You are on page 1of 14

STOIKIOMETRI

A. Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr) Sampai saat ini belum ada alat yang bisa menakar atau menimbang massa suatu atom. Tetapi, belakangan sudah tercipta alat untuk menghitung massa atom (bukan menimbang). Alat tersebut adalah spektrometer massa (mass spectrometer). Pada kenyataanya, yang ditampilkan dalam alat ini tidak pernah muncul massa suatu atom tunggal. Hal ini karena atom-atom di alam memiliki beberapa macam isotop. Massa isotop atom unsur X 1 x massa atom isotop C 12 Massa isotop = 12 Puncak-puncak yang muncul dalam spektrometer massa menunjukan kelimpahan dan massa isotop. Untuk kepentingan praktis, massa suatu ditentukan sebagai massa rata-rata dari seluruh isotopnya. Hal ini cukup rasional mengingat pada kenyataannya setiap isotop suatu atom selalu terdapat secara bersama-sama. Mengingat massa suatu atom itu sangat kecil maka untuk memudahkan para ahli kimia sepakat untuk memaka suatu konsep baru yaitu massa atom relatif (Ar). Massa atom relatif (Ar) suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah total massa dari semua isotop unsur tersebut dikalikan kelimpahannya (massa rata-rata suatu atom unsur berdasarkan kelimpahannya relatif terhadap massa atom C-12). Massa atom relatif sesuai dengan namanya, bisa ditentukan sebagai massa relatif (perbandingan) suatu unsur terhadap unsur lain yang dianggap sebagai standar. Atom yang dipakai sebagai standar adalah atom yang C-12 yang memiliki massa sebesar 12 s.m.a (satuan massa atom). 1 s.m.a sama dengan 1,66 x 10-24 gram. Ar suatu unsur (X) dihitung dengan persamaan: massa rata rata atom X Ar X = 1 x massa 1 atom C 12 12 Contoh 1: Penentuan Ar suatu unsur berdasarkan massa rata-ratanya Jika diketahui massa rata-rata atom A adalah 6,8 x 10-24 g, maka berapakah Ar atom A tersebut? Jawab: Massa atom C-12 = 12 s.m.a = 12 x 1,66 x 10-24 gram = 1,992 x 10-23 g massa rata rata atom A 6,8 x 10 24 g Ar A = = = 4,096 1 1 23 x massa 1 atom C 12 x 1,992 x 10 g 12 12 ~ 4 Jadi Ar atom A adalah 4. Contoh 2: Secara faktual atom klorin di alam terdapat dalam dua bentuk isotop, yaitu isotop Cl-35 yang memiliki massa 35 s.m.a dengan kelimpahan 75 % dan isotop Cl-37 yang memiliki massa 37 dengan kelimpahan 25 %. Maka berapakah massa atom relatif klorin? Ar Cl = massa Cl-35 x kelimpahannya + massa Cl-37 x kelimpahannya = 35 s.m.a x 75 % + 37 s.m.a x 25 % = 35,5 s.m.a Massa Molekul Relatif Massa molekul relatif didefinisikan sebagai massa total dari semua massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya. Jika ada suatu molekul dengan rumus molekul AxBy, maka Mr-nya dihitung dengan persamaan: Massa rata rata molekul Ax B y 1 x massa 1 atom C 12 12 Mr AxBy = x massa rata rata atom A + y x massa rata rata atom B 1 x massa 1 atom C 12 12 = x (massa rata rata atom A) y ( massa rata rata atom B ) + 1 1 x massa 1 atom C 12 x massa 1 atom C 12 12 = 12 = x Ar A + y Ar B

