You are on page 1of 33

GANGGUAN PENGLIHATAN

Departemen IKK/IKM/IKP FK univ. HKBP NOmmensen

PENDAHULUAN
Mata: Sensory organ yg paling vital (80 % informasi didapat dari penglihatan) Masalah pada mata: - Menyebabkan gangguan penglihatan - Masalah global

4 tingkat fungsi visual berdasarkan International Classification of Diseases -10 (Update and Revision 2006): 1. normal vision 2. gangguan penglihatan moderate 3. severe gangguan penglihatan berat 4. buta. Gangguan penglihatan moderate dan berat termasuk dalam low vision

GANGGUAN PENGLIHATAN Definisi (WHO): Gangguan penglihatan: low vision dan buta - Low vision: best corrected visual acuity of 6/18 to 3 m counting fingers (CF) - Blindness: best corrected visual acuity of 3 m CF or less Umumnya: dapat dihindari (dan/ atau disembuhkan

DAMPAK GANGGUAN PENGLIHATAN


Bagi penderita: mengurangi sampai meniadakan produktifitas Bagi negara: mengurangi orang yang produktif mengakibatkan : - Bertambahnya beban negara - Berkurangnya pendapatan perkapita negara Bagi Dunia: berkurangnya produktifitas ekonomi

PROFIL KEBUTAAN DI ASIA TENGGARA


25%

dari populasi dunia 33% dari jumlah penderita kebutaaan di dunia 40% dari jumlah orang miskin di dunia 50% dari jumlah anak-anak penderita kebutaan di dunia 60% dari kasus katarak dunia Wilayah dengan jumlah penderita kebutaan terbanyak dibanding wilayah WHO lainnya

PREVALENSI PENDERITA KEBUTAAN DIBAGI BERDASARKAN USIA


WHO

survey tahun 2002: prevalensi kebutaan wilayah Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Thailand: Usia < 15 tahun : 0,083% Usia 15 s/d 49 tahun: 0,15% Usia 50 tahun: 6,3%

JUMLAH PENDERITA KEBUTAAN DIBAGI BERDASARKAN USIA (DALAM JUTA)

Survey WHO tahun 2002 di wilayah Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand: - Usia < 15 tahun: 0,102 - Usia 15 s/d 49 tahun: 0,332 - Usia 50 tahun: 3,779 Di dunia : - Usia < 15 tahun: 1,368 - Usia 15 s/d 49 tahun: 5,181 - Usia 50 tahun: 30,308

PERKIRAAN GLOBAL GANGGUAN


PENGLIHATAN

Hasil Survey WHO tahun 2002 Dari total populasi wilayah Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand (405.313 x 106) : - Jumlah penderita kebutaan: 4,214 x 106 - Prevalensi kebutaan: 1,0% - Jumlah penderita low vision : 9,669 x 106 - Prevalensi Low vision: 2,4% - Jumlah penderita gangguan penglihatan: 13,883 x 106

Dari total populasi Dunia (6213.869 x 106) : o Jumlah penderita kebutaan: 36,857 x 106 o Prevalensi kebutaan: 0,57% o Jumlah penderita low vision : 124,264 x 106 o Prevalensi Low vision: 2% o Jumlah penderita gangguan penglihatan: 161,121 x 106 o 284 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan: 39 juta orang buta dan 245 juta orang mengalami low vision

Distribusi Gangguan Penglihatan: Berdasarkan Usia: > 85% diatas usia 50 tahun walaupun hanya merepresentasikan 15% dari populasi dunia, kebutaan pada usia anak-anak tetap menjadi masalah penting, dengan estimasi 1.4 juta anak buta usia 15 tahun ke bawah Berdasarkan gender: Perempuan lebih beresiko dari pria. Berdasarkan letak geografi: 90% dari orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan ada di negara berkembang.

Secara global penyebab utama gangguan penglihatan ialah: uncorrected refractive errors (myopia, hyperopia or astigmatism): 43 % Cataract: 33% Glaucoma: 2%. Yang beresiko mendapat gangguan penglihatan: Orang tua usia 50 tahun keatas Anak- anak usia 15 tahun ke bawah

10 PENYEBAB UTAMA GANGGUAN PENGLIHATAN


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Katarak Trakoma Onchocerciasis Chilhood blindness Refractive errors dan low vision Diabetic retinopathy Glaukoma Age related macular Degeneration Corneal opacities Genetic eye diseases

Katarak o Survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%). o Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk).

Persentase

kenaikan jumlah penderita katarak di Indonesia paling tinggi di seluruh dunia, Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%, China 220%, Jepang 129%, Jerman 66% dan Swedia 33% (Kinsella & Tonver, 1993). Masyarakat Indonesia cenderung menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah subtropis. Sekitar 16% sampai dengan 22% penderita katarak yang dioperasi berusia dibawah 55 tahun. Hal ini diduga berkaitan erat dengan faktor degeneratif akibat masalah gizi.

angka

kebutaan di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara (Bangladesh 1%, India 0,7%, Thailand 0,3%). Insiden katarak 0,1% (210 ribu orang) per tahun, sedangkan yang dioperasi baru lebih kurang 80.000 orang per tahun. backlog(penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi. Backlog katarak disebabkan: daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata terbatas.

Childhood Blindness Defisiensi Vitamin A pada Balita: Hasil studi gizi mikro (2006 ) di 10 propinsi diperoleh gambaran prevalensi xeropthalmia 0,13%, dan indeks serum retinol <20 g/dl pada balita sebesar 14,6%. Keadaan ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1992 bahwa ada 50% balita dengan serum retinol <20 g/dl. saat ini, diperkirakan 26.000 balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920.000 balita mempunyai serum retinol <20 g/dl.

