You are on page 1of 8

PRAKTIKUM BIOLOGI MULUT III

Pengenalan Peralatan Laboratorium

Disusun oleh: Silviana Farrah Diba 08/ 272854/ KG/ 8375

BAGIAN BIOLOGI MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

Pengenalan Peralatan Laboratorium


Silviana Farrah Diba

Abstract
There are many kinds of laboratory equipment. Before we enter the gate of experiment it is better for us to understand how the laboratory equipments work and what are they called. The purpose of this review is to introduce some of the laboratory equipments that frequently use in an experiment. The methods that use in these reviews are listen to the lecturer accompanied with textbook and article from website. We should recognize most of the laboratory equipment first to reach a successful experiment.

Keyword: laboratory equipment, microscope, centrifugator, micropipette.

Pendahuluan
Dalam melakukan penelitian diperlukan pemilihan alat-alat laboratorium yang tepat agar mendukung tercapainya keberhasilan dalam penelitian. Sebagai contoh, menurut Campbell, dkk (2002), untuk mengkaji sel yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa, dapat dilihat menggunakan alat bernama mikroskop. Untuk itu kita perlu mengenal alat-alat apa saja yang digunakan di laboratorium beserta fungsi dan cara bekerjanya.

Bahan dan Cara


Pengenanalan peralatan laboratorium dilakukan dengan mendengarkan fungsi alat laboratorium secara garis besar oleh dosen pakar. Selain itu dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan paparan yang dapat melengkapi informasi mengenai alatalat laboratorium.

Hasil Pengamatan

Terdapat bermacam-macam peralatan laboratorium yang dijelaskan oleh dosen pakar. Namun pada laporan kali ini hanya akan dijelaskan lima macam alat besar (utama) dan lima macam alat kecil (penunjang). Lima macam alat besar antara lain mikroskop, sentrifugator, inkubator, sterilisator, dan water bath. Lima macam alat kecil antara lain mikropipet, microplate, laboratory shaker, magnetic stirrer dan magnetic stir bar, pH meter, apparatus elektroforesis dan lemari asam

Pembahasan
1. Alat besar A. Mikroskop Untuk melihat sel beserta mikroorganisme yang memiliki ukuran sangat kecil, dibutuhkan alat yang bernama mikroskop. Mikroskop cahaya bekerja dengan melewatkan cahaya-tampak melalui spesimen kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini membelokkan cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar sewaktu bayangan itu diproyeksikan ke mata kita ( Campbell, dkk, 2002). Pada mikroskop cahaya terdapat lensa objektif dan lensa okuler. Total perbesaran yang didapat adalah gabungan dari lensa objektif dan okuler. Sebagai contoh, perbesaran 1,000x didapat bila melihat dengan perbesaran lensa okuler 10x dan lensa objektif 100x (Nester, dkk, 2004). Jenis lain mikroskop selain mikroskop cahaya adalah mikroskop elektron. Pada dasarnya terdapat dua jenis mikroskop elektron, yaitu transmission electron microscope (TEM) dan scanning electron microscope (SEM). TEM digunakan untuk melihat struktur sel secara menyeluruh. SEM digunakan untuk melihat detail permukaan suatu sel. Perbesaran mikroskop electron dapat mencapai 100,000x (Nester, dkk, 2004). Castejon (1998) menggunakan ketiga jenis mikroskop tersebut untuk meneliti sel golgi. Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat bentuk sel, TEM untuk melihat sel golgi pada lapisan di korteks serebelar, dan SEM untuk melihat permukaan luar sel golgi. Terdapat mikroskop jenis lain, yaitu mikroskop konfokal. Prinsip kerja mikroskop ini mirip mikroskop fluorosensi (Tortora, 2001). Mikroskop ini dapat
3