Jadui, Mr suatu molekul dihitung dengan persamaan: Mr AxBy. = x Ar A + y Ar B + .. Contoh: Hitunglah berapa Mr dari C6H12O6! Jawab: Mr C6H12O6 = 6 x Ar C + 12 x Ar H + 6 x Ar O = 6 x 12 + 12 x 1 + 6 x 16 = 72 + 12 x 1 + 96 = 180 Jadi, Mr C6H12O6 = 180. Contoh 2: Jika massa atom C-12 sebesar 12 sma dijadikan standar maka Mr air adalah 18. Berapakah Mr air jika atom C yang dijadikan standar adalah atom C yang memiliki massa sebesar 14 sma (C-14)? Jawab: Massa rata rata molekul Ax B y 1 x massa 1 atom C 12 12 Mr AxBy = Karena massa rata-rata molekul adalah tetap, jika Mr air relatif pada atom C-12 adalah Mr1 dan Mr air relatif pada atom C-14 adalah Mr2, maka: 1 1 M r1 . x massa 1 atom C 12 = M r 2 . x massa 1 atom C 14 12 12 1 M r1 . xmassa 1 atom C 12 18 .12 s.m.a 12 M r2 = = = 15,4 1 14 s.m.a x massa 1 atom C 14 12 B. Konsep Mol Dalam kehidupan seahari-hari kita sering mendengar satuan jumlah suatu barang. Misalkan kita mempunyai 1 lusin gelas, 1 kodi pakaian, 1 rim kertas, dan lain-lain. 1 lusin gelas berarti kita mempunyai 12 biji gelas, sedangkan 1 kodi pakaian berarti kuta punya 21 biji pakaian, dan 1 rim kjertas jumlahnuya 500 lembar kertas. Hal yang sama berlaku juga untuk atom atau molekul. Jika kita mempunyai 1 lusin atom berarti kita mempunyai 12 buah atom, jika kita mempunyai 1 kodi atom berarti kita mempunyai 21 buah atom dan jika kita memp[unyai 1 rim atom maka kita mempunyai 500 buah atom. Pada kenyataannya, dalam kepentingan praktis kita tidak menghitung jumlah atom atau molekul sebanyak 1 lusin, atau 1 kodi, atau 1 rim, karena ukuran atom sangat kecil sehingga massanya sukar ditentukan. Satuan yang digunakan dalam menentukan jumlah atom adalah mol. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 mol menunjukan jumlah 6,02 x 1023 partukel. Berdasarkan perjanjian, satu mol suatu zat didefinisikan sebagai sejumlah partikel zat tersebut yang jumlahnya sama dengan jumlah partiukel atom C-12 yang massanya 12 gram. Hasil penelitian menunjukan bahawa dalam 12 gram atom C-12 terdapat partikel sebanyak 6,02 x 1023 partikel. Bilangan 6,02 x 1023 disebut bilangan Avogadro yang diberi lambanga L untuk menghormati Lochsmid, ahli kimia Austria yang pertama kali meneliti tentang bilangan Avogadro. 1 mol suatu mengandung 6,02 x 1023 partikel jat tersebut Dengan demikian, setiap 1 mol suatu zat mengandung 6,02 x 1023 partikel zat tersebut. Contoh: 1 mol Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na 1 mol H2 mengandung 6,02 x 1023 molekulH2 1 mol Mg2+ mengandung 6,02 x 1023 ion Mg2+ 1 mol SO42- mengandung 6,02 x 1023 ion SO421 mol C6H12O6 mengandung 6,02 x 1023 molekulC6H12O6 Oleh karena itu, jumlah partikel suatu zat dengan jumlah mol tertentu bisa dihitung dengan persamaan:

V = P V 22,4R T n x = n L.mol-1

Jumlah Partikel ( JP) zat X = n x L Keterangan n = jumlah mol zat X (mol) L = bilangan Avogadro (partikel/mol) Contoh: Berapa jumlah partikel 5,75 mol H2O? Jawab: JP = n x L = 5,75 mol x 6,02 x 1023 partikel/mol = 3,46 x 1024 partikel Massa Molar (Mm) Massa molar (Mm) didefinisikan sebagai massa satu mol zat dalam satuan gram per mol.Dengan kata lain, massa molar suatu zat adalah massa 6,02 x 1023 partikel zat tersebut. Sudah kita ketahui bahwa 1 mol atom C-12 (6,02 x 1023 partikel C-12) memiliki massa sebanyak 12 gram. Massa tersebut besarnya adalah sama dengan Ar atom C-12 adalah sebesar 12. Dengan kata lain, massa molar atom C-12 adalah sama dengan A r atom C-12 dalam satuan gram per mol (gram mol-1). Hal ini ternyata berlaku untuk semua zat, sehingga massa molar (Mm) suatu zat ditentukan berdasarkan hubungan: gram atau gram mol 1 massa molar atom A = Ar A mol gram atau gram mol 1 massa molar molekul X = Mr X mol Contoh: Massa molar Na = 23 gram mol-1 Massa molar H2 = 2 gram mol-1 Massa molar Mg2+ = 24 gram mol-1 Massa molar SO42- = 96 gram mol-1 Massa molar C6H12O6 = 180 gram mol-1 Volum Molar (Vm) Pada pokok bahasan ini, maka gas yang akan kita kaji adalah gas idel bukan gas nyata, yaitu gas yang dianggap tidak memiliki volum dan tidak ada gaya interaksi antar molekulnya. Volum molar (Vm) adalah volum satu mol gas yang diukur pada suhu dan tekanan tertentu. Untuk keperluas praktis, biasanya gas diukur pada suhu dan tekanan standar (STP), yaitu pada suhu 0 0C (273 K) dan tekanan 1 atmosfer (1 atm). Hasil percobaan menunjukan bahwa, pada kondisi ini satu mol setiap gas memiliki volum sebesar 22,4 liter. Oleh karena itu, volum suatu gas bisa dihitung jika molnya diketahui dengan menggunakan persamaan:

Keterangan : - V = volum gas (L) - n = jumlah mol gas (mol) Jika gas diukur bukan pada kondisi STP, maka besaran-besaran yang menyangkut gas yang bersangkutan, seperti volum (V), tekanan (P), mol, dan suhu (T), dihitung mengguinakan persamaan gas ideal, seperti berikt ini:

Keterangan :

- V = volum gas (L) - P = tekanan gas (atm) - n = jumlah mol gas (mol) - R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1) - T = suhu gas (K) Dengan menggunakan persamaan ini, kita bisa buktikan bahwa satu mol semua gas pasti memiliki volum sebesar 22,4 L, seperti berikut ini: Pada kondisi STP, suhu gas adalah 0 0C (273 K) dan tekanan sebesar 1 atm, maka volum satu mol gas adalah:

n R T 1 mol . 0,082 L . atm . mol 1 .K 1 273 K V = = = 22,4 L P 1 atm Contoh 1: Pada kondisi STP, berapa volum 20 gram gas H2 ? Jawab: Untuk menjawab persoalan ini, maka kita harus menentukan terlebih dahulu mengenai jumlah mol gas H2 massa gas H 2 20 gram = = 10 mol M m gas H 2 2 gram mol 1 mol gas H =
2

