You are on page 1of 14

PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini, penulis beri judul Osteoporosis Pada Manula. Di dalam karya tulis ini penulis ingin memberi informasi mengenai osteoporosis (kerapuhan tulang). Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat langsung maupun tak langsung. Uca pan terima kasih ini terutama penulis tujukan kepada : 1.Drs. Santiyo, M.Pd, selaku wali kelas dan guru bahasa indonesia yang telah membimbing penulis dalam pembuatan karya tulis sederhana. 2.Kepala SMP Negeri 177 Jakarta yang telah mengizinkan penulis dalam kegiatan pembuatan karya tulis sederhana ini. 3 .Orang tua penulis yang telah me ndukung penulis dan memberi restu kepada penulis, sehingga karya tulis sederhana ini dapat selesai. 4 .Teman-teman penulis yang memberikan dukungan kepada penulis. Penulis sadar bahwa karya tulis ini seperti Tak Ada Gading Yang Tak Retak, atau segala sesuatu pekerjaan tak ada yang sempurna dan masih ada kekurangannya. Oleh karena itu, demi penyempu rnaan karya tulis sederhana ini, kritik dan saran penulis harapkan. Terima kasih.

Jakarta, februari 2009 Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Osteoporosis termasuk penyakit gangguan metabolisme, dimana tubuh tidak mampu menyerap dan menggunakan bahan -bahan untuk proses pertulangan secara normal. Penulis membuat judul karya tulis ini, karena lebih dari 50% masyarakat Indonesia terserang osteoporo sis atau kerapuhan tulang yang terutama usia manula. Di dalam karya tulis ini, penulis ingin menjelaskan penyebab -penyebab, dan sebagainya. Agar para penderita dapat mengerti terutama bagi orang yang tidak mengerti/orang awam dan bagi para masyarakat untuk mencegahnya. Apalagi sekarang ini penulis mendapatkan informasi, bahwa osteoporosis juga terserang pada anak berusia di bawah umur. Maka dari itu penulis ingin memberitahukan penyakit ini bukan penyakit yang biasa. Apabila, penyakit ini sudah parah akan menimbulkan kematian.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis : apa yang dimaksud dengan osteoporosis,apa penyebab timbulnya osteoporosis, bagaimana cara mengobati gejala dan keluhan osteoporosis,pada usia berapakah seseorang dikatakan sudah manula, apa saja konsumsi/makanan yang menyebabkan terjadinya osteoporosis, ada berapakah usia manula yang menderita osteoporosis.
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka penulis : apa yang dimaksud dengan osteoporosis, apa penyebab timbulnya osteoporosis, bagai mana cara mengobati penyakit osteoporosis.
1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, yang telah dikemukakan, maka penulis : bagaimana cara mengobati gejala dan keluhan osteoporosis, dan mengapa penyakit osteoporosis dapat terjadi pada manula.

1.5 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang di hadapi, penulis ingin memberikan informasi bahwa osteoporosis penyakit yang berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.

BAB II OSTEOPOROSIS
2.1 Mengenal Osteoporosis

Pengertian osteoporosis menurut para ahli, ialah penyakit yang menyerang metabolisme dimana tubuh tidak mampu menyerap dan menggunakan bahan-bahan untuk proses pertulangan secara normal, seperti zat kapur (kalsium), phospat, dan bahan -bahan lain 1. Penyakit ini dikelompokkan, menjadi : Osteoporosis Primer : penyakit yang tidak ada kaitannya dengan penyakit lain. Osteoporosis Sekunder : penyakit yang disebabkan oleh hal -hal di luar tulang. Osteoporosis pada usia anak-anak. Osteoporosis pada usia muda. Osteoporosis menurut tipenya di bagi menjadi dua kelompok, yaitu : Osteoporosis tipe 1 Disebut juga osteoporosis tipe ideopatik ( post menoposal osteoprosis), bisa terjadi pada dewasa muda dan usia tua. Pada wanita yang berusia antara 51-75 tahun 6 kali lebih banyak dibandingkan dengan pria kelompok usia yang sama. Osteoporosis tipe 1 berkaitan dengan : perubahan hormon setelah menopause, dan; banyak dikaitkan dengan patah tulang pada ujung tulang pengumpil (= radius) lengan bawah. Pada osteoporosis tipe ini terjadi penipisan bagian keras tulang paling luar (korteks) dan perluasan rongga tulang (trabikula). (2) Osteoporosis tipe 2

