You are on page 1of 7

Jika kita menyatakan secara umum persamaan tegangan dapat ditulis :

2 H

+ 2 V

+ V2

Untuk bending momen yang terjadi tidak saling bergantung, maka koefisien korelasi () antara V dan H berharga nol.

=0

V
2 H

2 V

H Jika bending momen saling terkait erat maka

=1
V H

= + 2VH +
2 H

2 V

Gambar tegangan yang terjadi pada kondisi beam seas

Head seas

28

Karena kapal tidak terjadi goncangan (pitching) karena L = 300 m maka tidak ada tegangan ke arah horisontal.

B KETENTUAN DASAR PERHITUNGAN KEKUATAN MEMANJANG Karena hasil perhitungan untuk momen kapal kondisi healing (oleng) tidak banyak berbeda dengan hasil perhitungan pada kondisi tegak, maka biasanya Biro Klasifikasi hanya minta dilaksanakan perhitungan tegangan pada kapal dalam kondisi tegak. BKI menentukan bahwa untuk kapal dengan panjang lebih besar atau sama dengan 100 m ukuran struktur memanjang lambung ditentukan berdasarkan kekuatan.

1 PERINCIAN PERHITUNGAN KEKUATAN MENURUT BKI Perhitungan momen lentur dalam air tenang dilakukan untuk kondisi muat yang direncanakan dan kondisi ballast. Dalam hal pembagian muatan atau ballast yang tidak merata maka garis lengkung gaya geser harus pula ditentukan. Ukuran dari struktur memanjang lambung ditentukan berdasarkan momen lentur total terbesar. Dalam hal pembagian merata atau ballast yang mendekati rata maka momen lentur air tenang di bagian tengah dapat ditentukan berdasarkan bagan perhitungan yang telah ditentukan oleh BKI. Apabila muatan atau ballast ditempatkan secara tidak merata maka garis-garis dari momen lentur harus dihitung sepanjang bagian yang cukup dari panjang kapal. Perhitungan garis-garis lengkung untuk momen lentur dan gaya geser biasanya dilakukan oleh BKI berdasarkan data yang diberikan oleh galangan. Walaupun

29

begitu, perhitungan kekuatan memanjang yang dihitung dengan cara yang dianggap sesuai dapat diserahkan ke BKI untuk disetujui. 2 ASUMSI-ASUMSI DALAM PERHITUNGAN SERTA PETUNJUK PEMUATAN Perhitungan momen lentur dan gaya geser dalam air tenang dilakukan untuk kondisi-kondisi pemuatan berikut : Berangkat Tiba Untuk menentukan ukuran struktur memanjang lambung dipakai nilai rata-rata dari momen lentur dan gaya geser dalam air tenang yang dihitung pada kondisi berangkat dan tiba, tetapi tidak kurang dari 85% momen lentur atau gaya geser terbesar yang dihitung pada kondisi berangkat atau tiba. Untuk menghindari tegangan berlebihan pada struktur memanjang yang disebabkan oleh pembagian muatan dan ballast yang menyimpang dari yang dipakai sebagai dasar dalam penentuan ukuran struktur memanjang lambung, maka petunjuk pemuatan dalam bentuk yang disetujui BKI harus diserahkan ke kapal untuk : Semua kapal yang panjangnya lebih besar 150 m Semua kapal tanpa tergantung pada panjangnya yang dirancang untuk mengangkut muatan atau ballast yang tidak terbagi rata atau muatan dengan berat jenis tinggi (baja, fosfat, biji besi, dll).

30

Anjuran : Dianjurkan untuk mencantumkan juga keterangan-keterangan berikut dalam petunjuk pemuatan : 1 2 Muatan maksimum yang diijinkan untuk tiap palka (ton). Bagan pemuatan termasuk data pembagian muatan atau ballast yang menghasilkan masing-masing momen bending air tenang positip (tarika pada geladak) dan momen bending air tenang negatip (tekanan pada geladak) terbesar yang diijinkan.

C PERHITUNGAN PENYEBARAN MEMANJANG MOMEN BENDING Umum : Untuk perhitungan momen bending kapal yang berlayar di air tenang tidak diperlukan anggapan-anggapan khusus dan hal ini banyak dilakukan untuk kapal yang berlayar pada daerah pedalaman. Untuk kapal yang berlayar di laut bebas momen bending terbesar terjadi pada keadaan air bergelombang. Secara pendekatan banyak digunakan anggapan bahwa panjang gelombang sama dengan panjang kapal (panjang geombang = Lpp), dan tinggi gelombang sama dengan panjang kapal dibagi dua puluh (tinggi gelombang = Lpp/20).

Det Norske Veritas (DNV), biro klasifikasi kapal di Norwegia, memberikan rumus tinggi geolombang :

HW = 0,6 LW

0,6

atau

HW = 1,1 LW

diambil yang terbesar

31

Dimana : HW = Tinggi gelombang (feet) dan LW = Panjang gelombang (feet) 1 m = 3,2808 ft = 39,37 in

Bentuk gelombang yang biasa dipakai ada 2 macam : 1 Gelombang trochoidal yang punya persamaan sebagai berikut :

X=

LW HW + sin 2 2 HW Y= (1 cos ) 2 Dimana :

= dibaca phi = . Rad = . 0

1 rad = 57,2960 secara grafis gelombang trochoidal :


Y

Sumbu gel. HW

X LW / 2

Gambar gelombang trochoidal pada kondisi hogging

32

AP

FP

Gambar kapal dalam kondisi hogging

Gelombang trochoidal mempunyai panjang lembah yang lebih panjang daripada panjang puncaknya. Dari grafik trochoidal ada yanh menyusun tabel untuk mempermudah penggambar-annya, dengan menggunakan rumus

Y = HW C
Dimana :

HW = 0,6 LW
atau

0,6

HW = 1,1 LW
Tabel Harga C AP HW = LW/25 Puncak gelombang HW = LW/20 Lebah gelombang
0
L

/20

2L

/20

3L

/20

4L

/20

5L

/20

6L

/20

7L

/20

8L

/20

9L

/20

0.019

0.075

0.168

0.293

0.438

0.594

0.748

0.879

0.968

0.966

0.871

0.735

0.578

0.422

0.280

0.160

0.072

0.018

33

Gelombang sinusoidal dengan persamaan sebagai berikut :

Y =

2 x HW sin 2 2 LW

Ketentuan rumus tersebut : Jika kapal berada di antara 2 puncak gelombang (kondisi sagging) atau berada di lembah gelombang maka yang digunakan tanda + Jika kapal berada pada puncak gelombang (kondisi hogging) maka yang digunakan tanda Y

Sumbu gel. HW

X LW / 2

Gambar gelombang sinusoidal pada kondisi hogging

Gelombang sinusoidal mempunyai panjang lembah yang sama dengan panjang gelombangnya.

34

You might also like