Volum gas H2 = n x 22,4 L mol-1 = 10 mol x 22,4 L mol-1 = 224 L Contoh 2: Berapa volum gas 0,5 mol gas CO2 yang diukur pada suhu 27 0C dan tekanan 2 atm? Jawab: Persoalan ini, kita bisa menyelesaikannya secara langsung dengan menggunakan persamaan gas ideal, yaitu: PV = n R T V= n R T 0,5 mol 0,082 L . atm . mol 1 .K 1 300 K T = = 6,15 L P 2 atm

Interkonversi Mol-Massa-Volum-Jumlah Partikel Dari pembahasan di atas maka kita bisa menemukan bahwa konsep mol merupakan konsep yang sangat penting dan memiliki hubungan dengan jumlah partikel (JP), massa, dan volum suatu zat. Hubungan ini dikenal dengan interkonversi mol jumlah partikel -massavolum, seperti digambarkan dalam bagan berikut ini: Interkonversi Mol-Gram-Volum

Berdasarkan bagan tersebut, maka jumlah mol suatu zat bisa dihitung berdasarkan jumlah pertikel, massa, atau volum zat tersebut. Contoh 1: Tentukan jumlah mol zat berikut ini: a) 98 gram H2SO4 b) 4,4 gram CO2 c) 44,8 liter gas N2 d) 1,2 x 1025 partikel NH3 Jawab: 98 gram = 1 mol 98 gram mol 1 b) mol H SO =
2 4

4,4 gram = 0,1 mol 44 gram mol 1 c) mol CO2 = 44,8 liter = 2 mol 22,4 liter mol 1 d) mol N2 = 1,2 x 10 25 partikel = 2 x 10 2 mol 23 1 e) mol NH3 = 6,02 x 10 partikel mol Contoh 2: Berapakah jumlah partikel dalam: a) 04 mol CO2 b) 1,7 gram NH3 c) 11,2 liter gas N2 pada STP d) 2 lietr gas H2 yang diukur pada suhu 25 0C dan tekanan 3 atm Jawab: Persoalan b, c, dan d bisa diselesaikan dengan cara menghitung terlebih dahulu jumlah mol zat tersebut. a) JP CO2 = 0,4 mol x 6,02 x 1023 partikel mol-1 = 2,4 x 1023 partikel 1,7 gram x 6,02 x 10 23 partikel mol 1 = 6,02 x 10 22 partikel 17 gram mol 1 b) JP NH =
3

11,2 liter x 6,02 x 10 23 partikel mol 1 = 3,01 x 10 22 partikel 1 c) JP N2 = 22,4 liter mol d) JP H2 yang diukur pada suhu 25 0C dan tekanan 3 atm 2 L . 3 atm JP H 2 = x 6,02 x 10 23 partikel mol 1 = 1,48 x 10 22 partikel 1 1 0,082 L . atm . mol .K 298 K T C. Kadar Zat dalam Senyawa Kadar suatu unsur dalam senyawa bisa ditentukan berdasarkan perbandingan bobot atom unsur dengan massa molekul senyawanya. Perbandingan massa bobot atom suatu unsur terhadap massa molekulnya menunjukan perbandingan massa suatu unsur di dalam senyawanya. massa total (bobot ) atom unsur X Massa unsur X = x massa senyawa massa molekul senyawa ( M r ) % unsur X = massa total (bobot ) atom unsur X x 100 % massa molekul senyawa ( M r )

Contoh 1: Berapakah massa atom karbon dalam : a) 50 gram CO2 b) 40 gram CO c) 100 gram CaCO3 d) 60 gram H2C2O4 e) 30 gram C6H12O6 Jawab: 1 x Ar C 1 x 12 x massa CO2 = x 50 = 13 , 64 gram M r CO2 44 a) Massa unsur C = 1 x Ar C 1 x 12 x massa CO = x 40 = 17 ,14 gram 28 b) Massa unsur C = M r CO 1 x Ar C 1 x 12 x massa CaCO3 = x 100 = 12 , 00 gram M r CaCO3 100 c) Massa unsur C = 2 x Ar C 2 x 12 x massa H 2 C 2 O4 = x 60 = 16 , 00 gram M r H 2 C 2 O4 90 d) Massa unsur C =

