Professional Documents
Culture Documents
3.1 Rancangan Alat Hal pertama yang perlu dilakukan untuk perancangan adalah dengan mengumpulkan buku-buku dan informasi-informasi dari internet untuk bahan referensi. Setelah semua bahan referensi sudah lengkap maka hal kedua yang perlu dilakukan adalah membuat konsep perancangan. Proses perancangan sangat diperlukan dalam pembuatan suatu alat, khususnya dalam perancangan elektronika. Proses perencanaan juga bermanfaat untuk memulai suatu pekerjaan dengan tujuan agar alat yang dihasilkan nanti sesuai dengan yang diharapkan, pemilihan komponen-komponen elektronika yang tepat dan untuk menekan kesalahan dalam proses pembuatan alat. Agar rancangan yang dibuat nantinya dapat bekerja dengan optimal, maka sebelumnya harus dipelajari terlebih dahulu prinsip kerja dari alat yang akan dibuat dan karakteristik komponenkomponen yang digunakan dalam pembuatan alat tersebut. Gambar 3.1 merupakan bentuk diagram blok dari Aplikasi Pengaman Jemuran.
40
41
SENSOR LDR
LM324
TC4066
D400
RELAY 5VDC
LAMPU 200Watt
SAKLAR PINTU
RELAY 5VDC
MOTOR PINTU
Gambar 3.1 Blok Diagram Pengendalian Beban Listrik 600W Menggunakan Program Delphi
42
5VDC
R1
4,7k
U1:A
4 3 1 LM324
R2
470R
LDR
R12
10R
RV1
RES-VAR
11
Switch NC
U2:A
1 3 2 74LS08
10k
RL1
OMI-SH-205D
R15
3,3k
D1
1N4002
Motor DC
5VDC
Sensor Hujan
Switch NC
R11 R7
330R
Q2
BC400
R14
1,6kR
U3:A
1 2
330R
4 4066 5 6
Zero Cro ssing
13
U2:B
U4
MOC3021
R8
330R
U3:B
11 10
74LS08
12 4066
U5
TRIAC BTA41
R5
180k
R6
180k
R9
3,3k
R10
3,3k
R16
220R/2Watt
220VAC
Lampu 220Watt
3.1.1 Rangkaian Catu Daya Dalam rangkaian elektronika yang berbasis digital sangan perlu untuk menggunakan supply tegangan DC yang konstant, maka dari itu perlu penambahan atat ataupun rangkaian yang dapat mengaja tegangan agar tetap stabil supaya kinerja dari rangkaian atau alat digital tersebut bisa optimal. Dalam alat ini mempergunakan regulator tegangan dengan pemakaian IC regulator yaitu jenis LM7805 yang menjadikan kondisi tegangan output pada regulator ini tetap konstant pada tegangan 5 VDC.
43
+5 VDC
7805
TR
1N4007
6VAC
1 VI GND VO 3
220VAC
2200u
C1
C2
2200u
3.1.2
Rangkaian Pintu Geser Rangkaian ini merupakan rangkaian tersendiri yang tidak terintegrasi dengan
Rangkaian utama Pengaman Jemuran. Pada sirkuit ini perancang ingin menampilkan sirkuit ini untuk menunjukkan bahwa dengan komponen yang sederhana kita dapat merancang sebuah rangkaian tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Bagian dari rangkaian ini diatur oleh sebuah saklar on/off untuk membuka dan menutup pintu ruang jemuran.
5V D C
R1
1 0R
Switch NC
R L1
O MI-SH-2 0 5 D
Motor D C
R2
1 0R
Switch NC
44
3.1.3
IC LM324 Ic jenis ini merupakan komponen Op-Amp atau Operatioanal Amplifier yaitu
masukan sari sensor yang berpenguatan kecil dan kemudian dikuatkan sinyalnya agar disesuaikan dengan kebutuhan level penguatan atau logika 0 dan 1 untuk memicu Transistor BC548, dan berguna mengestabilkan tangkapan sinyal masukan dari sensor dengan tujuan mendapatkan keluaran yang lebih stabil.
