You are on page 1of 3

PENATALAKSANAAN PSORIASIS VULGARIS PADA PASIEN HIPERTENSI ABSTRAK Psoriasis merupakan salah satu peradangan kulit yang paling

sering terjadi1. Meskipun tidak berbahaya, tetapi karena perjalanan penyakit ini bersifat residif dan kebanyakan penderita psoriasis memiliki lesi-lesi yang tak hilang seumur hidupnya, hal ini jelas merupakan masalah terutama masalah kosmetik2. Berdasarkan anamnesis ditemukan keluhan sejak 1 tahun yang lalu mulai timbul bercak-bercak kemerahan yang terasa gatal pada kedua lengan bawah, badan dan kaki Keluhan ini bersifat kambuh-kambuhan. Terdapat riwayat penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu sedang dalam pengobatan. Pemeriksaan fisik tampak plak eritema ukuran 2-3 cm, berbentuk bulat, batas tegas, ditutupi squama kasar, transparan, berlapis-lapis dan berwarna putih. Pasien telah mendapatkan terapi nonmedikamentosa dan medikamentosa. Key word : Hipertensi, Psoriasis vulgaris KASUS Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Panembahan Senopati Bantul mengeluh penyakit kulitnya kambuh. Sejak 1 tahun yang lalu mulai timbul bercak-bercak kemerahan dan bersisik tebal berwarna putih pada siku, kedua lengan bawah dan kaki, terasa gatal terutama malam hari dan saat berkeringat, tidak nyeri dan tidak terasa panas. Pasien mengaku sudah menjalani pengobatan sejak keluhan pertama kali muncul, saat diobati keluhan membaik, namun bila obat habis, keluhan kambuh. Riwayat Hipertensi sejak 3 tahun yang lalu (sedang dalam pengobatan). Dari status de rmatologis ditemukan pada regio extremitas superios dan inferior, tampak plak eritema ukuran 2-3 cm, berbentuk bulat, batas tegas, yang ditutupi squama kasar, berlapis-lapis dan berwarna putih. DIAGNOSIS Psoariasis Vulgaris TERAPI Terapi nonmedikamentosa berupa penjelasan tentang penyakit dan perjalanan penyakit yang bersifat kronik dan kambuhan, anjuran tidak menggaruk atau meneglupas kulit, menghindari faktor pencetus (stress psikis, merokok, lakohol dll). Terapi medikamentosa berupa berupa Interhistin tablet 2 x 1, Whitfield gr 10 + Liquid Carb. Det gr 10 + Inerson gr 10 yang diberikan dalam bentuk Cream dioleskan dua kali dalam sehari. DISKUSI Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit yang kronik residif ditandai dengan plak eritematosa, diatasnya terdapat skuama kasar, transparan, berlapis-lapis, disertai adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Koebner1. Berdasarkan ukuranl lesi, psoriasis vulgaris dibedakan menjadi dua yaitu tipe gutata bila diameter lesi < 1 cm dan tipe plakat bila diameter lasi > 1 cm (umumnya simetris atau hampir simetris disebut juga psoriasis vulgaris). Diagnosis psoriasis vulgaris pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diperoleh riwayat penyakit berupa munculnya bercak-bercak kemerahan terasa gatal pada kedua lengan bawah, badan dan kaki (simetris) sejak 1 tahun yang lalu dan bersifat kambuh-kambuhan , sedangkan dari pemeriksaan fisik tampak plak eritema ukuran 23 cm (ukuran lesi > 1 cm), berbentuk bulat, batas tegas, ditutupi squama kasar, transparan, berlapis-lapis dan berwarna putih.

Penyebab psoriasis sampai sekarang belum diketahui secara pasti3, namun terdapat beberapa faktor pencetus diantaranya adalah faktor stress psikis, infeksi fokal, trauma serta penggunaan obat-obat tertentu seperti obat kotrikosteroid merupakan obat bermata dua, pada permulaan, kortikosteroid dapat menyembuhkan psoriasis, tetapi apabila obat ini dihentikan penyakit akan kambuh kembali, bahkan lebih berat daripada sebelumnya. Obat-obat lain seperti antimalarian (klorokuin) dan obat antihipertensi betabloker dapat memperberat penyakit psoriasis4. Pada pasien penyebab utama psoriasis vulgaris juga belum diketahui dengan pasti, namun faktor pencetus yan dianggap berpengaruh adalah fak stress psikis tor dan penggunaan obat antihipertensi yang lama. Penatalaksanaan psoriasis vulgaris yang ringan dapat ditangani di tingkat pelayanan dasar, sedangkan untuk psoriasis sedang sampai berat pada pelayanan tingkat lanjut1. Terdiri atas penatalaksanaan nonmedikamentosa dan medikamentosa. Penatalaksanaan nonmedikamentosa berupa penjelasan penyakit dan perjalanannya yang kornik residif, anjuran untuk tidak menggaruk atau mengelupas kulit untuk mencegah fenomena koebner, menghindari faktor pencetus seperti stress psikis, infeksi local, trauma, lakohol, obat tertentu dan merokok sedangkan untuk pengobatan, sedangkan untuk penatalaksanaan medikamentosa meliputi pemberiaan obat secara topikal untuk psoriasis yang ringan berupa emolion, campuran asidum salisilikum dan tar (LCD 5%), krim/salep antralin 0,2-0,8%, kemudian kortikosteroid topikal yangpoten/super poten dan salep kalsipotriol sedangkan untuk psoriasis yang sedang/berat serta tidak responsiv terhadap obat topikal dapat diberikan fototerapi bisa dengan alat Narrow Band UVB atau Broad Band UVB dan untuk psoriasis yang berat serta tidak responsive terhadap fototerapi dapat diberikan obat sistemik dengan obat pilihannya adalah retinoid, metotreksat dan siklosporin1 KESIMPULAN Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit yang kronik, residif ditandai plak eritematosa, diatasnya terdapat skuama kasar, transparan, berlapis-lapis, disertai adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Koebner1. Diagnosis pasien ini adalah psoriasis vulgaris yang ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Penyebab utama pada kasus ini juga belum diketahui secara pasti, Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi penatalaksaan non medikamentosa dan medikamoentosa dengan prinsip pengobatan yang disesuaikan dengan gambaran klinis pasien. REFERENSI 1) Adi, sudigdo. 2003. Psoriasis. Dalam Standar Pelayanan Medik Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI). FK UI/RSCM. Jakarta. 2) Siregar, R.S. 2000. Psoriasis. Dalam Ilmu Penyakit Kulit, Edisi pertama, Penerbit ECG, 2000, 116-126. 3) Adhi Djuanda. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketiga, Penerbit FKUI Jakarta, 2006, 189 195 4) Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine Volume one. Sevent edition. New York: MeGraw Hill. 2008. Pp 169-193 PENULIS Irmawati Suling. 20050310037. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. RSUD Panembahan Senopati Bantul.

You might also like