6 x Ar C 6 x 12 x massa C 6 H 12 O6 = x 30 = 12 , 00 gram 180 e) Massa unsur C = M r C 6 H 12 O6 Contoh 2: Berapakah persentase kadar unsur nitrogen dalam senyawa beritkut: a) CO(NH2)2 b) (NH4)3PO4 c) NH4NO3 d) NH3 e) NaCN Jawab: 2 x Ar N 2 x 14 x 100 % = x 100 % = 46 , 67 % M r CO ( NH 2 ) 2 60 a) % unsur N = 3 x Ar N 3 x 14 x 100 % = x 100 % = 28 , 77 % M r ( NH 4 ) 3 PO4 146 b) % unsur N = 2 x Ar N 2 x 14 x 100 % = x 100 % = 35 , 44 % 79 c) % unsur N = M r NH 4 NO3 1 x Ar N 1 x 14 x 100 % = x 100 % = 82 , 35 % M r NH 3 17 d) % unsur N = 1 x Ar N 1 x 14 x 100 % = x 100 % = 28 , 57 % M r NaCN 49 % unsur N = D. Rumus Empiris dan Rumus Molekul Untuk memudahkan dalam mendeskripsikankan suatu zat, maka disusunlah konsep rumus kimia. Suatu rumus kimia menggambarkan jenis atom dalam suatu zat beserta komposisinya. Rumus kimia ada dua macam, yaitu rumus empiris (RE) dan rumus molekul (RM). Rumus empiris menggambarkan jenis atom dalm suatu zat beserta perbandingan relatif jumlahnya, sedangkan rumus molekul menggambarkan jenis atom dalam suatu beserta jumlahnya yang sebenarnya. Rumus Empiris (RE) Pada senyawa kimia ionik, molekul senyawa tidak bisa ditentukan karena hanya tersesusun oleh ion-ion saja. Perbandingan jumlah ion pada senyawa ionik disebut rumus senyawa atau rumus empiris. Rumus empiris suatu senyawa memiliki massa yang disebut massa rumus empiris (MRE). Selain senyawa ionik, senyawa kovalen pun memiliki rumus empiris, yaitu gambaran perbandingan jumlah atom-atom penyusunnya. Rumus empiris suatu zat bisa ditentukan berdasarkan perbangan jumlah atomnya atau perbandingan jumlah molnya. Rumus Molekul (RM) Rumus molekul suatu zat bisa ditentukan berdasarkan rumus empiris dan massa molekul zat tersebut. Rumus molekul pada dasarnya merupakan kelipatan dari rumus empirisnya. Misalnya glukosa (C6H12O6) merupakan kelipatan enam dari rumus empirisnya (CH2O). Pada senyawa tertentu mungkin akan terjadi bahwa rumus empirisnya sama dengan rumus molekulnya, seperti H2O. CO, CO2, C2H6O, dan sebagainya. Contoh 1: Jika diketahui rumus empiris suatu senyawa adalah CH2O dan ternyata massa molekul (Mr) senyawa tersebut adalah 150, maka tentukanlah rumus molekul (RM)senyawa tersebut! Jawab: (MRE)n = Mr (CH2O)n = 150 (12 + 2.1 + 16)n = 150 (30)n = 150 n=5 RM senyawa tersebut adalah (CH2O)5 = C5H10O5 Contoh 2: Suatu sample senyawa organic mengancung unsure C, H, dan O. Hasil analisis menunjukan bahwa sampel tersebut ternyata mengandung atom C sebanyak 54,54 %, atom H sebanyak

9,09 % dan sisanya adalah oksigen. Jika Mr senyawa tersebut adalah 88, maka tentukanlah rumus empiris dan rumus molekulnya! Jawab: Langkah pertama yang harus ditempuh adalah memisalkan senayawa tersebut sebanyak 100 g, maka: massa C = 54,54 g massa H = 9,09 g massa O adalah sisanya = 100 g (54,54 + 9,09) = 36,37 g Langkah selanjutnya adalah menentukan perbandingan mol karena rumus empiris menunjukan perbandingan unsur-unsur penyusunnya. 54,54 g 9,09 g 36,37 g 1 1 1 mol C : mol H : mol O = 12 g mol : 1 g mol : 16 g mol = 4,5450 : 9,0900 : 2,2731 semuanya dibagi dengan bilangan paling kecil, maka: = 1,9995 : 3,9989 : 1,0000 = 2 : 4 : 1 maka rumus empirisnya adalah C2H4O Rumus molekul ditentukan dengan cara menentukan kelipatan dari massa rumus empiris (MRE) terhadap rumus molekulnya (Mr): (MRE)n = Mr (C2H4O)n = 88 (2 x 12 + 4.1 + 16)n = 88 (44)n = 88 88 =2 n = 44 Jadi, rumus molekulnya adalah (C2H4O)2 = C4H8O2 Contoh 3: Suatu senyawa tak dikenal yang mengandung unsure C, H, dan Cr dengan formula CxHyCrz. Jika hasil analisis menunjukan persentase berat unsurnya mengandung 73,94 % C, 8,27 % H dan sisanya adalah kromium. (Ar C = 12; H = 1; Cr = 52) a) Tentukanlah rumus empiris senyawa tersebut! b) Jika seandainya hasil analisis lain menunjukan bahwa Mr senyawa tersebut adalah 292, tentukanlah rumus molekulnya! (OSN Tingkat kabupaten tahun 2005) Jawab: a) Rumus empiris Kita misalkan sampel tersebut massanya 100 g, maka: massa C = 73,94 g massa H = 8,27 g massa Cr = 100 (73,94 + 8,27) = 17,79 g Rumus empiris menunjukan perbandingan jumlah mol unsur dalam senyawa maka: 73,94 g 8,27 g 17,79 g 1 1 1 mol C : mol H : mol Cr = 12 g mol : 1 g mol : 52 g mol = 6,1617 : 8,2700 : 0,3421 semuanya dibagi dengan bilangan paling kecil, maka: = 18,0114 : 24,1742 : 1,0000 = 18 : 24 : 1 maka rumus empirisnya adalah C18H24Cr b) Rumus molekul (MRE)n = Mr (C18H24Cr)n = 292 (18 x 12 + 24.1 + 52)n = 292 (292)n = 292 292 =1 n = 292 Jadi, rumus molekulnya adalah (C18H24Cr)1 = C18H24Cr