Meskipun

cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71,5% (Riskesdas, 2007), namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi, yang terendah 51,0% dan yang tertinggi 84,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa kegiatan suplementasi vitamin A masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Depkes tahun 2005-2009 adalah sebesar 80% pada tahun 2009

The global response to strengthen eye health

Strategi WHO untuk mengurangi angka kebutaan di dunia didasarkan pada tiga elemen inti: penguatan pengendalian penyakit, pengembangan sumber dayamanusia, dan infrastruktur dan teknologi. Pendekatan ini telah dipromosikan sejak tahun 1999 oleh inisiatif global " VISION 2020: the Right to Sight ", yang didirikan sebagai suatu kemitraan antara WHO dan Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan.

ACTION PLAN FOR THE PREVENTION OF


AVOIDABLE BLINDNESS AND VISUAL IMPAIRMENT

2009 - 2013
1.

2.

3.

4.

5.

Strengthen advocacy to increase Member States political, financial and technical commitment in order to eliminate avoidable blindness and visual impairment Develop and strengthen national policies, plans and programmes for eye health and prevention of blindness and visual impairment Increase and expand research for the prevention of blindness and visual impairment Improve coordination between partnerships and stakeholders at national and international levels for the prevention of blindness and visual impairment Monitor progress in elimination of avoidable blindness at national, regional and global levels

PENANGGULAN MASALAH GANGGUAN PENGLIHATAN DI INDONESIA


1984, Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) sudah diintegrasikan kedalam kegiatan pokok Puskesmas. Sedangkan program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna (PKKP) dimulai sejak 1987 baik melalui Rumah Sakit(RS) maupun Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Hasil survei tahun 1993-1996: angka kebutaan meningkat dari 1,2% (1982) menjadi 1,5% (19931996), padahal 90% kebutaan dapat ditanggulangi (dicegah atau diobati)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 1473/ MENKES/SK/X/TAHUN 2005


TENTANG RENCANA STRATEGI NASIONAL PENANGGULAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN UNTUK MENCAPAI VISION

2020

PENCEGAHAN & PENGOBATAN PENYEBAB


UTAMA GANGGUAN PENGLIHATAN
1.

Katarak: Pencegahan perkembangan katarak yang komprehensif belum diketahui. Pengurangan konsumsi rokok, paparan sinar ultra violet, dan kosumsi alkohol dapat membantu mencegah atau menghambat perkembangan katarak. Diabetes Mellitus, BMI tingggi, dan hipertensi merupakan faktor resiko tambahan.

Pengobatan berupa operasi,Vision 2020 memfasilitasi anggotanya menyediakan operasi katarak yang terjangkau dan berkualitas. Hal ini membutuhkan pelatihan opthalmologist, penguatan infrastruktur yang tersedia, harga terjangkau, dan tersedianya suplai bahan operasi

2.

3.

Trachoma Pencegahan berupa lingkungan yang sehat, cukupnya air bersih, dan rumah yang nyaman. Pengobatan melalui GET 2020 (Global Elimination of Trachoma) tahun 1997, yaitu Strategi SAFE: of lid surgery (S), ), antibiotics to treat the community pool of infection (A), facial cleanliness (F); and environmental changes (E) Onchocerciasis Pencegahan melaui kontrol blackfly Pengobatan melalui dosis tahunan ivermectine, Mectizan, yang juga mengobati gatal pada kulit akibat penyakit ini.

4.

Chilhood blindness Pencegahan berupa pemberian vitamin A, pada Chilhood blindness yang disebabkan oleh kekurangan vitamin A Departemen Kesehatan bekerjasama dengan UNICEF, Micronutrient Initiative (MI) dan SEAMEO-TROPMED RCCN UI telah menyusun buku PANDUAN MANAJEMEN SUPLMENTASI VITAMIN A, yang merupakan pegangan bagi Pemeritah Daerah Kabupaten/Kota dalam menanggulangi masalah KVA di daerah masingmasing.

Suplementasi Vitamin A menurut Buku panduan manajemen suplmentasi vitamin A Kapsul vitamin A yang digunakan adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi
Sasaran Bayi 6-11 bulan Dosis Kapsul Biru (100.000 SI) ) Kapsul Merah (200.000 SI Kapsul Merah (200.000 SI) Frekuensi 1 kali waktu Februari / Agustus

Balita 12-59 bulan Ibu Nifas (042 hari)

2 kali

Februari dan Agustus Kapsul 1: segera stlh persalinan Kapsul 2: 24 jam stlh kapsul 1

2 kali

Untuk pengobatan xeroftalmia, campak dan gizi buruk Bila ditemukan kasus xeroftalmia, campak dan gizi buruk (marasmus, kwashiorkor dan marasmik kwashiorkor), pemberian Vitamin A mengikuti aturan sebagai berikut : a) Saat ditemukan: Berikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umur anak b) Hari berikutnya: Berikan lagi 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umur anak c) Dua minggu berikutnya: Berikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umur anak.

5.

6.

Refractive errors dan low vision Pengobatan melalui koreksi penglihatan yang benar, hal ini mencegah ambliopia pada anak-anak. Melalui partner dari Vision 2020, disediakan koreksi optical dan alat bantu untul low vision yang terjangkau Diabetic retinopathy Pencegahan melalui kontrol KGD

7.

8.

Glaukoma Hanya sedikit pengetahuan tentang pencegahan dini glaukoma, tetapi dengan deteksi dini, penglihatan dapat dipertahankan dengan metode pengobatan dan operasi yang sesuai Genetic eye diseases Pencegahan melalui genetic counselling.

Prevent this!!!!

SELESAI

Selamat belajar.......

You might also like