat jenis ketika agregat dipanaskan oven selama 24 jam. 2. Specific gravity juga dapat mengindikasikan pencemaran material. Contohnya, partikel perusak (deleterious particle) lebih ringan dari partikel agregat. Sehingga jumlah partikel perusak yang banyak pada sampel agregat dapat memberikan hasil specific gravity yang abnormal. 3. Sebagai indikator perubahan material. Perubahan pada mineral agregat atau sifat fisik dapat menimbulkan perbedaan pada specific gravity. Misalnya, jika sebuah tambang secara terus menerus mengecek nilai specific gravity dari hasil agregatnya, perubahan yang signifikan pada specific gravity dapat

mengindikasikan bahwa tambang tersebut telah mengalami pembentukan batuan baru dengan mineral atau sifat fisik yang berbeda dengan sebelumnya.

Nilai absorbsi air penting untuk diketahui karena nilai absorbsi air yang tinggi dapat menandakan bahwa agregat tersebut tidak tahan lama. Pada Hot Mix Asphalt,

nilai absorbsi air dapat mengindikasikan jumlah aspal yang akan diserap oleh agregat. Sedangkan pada beton, nilai absorsi air menandakan kekuatan ikat antara semen dengan agregat dan berat jenis agregat. Ketika absorbsi air agregat air tinggi, hal ini mengurangi tingkat kemudahan pekerjaan pembuatan beton. Langkah awal dalam praktikum ini adalah menyiapkan agregat halus yang berada dalam keadaan kering permukaan (SSD). Untuk mendapatkan agregat halus yang kering permukaan, kami membiarkan agregat di tempat yang cukup sirkulasi udara selama 24 jam. Namun setelah 24 jam, agregat halus masih belum dalam keadaan SSD. Hal ini ditandai dengan agregat belum longsor setelah cetakan diangkat yang menandakan bahwa masih ada air pada permukaan agregat. Agregat halus ini masih basah karena kami terlalu banyak menyiapkan agregat halus sehingga agregat halus yang di bawah masih belum kering. Setelah agregat halus berada pada kondisi SSD, agregat ditimbang untuk diketahui berat agregat pada keadaan SSD. Setelah ditimbang, agregat dimasukkan ke piknometer dan ditambahkan air sampai 90% kapasitas piknometer. Sebelum dibiarkan selama 24 jam, piknometer berisi agregat digoyang-goyang untuk menghilangkan udara yang terjebak di antara agregat halus. Hal ini penting dilakukan untuk keakuratan praktikum sehingga berat yang selanjutnya akan ditimbang benar-benar berat jenuh dari agregat halus. Setelah agregat halus direndam dalam air selama 24 jam, agregat ditimbang untuk diketahui berat keseluruhan baik agregat halus, air maupun piknometer sendiri. Berat jenis jenuh agregat adalah berat yang telah ditimbang dikurangi berat piknometer berisi air yang telah ditulis di piknometer. Setelah ditimbang, agregat halus dikeringkan dalam oven selama 24 jam. Setelah agregat dalam keadaan kering oven, agregat ditimbang untuk mengetahui berat agregat oven dry. b. Analisis Hasil Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data, nilai specific gravity yang diperoleh telah memenuhi syarat yaitu di antara 1.6 sampai 3.2 (ASTM C 128). Hasil praktikum ini juga memberikan hasil yang berurutan sesuai dengan teori dimana berat jenis semu paling besar diikuti dengan berat jenis jenuh kering permukaan dan berat jenis curah. Berat jenis semu selalu paling besar karena

walaupun semua berat jenis tersebut menggunakan berat agregat dalam keadaan oven dry, volume agregat yang dihitung pada berat jenis semu tidak termasuk pori-

pori yang dapat dimasuki air. Jika dilihat dari nilai specific gravity yang diperoleh, praktikum ini dapat dianggap berhasil. Namun ada hasil yang aneh pada nilai absorbsi air, walau pada sampel 2 absorbsi air yang dihasilkan di bawah 3%. Nilai absorbsi air yang diperoleh cukup jauh melampaui standar yaitu sekitar 4%. Hasil yang diperoleh ini bisa menandakan 2 hal yaitu adanya kesalahan pada percobaan atau kualitas agregat yang memang jelek. Dari 2 kemungkinan di atas, kesalahan pada percobaanlah yang paling mungkin terjadi karena jika agregat memang jelek seharusnya sampel kedua juga menunjukkan hal yang sama. c. Analisis Kesalahan Secara keseluruhan praktikum ini cukup berhasil namun seperti yang telah disebutkan, pada sampel pertama nilai absorbsi air yang diperoleh tidak sesuai dengan standar yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa kesalahan seperti:  Ketika agregat halus dipindahkan dari piknometer ke wadah, banyak pasir yang masih tertinggal di piknometer.  Agregat halus belum mencapai keadaan oven dry ketika ditimbang.  Jumlah air yang terlalu banyak pada piknometer. H. KESIMPULAN Berdasarkan nilai pengolahan data yang diperoleh, praktikum ini cukup berhasil karena telah memenuhi standar dan teori yang telah ada. Hanya saja, nilai absorbsi air pada sampel 1 yang diperoleh aneh dan kemungkinan besar terjadi karena adanya prosur pelaksanaan praktikum Dengan tanpa mengesampingkan adanya kesalahan dalam pengukuran pada sampel 1, saya menyimpulkan bahwa sampel agregat halus yang dipakai telah memenuhi standar dan layak digunakan sebagai bahan campuran. I. REFERENSI American Society for Testing and Materials. Standards Test Method for Density, Relative Density (Specific gravity), and Absorption of Fine Aggregate, No. ASTM C 128-04a. Annual Book of ASTM Standards, Vol 04.02. Badan Standardisasi Nasional. Metode Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus, SNI 03-1970-1990. Pedoman Praktikum. Pemerikasaan Bahan Beton dan Mutu Beton, Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.

J.

LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan bahan praktikum

Gambar 2. Agregat dalam keadaan SSD

Gambar 3. Memasukkan benda uji ke piknometer

You might also like