Professional Documents
Culture Documents
D I S U S U N Oleh :
Nama : Mhd.Fauzi andika B.Bara NPM : 0705170360 Kelas : IV G EKONOMI/AKUNTANSI
Maklum saja, dia mendapat partner bagus dalam berdiskusi marketing. Yakni, sang bos sendiri, Poetra Sampoerna. ''Pernah selama lima jam, saya dan Pak Poetra berdiskusi soal marketing,'' ungkapnya. Dari perbincangan-perbincangan intens seperti itu, Hermawan mendapat satu "mantra marketing" yang terus diingatnya hingga kini. Yakni, it is better to be a little bit different than to be a little bit better (lebih baik menjadi sedikit berbeda daripada menjadi sedikit lebih baik). Dari sinilah, Hermawan mengembangkan konsep tiga kredo utama. Yakni PDB (positioning, diferentiation, branding). Pada 1990, Hermawan keluar dari PT HM Sampoerna dan kemudian mendirikan MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan marketing berikut riset dan training. Setelah itu, Hermawan "terbang" semakin tinggi. Sejumlah konsep baru ditelurkan. Klien-klien kakap pun tertarik menggunakan jasanya untuk me-renew strategi marketing. Di antaranya United Tractor (Komatsu), Indofood, Semen Gresik Group, dan Goodyear Indonesia. Seiring dengan itu, namanya mulai dikenal di luar negeri. Tonggak pertamanya dicatatkan ketika dia ditahbiskan sebagai presiden marketing Asia Pasifik. Saat itu, dia bertemu dengan Philip Kotler, bapak marketing modern, dalam sebuah konferensi marketing di Moskow pada 1998. Setelah menulis buku bersama Philip, namanya terus berkibar. Dua tahun lalu, dia dianggap sebagai 50 guru yang mengubah konsep marketing di era modern ini. "Rasanya tak terbayangkan, namun semuanya bisa terjadi,'' jawabnya ketika ditanya bagaimana perasaannya ketika menoleh kepada dirinya 30 tahun lalu. Apa ada impian yang masih ingin diwujudkan saat ini? Hermawan menggelengkan kepala. "Rasanya, saya sudah mendapatkan semua. Saya hanya ingin enjoy dan tetap mewarnai dunia marketing yang sangat saya cintai ini," tuturnya.