menampilkan gambar tiga dimensi sel dari struktur sel. Sumber cahaya pada mikroskop konfokal menggunakan sinar laser (Rezai, 2003). B. Sentrifugator Sentrifugator adalah alat untuk memfraksionasi sel dengan cara memutar tabung reaksi. Fraksionasi sel digunakan untuk memisahkan sel menjadi beberapa bagian dan organel-organel utama sehingga fungsinya dapat dipelajari. Pemutaran sentrifugator akan memisahkan bagian sel menjadi dua, yaitu pelet (struktur besar) yang mengumpul di bawah tabung reaksi dan supernatant (struktur kecil) yang tersuspensi dalam cairan di atas pelet. Mesin yang paling canggih yaitu ultrasentrifuge yang dapat berputas 80,000 rpm dan memberi gaya pada partikel hingga 500,000 kali gaya gravitasi (Campbell, dkk, 2002). C. Inkubator Inkubator adalah suatu alat yang didalamnya terdapat ruangan yang digunakan untuk mengatur suhu konstan dan persentasi karbon dioksida yang optimal untuk pertumbuhan bakteri. Biasanya bakteri dikultur di dalam inkubator selama 18-24 jam (AACC, 2011). D. Sterilisator Bekerja di laboratorium tidak lepas dari adanya bakteri. Peralatan yang akan digunakan harus steril agar para praktikan tidak terkontaminasi oleh bakteri. Proses menghilangkan seluruh mikroorganisme dan virus beserta produknya disebut sterilisasi. Macam sterilisasi antara lain:

a) Panas Panas basah seperti air mendidih dan tekanan uap panas, menghancurkan mikroorganisme dengan mengkoagulasikan proteinnya. Salah satu contoh sterilisasi tekanan uap panas adalah alat autoclave. Di dalam autoclave terdapat air dengan suhu di atas 100 C kemudian air tersebut menguap dan menghasilkan tekanan di ruangan dalam autoclave (Nester, dkk, 2004).

Metode sterilisasi panas kering tidak menggunakan air. Salah satu contohnya adalah oven. Panas kering mengoksidasi sel dan mendenaturasi protein (Nester, dkk, 2004).

b) Filtrasi Metode sterilisasi filtrasi menggunakan filter untuk menghilangkan mikroorganisme dan virus dari cairan maupun udara. Alat yang digunakan adalah membrane filter. Membran filter terdiri dari lapisan tipis seperti kertas dengan lubang-lubang kecil yang ukurannya lebih kecil dari virus yang paling kecil yang diketahui saat ini (Nester, dkk, 2004).

c) Radiasi Sterilisasi dengan radiasi dapat menggunakan sinar gamma, sinar ultraviolet, dan gelombang mikro. Radiasi yang panjang gelombangnya pendek lebih kuat untuk menghilangkan mikroorganisme daripada yang panjang gelombangnya panjang seperti sinar tampak. Gelombang mikro tidak membunuh bakteri secara langsung tapi dengan panas yang terus menerus (Nester, dkk, 2004). E. Water bath Water bath digunakan untuk memanasi suatu substansi yang tidak dapat dipanasi secara langsung dengan lampu Bunsen atau piring panas dan sebagainya. Pada alat sterilisasi ini terdapat ruang untuk meletakkan benda dan ruang lain berisi air yang suhunya dapat dapat diatur sesuai kebutuhan. Substansi yang dapat dipanasi hanya yang titik didihnya di bawah titik didih air (Anonim, 2009).

2. Alat kecil A. Mikropipet Mikropipet digunakan untuk mengambil cairan dengan volume yang sangat kecil sekali. Agar keakuratan volume dapat tercapai, pilih mikropipet dengan kapasitas volume yang mendekati sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut cara menggunakan mikropipet secara singkat:
5

Pegang mikropipet dengan satu tangan, atur volume cairan yang akan diambil lalu tekan bagian atas mikropipet sampai pemberhentian pertama (first stop). Mikropipet dipegang secara vertikal lalu dicelupkan ke cairan yang akan diambil sambil melepas tombol yang tadi ditekan (tombol naik akan naik dengan sendirinya). Setelah cairan terambil ke dalam mikropipet, masukkan ke tempat yang dituju kemudian tekan lagi tombolnya sampai di first stop. Tunggu sebentar lalu lanjutkan tekan sampai second stop agar cairan keluar dari mikropipet seluruhnya. Apabila mikorpipet akan digunakan lagi, ganti tip mikropipet dengan yang baru untuk menghindari kontaminasi. Gambar 1. Mikropipet