Contoh 4: Suatu sample senyawa organic sebanyak 4,78 g yang mengandung unsure C, H, dan O. Senyawa tersebut kemudian dianalisis dengan cara dibakar sempurna dengan oksigen berlebih yang menghasilkan gas CO2 dan H2O masing-masing sebanyak 10,88 g dan 4,45 g. Jika Mr senyawa adalah 116, tentukanlah rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut! Jawab: CxHyOz (s) + nO2 (g) xCO2 (g) + y/2H2O (g) Dari persamaan tersebut terlihat bahwa semua atom karbon dan hydrogen dalam asampel dirubah masing-masing menjadi CO2 dan H2O. Dengan demikian, kita harus menghitung jumlah atom karbon dan hydrogen secara berurutan dalam CO2 dan H2O, sedangkan massa oksigen adalah sisanya. Kemudian kita tentukan jumlah mol masing-masing unsur tersebut. Ar C 12 x massa CO2 = x 10,88 = 2,9673 g M r CO2 44 massa C = 2 x Ar H 2 x1 x massa H 2 O = x 4,45 = 0,4944 g 18 massa H = M r H 2 O massa O = 4,7800 g (2,9673 + 0,4944) g = 1,3183 g Perbandingan mol: 2,9673 g 0,4944 g 1,3183 g 1 1 1 mol C : mol H : mol O = 12 g mol : 1 g mol : 16 g mol = 0,2473 : 0,4944 : 0,0824 dibagi dengan bilangan terkecil, maka: = 3,0012 : 6,0000 : 1,0000 = 1 : 6 : 1 Maka rumus empirisnya adalah C3H6O Rumus molekul merupakan kelipatan dari rumus empiris, sehingga rumus molekulnya: (MRE)n = 116 (C3H6O)n = 116 (3 x 12 + 6.1 + 16)n = 116 (58)n = 116 116 =2 n = 58 Jadi, rumus molekulnya adalah (C3H6O)2 = C6H12O2 Contoh 5: Suatu senyawa organik yang terdiri dari C, H, O dan N, ternyata mengandung C = 40,6 % dan H = 8,5 %. Sebanyak 0,2000 g contoh bila didihkan dengan NaOH berlebihan akan menghasilkan ammonia (NH3) sebanyak 0,0604 g. Tentukanlah: a) Rumus empirisnya (Disadur dari soal OSN kimia tingkat kabupaten tahun 2004) b) Rumus molekulnya, Jika Mr nya xxx Jawab: a) Rumus empiris Sebelum menentukan perbandingan jumlah mol unsur-unsurnya, maka kita harus menentukan terlebih dahulu persentase unsur-unsurnya. Persentase unsur yang belum diketahui adalah unsur N dan O. Persentase unsur N dapat dicari berdasarkan data percobaan di atas, sedangkan persentase unsur O adalah sisanya. Untuk menentukan persentase unsur N, maka kita harus menentukan terlebih dahulu massa unsur N dalam sampel. Massa unsur N dalam sampel sama dengan massa unsur N dalam NH3. Ar N 14 x massa NH 3 = x 0,0604 = 0,0497 g M r NH 3 17 massa N dalam NH =
3

massa unsur N 0,0497 g x 100 % = x 100 % = 24,8 % massa sampel 0,2000 Persentase N dalam sample = Persentase unsure O = 100 % - (% C + %H + %N)