5VDC
R1
4,7k
IC1
3 2
LM324 1
LDR
RV1
RES-VAR
10k
11
45
3.1.4
Rangkaian Sensor Hujan Rangkaian ini berfungsi menhasilkan output pengerak motor apabila mendeksi
adanya hujan yang mulai turun. Komponen sensor hujan yang digunakan pada rancangan ini adalah sensor yang dibuat sendiri. Seperti yang kita ketahui air merupakan senyawa yang tidak berbeda dengan air yang biasa kita pakai dalam keseharian dan dapat menhantarkan sumber listrik. Cukup dengan 2 buah lempengan tembaga (probe) atau bahan lain yang mudah menhantarkan aliran listrik dapat menhantarkan listrik ketika 2 buah llempengan atau batang tembaga tersebut dihubungkan ke air. IC TC4066 merupakan jenis komponen analog yang biasa digunakan untuk mendeksi debit air dengan ukuran yang lebih besar. IC ini berfungsi mengolah aliran listrik yang diterima oleh sensor Hujan, dengan sinyal tegangan yang diperoleh oleh sensor trigger ini akan bekerja sebagai saklar elektronis untuk menhasilkan sinyal output yang lebih besar.
5VDC
Sensor Hujan
R7
330R
U3:A
1 2
13 4066
Output
R8
330R
U3:B
11 10
12 4066
R5
180k
R6
180k
R9
3,3k
R10
3,3k
46
3.1.5
Rangkaian Gerbang AND 74LS08 Rangkaian Gerbang AND berfungsi sebagai penguat data yang diterima dari
mengestabilkan output pada kondisi yang tepat. Pada rangkaian Sensor Hujan, Gerbang AND berfungsi membaca logika dari dua keadaan input. Output dari gerbang AND ini bernilai 1 jika pada 2 nilai kondisi input bernilai 1.
U2:A
Input 1
1 3 2 74LS08
Dari Relay
R15
3,3k
R11
330R
Q2
BC400
U2:B
4 6 5 74LS08
R9
3,3k
R10
3,3k
47
3.1.4 Rangkaian Driver Triac (Optocoupler) Rangkain Driver Triac berfungsi sebagai pengandali triac. Pada alat ini menggunakan triac BT136 dengan menggunakan optocoupler MOC3021 yang cukup mampu untuk mengendalikan beban berupa triac tersebut.
5 VDC
R14
1,6kR
Co s g r s in
IC4
MOC3021
Zr eo
Ou p u t T rig g er
R16
220 VAC 220R/2Watt
3.1.5 Rangkaian Load Driver Rangkaian Load Driver berfungsi sebagai pengendali beban. Dengan menggunakan Triac BT136 sebagai load Driver, cukup mampu untuk mengendalikan beban berupa lampu 220Watt
48
R14
1,6kR
C s g ro sin
U4
MOC3021
Ze ro
U5
TRIAC BTA41
R16
220R/2Watt
220VAC
Lampu 220Watt
Gambar 3.9 Skema Driver Load 3.2 Cara Kerja Alat Inti kerja alat ini yaitu pengendalian motor listirk DC dan Lampu 200Watt. Dua buah sensor pendeteksi berbeda menjadi kunci pengerak motor listrik dan lampu. Sensor LDR berfungsi mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang di pasang pada ruang pancaran sinar matahari. Pada keadaan terang sensor LDR akan menhasilkan output pengendali motor, motor membuka atap pengaman Jemuran senhigga
keadaan ruangan Jemuran mendapat pencahayaan dan suhu panas yang cukup untuk mengeringkan pakaian. Pada sensor LDR kembali merespon keadaan gelap yang ada deteksi maka otomatis motor pengendali sayap atap jemuran akan mendapat energi listrik dengan masukan input tegangan pengerak motor dalam keadaan yang tidak sama atau tertbalik secara otomatis. Sensor kedua yang digunakan adalah
49
3.3 Desain PCB (Printed Circuit Board) Untuk pembuatan jalur PCB rangkaian tersebut menggunakan bantuan software PCB Designer, yang dapat dilakukan dengan mudah karena semua parlete telah tersedia dengan lengkap.