Osteoporosis Pada Manula,2000,h.1

Disebut juga senile osteoporosis (involutional osteoporosis), banyak terjadi pada usia di atas 70 tahun, dan 2 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan pria pada usia yang sa ma. Osteoporosis tipe 2 sering dikaitkan dengan : patah tulang kering (= tibia) dekat sendi lutut, tulang lengan atas dekat sendi bahu, dan; patah tulang paha dekat sendi panggul. Kelainan pertulangan terjadi baik di bagian korteks maupun di bagian trabikula.
2.2 Penyebab terjadinya Osteoporosis

Faktor-faktor utama penyebab terjadinya osteoporosis : Umur ; Jenis Kelamin (lebih banyak wanita dibandingkan pria) ; Ras (lebih banyak orang timur dan orang kulit putih dibandingkan orang kulit hitam/negro) ; Kehamilan (lebih banyak terjadi pada wanita banyak anak) ; Postur tubuh ; Keluarga ; Kekurangan vit D. Menurut tipenya : (1) Osteoporosis tipe 1, disebabkan oleh : perubahan hormon pada wanita yang sudah lanjut usia; patah tulang pada bagian -bagian tulang tertentu; pola hidup yang tidak sehat. (2) Osteoporosis tipe 2 gangguan pemanfaatan vit D ole h tubuh, misalnya, karena keadaan kebal terhadap vit D (vit D resisten); atau kekurangan dalam pembentukan vit D (vit D synthesa); atau mungkin karena kurangnya sel -sel perangsang pembentuk vit D (vit D reseptor). (3) Osteoporosis sekunder

gangguan hormon seperti hormon gondok, tiroid dan para tiroid, insulin pada penderita diabetes melitus, dan gluco cprticoid; zat kimia dan obat-obatan seperti nikotin rokok, obat tidur, corticosteroid, alkohol, dan heparin (obat untuk menghentikan pendarahan); istirahat total dalam waktu yang lama, penyakit ginjal,penyakit hati, penyakit gangguan penyerapan usus (malabsorbtion syndroma ), penyakit kanker, dan penyakit lainnya. (4) Osteoporosis pada anak-anak kelainan tulang yang tidak wajar ( Ostogenesis inferfe cta); penyakit kurang vit C (Scorbut = scurvy); kelainan hormon; penyakit Dermatomyositis.
2.3 Ciri-ciri Osteoporosis

Tulang terasa nyeri (seperti ditusuk -tusuk); Di bagian tulang terasa gatal; Di bagian ruas tulang terlihat bungkuk ; Akan mengalami patah pada tulang yang seperti gejala di atas; Mengalami patah tulang karena sedikit benturan atau goncangan; Terjadi patah tulang pada saat tulang menahan beban s eperti ruas tulang punggung ke -8 sampai kebawah; Terjadi pemadatan pada tulang.
2.4 Pengobatan