= 100 % - (40,6 %+ 8,5 % + 24,8 %) = 26,1 % Kita misalkan massa sample adalah 100 g, maka: massa C = 40,6 g massa H = 8,5 g massa O = 26,1 g massa N = 24,8 g Selanjutnya kita tentukan perbandingan mol nya: 40,6 g 8,5 g 26,1 g 24,8 g 1 1 1 1 mol C : mol H : mol O : mol N = 12 g mol : 1 g mol : 16 g mol : 14 g mol = 3,3833 : 8,5000 : 1,6313 : 1,7714 dibagi dengan bilangan paling kecil (1,6313) = 2,0740 : 5,2106 : 1,0000 : 1,0859 dibulatkan sampai satu angka saja menjadi = 2 : 5 : 1 : 1 Maka rumus empirisnya adalah C2H5ON b) Rumus molekul Berdasarkan rumus empiris dan Mr nya kita bisa menentukan rumus molekulnya. Rumus molekul merupakan kelipatan dari rumus empiris, sehingga rumus molekulnya: (MRE)n = 118 (C2H5ON)n = 118 (2 x 12 + 5.1 + 16 + 14)n = 118 (59)n = 118 118 =2 n = 59 Jadi, rumus molekulnya adalah (C2H5ON)2 = C4H10O2N2 E. Rumus Hidrat Kristal Pada beberapa senyawa ionik, terdapat sejumlah molekul air yang terhimpit diantara ion-ion senyawa tersebut. Air yang terhimpit (terjebak) tersebut dalam ion-ion disebut hidrat atau air kristal. Contoh 1: Bila garam epsom mempunyai formula MgSO4.xH2O bila dipanaskan pada temperatur 250 0C akan mengalami reaksi: MgSO4.xH2O (s) MgSO4 (s) + xH2O (g) Bila 5,061 g MgSO4.xH2O dipanaskan ternyata terbentuk sebanyak 2,472 g MgSO4. Berdasarkan data tersebut, maka formula garam Epsom adalah . (MgSO4 =120 g/mol, dan H2O = 18 g/mol) (Soal OSN Tingkat Provinsi Tahun 2006) Jawab: Massa air dalam hidarat kristal tersebut adalah = 5,061 g 2,472 g = 2,589 g Rumus hidrat bisa kita tentukan dengan cara membandikan jumlah mol MgSO4 dengan jumlah mol H2O. 2,472 g 2,589 g : Mol MgSO : mol H O = 120 g / mol 18 g / mol
4 2

= 0,0206 : 0,1438 = 1 : 7 Maka rumus hidratnya adalah MgSO4.7H2O F. Perhitungan Kimia Perhitungan kimia dalam hal ini adalah aspek kuantitatif dari ilmu kimia yang melibatkan konsep mol dan persamaan reaksi. Jumlah pereaksi yang terlibat dalam suatu reaksi kimia dan hasil atau produk yang terbentuk semuanya bisa ditentukan berdasarkan konsep mol dan persamaan reaksi. Dalam persamaan reaksi, tercantum di dalamnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi beserta koefisiennya. Koefisien reaksi menunjukan perbandingan jumlah zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Contoh 1: Gas metana CH4 terbakar menurut reaksi: CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O (g)

Jika 16 gram CH4 dibakar, tentukanlah: a) mol CO2 dan H2O yang dihasilkan b) mol O2 yang diperlukan Jawab: Untuk menentukan mol zat lain selain CH4, maka kita harus menghitung dulu jumlah mol CH4 yang terbakar: 16 g = 1 mol 16 g mol 1 mol CH =
4

koef CO2 1 x mol CO2 = x 1 mol = 1 mol 1 a) mol CO2 yang dihasilkan = koef CH 4 koef H 2 O 2 x mol CO2 = x 1 mol = 2 mol 1 mol H O yang dihasilkan = koef CH 4
2

koef O2 2 x mol CO2 = x 1 mol = 2 mol 1 b) mol O2 yang diperlukan = koef CH 4 Contoh 2: Logam natrium bereaksi hebat dengan air menghasilkan ledakan dengan reaksi: 2Na (s) + 2H2O (l) 2NaOH (aq) + H2 (g) Jika logam Na yang direaksikan adalah sebanyak 2,3 g, maka tentukanlah: a) Massa H2O yang diperlukan b) Massa NaOH yang dihasilkan c) Volum H2 yang dihasilkan pada keadaan STP Jawab: Untuk menyelesaikan persoalan ini, kita harus menentukan dulu jumlah mol Na yang direaksikan: 2,3 g = 0,1 mol 23 g mol 1 Mol Na = a) Massa H2O yang diperlukan Sebelum menentukan massa H2O yang diperlukan maka kita harus menentukan dulu jumlah mol H2O yang diperlukan berdasarkan koefisien reaksi koef H 2 O 2 x mol Na = x 0,1 mol = 0,1 mol 2 mol H O = koef Na
2

massa H2O yang diperlukan = 0,1 mol x 18 g/mol = 1,8 g b) Massa NaOH yang dihasilkan Sebelum menentukan massa NaOH yang dihasilkan maka kita harus menentukan dulu jumlah mol H2O yang dihasilkan berdasarkan koefisien reaksi koef NaOH 2 x mol Na = x 0,1 mol = 0,1 mol 2 mol NaOH = koef Na massa NaOH yang dihasilkan = 0,1 mol x 40 g/mol = 4,0 g c) Volum H2 yang dihasilkan Sebelum menentukan volum H2 yang dihasilkan maka kita harus menentukan dulu jumlah mol H2 yang dihasilkan berdasarkan koefisien reaksi koef H 2 1 x mol Na = x 0,1 mol = 0,05 mol 2 mol H = koef Na
2

volum H2 yang dihasilkan = 0,1 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L Contoh 3: Suatu sampel logam seng yang tidak diketahui jumlahnya (Ar = 65,4) direaksikan dengan asam klorida berlebih sehingga dihasilkan garam seng klorida dan gas hidrogen menurut reasksi: Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g) Jika gas yang dihasilkan diukur pada keadaan STP memiliki volum 1,5 liter, maka tentukanlah massa sampel dan garam klorida yang dihasilkan! (Ar H =1; Cl = 35,5)

