You are on page 1of 7

Modul air tanah

MODUL AIR TANAH

1. Tujuan Ekskursi Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan: 1.1. Memiliki pengetahuan dasar mengenai air tanah. 1.2. Mampu mengolah data geolistrik untuk identifikasi akuifer. 1.3. Mampu mengolah data seismik untuk identifikasi lapisan dan batuan dasar. 2. Perlengkapan Praktikum 2.1. Kertas HVS A4. 2.2. Pensil & Penghapus.

2.3. Kalkulator. 2.4. Laptop dengan program res2div

3. Teori Dasar Air tanah dibagi menjadi dua, yaitu: a. Air lapisan : Air yang bergerak di dalam tanah dan terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah. -retak b. Air celah : Air yang bergerak di dalam tanah dan terdapat di dalam retak batuan. Di bawah permukaan tanah terdapat dua jenis lapisan, yaitu: a. Lapisan impermeabel. Lapisan ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Lapisan kedap air : Lapisan yang sulit dilalui oleh air tanah. Contoh: Lapisan lempung dan lumpur 2. Lapisan kebal air : Lapisan yang menahan air tanah. Contoh: Lapisan batuan. b. Lapisan permeabel : Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah oleh air tanah. Contoh: Lapisan pasir dan kerikil. Lapisan permeabel yang jenuh dengan air tanah disebut dengan akuifer (lapisan pengandung air). Air dalam akuifer terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Air tanah bebas : Air tanah dalam akuifer yang tidak tertutup dengan lapisan impermeabel. b. Air tanah terkekang : Air tanah dalam akuifer yang tertutup dengan lapisan impermeabel dan mendapat tekanan. c. Air tanah tumpang : Air tanah yang terbentuk di atas lapisan impermeabel pada zone aerasi. Zone air tanah terbagi menjadi dua, yaitu: a. Zone aerasi : Daerah yang tak jenuh dengan air tanah. b. Zone saturasi : Daerah yang jenuh dengan air tanah.

Air Tanah

Modu air tanah 3.1. Pergerakan Air Tanah t hukum Darcy ji M t k: koefi ien permeabilitas. I: gradien hidrolik.

i t l i    c t

i v

i t :

Gam ar 3.1 Air tanah

Gam ar 3. Kont r permukaan air tanah

3. . Daerah Perse aran Air Tanah 3. .1. Air tanah di dataran alluvial Dataran alluvial adalah dataran yang terbentuk dari endapan -endapan sungai. Air tanah dalam lapisan endapan ini disebut dengan air susupan. Permukaan air susupan ini dangkal sehingga pengambilan air dapat dilakukan dengan membuat sumur dangkal. Suhu dan kualitas air susupan menyamai suhu dan kualitas air sungai. Selain air susupan, air tanah di dataran alluvial juga dapat ditemui di sepanjang pantai. Air tanah di sepanjang pantai mengalami percampuran dengan air asin dari laut, kecuali untuk air terkekang pada kedalaman tertentu.

Gam ar 3.3 Penerobosan air asin pada air terkekang 3. . . Air tanah di dalam kipas detrital Endapan di bagian atas kipas terdiri dari lapisan pasir dan kerikil. Endapan di bagian tengah kipas didominasi oleh lapisan pasir dengan permukaan air tanah bebas yang dalam.

Air Tanah

Modu air tanah Endapan tanah liat (loam) pada ujung bawah kipas berbentuk lensa. Akuifer yang terdapat di bawah endapan ini adalah air tanah terkekang.

Gam ar 3.4 Sketsa profil kerucut detrital Makin dekat ke ujung batas kipas, permukaan air tanah tersebut makin dangkal dan sering kali air keluar di ujung bawah kipas. Pada bagian ini dapat juga terbentuk zone air tanah terkekang yang dangkal akibat tertutup oleh lapisan lempung.

Gam ar 3.5 Zone air terkekang yang dangkal 3. .3. Air tanah di teras diluvial Pada lembah dari batuan dasar terdapat akuifer yang tebal. Mata air akan keluar pada bagian dimana batuan dasar tersebut dan gkal. Pengisian air tanah akan membesar jika bersambungan dengan endapan vulkanik.

Gam ar 3.6 Sketsa profil teras diluvial 3. .4. Air tanah di kaki gunung api Pengisian air tanah diperoleh dari curah hujan di sekeliling kaki gunung api. Pada bagian ujung teras terbentuk akuifer besar. Penyaluran air tanah menjadi mudah akibat banyaknya ruangan di dasar aliran lava.
Air Tanah

Modul air tanah

3.2.5. Air tanah di zone retakan Air tanah di zone retakan berupa air elah. Sesar tegak dengan lapisan teratas yang turun mempunyai banyak rongga sehingga banyak mengandung air elah. Sedangkan sesar mundur dengan lapisan bawahnya yang turun mempunyai sedikit rongga akibat pembentukan sesar tanah liat, sehingga permukaan air tanah naik.

