You are on page 1of 17

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PENGGEMUKAN TERNAK SAPI SECARA TERPADU MELALUI LM3 PONDOK PESANTREN TANJUNG REJO

MANGARAN SITUBONDO JAWA TIMUR

BAB SATU PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan usaha penggemukan sapi (feedlot) dalam negeri belum berkembang sesuai harapan. Penggemukan hanya dilakukan oleh imprtir besar dan jumlahnya hanya beberapa perusahaan. Mereka mendatangkan sapi bakalan atau bahkan sapi siap potong semata-mata memanfaatkan kekurangan pasokan yang ada dalam negeri. Visi untuk ber swasembada daging sama sekali tidak dalam pikiran para importir. Yang terjadi kemudian, bibit sapi yang didatangkan dari Australian ataupun Selandia Baru, dibawa ke kandang dan pada minggu kedua, sapi-sapi ini sudah mulai dipotong untuk memenuhi permintaan daging masyarakat. Kondisi seperti ini sudah berlangsung lama dan belum ada upaya nyata yang dilakukan oleh Pemerintah selama ini. Padahal di desa-desa di Jawa, banyak warga masyarka memiliki tradisi memelihara sapi secara turun temurun, tinggal memberikan muatan teknologi yang tidak terlalu sulit untuk dapat dicerna dan diterapkan oleh warga masyarakat. Justru persoalannya terletak pada kesungguhan para pengambil kebijakan di tingkat atas. Apakah negara ini dibikin terus menerus tergantung dengan negara tetangga untuk membesarkan beberapa perusahaan importir, ataukah ada upaya nyata untuk ber swasembada ternak dengan memanfaatkan kearifan masyarakat dalam memelihara ternak sapi yang ada selama ini. Kondisi peternakan Indonesia saat ini sama sekali belum mengarah pada swasembada daging untuk mencukupi pemintaan dalam negeri. Kenyatannya akhir-akhir ini menunjukkan bahwa impor sapi, daging dan susu cukup tinggi, karena pasokan dari dalam negeri masih kecil. Potensi dalam negeri baru dapat memenuhi pasokan sebesar 60% dan untuk susu baru mencapai 20% saja. Hal ini disebakan kurangnya populasi sapi potong dan sapi perah yang tersedia sebagai bibit dalam rangka memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam negeri. Straategi pemenuhan pasokan dengan menambah populasi sapi pedaging dan sapi susu adalah sesuatu yang harus dilakukan. Pemenuhan pasokan sapi secara besar-besarn tidak akan bisa dilakukan tanpa melibatkan masyarakat umum, karena potensinya yang memang luar biasa besar. Akan tetapi melibatkan warga secara sendiri-sendiri sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah dan kemndirian pasokan daging akan menjadi persoalan lama yang tidak kunjung selesai. Alternatifnya adalah melibatkan sebanyak mungkin potensi yang ada di masyarakat, apakah itu pengusaha, koperasi, bahkan lembaga sosial yang mendapatkan kepercayaan tinggi di masyarakat, antara lain Pondok Pesantren. Lembaga yang Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) antara lain adalah Pondok Pesantren ini. Pondok Pesantren adalah sebuah Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak 3 (tiga) abad yang lalu. Sebagai Lembaga Pendidikan, Pondok Pesantren memiliki system pendidikan yang khas dan tidak ditemukan pada institusi lain. Sistem pendidikan inilah yang membuat pesantren memiliki jatidiri sebagai

Lembaga yang mendiri, mengakar kepercayaan tinggi dari lingkungannya.

