Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Kawasan atau lebih Wonorejo Terpadu KWT di dikenal kawasan Lumajang. dengan andalan
KWT merupakan satu kawasan yang didalamnya terdiri dari fasilitas perkantoran, green house, kebun produk unggulan, gudang rabat, rest area, kios agrowisata, terminal dan arena bermain anak yaitu arena monorel, bumper car dan kiddy rider, panggung terbuka, kolam renang dan dayung. Karena banyaknya bangunan yang harus
merupakan Kabupaten
Pemerintah
mengharapkan kawasan yang dibangun dengan menelan biaya 16 milyar mampu menambah jumlah kunjungan wisata yang berakibat naiknya PAD
yang muncul, di samping itu owner tetap menuntut kualitas secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. perencanaan gedung Dalam tersebut
Rekayasa
nilai
mempunyai
tujuan untuk mendapatkan nilai (Value) semaksimal mungkin. Sedangkan value dapat sebagai ratio (perbandingan)
antara performansi yang ditampilkan oleh suatu fungsi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan fungsi tersebut. Value =
sebagainya.
Engineering
diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan diatas dengan efektif dan efisien tanpa meninggalkan kaidah
Performans i Biaya
B. Tinjauan Pustaka
Rekayasa Nilai menurut
manfaat yang diperoleh dari fungsi fungsi suatu produk atau jasa Biaya = biaya total yang dikelurkan adalah suatu untuk mendapatkan fungsi yang diinginkan
Lawrence D. Milles :
Rekayasa nilai pendekatan yang bersifat kratif dan sistematis dengan tujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan biaya biaya yang tidak diperlukan. (Edward D Heller : hal. 6) Rekayasa nilai bukanlah
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Teknik yang dipergunakan pada suatu tahap tidak sama dengan teknik yang digunakan Penggunaan pada teknik tahap lainnya. ini
merupakan suatu pengurangan biaya, melainkan suatu jalan untuk menekan biaya desain dan meningkatkan kualitas, keandalan dan penampilannya/
analisa
tergantung pada permasalahan yang akan dibahas. Beberapa teknik analisa yang umum dipergunakan dalam tahap tahap rencana kerja rekayasa nilai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
penggunaan bahan, desain baru dan sebagainya dengan pertimbangan bahwa alternatif atau desain tersebut memiliki nilai yang lebih baik.
Kreatifitas
Evaluasi
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Persiapan Awal 2. Tahap Informasi 3. Tahap Kreatif 4. Tahap Analisa 5. Tahap Pengembangan 6. Tahap Rekomendasi
2.
Masing-Masing Kriteria
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Kriteria
Nilai Arsitektural Keamanan Struktur Kekuatan Struktur Finansial Bahan Kemudahan Pengerjaan Kemudahan Mendapatkan Bahan Jumlah
Nilai Rata
Rata ( x ) 5,46
5,89 5,57 5,46 5,14 5,63
BKA
9,60 10,35 9,89 9,60 9,07 9,88
BKB
1,32 1,36 1,25 1,32 1,21 1,38
1159
Kriteria
Keamanan struktur Kemudahan Bahan Kekuatan Struktur Finansial Bahan Nilai Arsitektural Kemudahan Pengerjaan
Bobot (%)
17,69 17,00 16,82 16,48 16,48 15,53
CR =
CL =
Metode FAST
Kayu
Memberi Kekuatan
Beban bergerak/dinamis
Rangka Atap Memberikan perlindungan Beban tetap / Statis
Dari Bentuk
bermain
anak
Kawasan
Wonorejo
Terpadu Lumajang. Desain perencanaan rangka atap menampilkan berbagai macam bentuk, bahan dan fungsi rangka atap sebagai bagian dari struktur bangunan secara keseluruhan. Berbagai macam fungsi yang melekat pada rangka atap fungsi diuraikan menjadi beberapa
pendukung
yang merupakan
fungsi
2. Analisa
Alternatif
Rancangan
operasional pada rangka atap. Ada beberapa bahan bangunan yang biasa dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan struktur gedung. Bahan-bahan tersebut adalah Beton bertulang, Baja, dan Kayu.
Tabel Deskriptif Alternatif Awal Alternatif Desain Awal Deskripsi Desain dan Komponen Bahan rangka atap dari baja Bentuk rangka atap adalah datar Rangka atap tidak tertutup plafon
Dari berbagai alternatif awal dan usulan-usulan yang ada dikombinasikan dan menghasilkan berbagai macam alternatif rancangan desain rangka atap.
Tabel Alternatif Desain Awal dan Desain Usulan No. 1. Alternatif Desain Desain awal Uraian bahan rangka atap dari baja bentuk rangka atap datar rangka atap tidak tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari beton bertulang bentuk rangka atap lengkung rangka atap tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari beton bertulang bentuk rangka atap datar rangka atap tertutup dengan plafon
2.
Alternatif desain 1
3.
Alternatif desain 2
4.
Alternatif desain 3
5.
Alternatif desain 4
6.
Alternatif desain 5
7.
Alternatif desain 6
8.