Untuk memperoleh tata letak komponen yang baik dan benar maka perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut : 1. Letak komponen rapi dan memenuhi syarat. 2. Letak komponen yang satu dengan yang lainnya harus berdekatan sesuai dengan titik hubungnya. 3. Jarak antara komponen harus memenuhi syarat kerapian dan keselamatan komponen. 4. Diusahakan agar tidak ada komponen pada satu titik terminal. 5. Diusahakan tata letak komponen dibuat dengan ukuran PCB sekecil mungkin dengan tujuan efisiensi dan minimalis.
50
Penggambaran tata letak komponen ini bertujuan untuk mempermudah operator atau pengguna dalam mengoperasikan dan merakit alat ini, sehingga dimungkinkan dengan notasi dan nilai yang jelas kesalahan (human error) pemasangan komponen tidak akan terjadi dengan kata lain kerusakan perakitan rangkaian dapat diminimalkan. Setelah desain PCB selesai kemudian gambar tersebut dicetak pada kertas, selanjutnya difoto-copy pada plastik transparan kemudian meletakkan gambar desain tersebut diatas PCB, lalu disetrika kurang lebih selama 15 menit dengan panas yang sedang. Setelah itu ditunggu hingga dingin, kemudian plastik transparan yang menempel di atas PCB dilepas.
51
3.4 Pelarutan PCB (Etching) Setelah dilakukan pengambaran pada PCB maka selanjutnya akan dilakukan proses pelarutan PCB atau yang lebih dikenal dengan Etching.
a. Alat dan Bahan 1. FeCl3 atau larutan Etching yang lain. 2. Air tawar. 3. Bak plastik. 4. PCB yang telah tergambar jalur. b. Keselamatan Kerja 1. Menggunakan sarung tangan karet saat bekerja pada larutan kimia. 2. Menghindari kontak fisik langsung dengan larutan kimia, jika terkena larutan kimia tersebut segera cuci dengan air. c. Pembuatan Larutan Etching Untuk membuat larutan Etching dapat digunakan bermacammacam jenis larutan kimia, antara lain : 1. Larutan FeCl3 Memasukkan serbuk FeCl3 dengan air ke dalam bak plastik dengan perbandingan larutan dengan air adalah 1 : 5, kemudian aduk hingga merata.
52
2. Larutan HNO3 Memasukkan larutan tersebut dengan air ke dalam bak plastik dengan perbandingan larutan dengan air adalah 1 : 3, kemudian aduk hingga merata. 3. Larutan HCL dan H2O2 Memasukkan kedua larutan tersebut dengan air ke dalam bak plastik dengan perbandingan larutan dengan air adalah 1 : 4, kemudian diaduk hingga rata. d. Proses Kerja 1. Menyiapkan larutan Etching ke dalam bak plastik yang telah disiapkan. 2. Memasukkan PCB tersebut ke dalam larutan Etching. Untuk mempercepat proses pelarutan tembaganya, bak plastik dapat digoyang-goyang. 3. Kemudian tiriskan PCB tersebut dan dicuci hingga cat/tinta yang menempel pada permukaan PCB dapat hilang lalu dikeringkan. 4. Mengosok lapisan tembaga tersebut menggunakan steel wool. 5. PCB siap untuk dibor.
3.5 Pengeboran PCB PCB yang sudah dilarutkan dapat dibersihkan cat/tintanya yang masih menempel pada jalur dengan menggunakan steel wool. Selanjutnya PCB tersebut siap untuk dibor pada bagian pad komponennya atau bagian lain yang dikehendaki. Pemilihan mata bor disesuaikan dengan diameter lubang kaki komponen apabila PCB tersebut ingin dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama (tidak langsung digunakan), maka lapisan tembaganya perlu dilapisi dengan vernis. Hal ini
53
dimaksudkan agar tidak terjadi oksidasi pada lapisan tembaga PCB yang dapat menyebabkan sulitnya penyolderan.