di

masyarakat

serta

mendapat

Di samping sebagai pusat belajar ilmu-imu Islam, pesantren juga berkembang sebagai lembaga sosial yang secara langsung terlibat dalam masalah-masalah sosial dan keagamaan di masyarakat. Keterlibatan ini berlangsung terutama melalui kehadiran kiai sebagai tokoh atau pemimpin kharismatik bagi masayrakat, khususnya yang berada di sekitar pesantren. Kiai dalam hal ini menjadi tempat konsultasi untuk memutuskan berbagai masalah yang berkembang di masyarakat. Peran sosial budaya pesantren ini bahkan semakin kuat karena kiai umumnya mengadakan pengajian khusus untuk anggota masyarakat yang berbeda di sekitar pesantren. (hasil Penelitian Peran Pesantren dalam Wajar 9 tahun, Depag RI, tahun 1999). Belajar mengajar di Pondok Pesantren tidak tergantung pada lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia, akan tetapi tekanannya lebih pada bagaimana upaya pesantren dengan sarana belajar yang ada - dapat melaksanakan pendidikan dengan baik. Oleh karena itu sarana belajar bisa saja di serambi masjid, di depan kamar santri, di dalam kamar, bahkan di bawah pepohonan-pun bisa dilakukan belajar dengan baik. Dari sinilah Pesantren membangun integritasnya sehingga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Sikap-sikap mandiri Pesantren seperti inilah yang perlu mendapatkan dorongan lebih lanjut, agar dapat memberikan motivasi kepada warga masyarkat secara umum, bagaimana bersikap untuk tidak menggantungkan pada orang lain, sederhana, dapat dipercaya dan memiliki integritas tinggi dalam memperjuangkan amar maruf nahi munkar. Dalam situasi Negara yang serba tidak menentu seperti sekarang ini, kalangan pesantren dituntut untuk lebih banyak berperan secara aktif dalam menanggulangi persoalanpersoalan serius yang ada di masyarakat berkaitan dengan masalahmasalah sosial yang kian hari semakin banyak. Sejalan dengan perubahan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, pesantren mengalami perubahan serta perkembangan yang berarti. Di antara perubahan-perubahan itu yang paling penting menyangkut penyelenggaraan pendidikan. Dewasa ini tidak sedikit pesantren di Indonesia yang menerapkan system pendidikan formal seperti yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sejumlah besar pesantren telah memiliki lembaga pendidikan formal, yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Begitu pula banyak pesantren yang sudah memiliki lembaga pendidikan system sekolah yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional ( Depdiknas ), yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU), bahkan banyak Pesantren saat ini sudah membuka Perguruan tinggi hingga jenjang Strata Dua (S2). Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang lalu dan dampaknya masih bisa dirasakan hingga kini, lelbihmenyadarkan kita bahwa sektor pertanian (temasuk peternakan yang berbasis potensi lokal) merupakan salah satu sektor yang paling tahan terhadap goncangan akibat krisisil. Bahkan sebagian petani mendapatkan untung besar-besaran disaat krisis, lantaran nilai tukar dolar menjadi tinggi. Pengembangan sektor peternakan berbasis potensi lokal, dalam hal ini ternak sapi, adalah sebuah pilihan yang tepat karena akan bermuara pada pemberdayaan masyarakat kelas bawah yang selama ini sepi dari hiruk pikuk pinjaman perbankan nasional. Bahkan sampai saat ini tidak ada satu bank pun yang berani masuk ke sektor pertanian tradisional dengan alasan usaha musiman yang rawan rugi, tidak menentu, jadual panen bisa molor, hasil produksi tidak seragam dan tergantung musim.

B. TUJUAN KEGIATAN Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah upaya menambah penghahsilan santri dan keluarga petani yang ada di pedesaan, dengan memanfaatkan ternak sapi yang dipelihara secara semi intensif dengan pakan tambahan. Akan tetapi secara khusus, tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan motivasi kepada para petani pedesaan bahwa ternak sapi yang mereka miliki akan lebih mendapatkan keuntungan apabila dipelihara dengan memakai teknologi pakan tambahan. 2. Fungsi sapi sebagai teman dalam menggarap sawah manfaatkan jauh lebih kecil, ketimbang apabila sapi dipelihara dan segera gemuk dan akhirnya dijual untuk pedaging. 3. Melakukan kegiatan rintisan pemeliharaan sapi potong dengan teknologi pakan fermentasi yang hasilnya jauh lebih baik daripada dipelihara dengan cara tradisional seperti yang terjadi selama ini. Dengan demikian masyarakat ada contoh keberhasilan yang bisa ditiru. C. SASARAN DAN MANFAAT PROGRAM Sasaran dan manfaat program ini adalah : A. Sasaran : 1. Sasaran pertama adalah adalah para santri senior yang sudah waktunya untuk kembali ke masyarakat, sehingga mereka memiliki ketrampilan yang dapat dipakai sebagai kegiatan mencari nafkah ketika sudah di rumah masing-masing. 2. Sasaran kedua adalah warga masyarakat sekitar pesantren yang selama bertahun-tahun telah memelihara sapi secara tradisional dengan hijauan sebagai satusatunya ransum sapi miliknya, dan ternyata untuk siap dijual memerlukan waktu yang sangat lama. B. Manfaat : 1. Memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan serta sikap kepada para santri yang sudah siap terjun ke masyarakat, dibekali pengetahuan agribisnis dibidang penggemukan sapi potong. 2. Membantu program Pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di masyarakat yang kian hari semakin meningkat. 3. Meningkatkan kesejahteraan Pesantren dalam mengelola santrisantrinya, karena memiliki income yang rutin dan pasti dari usaha penggemukan sapi potong. 4. Memenuhi permintaan akan daging yang terus menerus meningkat, dan mencegah pemotongan sapi yang dalam kondisi kurus ataupun belum siap potong.