Prinsip pengobatan osteoporosis antara lai n obat anti sakit, alat bantu (berupa kursi roda, tongkat penyangga, dan peralatan phisio therapi, dan operasi tulang), istirahat, dan kesabaran dokter maupun penderita karena penyembuhannya sangat pelan dan butuh waktu. Mengenai istirahat, tidak berarti istirahat total, karena proses penyembuhan tulang, justru memerlukan tekanan berat badan dan grafitasi. Pengobatan osteoporosis hingga saat ini masih jauh dari memuaskan. Sampai tahun 1975, belum ada cara pengobatan yang sempurna, dan

baru pada tahun 1981, para ahli mulai melakukan penelitian -penelitian yang intesif untuk mendapatkan cara pengobatan yang bai k. Pada umumnya, baik para dokter yang mengobati maupun pasien osteoporosis sendiri masih banyak merasakan ketidakpastian apakah intervensi pengobatan yang diberikan akan meningkatkan masa tulang sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan kemungkinan terjadi fraktur berulang kali. Masalah ini terutama disebabkan oleh karena sebagian besar pasien osteoporosis adalah usia lanjut (di atas 65 tahun), dimana kecepatan turnover tulang sudah menurun. Sehingga setiap usaha untuk menghambat penyerapan tulang dan men ingkatkan pembentukan tulang, akan memerlukan waktu lama sampai perbaikan secara klinik dicapai. Pengobatan yang lama ini umumnya juga menimbulkan banyak efek samping, dan sangat berpengaruh pada ketaatan pasien dalam berobat. Pengobatan osteoporosis, unt uk meningkatkan masa tulang tidak selalu diikuti dengan perbaikan kekuatan mekanik tulang, terutama jika susunan trabikuler tulang sudah rusak. Masa tulang yang hilang pada pasien osteoporosis, umumnya sangat sukar dikembalikan dengan sempurna seperti semula. Dengan demikian, dalam penatalaksanaan osteoporosis, selain usaha pengobatan untuk memperbaiki kelainan yang terjadi juga diperlukan tindakan pencegahan. Malahan jauh -jauh hari sebelum timbul gejala klinis osteoporosis.
A. Pengobatan gejala dan keluhan

bila ada keluhan sakit pinggang yang akut, dapat diberikan obat anti sakit dan phisio therapi (seperti untuk melemaskan otot -otot yang kaku dengan pemanasan dan urut atau pijat); untuk sakit pinggang yang menahun (kronis) dapat dibantu dengan sabuk ortopedi oleh dokter ahli tulang, atau dengan phisio therapi dengan gerakan meregang punggung ke belakang sejauh mungkin, untuk meregangkan otot-otot punggung yang kaku;

hindari mengangkat barang yang berat, dan cegah keadaan yang memungkinkan tubuh jatuh; tidak perlu istirahat total, karena prinsip penyembuhan keluhan osteoporosis dan penyakit tulang lainnya, gerakan rutin dan teratur akan mempercepat penyembuhan; masih dalam taraf penelitian dewasa ini, sedang dicoba pemberian homon pada seorang ibu sehat yang sudah 6 tahun menopause berupa 500 mg Ca dalam makanan, hasilnya terlihat adanya peningkatan kepadatan tulang dibandingkan dengan mereka yang hanya mengkonsumsi Ca hanya 400 mg/hari (sekitar 2 gelas susu). Dari kenyataan ini, dianjurkan mengkonsumsi Ca yang cukup dan sedikit Vitamin D (400 IU); bagi penderita osteoporosis tingkat menengah (yang tidak terlalu berat), diberikan tablet Ca Carbonat 600 mg 4-6 kali sehari. Sebetulnya kalau ada tersedia, lebih bagus diberikan dalam bentuk Ca Citrat, karena lebih bagus untuk penyerapan usus; pada wanita penderita osteoporosis yang serius dan berat, ditambahkan hormon estrogen 0,25-1,25 mg/hari; bagi wanita penderita osteoporosis yang sudah melewati masa menopause 6 tahun, boleh mulai diberikan hormon estrogen. Beberapa peneliti beranggapan bahwa pemberian hormon estrogen bisa memperlambat proses pengurangan jaringan tulang seperti pada osteoporosis. Tetapi, pendapat lain mengatakan bahwa pemberian estrogen pada wanita post-menopause meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim dan kanker payudara. Juga, ada pakar yang mengatakan bahwa pemberian estrogen mempengaruhi metabolisme lemak tubuh, sehingga meninggikan resiko terjadinya sumbatan lemak pada pembuluh darah (thrombo emboli) (seperti yang terjadi pada penyakit jantung koroner dan stroke). Selain itu, juga resiko terjadi hipertensi. Awalnya dahulu pada tahun 1950 -an hormon kortikosteroid digunakan sebag ai obat untuk mengurangi reaksi peradangan (anti inflamasi) dan untuk

