You are on page 1of 30

Oleh: Dana Wandrianbaraseta Ririen Sandra Pratiwi Pembimbing : dr. Agustinus Kiki Kristianto, Sp.

S
LABORATORIUM. NEUROLOGI RUMAH SAKIT KANJURUHAN KEPANJEN

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan (Long, 1996).

1. HNP Pria dewasa insiden puncak pada decade ke4 & ke-5. 2. HNP >> pekerja yang banyak membungkuk dan mengangkat. 3. Ligamentum longitudinalis posterior lumbal > kuat pada bagian tengahnya protrusi discus cenderung terjadi kearah postero lateral, dengan kompresi radiks saraf (Smeltzer, 2003).

1. 2. 3. 4.

Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra. Spinal stenosis. Aliran darah ke discus berkurang Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat (beban berat). 5. Pembentukan osteophyte. 6. Degenerasi dan degidrasi kandungan tulang rawan annulus dan nucleus berkurangnya elastisitas herniasi dari nucleus hingga annulus. 7. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit

Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 & L5-S1 karena: 1. L5-S1 tugas berat menyangga berat badan. Diperkirakan 75% BB disangga oleh sendi L5-S1. 2. Mobilitas gerak fleksi & ekstensi sangat tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5-S1 3. Ligamentum longitudinal posterior (rawan) hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus, postero lateral sering.(Smeltzer, 2003).

Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus yang terjadi terbagi atas: Protruded intervertebral disc nukleus terlihat menonjol kesuatu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus. Prolap sed intervertebral disc nukleus berpindah tetapi masihtetap dalam lingkaran anulus fibrosus. Ekstruded intervertebral disc nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamen longitudinalis posterior. Sequestrated intervertebral disc nukleus telah menembus ligamen longitudinalis posterior.

ANAMNESA
2

PEMERIKSAAN KLINIK UMUM


3

PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
4

PEMERIKSAAN PENUNJANG

ANAMNESA
1. 2. 3. 4. 5. 6. Kapan mulai timbul nyeri ? Bagaimana mulai timbul ? Kualitas nyeri ? Faktor yang memperberat atau memperingan nyeri ? Riwayat trauma sebelumnya ? Apakah ada keluarga yang sakit serupa ?

1. Adanya nyeri radikuler (ischialgia) 2. Nyeri sampai dibawah lutut dan bukan sekedar paha bagian belakang saja. 3. Riwayat nyeri atau rasa kesemutan yang lama. 4. Riwayat gangguan miksi/defekasi/fungsi seksual. 5. Adanya saddle anaestesi/hipestesi. 6. Adanya kelemahan tungkai.

ANAMNESA

1. Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler). 2. Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang berat. 3. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis antara dua krista iliaka). 4. Nyeri Spontan Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri bertambah hebat.Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang (Nuarta, 2004).

Pemeriksaan Klinik Umum

1.Inspeksi 2.Palpasi

Inspeksi
a. b. c. d. Cara berjalan, cara berdiri, cara duduk. Penderita HNP seringkali berjalan dengan susah payah. Raut muka mencerminkan rasa nyeri. Mungkin pasien berjalan dengan satu tungkai sedikit di fleksi dan kaki pada satu sisi itu dijinjit karena cara ini dapat mengurangi rasa nyeri e. Bila duduk, ia akan duduk pada sisi yang sehat. f. Waktu akan berdiri satu tangan biasanya memegang pinggang sedangkan tungkai yang sakit sedikit difleksikan pada sendi lutut tanda minor.

Palpasi

Untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya skoliosis, gibbus dan deformitas lain (Nuarta,2004).

Pemeriksaan Neurologik

1. Pemeriksaan Motoris 2. Pemeriksaan Sensorik 3. Pemeriksaan Refleks

Pemeriksaan motoris

Apakah ada tanda tanda kelemahan (paresis, atrofi dan fasikulasi otot).

Gangguan Motoris (-) dorsofleksi tu ibu jari kaki (L5), / plantar fleksi (S1)

Pemeriksaan sensoris Dicari ada atau tidaknya gangguan sensorik, mengetahui dermatom mana yang terkena sehingga akan diketahui radiks saraf mana yang terganggu.

Gangguan Sensibilitas bag. Lateral jari v (S1),/ medial dr ibu jari kaki (L5)

Pemeriksaan Refleks

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium 2. Pemeriksaan Radiologi 3. Pemeriksaan neurofisilogi

Laboratorium

Pemeriksaan darah, urine, LCS Spesifik


Pemeriksaan Radiologi Foto X- Ray Tulang Belakang Myelogram CT Scan MRI Standar baku emas u/ HNP

Tidak

Foto Polos Vertebra: Digunakan untuk menyingkirkan kondisi lainnya, misalnya: fraktur, kanker, dan infeksi.

Myelografi: Melihat kelainan radiks spinal

MRI - Pemeriksaan non-invasif, - Gambaran lapisan melintang dan longitudinal. - Sangat sensitif HNP + menunjukkan berbagai prolaps

Pemeriksaan Neurofisiologi
EMG -> Untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer SSEP (Somato sensorik evoked potential)

1.Terapi konservatif Tirah Baring (2-4 hari) Medikamentosa (Analgetik dan NSAID, Obat pelemas otot, Opioid, Kortikosteroid oral, Analgetik adjuvant). Terapi fisik (Traksi pelvis, Ultrasoundwave. Diatermi, kompres panas, kompres dingin, Transkutaneus elektrikal nerve stimulation, Korset lumbal atau penumpang lumbal yang lain, Latihan dan modifikasi gaya hidup

2.Terapi bedah Diskectomy Mikrodiskectomy Laminectomy

1.

2. 3. 4. 5.

Hernia Nukleus Pulposus yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekanannulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah kedorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan. Gangguan ini berupa nyeri pinggang yang sering dikeluhkan oleh orang awam. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai disk intervetebralis L5-S1, L4-L5. membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan yg semakin berat. MRI (gold standart) spesitifitas dan sensitivitas yang tinggi.

Tujuan dari Lumbar Disektomi: Lumbar Disektomi dapat mengurangi gejala dari disk hernia di tulang belakang. Tujuan utama dari operasi Disektomi adalah untuk menghilangkan bagian dari disk yang menempatkan tekanan pada akar saraf tulang belakang. Mengambil bagian cedera dari disk juga mengurangi kemungkinan bahwa disk akan herniate lagi. Tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan prosedur tradisional, disebut laminotomy dan disektomi, atau dengan metode baru yang disebutkan microdiscectomy. Metode tradisional membutuhkan sayatan yang lebih besar dan cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan.

Sebuah Laminektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang akibat stenosis tulang belakang. Pada stenosis tulang belakang, tulang taji menekan saraf tulang belakang, mengarah ke suatu kondisi yang disebut myelopathy. Myelopathy dapat menghasilkan masalah dengan perut dan kandung kemih, gangguan dalam cara Anda berjalan, dan gangguan dengan keterampilan motorik halus di tangan. Dalam Laminektomi, bagian kecil yang menutupi tulang belakang sumsum tulang belakang dihilangkan. Lamina mengacu pada atap di atas tulang belakang sumsum tulang belakang, dan ectomy berarti prosedur medis untuk memindahkan suatu bagian dari tulang atap untuk mengambil tekanan dari sumsum tulang belakang.

You might also like