B. Microplate Microplate digunakan untuk tempat tumbuh bakteri di laboratorium. Ukuran standard microplate memiliki 96 tempat atau disebut wells (Anonim, 2009). Gambar 2. Microplate

C. Laboratory shaker Laboratory shaker digunakan untuk mencampur larutan yang ada di dalam tubes, botol, atau mangkuk. Pada alat ini terdapat dataran untuk meletakkan botol atau mangkuk berisi cairan. Proses pencampuran terjadi karena adanya suatu getaran pada dataran tersebut kemudian cairan dalam botol dapat tercampur (Anonim, 2009) . Gambar 3. Laboratory Shaker

D. Magnetic stirrer dan magnetic stir bar Alat ini terdiri dari sebuah batang magnet yang dibungkus dengan bahan plastik (magnetic stir bar) dan stirrer untuk meletakkan bahan yang akan dicampur. Pada stirrer terdapat rotating magnet yang menciptakan area magnet yang berputar. Cara kerjanya adalah stir bar dimasukkan ke tempat yang didalamnya terdapat larutan yang akan dicampur kemudian letakkan tempat cairan tersebut di atas stirrer. Timbulnya area magnet yang berputar pada stirrer menyebabkan magnetic stir bar juga berputar kemudian mencampur larutan yang ada (Anonim, 2009) .

Gambar 4. Magnetic stirrer dan magnetic stir bar

E. Apparatus elektroforesis dan lemari asam

Gambar 5. Apparatus elektroforesis dan lemari asam

Apparatus elektroforesis digunakan untuk analisis dan visualiasi DNA, RNA dan protein. Lemari asam digunakan untuk melakukan tahapan kegiatan yang menggunakan zat-zat kimia yang mudah terbakar, mudah menguap dan memiliki bau yang tidak sedap berserta asam-asam kuat (Agusta, 2008).

Kesimpulan
Dari paparan bermacam-macam peralatan laboratorium di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis, fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda pada setiap alat. Peralatan dibagi menjadi alat-alat besar dan kecil. Alat besar antara lain mikroskop, sentrifugator, inkubator, sterilisator, dan water bath. Alat kecil antara lain

mikropipet, microplate, laboratory shaker, magnetic stirrer, dan apparatus elektroforesis. Pengetahuan mengenai nama beserta fungsi diperlukan untuk menunjang kelancaran praktikan saat bekerja di laboratorium.

Daftar Pustaka
Agusta, A. 2008. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Di unduh tanggal 19 Februari 2011 dari http://biologi.lipi.go.id/bio_bidang/bot_indonesia/biosains_fasilitas_fitokimia.php. American Association for Clinical Chemistry. 2011. Diunduh tanggal 19 Februari 2011 dari http://www.labtestsonline.org/lab/photo/throat5.html Anonim. 2009. http://ceprap.ucdavis.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=56&It emid=138. Diunduh tanggal 19 Februari 2011. Anonim. 2009. http://www.laboratoryequipmentworld.com/magnetic-stirrer.html. Diunduh tanggal 20 Februari 2011. Anonim. 2009. http://www.laboratoryequipmentworld.com/microplate-cultureplate.html. Diunduh tanggal 20 Februari 2011. Anonim. 2009. http://www.laboratoryequipmentworld.com/shakers.html. Diunduh tanggal 20 Februari 2011. Anonim. 2009. http://www.laboratoryequipmentworld.com/water-bath.html. Diunduh tanggal 20 Februari 2011. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi. Edisi Lima. Safitri A. Erlangga. Jakarta. Castejon, OJ. 1998. LIGHT MICROSCOPY, SCANNING AND TRANSMISSION ELECTRON MICROSCOPY OF VERTEBRATE CEREBELLAR GOLGI CELLS. Scanning Microscopy. 12 (2): 387. Nester, EW., dkk. 2004. Microbiology a Human Perspective. Edisi Empat. McGraw-Hill. New York. Rezai, Nana. 2003. Taking the Confusion out of Confocal Microscopy. BioTeach Journal. 1:75, 78. Tortora, Gerard J. 2001. Microbiology: An Introduction. Addison Wesley Longman Inc. USA.

You might also like