Gambar 3.7 Air tanah di zone retakan 3.3. Penyelidikan Air Tanah Penyelidikan air tanah meliputi beberapa tahapan, yaitu: 1. Penyelidikan topografi dan geologi 2. Pengukuran air 3. Pendugaan fisik 4. Pemboran uji 5. Uji akuifer Modul ini akan membahas mengenai dua jenis pendugaan fisik, yaitu: pendugaan listrik dan pendugaan seismik. 3.3.1. Pendugaan Listrik (Survey Geolistrik) Setiap lapisan di bawah permukaan tanah memiliki resistivitas yang berbeda-beda. Pendugaan listrik digunakan untuk memperkirakan lapisan-lapisan di bawah permukaan tanah berdasarkan hasil pengukuran resistivitas semu ( ), sehingga dapat dimanfaatkan untuk identifikasi akuifer (meliputi: kedalaman, ketebalan dan keadaan batuan dasarnya). Alat yang digunakan untuk pendugaan listrik ini dinamakan dengan geolistrik. Geolistrik terdiri dari sebuah sumber arus searah (d , direct current), amperemeter, voltmeter, kabel dan empat buah elektroda. 3.3.1.1. Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan ara menan apkan empat buah elektroda di atas permukaan tanah dengan jarak tertentu dari titik duga. Empat buah elektroda ini terdiri dari dua jenis, yaitu: elektroda arus (C1 dan C2) dan elektroda potensial (P1 dan P2). Elektroda arus dihubungkan dengan sumber arus d dan amperemeter. Elektroda potensial dihubungkan dengan voltmeter. Jarak antar elektroda ( ) kemudian diperpanjang dengan titik duga sebagai pusat. Penentuan terbagi menjadi beberapa ara, yaitu: Wenner, Schlumberger, Pole-Dipole dan Dipole-Dipole. Pada modul ini kita akan menggunakan ara Wenner, karena

Air Tanah

Modu air tanah kesederhanaan dalam pengolahan hasil pengukuran untuk mendapa tkan . Resistivitas semu ( ) pada kedalaman dapat dihitung menggunakan rumus:  : Resistivitas semu ( ) : 6.28 : Jarak antar elektroda (m) V : Beda potensial (Volt) I : Arus listrik (Ampere)

Gam ar 3.8 Pendugaan listrik dengan cara Wenner 3.3.1. . Analisis Kurva Hasil perhitungan kemudian dibuat kurva terhadap dengan sebagai sumbu y dan sebagai sumbu x (kurva ). Jika lapisan di bawah permukaan tanah hanya terdiri dari satu , maka secara teoritis kurva berupa sebuah garis horizontal. Jika kurva mempunyai titik perubahan, maka dapat diperkirakan bahwa lapisan yang berlainan -nya terletak di dekat titik perubahan kurva tersebut. Dengan mencocokkan gradien kurva master ( aster curve) dengan kurva m yang diperoleh, maka resistivitas semu lapisan ( ) di kedalaman d ( ) dari permukaan tanah dapat diketahui. Jenis lapisan-lapisan tersebut dapat diketahui dari tabel berikut: Ta el 3.1 Harga resistivitas semu lapisan Lapisan No. Lapisan ( ) Air tanah bebas 80-200 7. Batu pasir Air tanah terkekang 30-100 8. Konglomerat Lumpur dan lempung 10-200 9. Tufa Pasir 100-600 10. Kelompok andesit Pasir dan kerikil 100-1.000 11. Kelompok granit Batu lumpur 20-200 12. Kelompok sabak

Air Tanah

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

( ) 50-500 100-500 20-200 100-2.000 1.000-10.000 200-2.000

Modul air tanah

Identifikasi akuifer dapat dilakukan se ara tepat jika diperoleh resistivitas yang sebenarnya dari lapisan-lapisan. Resistivitas tersebut harus diukur langsung dari singkapansingkapannya. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa air dalam akuifer adalah air tanah terkekang karena tertutup oleh lapisan tanah liat dan lempung (impermeabel). Akuifer tersebut berada pada kedalaman 4.8 hingga 30 meter dari permukaan tanah (tebal akuifer 25.2 meter) yang ditandai dengan adanya lapisan pasir dan kerikil. Akuifer dibatasi oleh batuan dasar dari fragmen-fragmen vulkanik.

Gambar 3.9 Perbandingan antara kurva

dengan hasil pemboran

Air Tanah

Tetapi dalam ekskursi pada kali ini kita menggunakan program res2div. Program ini akan mengolah data geolistrik yang telah kita dapatkan. Sehingga kita hanya memasukkan data yang telah kita dapatkan kepada program ini. 4. Praktikum 4.1. Pengolahan Data Geolistrik 1. Hitung resistivitas semu dari data geolistrik pada tabel berikut: No. No. (mA) V (mV) (m) I (mA) V (mV) (m) ( ) ( ) 1. 2 21. 42 2. 4 22. 44 3. 6 23. 46 4. 8 24. 48 5. 10 25. 50 6. 12 26. 52 7. 14 27. 54 8. 16 28. 56 9. 18 29. 58 10. 20 30. 60 11. 22 31. 62 12. 24 32. 64 13. 26 33. 66 14. 28 34. 68 15. 30 35. 70 16. 32 36. 72 17. 34 37. 74 18. 36 38. 76 19. 38 39. 78 20. 40 40. 80

Modul air tanah

2. Gambarkan kurva

(relativitas semu) dengan menggunakan rumus:

Tulis di table yang telah disediakan. 3. Masukkan tegangan, arus listrik, dan relativitas semu ke dalam program res2div yang terdapat dilaptop.

Air Tanah

You might also like