You are on page 1of 2

Tata Laksana Gigitan Ular

Pendahuluan Gejala gigitan ular berbisa bervariasi antara lain mual, muntah, perioral parasthesi, lemah, pusing, kedinginan, pada lokasi gigitan bisa ditemukan edema, pembengkakan ekstremitas yang progressive, perdarahan, ekimosis, blister yang berisi darah, pada racun yang bersifat neurotoksin dapat terjadi paralysis otot pernapasan dan gagal napas. Beberapa gejala sistemik diatas dapat disebabkan perasaan terror terhadap gigitan ular dan bukan oleh bisa ular sehingga harus dibedakan. Gejala sistemik dari gigitan ular dapat muncul segera atau tertunda hingga lebih dari 4 jam tergantung jenis ular. Tata Laksana Berikan Oksigen bila pasien sesak napas Bila memungkinkan posisikan luka lebih rendah dari jantung Jangan pasang tourniquet, karena dapat menyebabkan nekrotik, namun pemasangan yang tidak adekuat tidak bermanfaat sama sekali. Bila pasien terkena gigitan ular berbisa dengan Indikasi pemberian ABU dan sudah terpasang tourniquet, jangan dilepaskan sampai pasien mendapat Anti Bisa Ular Jangan lakukan Insisi pada luka gigitan Jangan letakan Batu Es pada luka karena dapat menyebabkan frostbite dan necrosis Bersihkan Luka dan beri ATS Pasang IV line Periksa darah rutin, PT dan PTT Bila tidak ditemukan tanda tanda lokal dan sistemik maka pasien tidak boleh diberikan ABU Bila ditemukan tanda lokal dan sistemik, tentukan derajat envenomasi o Envenomasi ringan (Berikan 0 4 ABU) dengan tanda : gejala sistemik dan lokal ringan. Tidak ditemukan kelainan laboratorium.

o Envenomasi sedang (Berikan 5 9 ABU) dengan tanda : pembengkakan progresif disekitar area gigitan, ditemukan gejala sistemik yang bermakna, dan kelainan laboratorium terutama pembekuan darah abnormal, penurunan hematokrit dan trombosit. o Envenomasi berat (berikan 10 15 ABU) dengan tanda : Cara pemberian ABU o Sediakan Epineprin, Antihistamin, dan kortikosteroid injeksi untuk Tata Laksana reaksi anafilaksis. o Lakukan skin test dengan mengencerkan ABU 1 : 10 bila tidak ada riwayat alergi terhadap serum kuda sebelumnya. Bila terdapat riwayat alergi, lakukan Skin test dengan pengenceran 1 : 100. Suntikan juga Normal Saline secara Intra dermal dengan jumlah yang sama, sebagai kontol Skin test. o Jangan lakukan skin test secara berulang ulang karena dapat menurunkan efektifitas pemberian ABU o Larutkan ABU dalam NaCl fisiologis dalam perbandingan 1 : 10 atau dalam 500 ml NaCl fisiologis. Mulailah selalu dengan tetesan lambat, bila tidak terdapat reaksi anafilaksis berikan dalam 30 60 menit. o Pada pasien yang menderita kelainan jantung atau ginjal, ABU diencerkan dalam 100 ml Nacl fisiologis. o Bila terjadi reaksi Anafilaksis, hentikan ABU dan lakukan tata laksana reaksi anafilaksis. Untuk mencegah Serum Sickness, berikan Antihistamin dan Kortikosteroid oral pada pasien yang mendapat ABU. o Prednison : dewasa : 50 mg/ hari selama 5 hari, kemudian tapering off. Untuk anak anak diberikan 1 mg/KgBB/hari. Gejala serum sickness berupa : mual, nyeri otot dan sendi, erupsi kutaneus berupa morbiliform atau urtikaria, demam, limpadenopati, dan proteinuria. Pasien yang memerlukan ABU harus dirawat di RS untuk Observasi dan tata laksana lebih lanjut. gejala sistemik dan lokal yang hebat. Kelainan laboratorium yang bermakna.

You might also like