Alternatif desain 7
bahan rangka atap dari beton bertulang bentuk rangka atap segitiga rangka atap tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari baja bentuk rangka atap lengkung rangka atap tidak tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari baja bentuk rangka atap segitiga rangka atap tidak tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari kayu bentuk rangka atap datar rangka atap tertutup dengan plafon bahan rangka atap dari kayu bentuk rangka atap segitiga sama kaki rangka atap tertutup dengan plafon
Alternatif 1 - bahan rangka atap beton bertulang - bentuk rangka atap lengkung - rangka atap tertutup plafon
- Tidak tergantung pada kelembaban udara sekitarnya (tidak mudah menyusut maupun mengembang) - Tidak mudah rusak kalau kena air pada bagian yang tidak terkena pengudaraan - Merupakan bahan yang tahan terhadap api - Bahan mudah dijumpai - Gaya tekannya tinggi - Biaya konstruksi tidak terlalu mahal - sangat fleksbel dilapangan
Alternatif 4 - bahan rangka atap baja - bentuk rangka atap lengkung - rangka atap tidak tertutup plafon
- Dapat digunakan pada bangunan dengan bentang yang panjang dan luas sampai bentang 30 m lebih - Kekuatan gaya tariknya tinggi - Kekuatan gaya tekan tinggi - Tidak mudah rusak kalau kena air pada bagian yang
tidak terkena pengudaraan Merupakan bahan yang tahan terhadap api Umur pemakaian bisa sangat lama sekali Proses pemasangan tidak terlalu lama Nilai arsitekturalnya sangat bagus, rangka dapat diperlihatkan tanpa tertutup plafon
yang kita pesan sesuai ukuran yang kita inginkan - Berat sendirinya besar - Biaya konstruksinya dan transportasi cukup mahal
Alternatif 5 - bahan rangka atap baja - bentuk rangka atap segitiga - rangka atap tidak tertutup plafon
- Dapat digunakan pada bangunan dengan bentang yang panjang dan luas sampai bentang 30 m lebih - Kekuatan gaya tariknya tinggi - Kekuatan gaya tekan tinggi - Tidak mudah rusak kalau kena air pada bagian yang tidak terkena pengudaraan - Merupakan bahan yang tahan terhadap api - Umur pemakaian bisa sangat lama sekali - Proses pemasangan tidak terlalu lama - Nilai arsitekturalnya cukup bagus, rangka dapat diperlihatkan tanpa tertutup plafon
- Pengerjaannya memerlukan ketelitian yang tinggi dan memerlukan keahlian khusus karena bobotnya cukup berat dan ketepatan dilapangan sangat diperlukan - Memerlukan tempat fabrikasi khusus untuk bahan yang kita pesan sesuai ukuran yang kita inginkan - Berat sendirinya besar - Biaya konstruksinya dan transportasi sangat mahal
F0 b1 F1 b0 b2 F2 b3 F3
b11 F11
b21 F21
b22 F22
b31 F31
F111 b111
F112 b112
F113 b113
F211 b211
F212 b212
F221 b221
F222 b222
F223 b223
F311 b311
F312 b312
F313 b313
F. KESIMPULAN
1. Rangking kriteria kebutuhan sesuai dengan keinginan pelaku jasa konstruksi/konsumen adalah sebagai berikut :
Rangking
1
Alternatif Desain
Alternatif 5
Bahan
Baja Baja Baja Beton bertulang
Bentuk
- bentuk rangka atap segitiga - rangka atap tidak tertutup dengan plafon - bentuk rangka atap lengkung - rangka atap tidak tertutup dengan plafon - bentuk rangka atap datar - rangka atap tidak tertutup dengan plafon - bentuk rangka atap lengkung - rangka atap tertutup dengan plafon
Alternatif 4
2. Sedangkan hasil perhitungan matematis (value) dan perhitungan rencana anggaran biaya adalah sebagai berikut :
Rangking
1
Alternatif Desain
Alternatif 1
Value
Biaya
1,723
Rp 14.485.824,01
Alternatif 4
1,566
Rp 15.923.671,20
Alternatif 5
1,138
Rp 21.912.266,20
Desain Awal
1,000
Rp 21.864.481,69
3. Dari hasil-hasil nilai alternatif desain yang diperoleh maka dapat menunjukan desain perencanaan rangka atap yang akan dipilih. Nilai yang dipilih adalah
Dengan
berbagai
pertimbangan
dipakai
pada
pelaksanaan
proyek
F. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. 2. Departemen Pekerjaan Umum, 1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung 3. Departemen Pekerjaan Umum, 1961, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. 4. Departemen Pekerjaan Umum, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung 5. Dyahastuti, Hermy, 2003, Penerapan Rekayasa Nilai Pada Perencanaan Atap Universitas Muhammadiyah Malang. Soegijapranata University
7. Heller, Edward, D. Rekayasa Nilai dan Pengurangan Biaya di terjemahkan oleh Retno, Dyah, P. Ir, MT FTI Universitas Muhammadiyah Malang. Diktat Rekayasa Nilai Institut Teknologi
9. Milles, Lawrence, D,
Teknik Untuk Analisa Nilai dan Rekayasa Nilai Universitas Muhammadiyah Malang.
di
10. Marsodi, Ir, 1991 Struktur Beton Bertulang Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 11. Retno, Dyah, P. Ir, MT,1999, Diktat Rekayasa Nilai , FTI Universitas
Muhammadiyah Malang 12. Sahara, Rika, 1993 Penerapan Study Rekayasa Nilai Pada Perencanaan Atap Gedung Bank Pacific Surabaya , Tugas Akhir, FTI TI, ITS, Surabaya 13. Spiegel, Leonard, 1991, Desain Baja Struktur Terapan , PT. Eresco, Bandung 14. Sudjana, Prof, DR, M.A, MSc. Metode Statistika Tarsito Bandung 15. Suherman, Wahid, 1987 Pengetahuan Bahan Intitut Teknologi Surabaya