Jawab: Persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara menentukan terlebih dahulu jumlah mol gas H2 yang dihasilkan. Selanjutnya jumlah mol Zn dan ZnCl2 bisa ditentukan dan besaran yang ditanyakan bisa dihitung. 1,5 L = 0,07 mol 22,4 L mol 1 mol H =
2

koef Zn 1 x mol H 2 = x 0,07 mol = 0,07 mol 1 mol Zn dalam sampel = koef H 2 massa Zn dalam sample = 0,07 mol x 65,4 mol/gram = 4,4 gram mol ZnCl2 yang dihasilkan = massa Zn dalam sample = 0,07 mol x 136,4 mol/gram = 9,6 gram Contoh 4: Suatu sampel yang berisi oksida logam kalsium (CaO) memiliki massa sebesar 10 gram. Sampel tersebut kemudian dilarutkan dalam air sehingga semua CaO bereaksi dengan air membentuk larutan Ca(OH)2. Jika Ca(OH)2 dalam larutan tersebut tepat bereaksi dengan 5 gram HCl,maka berapakah kadar oksiada tersebut dalam sampelnya? (Ar Ca = 40; O = 16; Cl = 35,5; H = 1) CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq) 1) Ca(OH)2 (aq) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + 2H2O (l) ..... 2) Jawab: Lihat persamaan 1) 5g = 0,14 mol 36,5 L mol 1 mol HCl = koef Ca (OH ) 2 1 x mol HCl = x 0,14 mol = 0,07 mol koef HCl 2 mol Ca(OH)2 = Lihat persamaan 2) jika mol Ca(OH)2 yang dihasilkan adalah sebesar = 0,07 mol, maka jumlah mol CaO dalam koef CaO 1 x mol HCl = x 0,07 mol = 0,07 mol 1 sampel adalah = koef Ca (OH ) 2 massa CaO dalam sample = 0,07 mol x 56 gram/mol = 7,7 gram massa CaO 7,7 gram x 100 % = x 100 % = 77 % 10 gram % CaO = massa sampel Contoh 5: Suatu paduan logam yang terdiri dari logam besi dan tembaga. Paduan tersebut akan dianalisis mengenai kadar kedua unsure tersebut di dalamnya. Analisis dilakukan dengan cara mereaksikan 9,5 gram sample paduan logam tersebut dengan larutan asam klorida (HCl) berlebih. Logam yang bereaksi dengan HCl adalah logam besi, sedangkan tembaga tidak bereaksi. Jika pada proses tersebut diperoleh gas hidrogen yang diukur pada keadaan STP adalah sebanyak 3,36 liter, tentukanlah kadar kedua logam tersebut dalam campurannya! (Ar Fe = 56; Cu = 63,5; H = 1; Cl = 35,5) Reaksi antara logam besi (Fe) dengan larutan asam klorida (HCl) 2Fe (s) + 6HCl (aq) 2FeCl3 (aq) + 3H2 (g) 3,36 L = 0,15 mol 22,4 L mol 1 mol gas hydrogen (H ) =
2

koef Fe 2 x mol H 2 = x 0,15 mol = 0,1 mol 3 mol Fe dalam sample = koef H 2 massa besi dalam sampel = 0,1 mol x 56 gram/mol = 5,6 gram massa tembaga = 9,5 g 5,6 g = 3,9 5,6 g x 100 % = 59 % Kadar besi = 9,5 g Kadar tembaga = 100 % - kadar besi = 100 % - 59 % = 41 %

Contoh 6: Suatu campuran logam alumunium dan magnesium yang bermasa 5 gram dianalisis dengan cara mereaksikannya dengan larutan H2SO4 berlebih. 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g) Mg (s) + H2SO4 (aq) MgSO4 (aq) + H2 (g) Jika volum gas hydrogen yang diukur pada keadaan STP adalah 5,8 liter, tentukanlah kadar masing-masing logam dalam campuran tersebut! (Ar Al = 27; Mg = 24,3; H = 1; S = 32; O = 16) Jawab : Kita misalkan massa Al = X g maka massa Mg = (5 X) g X g X = mol 1 27 27 g mol mol Al = 5 X g 5X = mol 1 24,3 24,3 g mol mol Al = 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g) X 3X mol mol 27 54

Mg (s) + H2SO4 (aq) MgSO4 (aq) + H2 (g) 5X 5X 24,3 24,3 5,8 L = 0,26 mol 22,4 L mol 1 mol H2 = ........... 1) 5X 3X mol mol dari persamaan reaksi, jumlah mol H2 = 54 + 24,3 ....... 2) Jika persamaan 1) disubstitusikan ke dalam persamaan 2) maka kita peroleh: 5X 3X mol mol 54 + 24,3 = 0,26 mol 5X 3X 54 + 24,3 = 0,26 dikalikan dengan (54 x 24,3) 72,9 X + 54 (5 X) = 339,8 72,9 X + 270 - 54 X = 339,8 18,9 X = 69,8 69,8 = 3,7 X = 18,9