mengurangi reaksi tubuh terhadap benda asing (imunosupresi). Sebagai pengganti estrogen, dapat diberikan calciton dari ikan salmon 100 UI/hari disuntikkan dibawah kulit (subcutan) dengan kombinasi pemberian zat kapur (calcium) dan vitamin D. osteoporosis pada pria, diberikan Ca 1 -1,5 gram/hari bila tampak peningkatan penyerapan Ca yang terlihat pada pemeriksaan urine dimana ditemukan Ca level < 100 mg/hari. Bila hal ini terjadi, pemberi an Ca bisa ditingkatkan sampai 3 gram/hari dan vitamin D 50.000 IU dua kali dalam seminggu. Perlu diketahui bahwa pemberian zat kapur ini harus diawasi, karena bisa menimbulkan penyakit batu ginjal atau penyakit ginjal menahun; pemberian Fluorid (F) 50 mg/hari bersama-sama Ca, kelihatanya meningkatkan trabikula, tetapi menurunkan kepadatan tulang, sehingga tulang lebih rapuh. Oleh karena itu tidak dianjurkan lagi dewasa ini. pemberian biphosphonate, selain menghambat keaktifan penghancuran tulang (tetapi dalam proses tinggi) bisa juga menghambat proses pematangan tulang pada osteoid dengan pengaruh mineral; pemberian etidronate disodium 400 mg/hari selama 2 minggu.

BAB III PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA MANULA


3.1 Manula

Manula (manusia lanjut usia) sesorang dapat dikatakkan manula apabila usia sudah mencapai 50 tahun keatas, terutama bagi wanita bila sudah memasuki masa menopause 2.
3.2 Konsumsi Penyebab Terjadinya Osteoporosis

Minuman berakohol; Rokok; Konsumsi makanan berlemak; Obat-obatan penyakit lain (misalnya gagal ginjal, hepatitis ) Dan lain-lain 3.
3.3 Cara Pencegahan

Yang paling penting, kurangi beberapa faktor risiko antara lain, dengan perilaku hidup sehat : Hindari merokok dan minuman berakohol; Olahraga rutin; Kendalikan berat badan agar tidak terlalu gemuk; Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak; Perbanyak mengkonsumsi sayuran segar dan buah-buahan; Perbanyak konsumsi minuman berkalsium; Istirahat yang cukup; Perbanyak konsumsi vit C, karena berpengaruh dalam proses pertulangan serat kolagen.

2 3

Osteoporosis Pada Manula,2000,h.15. Http://www.Steelxp.wordpress.com,i5 oktober 2008.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Waktu Penelitian

Dalam mencari informasi, penulis menggunakan waktu tertentu. Waktu waktu penelitian itu antara lain : Pada tanggal 15 oktober 2008,pukul 19.23 WIB; Pada tanggal 11 februari 2009, pukul 16.10 WIB; Pada tanggal 14 februari 2009, pukul 20.10 WIB.
4.2 Tempat Penelitian

Selain waktu meneliti, penulis juga membutuhkan tempat. Tempat itu antara lain : Rumah penulis; Rental; Perpustakaan;
4.3 Penyaringan Data

Dari setiap data/informasi karya tulis ini, diperoleh dari berbagai sumber sumber yang akurat, seperti buku mengenai osteoporosis, dan alamat email.
4.4 Instrumen Data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan penulis adalah : Buku; Alamat e-mail.

