You are on page 1of 8

Perilaku yang Merusak Kepercayaan

"Tiada kata 'saya' dalam sebuah tim," begitulah ungkapan yang sering kita dengar di tempat kerja. Namun, faktanya, selalu ada anggota tim yang cenderung ingin menonjolkan diri, merasa berperan lebih atau paling besar di antara yang lainnya. Jika sudah begini, semangat tim pun menjadi rusak. Hubungan antaranggota diwarnai dengan ketidakpercayaan. Akibatnya, dikerja dan produktivitas pun terganggu. Kita semua bisa menghindari hal itu terjadi, dengan menjauhkan diri dari sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang bisa merusak kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Apa saja itu?

1. Gagal menepati janji-janji, persetujuan dan komitmen

2. Mengutamakan kepentingan diri sendiri

3. Semua hal ingin dilakukan sendiri, dan menolak pendelegasian

4. Tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan

5. Pelit berbagi informasi penting

6. Menyembunyikan kebenaran

7. Suka menyalahkan orang lain, dan berusaha menutupi kesalahan sendiri

8. Lebih senang menghakimi dan mengkritik ketimbang memberikan umpan balik yang konstruktif

9. Tak mampu menjaga rahasia dan justru senang menggosipkan orang lain

10. Membatasi kesempatan orang lain untuk ikut berkontribusi atau terlibat dalam pengambilan keputusan

11. Meremehkan bakat, pengetahuan dan keterampilan orang lain

12. Ogah mendukung pengembangan profesional orang lain

13. Menolak dinilai oleh kolega

14. Menolak berkompromi dengan argumentasi orang lain; mau menang sendiri

15. Tertutup

16. Lebih menyenangi sarkasme ketimbang humor

17. Tidak mengakui kekurangan dan tak mau minta bantuan orang lain

18. Menganggap saran dan kritik orang lain sebagai serangan terhadap pribadi

19. Tak banyak berkontribusi dalam berbagai meeting tim, dan malah cenderung mengganggu

20. Menggalang kelompok kecil untuk "melawan" keputusan tim.

Sumber : PortalHR

Have a positive day! Salam, Mohamad Bear Yunus

MENANGKAL PERILAKU NEGATIF DI KANTOR


Kebiasaan buruk atau perilaku negatif seseorang di lingkungan kerja, memang biasa mewabah di kantor apapun juga. Sebab, secara alamiah, seseorang akan memperlihatkan perilaku negatif mereka dengan beragam cara berbeda. Bila perilaku itu direspon oleh rekan kerja lainnya, maka virus itu akan benar-benar menjadi wabah yang membahayakan kesehatan lingkungan kerja. Kebiasaan tersebut, menurut pengarang buku Managing Workplace Negativity, Gary S Topchik, perlu diatasi dengan lima langkah strategis berikut ini: Kenalilah masing-masing persoalan yang berkenaan dengan sikap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memahami bahwa seseorang akan mengekspresikan sikap negatifnya di tempat kerja. Jangan mengabaikan perilaku tersebut, sebab hal tersebut bisa mempengaruhi kinerjanya secara pribadi, kinerja Anda, rekan kerja lain atau bahkan hubungan dengan klien atau customer. Catatlah beberapa kasus mendasar berkenaan dengan perilaku negatif. Sebagaimana kita ketahui, perilaku negatif itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, masalah pribadi, stress lantaran beban kerja, boss yang sulit, kehilangan loyalitas, pekerjaan tidak aman, tidak ada tantangan untuk tumbuh, dan sebagainya.

Klarifikasi atas masalah tersebut akan membantu kita mengetahui faktor penyebab perilaku negatif seseorang. Hal tersebut juga penting untuk mengetahui, bahwa faktor penyebab perilaku negatif tersebut memang merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Mestinya, orang yang menjalani perilaku negatif tersebut bisa pula mengetahui penyebabnya. Bantulah mereka untuk lebih memiliki rasa tanggung jawab.Tanggung jawab adalah cara yang tepat untuk mengubah perilaku negatif mereka di dalam lingkup pekerjaan. Sekalipun orang tersebut memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya, tetapi kadangkala hal tersebut tidak tepat untuk lingkungan kerjanya. Sebagai sebuah anggota tim atau boss, Anda harus membantu kolega Anda untuk mengenal dan membuat dia mempunyai rasa lebih memiliki terhadap perusahaan. Gantilah perilaku negatif serta ketidakcocokan bereaksi dengan lainnya, dengan sesuatu yang lebih mudah diterima. Meski Anda baru saja menemukan bahwa sebuah kebiasaan buruk secara kolektif muncul lantaran seseorang berperilaku negatif tertentu, pertolongan Anda atau teman Anda yang lain mungkin sangat dibutuhkan. Orang tersebut mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengubah kebiasaannya sehingga dia menjadi positif. Caranya, terserah kepada Anda untuk melakukan perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Tanamkan perilaku positif kepada rekan kerja yang lainnya. Jadilah peran kunci dalam lingkungan yang negatif tersebut dengan menujukkan perilaku dan sikap. Anda bisa mencegah perilaku negatif dengan cara memberikan kepadanya contoh perilaku positif. Jika sudah terbiasa mengerjakan hal tersebut, mereka tidak akan pernah bisa menangkap virus negatif kembali. Have a positive day!

Salam, Mohamad Bear Yunus

Bagaimana Sikap Kita Terhadap Gosip ?