Jadi massa logam alumunium (Al) = 3,7 gram massa logam magnesium (Mg) = 5 gram 3,7 gram = 1,3 gram 3,7 g x 100 % = 74 % Kadar logam alumunium = 5 g Kadar logam magnesium = 100 % - 74 % = 26 % Contoh 7: Persentase kadar gas (hidrokarbon) Pereaksi Pembatas Pada kenyataannya, banyak sekali reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari atau dalam proses sintesis di laboratorium berlangsung dengan jumlah mol pereaksinya tidak proporsional. Pada reaksi tersebut, salah satu pereaksi biasanya habis lebih dulu, sedangkan pereaksi yang lainnya masih bersisa. Hal ini terjadi karena jumlah mol pereaksi pereaksi yang habis lebih dahulu jumlahnya tidak mencukupi untuk bereksi dengan pereaksi lainnya. Sebaliknya, pereaksi yang masih bersisa adalah pereaksi yang memiliki jumlah mol yang melebihi jumlah mol yang diperlukan untuk bereaksi dengan pereaksi yang habis lebih dulu, atau dengan kata lain jumlahnya tidak proporsional. Pada kondisi seperti yang di cantumkan di atas, reaksi berlangsung sampai salah

pereaksi habis. Jadai setelah pereaksi yang habis lebih dulu sudah habis, maka reaksi berhenti. Pereaksi yang habis lebih dulu tersebut disebut pereaksi pembatas (limiting reagent). Contoh 1: 0,5 mol gas C2H4 direaksikan dengan 2 mol O2 seperti reaksi di bawah ini: C2H4 (g) + 3O2 (g) 2CO2 (g) + 2H2O (g) Tentukanlah pereaksi pembatas, jumlah mol CO2 dan H2O yang dihasilkan? Jawab: Berdasarkan koefisien reaksi di atas, maka kita dapat menentukan proporsionalitas jumlah mol pereaksi yang bereaksi tepat, yaitu: 1 mol C2H4 proporsional bereaksi dengan 3 mol O2, atau sebaliknya: 3 mol O2 proporsional bereaksi dengan 1 mol C2H4, maka berdasarkan kondisi di atas: 0,5 mol C2H4 proporsional bereaksi dengan 1,5 mol O2, atau sebaliknya: 2 mol O2 proporsional bereaksi dengan 0,67 mol C2H4 Dari analisis di atas, terlihat bahwa supaya semua C2H4 habis bereaksi maka O2 yang dibutuhkan adalah sebanyak 1,5 mol. Pada akhir reaksi O2 masih tersisa sebanyak 0,5 mol. Sebaliknya supaya O2 habis bereaksi maka jumlah C2H4 yang dibutuhkan adalah sebanyak 0,67 mol sedangkan yang tersedia adalah 0,5 mol. Oleh karena itu, kondisi yang terakhir ini adalah tidak mungkin terjadi. Jadi, jelaslah bahwa pereaksi pembatasnya adalah C2H4. Jumlah CO2 dan H2O yang dihasilkan harus proporsional dengan jumlah C2H4 (pereaksi pembatas) yang bereaksi. Dengan demikian, dapat kita hitung: koef CO2 2 x mol C 2 H 4 = x 0,5 mol = 1,0 mol 1 jumlah mol CO = koef C 2 H 4
2

koef H 2 O 2 x mol C 2 H 4 = x 0,5 mol = 1,0 mol 1 jumlah mol H2O = koef C 2 H 4 Contoh: Salah satu cara untuk menghilangkan gas karbon dioksida seperti yang dilakukan di pesawat ruang angkasa adalah dengan mereaksikannya dengan natrium hidroksida (NaOH). 2NaOH (s) + CO2 (g) Na2CO3 (s) + H2O (l) Jika jumlah gas CO2 yang diukur pada keadaan STP adalah sebanyak 33,6 L dan NaOH yang tersedia adalah sebanyak 160 gram, tentukanlah mana pereaksi pembatas, massa Na2CO3 dan H2O yang dihasilkan, serta massa pereaksi bersisa! (Ar Na = 23; O = 16; H = 1; C = 12) Jawab: 160 g = 4 mol mol NaOH = 40 33,6 L = 1,5 mol 22,4 L mol 1 mol CO2 = Analisis proporsionalitas pereaksi: 2 mol NaOH proporsional dengan 1 mol CO2, atau 1 mol CO2 proporsional dengan 2 mol NaOH, maka: 4 mol NaOH proporsional dengan 2 mol CO2, atau 1,5 mol CO2 proporsional dengan 3 mol NaOH, maka: Dari hasil analisis tadi, maka dapat ditentukan bahwa reaksi berhenti setelah semua gas CO2 sebanyak 1,5 mol habis bereaksi yang membutuhkan 3 mol NaOH. Pada akhir reaksi, CO2 habis bereaksi sedangkan NaOH masih tersisa sebanyak 1 mol. Jadi, pereaksi pembatasnya adalah CO2. koef Na 2 CO3 1 x mol CO2 = x 1,5 mol = 1,5 mol 1 jumlah mol Na CO = koef CO2
2 3

massa Na2CO3 = 1,5 mol x 106 g/mol = 159 g koef H 2 O 1 x mol CO2 = x 1,5 mol = 1,5 mol 1 jumlah mol H O = koef CO2
2

massa H2O = 1,5 mol x 18 g/mol = 27 g Pereaksi yang bersisa adalah NaOH sebanyak 1 mol, maka:

massa pereaksi bersisa (NaOH) = 1 mol x 40 g/mol = 40 g G. H.

You might also like