5. Mengembalikan unsur hara dalam tanah, yang selama ini selalu dirusak dengan pemanfaatan pupuk kimia yang berlebihan.

BAB DUA PROFIL PESANTREN TANJUNG REJO MANGARAN, SITUBONDO, JAWA TIMUR A. DATA UMUM LM3 No. 01. Uraian Nama Yayasan Alamat Lengkap Uraian Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Tanjung Rejo Jl. Tanjung Geger No. 01, RT.01/02, Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Situbondo, Jawa Timur. Telpon (0338) 671 186 Idris, BA 670 orang santri 1961 Nomor 3, Tahun 1981 R.J.Boentaran Santoso, SH, Jember 02.162.535.5-627.000 0090-01-018112-50-1 a.n. : Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Tanjung Rejo

02. 03. 04. 05. 06. 07.

Nama Pimpinan Jumlah Santri Tahun Berdiri Akta Notaris NPWP Rekening Bank BRI

B. LEMBAGA PENDIDIKAN Pendidikan Formal : No. 01. 02. 03. 04. Jenjang Pendidikan TK Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah Madrash Aliyah Jumlah Pendidikan Non Formal : 1. Madrasah Diniyah 2. Wajar Diknas Pendidikan Dasar Program dan Kegiatan Pesantren : Jumlah Siswa 85 189 242 132 648 Keterangan

1. 2.

Pengajian Diniyah (siang dan malam) Pengajian Kitab Kuning Tahassus 3. Bahtsul Masail (diskusi masalah keagamaan dan kemasayarakatan) 4. Pelatihan Pidato (Bahasa Inggris, Indonesia, Arab) 5. Qiroah, Dibaiyah, Barzanji 6. Mujahadah (Pengejawentahan Spiritual) 7. Ketrampilan santri ( pertanian, perikanan, pertukangan, jahitmenjahit, komputer )

C. SARANA YANG DIMILIKI Sarana dan Prasarana Umum yang Dimiliki LM3 No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Luas ( M2, Ha ) 1.274 M2 1.127 M2 729 M2 170 M2 40 M2 108 M2 40 M2 49 M2 127 M2 64 M2 64 M2 Jumlah ( Unit ) 25 lokal 23 kelas 1 lokal 2 buah 1 lokal 18 unit 1 lokal 1 lokal 2 unit 1 unit 1 unit

Fasilitas Gedung Asrama Sarana Pendidikan Masjid Kediaman Pengasuh Kantor Kamar Mandi Aula Ruang Tamu Pertokoan Gudang Sembako Gudang Non Sembako

Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Sarana dan Prasarana Di Bidang Pertanian Yang Dimiliki LM3 Luas ( M2 , Ha ) 5 Ha 2 Ha 2 Ha 1 Ha 64 M2 64 M2 5 unit 2 unit 1 unit

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Fasilitas Lahan Usaha : Tanah Sawah Tanah Kering Kolam/Tambak Kandang Gudang Tempat Alsintan Mesin Bajak Mesin Perontok Mesin Giling

Jumlah ( Unit )

Kapasita s Orang

Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Perlu Perawata n Baik Baik

15 orang 9 orang

D. SDM PENDUKUNG Tingkat Pendidikan Posisi dalam LM3 Pengelola Tenaga Kerja Anggota TK Luar Jumlah < SD/MI L P SLTP/MT s L P 3 4 3 10 6 2 3 11

No 1. 2. 3. 4.

