You are on page 1of 4

NAMA Hasrul Rahman

Lebih akrab dipanggil arul,lahir di BANDAR LAMPUNG )07 Maret 1990 mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universutas ahmad dahlan Yogyakarta. Bertempat tinggal di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. begitulah caraku menjajaki nusantara dari ujung timur Indonesia sampai ujung barat. Hoby bermain music, menulis, ngegame mencintai sastra sejak kulyah. Moto: mencari sesuatu yang bermanfaat dimana setiap orang akan selalu membutuhkan.

BERSIMPUH DALAM KEHIDUPAN Bila mataku tak bsa mengingkari ratapanku Bersimpuh pada ibu yg merindukan ayatM Menatap cekung menerawang peluh sujudku Bulir darah dalam daging yang engkau fitrahkan Ibu..

Setiap kali aku Melukis hariku hingga waktu membunuh zamanku Bernjak dari kerumunan paradigma kehidupan Sepanjang mataku masih bergeming Merayap diperedaran zamanku

TERINDAH YANG TAK PERNAH ADA

Ku tinggalkan jejak telaga serpihanmu Membunuh bait hari yg tertata rapi Kenanganmu yg telah tergolek mati bukan diriku yg mencari mimpi

biarkan ia membusuk dalam cangkrangnya menyangga rindu pada para pelancong cinta aku tak ingin mendendam kerinduan karena aku ingin membutakan cinta dalam hatiku sendiri

UNTUK PEREMPUANKU selebar daun dalam suratmu layaknya air yg tersulam kabut dalam embun ku hanyutkan sayangku lewat air mata ku tutupi kekuranganmu dengan sajadahku

seandainya engkau bersarang diantara sisa otak ku tak ingin aku menoleh tangis perempuanku aku hanya ingin menoleh tawa dan mendarat untuk selamanya hingga renta mebunuh semua yang pernah ada

AKU BERDIRI DALAM KESUNYIAN ketika aku sedikit berkelekar dengan sunyi tak nampak satu pun kelopak mata yang dapat ku sapa sedikit aku mengayuh dengan umur yang tersisa mengenggam satu jiwa yang semakin tak menentu

aku berdiri diantara kesunyian dalam satu rasa mengucap semu ketika hati tak sanggup lagi menoleh

ku abdikan pertemuanmu dalam rindu auraku tapi kini hanya tinggal bait bait kosong yang memuakkan IBU DALAM JASAD RUHKU jika ibu jasad ruhku aku tak mau bergelayut tanpa kasihmu sebutlah dimana aku menggoreskan tinta hitam sakitmu jika hariku tersimpan indah diantara ingatmu jangan engkau risaukan kesendirianku Tuhanku Getaranku adalah sukma dalam setiap detak jantungmu Ibu Bila aku teringatmu berikan satu langkah kesungguhan dalam bertasbih Tuhanku Jangan kau biarkan tulangnya terenggut dengan alam yang bercadas Aku hanya bisa memohon cinta dalam kesunyianku yang beradu AKU LUPA
Aku lupa Dimana letak sujudku Aku lupa Dimana musuh musuhku Aku juga lupa Dimana bumi yang sedang ku injak Tapi, aku tau siapa Tuhan yang aku sembah

Dari jiwa yang telah membunuh Dari jiwa para pecundang negeri

Dari Tuhan aku mencari kemilau pencerah Tuhanku, kembalikan semua dzat sempurna pada kami dalam satu jiwa anak negeri. Amieen

PAGI
Aku bukan pemilik pagi Aku tertanam pelita dalam silau panasku Malamku adalah sinar diantara cahaya mentari Pagi hanya setitik pelangi yang nampak dikelopak mataku

Aku adalah malam dalam gelapku Penghimpun dari pecinta malamku Pagi adalah selimutku Sedaangkan siang adalah panas pagiku

DETIK HITAM NUANSA PAGI


Detik hitam ditelan nuansa pagi Menjelang petang besemayam Di saat Pelita hanya berbisik melempar senyum Mengajakku bergelayut dalam ilhamku

Terlukis darah penceraian menganga menyapa disetiap malam Melontarkan untaikan kata kebusukan duniaku Seiring gulita berpadu dengan angin kejahilan Tak ku temui satupun ilham dalam gulita malamku

You might also like