3.6 Perakitan Komponen PCB yang telah melalui proses pengeboran selanjutnya dilakukan proses perakitan. Dalam merakit komponen terhadap bidang PCB harus dilakukan dengan baik dan rapi. Mengusahakan untuk mendahulukan komponenkomponen yang mempunyai ukuran lebih kecil dari komponen lain, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam kelanjutan perakitan. Setelah komponen yang berukuran kecil selesai dipasang, kemudian dilanjutkan dengan komponen yang berukuran sedang dan lebar. Manfaat yang diperoleh dari perakitan komponen yang baik dan rapi akan dapat memudahkan dalam proses penyolderan dan analisa rangkaian.
3.7 Petunjuk Penyolderan Komponen Proses fabrikasi/pembuatan alat yang terakhir adalah penyolderan kaki kaki komponen ke media PCB. Kerapian dari penyolderan ini sangat mempengaruhi hasil kerja dari alat. Optimalisasi alat terletak pada penyolderan ini karena konektifitas dalam rangkaian antara komponen dengan komponen-komponen yang lain harus benar-benar terhubung, adapun proses kerja penyolderan sebagai berikut : 1. Membersihkan terlebih dahulu ujung solder dengan menggunakan kain/busa yang telah diberi bensin. Hal ini dilakukan karena apabila ujung solder kotor maka
54
dalam melakukan penyolderan akan mengalami kesukaran, seperti timah yang hendak disolder susah untuk mencair. 2. Mempersiapkan ujung solder dengan memberikan flux timah pada ujung yang sudah bersih kemudian dipanaskan sampai timahnya meleleh. Ini disebut melapisi ujung solder dengan timah dan melindunginya dari oksidasi. Sisa timah pada ujung solder akan melindungi ujung solder tetap bersih dan tahan lama. 3. Memeriksa kebersihan pad jalur dan kaki komponen, dengan membersihkan dengan menggunakan pembersih. 4. Meletakkan ujung solder ke pad jalur yang sudah terisi kaki komponen beri sedikit timah hingga tersambung dengan rapi. 5. Menghubungkan antar kaki komponen dengan menyolder sesuai dengan gambar lay-out sebagai petunjuk. 6. Terakhir, membiarkan hasil solderan menjadi dingin dan padat. Setelah itu sisa sisa flux penyolderan yang menempel pada tembaga jalur dihilangkan dengan menggunakan solvent atau pembersih sampai bersih. Jangan menggunakan sikat gosok untuk menghilangkan flux timah karena akan mengurangi kekuatan hasil solder.
55
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Rangkaian Catu daya Vin Trafo (VAC) 220 Vout Trafo (VAC) 6,7 Vin C1 (VDC) 6,2 Vout (VDC) 4,9
Table 3.2 Hasil Pengukuran Masukan Sensor pada Blok Saklar Elektronis
Tegangan No. 1 2 Saklar Elektonis Ada Hujan SE 1 SE 2 2.4 Volt 2.2 Volt Tidak Hujan 1 Volt 1 Volt Ada Hujan 15 A 14 A Tidak Hujan 0 Volt 0 Volt Arus
Table 3.3 Hasil Pengukuran Keluaran Sensor pada Blok Saklar Elektronis
Tegangan No. 1 2 Saklar Elektonis Ada Hujan SE 1 SE 2 3 Volt 3 Volt Tidak Hujan 0 Volt 0 Volt Ada Hujan 0.8 mA 0.7 mA Tidak Hujan 0 Volt 0 Volt Arus
56
Tabel 3.6 Hasil pengukuran pada proses penjemuran dengan menggunakan lampu 200 watt
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Waktu (Menit) 0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 Suhu (C) 31 44 47 52 58 62 65 68 70 72 75 77 Kondisi Pakaian Basah Basah Basah Basah Basah Basah Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab Kering Arus (Ampere) 0.78 0.76 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.74 0.74 0.74 0.75 0.75 Tegangan (Volt) 217 218 218 218 216 216 218 218 218 218 218 216 Daya (Watt) 169.26 165.68 163.5 163.5 162 162 163.5 161.32 161.32 161.32 163.5 162