SD/MI L 6 6 P -

SMU/MA L 2 6 7 8 23 P 1 4 5 3 13

Sarjana L 8 9 2 19 P 3 5 8

Umur Posisi dalam LM3 Pengelola Tenaga Kerja Anggota TK Luar Jumlah E. ORGANISASI LM3 No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 . 21 . 22 . Nama KHR. Abdullah Faqih Ghufron Gus Abdul Qodir Ghufron Gus Muchammad Ghufron H. Afandi Rozaq M.M. Ali Imrony Idris, BA Kudiyanto, SH Kholis, S.Ag Abdul Wahid, S.Ag Jamaluddin, S.Ag Zainuddin H. Muhammad Basiran Abdul Mughni, S.Ag Kundono, BA Tsamaratul Yaniah Abdul Haqqi, S.Ag Jabatan Dewan Pengasuh Dewan Pengasuh Dewan Pengasuh Dewan Pengasuh Dewan Pengasuh Ketua Umum Ketua I Ketua II Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II Bid. Pendidikan dan Pengajaran Bid. Pendidikan dan Pengajaran Bid. Pendidikan dan Pengajaran dan dan dan dan dan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan

No . 1. 2. 3. 4.

15 24 L P 5 5 1 5 2 8

25 - 34 L P 5 6 4 3 18 2 7 4 4 1 7

35 - 44 L P 3 7 6 5 21 3 3 6

45 54 L P 2 5 3 4 14 -

> 45 L P -

Bid. Ekonomi Usaha Bid. Ekonomi Hainur Rasyid Usaha Mat Kacung Susiyanto, Bid. Ekonomi SH Usaha Bid. Ekonomi Tohasin Usaha Bid. Ekonomi Suryadi, BA Usaha Abdul Basid, S.Pd.I Jumarto

Bid. Dakwah dan Humas Bid. Dakwah dan Humas

23 . 24 . 25 . 26 . 27 . 28 . 29 . 30 . 31 . 32 . 33 . 34. 35 . 36 . 37 . 38 . 39 . 40 .

Ahmad Sanusi Abdurrahman S.Pd Patriyanto, A.Ma Musyarrofah Safari, S.Pd.I Zainul Mustofa, S.Pd Nurul Huda Ainur Rofiq Sudaryo Iskandar I. Yon Suryono Hasbullah Ali Imron, As Sutrisno Ahmad Rusli Wahedah Tohasin Nahwari Shodik,

Bid. Dakwah dan Humas Bid. Kesehatan dan Kesejahteraan Bid. Kesehatan dan Kesejahteraan Bid. Kesehatan dan Kesejahteraan Bid. Kesehatan dan Kesejahteraan Bid. Keamanan dan Ketertiban Bid. Keamanan dan Ketertiban Bid. Keamanan dan Ketertiban Bid. Umum dan Perlengkapan Bid. Umum dan Perlengkapan Bid. Umum dan Perlengkapan Bid. Kepesantrenan Bid. Kepesantrenan Bid. Kepesantrenan Bid. Kepesantrenan Bid. Kepesantrenan Takmir Masjid Takmir Masjid

F. Fasilitas Umum yang ada di sekitar LM3 adalah : No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Fasilitas Umum Rumah Makan/Restoran Penginapan/Hotel Ramayana Pasar/Warung Wartel/Warnet Puskesmas Kantor Dinas/Balai Terminal Angkutan Umum (Mikrolet/Bis) Lembaga Keuangan/Bank BNI 1946 Sekolah/Perguruan Tinggi STKIP PGRI Pariwisata Pasir Putih Kios Saprodi Pabrik Gula Panji Lainnya

Jarak dari LM3 7 km 8 km 1km 50 m 1 km 2 km 8 km 8 km 8 km 22 km 4 km

POTENSI USAHA Usaha di Bidang Pertanian


Skala Usaha (Ha/Ekor ) 5 Ha 2 Ha 25 ekor 5 ekor Produksi/Volume Kapasita s Maksim al 18 ton 5000 ekor Volum e 12 ton 2000 ekor 5 ekor Pemasaran Peluan g Sedan g Sedan g 20 Tahun 13 Tahun 20 Tahun 2 Tahun Lama Berusah a

N o

Jenis Usaha

Skrg 15 ton 3000 ekor 50 ekor 5 ekor

Lokasi Dalam Kota Dalam Kota -

1. 2. 3. 4.