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN INTERPRETASI


5.1 Jumlah Penderita Osteoporosis

Berdasarkan para ahli di Amerika Serikat. Bahwa jumlah pasien yang tercatat di rumah sakit pusat Amerika Serikat ada 74 penderita osteoporosis (61 wanita dan 13 pria, usia berkisar antara 33 -79 tahun) 4.
5.2 Jumlah Korban Meninggal Karena Osteoporosis

Belakangan ini ada salah satu kerabat penulis yang meninggal akibat osteoporosis. Menurut, rumah sakit pusat Amerika Serikat. Bahwa korban meninggal mencapai 20% setiap tahunnya.
5.3 Jumlah Penderita Yang Sudah Sembuh

Menurut data rumah sakit Amerika Serikat, bahwa pasien yang sudah sembuh mencapai 5% setiap tahunnya.
Tabel Pasien Setiap Tahunnya Menurut data rumah sakit Amerika Serikat

MENINGGAL

SEMBUH

DI RAWAT

Pria dan wanita = 20% -

Pria dan wanita = 5% -

Pria = 13 orang Wanita = 61 orang

Seperti tabel di atas, kita ketahui bahwa korban meninggal akibat osteoporosis di rumah sakit Amerika Serikat adalah 20% (pria dan wanita). Namun, penderita yang sudah sembuh hanya 5% (pria dan wanita). Sedangkan penderita yang masih di rawat di rumah sakit adalah pria : 13 orang dan wanita : 61 orang. Itu sudah membuktikan bahwa penderita osteoporosis pada wanita lebih banyak daripada pria.

Symposium on Osteoporosis (Amerika Serikat), 1981,h.12.

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan informasi-informasi yang sudah dijelaskan oleh penulis. Disini, penulis ingin menarik kesimpulan. Bahwa penyakit ini bukan penyakit yang biasa. Melainkan penyakit yang d apat menimbulkan kelumpuhan maupun kematian.
6.2 Saran

Bagi anda penderita osteoporosis, jang anlah pengobatan anda di hentikan. Dan bagi anda yang merasakan gejala -gejala yang dijelaskan oleh penulis, segeralah periksa kan ke dokter. Jangan di biarkan! Demikianlah saran yang dapat penulis berikan bagi pembaca. Terima kasih.

ABSTRAKSI

OSTEOPOROSIS PADA MANULA Penulis : Gracia Tahun Terbit : 2009 Nama Penerbit : SMP Negeri 177 Jakarta

Osteoporosis adalah penyakit yang menyerang metabolisme dimana tubuh tidak mampu menyerap dan menggunakan bahan -bahan untuk proses pertulangan secara normal seperti zat kapur (kalsium), phospat, dan bahan-bahan lain. Penyakit ini juga mempunyai penyebab -penyebab, antara lain : umur, jenis kelamin, ras/budaya, dan sebagainya. Selain itu, penyakit ini mempunyai ciri-ciri, antara lain : tulang terasa nyeri , tulang terasa gatal, di bagian ruas tulang belakang terasa bungkuk, dan sebagainya. Konsumsi penyebab terjadinya osteoporosis : rokok, minuman berakohol, konsumsi berlemak, dan sebagainya. Rata -rata penyakit ini menyerang manula (manusia lanjut usia), na mun tidak hanya pada manula, penyakit ini dapat menyerang remaja, dewasa bahkan anak anak. Tapi, kita tidak perlu khawatir dengan penyakit ini. Karena panyakit ini dapat kita cegah dengan cara : hindari minuman berakohol, hindari rokok, rajin berolahraga, dan sebagainya. Selain itu, gejala pada penykit ini dapat disembuhkan, misalnya : minum susu 2 gelas/hari, tidak mengangkat yang berat, diberikan tablet Ca Carbonat 600 mg 4 -6 kali sehari.

You might also like