Seseorang menceritakan gosip mengenai rekan kerjanya dan dalam beberapa hari saja, seluruh orang di perusahaan tersebut mengetahui ceritanya. Tentu saja rekan kerjanya tersebut merasakan sakit hati.

Beberapa hari kemudian, karyawan yg menyebarluaskan gossip tersebut menyadari bahwa ternyata gosip itu tak benar.

Dia menyesal, lalu datang kepada orang yang bijaksana untuk mencari tahu apa yang harus dilakukannya Untuk memperbaiki kesalahannya itu.

"Pergilah ke pasar atau supermarket" kata orang bijak itu, "belilah kemoceng, kemudian dalam perjalanan Pulang dari pasar ke rumah atau kantor, cabuti bulu ayam di kemoceng & buanglah satu persatu di sepanjang jalan menuju pulang."

Meski kaget mendengar saran itu, si penyebar gosip tetap melakukan apa yg disuruh kepadanya.

Keesokan harinya karyawan tersebut melaporkan apa yg sudah dilakukannya.

Orang bijak itu berkata lagi, "Sekarang pergilah dan kumpulkan kembali semua bulu ayam yg kau buang kemarin Dan bawa kepadaku"

Orang itu pun menyusuri jalan yg sama, tapi angin telah melemparkan bulu-bulu itu ke segala arah.

Setelah mencari selama beberapa jam, ia kembali dengan tiga potong bulu saja.

"Lihat kan?" kata orang bijak itu, "sangat mudah melemparkannya, namun tak mungkin mengumpulkannya kembali, begitu pula dgn gossip. Tak sulit menyebarluaskan gossip, namun sekali gossip terlempar, 7 ekor kudapun tak mampu menariknya kembali."

PESAN MORAL dan cerita singkat diatas

Jika dianalogikan dengan sesuatu bergosip diumpamakan seperti orang yang senang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Secara kasat mata, bergossip menggunakan lidah yang hanyalah bagian kecil dari organ tubuh manusia. Ia lentur, tidak bertulang. Namun, dibalik kelembutannya itu, tersimpan kedahsyatan yang mampu menghantarkan seseorang ke pintu gerbang kebahagiaan, sekaligus bisa menjerumuskan si empunya ke dalam kehinaan hidup Wahai lisan, ucapkanlah yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Diamlah dari mengucapkan yang buruk,buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal! Ibarat laksana sebuah pedang yang terhunus, ia akan bermanfaat ketika si pemilik memanfaatkannya untuk sesuatu yang berguna. Begitu pula sebaliknya, ia justru akan berubah menjadi beban siapa saja, ketika ia tidak mampu memanfaatkannya dengan baik, atau menggunakan untuk membabat siapa/apa saja, tak peduli dirinya sendiri. Tentu yang demikian ini, sangat membahayakan bagi keselamatan dirinya, ataupun orang lain di lingkungan kerja atau dimanapun. begitulah kira-kira analogi dari pada lisan. Dan perlu diketahui, sejatinya lisan itu lebih berbahaya dari pedang, lebih beracun dari pada bisa, sebab, ia bisa membunuh tanpa harus melukai, bisa melumpuhkan, tanpa ada perlawanan (fisik). Kenapa?, karena

lemparan peluru-peluru (baca: kata-kata) nya, langsung menghujam pada titik kelemahan manusia, hati. Diantara wujud kesempurnaan yang hakiki sebagai seorang manusia adalah yang mampu menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan, harga diri, harkat dan martabat orang lain secara adil dan sempurna. Kehormatan dan harga diri merupakan perkara yang prinsipil bagi setiap manusia. Setiap orang pasti berusaha untuk menjaga dan mengangkat harkat dan martabatnya. Ia tidak rela untuk disingkap aibaibnya atau pun dibeberkan kejelekannya. Karena hal ini dapat menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya di hadapan orang lain. Hindarilah jauh-jauh untuk melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan, meremehkan, atau pun merusak kehormatan orang lain siapapun dia. Karena tidak ada seorang pun yang terjaga dari kesalahan dan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan. Suatu fenomena yang lumrah terjadi baik di masyarakat, di lingkungan kerja, atau dimana pun hal ini cenderung disepelekan dan mudah sekali terjadi dalam keseharian kita, padahal akibatnya cukup besar dan membahayakan, karena dengan perbuatan ini akan tersingkap dan tersebar aib seseorang, yang akan menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya. Lidah memang suatu anggota yg kecil, tapi sangatlah besar pengaruhnya. Bila kita salah menggunakan, maka hancurlah semua yg ada disekitar kita. Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tapi lidah yg buruk akan melukai hati orang lain! kita harus berbicara yang baik dan benar atau lebih baik diam jika tak mampu.

Bergosip adalah penyakit lisan, yang bisa membahayakan nasib kita (si empunya lisan) dan orang lain. Senantiasa meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa atas bahaya lisan kita dan berfikir terlebih dahulu (akan manfaatnya atau dampak negatif yang diakibatnya) sebelum bertutur. Ketika kita menyadari akan kekeliruan ucapan kita, cepatlah sadari, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Jauhkanlah diri dari kebiasaan mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan sebainya tidak berbicara berlebihan atau melebih-lebihkan sesuatu.

Semoga bermanfaat dan bisa memberikan sedikit pencerahan. (by Mohamad Bear Yunus)

Have a positive day!

Salam, Mohamad Bear Yunus

You might also like