Sawah Tambak Ternak Kambin g Ternak Sapi

Usaha di Luar Petanian


Produksi/Volume Kapasitas Skrg Maksimal 60 Juta 90 Juta 30 Juta 50 Juta Pemasaran Volume Lokasi Lingkunga n Kec. Mangaran Peluang Baik Baik

N o 1. 2.

Jenis Usaha Waserd a Balai Pengob atan

Skala Usaha Menenga h Menenga h

Sumber dan Jumlah Modal Usaha

No . 1. 2.

Sumber Modal Internal Ekternal Pinjaman Sumbangan/Hibah Kerjasama/Kemitraan Jumlah

Jumlah Modal ( Rp ) Pertanian 93.500.000,00 10.000.000,00 50.000.000,00 153.500.000,00 No Pertanian 106.000.000,00 18.000.000,00 15.000.000,00 139.000.000,00

Pendapatan Per-Tahun No . 1. 2.

Jenis Usaha Usaha Bidang Pertanian Usaha di Bidang Non Pertanian Jumlah

Pendapatan ( Rp ) 53.000.000,00 70.000.000,00 123.000.000,00

10

BAB TIGA DESKRIPSI PROPOSAL USAHA

A. PEMELIHARAAN SAPI POTONG Di atas segala nilai ekonomis seekor sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi penghasil daging. Sapi-sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah atau ternak-ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan menjadi ternak potong. Uumnya mutu daging yang berasal dari sapi-sapi afkiran ini tidak terlalu bagus. Meskipun demikian, ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas dagingnya yang cukup baik. Sapi-sapi inilah yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong. Beberapa jenis sapi yang biada digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong adalah sapi Brahman. Sapi ini berasal dari India yang merupakan keturunan dari sapi Zebu (Bos indicus). Di Amerika Serikat, sapi ini berkembang caukup pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang terkontrol, sehingga penampilan beberapa parameter produksinya melebihi penampilan produksi di negeri asalnya. Sapi ini kemudian dieksport ke Australia dan disilangkan dengan sapi asal Eropa. Sistem pembibitan sapi yang sudah tercatat menyebabkan para produsen dan importir bibit dapat menentukan presentase darah sapi brahman yang dijualnya. Dari Australia inilah didapat sapi-sapi bakalan yang dipelihara untuk digemukkan di Indonesia. Keturunan sapi brahman ini disebut australian brahman cross (ABC) yang biasa dilengkapi sertifikat untuk menunjukkan presentase genetis sapi brahman. Meskipun sudah tumbuh dan berkembang di negeri-negeri empat musim, seperti Amerika Serikat dan Australia, sapi brahman persilangan ini mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan tahan gigitan caplak, Pertumbuhan sapi brahman ini sangat cepat. Hal ini menyebabkan sapi ini menjadi primadona sapi potong untuk daerah tropis. Atas pertimbangan seperti ini pula warga masyarakat gandrung dengan sapi brahman keturunan ini. Hampir semua sapi yang dipelihara warga masyarakat berjenis sapi brahman, walaupun masyarakat sulit mendapatkan bakalannya. Dan karena bakalan sangat terbatas sementara peminatnya banyak, maka sapi bakalan jenis brahman ini tergolong mahal. B. TAHAPAN KEGIATAN Untuk mencapai tujuan yang kelompok inginkan, kegiatan ini akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Sosialisasi, yaitu sebuah kegiatan pemasaran ide dan gagasan kepada calon anggota kelompok penggemukan sapi, tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan. 2. Pengorganisasian Peserta, yaitu kegiatan diskusi, rapat, pertemuan, dalam rangka membicarakan banyak hal tentang rencana pelaksanaan kegiatan penggemukan sapi. Dalam rapat-rapat ini akan dilakukan pemilihan pengurus kelompok yang bertugas memimpin jalannya kelompok, menyusun aturan secara bersama dan mentaati aturan yang mereka buat bersama itu pula.

11

3. Penyiapan kandang dan pakan, yaitu kegiatan teknis menyiapkan calon tempat sapi digemukkan. Hal-hal yang diperhatikan mulai faktor keamanan kandang, suhu kandang, tidak terkena hujan, tidak terkena panas mata hari secara langsung dan bersih. 4. Pembelian bibit, yaitu kegiatan beli bibit yang akan dilakukan oleh wakil dari kelompok ke pasar hewan atau pedagang hewan setempat, agar waktu dan tenaga dapat lebih efektif dan efisien. 5. Pemeliharaan sapi, yaitu pemeliharaan sapi potong mulai dari pemberian obat-obatan, pengguyangan, pemberian ransum makanan, pemberian makanan tambahan, pemberian jamu hewan sampai pada penelitian pada hewan apabila ada gejala yang tidak biasa terjadi. 6. Pemanenan dan pembayaran, yaitu penjualan sapi potong setelah masa penggemukan dianggap selesai, yaitu telah mengalami proses penggemukan selama 3 (tiga) bulan efektif. C. PESERTA KEGIATAN Peserta kegiatan penggemukan sapi ini terdiri dari anggota warga masyarakat sekitar Pesantren ditambah santri senior yang sudah waktunya kembali ke masyarakat. Adapun kegiatan ini dibagi menjadi 4 (empat) kelompok kerja yang menangani berbagai bidang yang saling berkait, yaitu 1) Kelompok penyedia pakan sapi berikut teknologi yang diterapkan 2) Kelompok pemelihara dan perawat sapi, 3) Kelompok pengolah pupuk Organik dan 4) Kelompok petani yang mengaplikasikan kompos dan pupuk organik di lahan pertanian warga dan pesantren. Sementara persyaratan peserta antara lain : 1. Memiliki perhatian tinggi pada bidan gpenggemukan sapi dan selama ini memiliki pengalaman memelihara sapi walaupun tidak dengan ateknologi bossdext. 2. Dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, namun memiliki semangat untuk maju dan berkembang dalam mencari penghidupan selanjutnya. 3. Memiliki waktu yang cukup untuk memelihara sapi potong secara baik, mengingat sapi potong ini perlu perhatian dan kasih sayang agar proses penggemukan berjalan dengan baik. 4. Bersedia menularkan pengalaman dan ketrampilannya kepada pihak lain yang memerlukan dalam bidang penggemukan sapi potong dimana dia berada. 5. Rajin menghadiri pertemuan kelompok guna meningkatkan kemampuan mereka dalam beradap tasi dan menerima masukan baru, berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong. 6. Bersedia mengembalikan pinjaman modal usaha kelompok, karena modal ini akan digulirkan kepada pihak lain yang membutuhkan, disertai dengan kompensasi. 7. Besarnya kompensasi akan ditentukan oleh anggota kelompok sendiri dalam diskusi nantinya, dan kompensasi ini akan menjadi tambahan modal kelompok selanjutnya. D. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN Lokasi penggemukan sapi potong ini bertempat Desa Tanjung Glugur, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sementara waktu yang dijadualkan mulai bulan Juli 2010 sampai waktu yang tidak terbatas,

12

karena kegiatan ini akan menjadi sumber utama pembiayaan LM3 yang mengurusi lembaga pendidikan yang begitu banyak.

E. JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN No . 01. 02. 03. 04. 05. 06. Uraian Kegiatan Sosialisasi Program Pengorganisasian Penyiapan Kandang Pembelian bibit Pemeliharaan Pemanenan Jul. 2010 xxx xxx xxxx xxx xx xxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxx xx Ags. 2010 Sep. 2010 Okt. 2010

F. ANALISA KEUANGAN 1. Jenis Sapi yang digemukkan 2. Berat sapi bakalan ideal 3. Harga sapi bakalan hidup/kg 4. Jumlah sapi bakalan 5. Jumlah kelompok 6. Jumlah anggota kelompok 7. Waktu memelihara 8. Harga beli sapi bakalah/ekor 9. Biaya pemeliharaan /ekor 10. Jumlah pertambahan daging 11. Harga jual sapi saat panen Rp. 12. Administrasi kelompok 13. Keuntungan bersih/ekor : Brahman atau Limusin peranakan : 350 kg/ekor/umur 2 tahun : Rp. 26.000,/kg : 20 ekor sapi : 4 (empat) kelompok. : 20 (dua puluh) orang. : 180 hari efektif/6 bulan. : Rp. 9.000.000,00 : Rp. 3.030.000,00 : 1.5 kg x 180 hari = 270 kg : Rp. 14.260.000,00/ekor (620 kg x 23.000/kg) : Rp. 200.000,00 : Rp. 2.220.000,00

Kalkulasi Biaya Pemeliharaan 20 ekor sapi bakalan : No. A. Uraian Pembiayaan Investasi : Penyiapan Kandang Pembuatan gudang pakan sederhana Peralatan dalam kandang (artco, skop, terpal, gudang, dll) Sewa lahan hijauan dan biaya tanam 1 unit diskmill (penepung pakan) 1 unit hammermil ( pencampur pakan) 1 unit chopper (pencacah pakan) Sub Total 40 flot 200 M2 1 paket 5.000 M2 1 unit 1 unit 1 unit 700.000,00 100.000,00 5.000.000,0 0 5.000.000,0 0 7.000.000,0 0 6.000.000,0 0 5.000.000,0 0 28.000.000,00 20.000.000,00 5.000.000,00 5.000.000,00 7.000.000,00 6.000.000,00 5.000.000,00 76.000.000,0 0 Volum e Harga (Rp) Jumlah (Rp)

13

14

B.

Modal Kerja : Pembelian bibit bakalan Biaya Pakan selama 6 bulan Biaya obat-obatan selama 6 bulan Tenaga kerja selama 6 bulan Sub Total Total Usulan biaya

20 ekor 20 ekor 20 ekor 2 orang

9.000.000,0 0 2.700.000,0 0 150.000,00 1.800.000,0 0

180.000.000,00 54.000.000,0 0 3.000.000,00 3.600.000,00 240.600.000, 00 316.600.000, 00

C.

Hasil Produksi : (20 ekor x 620 kg x Rp. 23.000,00) Biaya Produksi : 1. Pembelian bibit bakalan 2. Pembelian pakan 3. Pembelian obat-obatan 4. Tenaga kerja Keuntungan bersih Keuntungan per ekor

20 ekor

14.260.000, 00 12.030.000, 00 9.000.000,0 0 2.700.000,0 0 150.000,00

285.000.000,00 240.600.000,00

20 ekor 1 ekor

44.400.000,0 0 2.220.000,00

G. BIAYA YANG DIAJUKAN Biaya program terdiri dari dua hal : 1) biaya investasi yang termasuk di dalamnya adalah biaya kandang, penyediaan hijauan, peralatan kandang dan peralatan produksi pakan. 2) biaya modal kerja menyangkut pembelian bibit, pemerian ransum, obat-obatan, dan tenaga kerja. Dengan demikian kegiatan ini lengkap dari aspek persiapan, pelaksanaan kegiatan dan penjualan hasil produksi. Biaya yang diajukan sebagai berikut : No. A. Uraian Pembiayaan Investasi : Penyiapan Kandang Pembuatan gudang pakan sederhana Peralatan dalam kandang (artco, skop, terpal, gudang, dll) Sewa lahan hijauan dan biaya tanam 1 unit diskmill (penepung pakan) 1 unit hammermil (pencampur pakan) 1 unit chopper (pencacah pakan) Volume 40 flot 200 M2 1 paket Harga (Rp) 700.000,00 100.000,00 5.000.000, 00 5.000.000, 00 7.000.000, 00 6.000.000, 00 5.000.000, 00 Jumlah (Rp) 28.000.000,00 20.000.000,00 5.000.000,00

5.000 M2 1 unit 1 unit 1 unit

5.000.000,00 7.000.000,00 6.000.000,00 5.000.000,00

15

Sub Total

76.000.000,0 0

16

B.

Modal Kerja : Pembelian bibit bakalan Biaya Pakan selama 6 bulan Biaya obat-obatan selama 6 bulan Tenaga kerja selama 6 bulan Sub Total Total Usulan biaya 20 ekor 20 ekor 20 ekor 2 orang 9.000.000, 00 2.700.000, 00 150.000,00 1.800.000, 00 180.000.000,00 54.000.000,00 3.000.000,00 3.600.000,00 40.600.000,0 0 316.600.000, 00 Tanjung Rejo, Januari 2010 Sekretaris I

Ketua Umum

IDRIS, BA Mengetahui

ABDUL WAHID, S.Ag

Pengasuh Pon. Pes. Tanjung Rejo

KHR. ABDULLAH FAQIH GHUFRON

17

You might also like