You are on page 1of 13

Moratorium CPNS Dimulai 1 September 2011 Dengan Pengecualian

Posted by Saffa' pada 20 Agustus 2011 Tiga kementrian terkait sudah sepakat menghentikan sementara alias moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS), yang berlaku 1 September 2011 hingga 1 September 2012. Rencananya, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkeu Agus Martowardojo, dan Menpan-RB EE Mangindaan, menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang moratorium penerimaan CPNS itu pada 24 Agustus 2011. Insya Allah akan diberlakukan moratorium dengan pengecualian-pengecualian yang sangat ketat, ujar Gamawan di kantornya, Jumat (19/8). Meski ada moratorium, namun ada sejumlah pengecualiaan, dengan tujuan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan minimal. Misalnya, tetap menerima CPNS bidang kesehatan seperti dokter, untuk menggantikan yang pensiun. Tenaga bidang pendidikan seperti dosen, juga tetap direkrut. Dikatakan Gamawan, untuk PNS tenaga administrasi saat ini sudah membludak. Dipaparkan Gamawan, jumlah PNS per 13 Mei 2011 sebanyak 4.708.330 orang atau memiliki persentase 1,98 persen dibanding jumlah penduduk sekitar 237 juta orang lebih. Menurut lokasi, jumlah PNS pusat sekitar 916.493 orang (19,5 persen) dan PNS daerah 3.791.837 orang (80,5 persen). Kebijakan moratorium ini, kata Gamawan, akan disosialisasikan oleh tim reformasi birokrasi kepada gubernur dan bupati/wali kota. Masa moratorium ini, lanjutnya, akan digunakan untuk menata kepegawaian, misalnya soal distribusi yang belum merata. Nantinya, jika ada kelebihan PNS dalam kabupaten/kota, bisa didistribusikan kepada daerah lain di satu provinsi yang kekurangan. Sehingga tak harus menambah, tapi menggeser, kata Gamawan. Hal yang sama juga diberlakukan untuk instansi pusat. Jika kementerian tertentu kelebihan jumlah PNS bidang tenaga administrasi, dilakukan pemindahan ke kementerian lain. Terpisah, Menpan-RB EE Mangindaan menjelaskan, moratorium ini akan disepakati dalam bentuk penandatanganan SKB oleh tiga menteri terkait itu. Mangindaan pernah mengatakan, moratorium ini bukan berarti pemberhentian seluruh rekrutmen CPNS baru. Ada beberapa pos penting yang tetap membutuhkan regenerasi PNS baru melalu seleksi CPNS. Diantaranya tenaga sipir, tenaga pendidik dan kesehatan. (sam/jpnn)

Moratorium CPNS Patut Didukung


Share Semarang, CyberNews. Sejumlah legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah menilai usulan moratorium atau penghentian sementara penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan tenaga honorer patut didukung sepenuhnya. Moratorium perlu dilakukan karena kondisi keuangan di kabupaten/kota cukup memprihatinkan. Anggota Komisi A DPRD Jateng Abdul Aziz menyatakan, keuangan daerah rata-rata 60 hingga 70%-nya habis digunakan untuk gaji pegawai dan sisanya baru untuk pembangunan. Kecilnya jumlah dana bagi pembangunan, lanjutnya, jika dibiarkan bisa sangat berbahaya bagi stabilitas sosial dan politik. Itu bisa terjadi karena alokasi untuk pembangunan dan fasilitas bagi masyarakat justru tidak terpenuhi. "Usulan tersebut menjadi bagian konkrit dari langkah reformasi birokrasi yang selama ini digembar gemborkan. Jadi moratorium itu harus didukung," terang politikus PPP itu. Apalagi, lanjutnya, fakta di lapangan menunjukkan membengkaknya jumlah PNS tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. "Idealnya anggaran itu yang besar digunakan untuk pembangunan, tapi kondisi sekarang kan justru terbalik. Ini yang harus dirubah," tandasnya. Aziz mencontohkan, akibat jumlah PNS yang berlebihan sebanyak 11 kabupaten di Jateng pada tahun 2011 ini Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat tidak mencukupi untuk membayar gaji dan insentif daerah bagi pegawai. Dampaknya, pemda harus nomboki gaji pegawai dengan mengambilkan dana dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) masing-masing yang tentunya mengurangi porsi pembangunan. Anggota Komisi A lainnya, Wahyudin Noor Aly menuturkan, seharusnya rekrutmen pegawai didasarkan pada kebutuhan dan bukan ajang pemenuhan janji politik. "Saat ini paradigma menjadi PNS maka kehidupan pasti lebih terjamin harus dirubah terutama dikalangan anak muda, pelajar, dan mahasiswa. Jiwa berwirausaha harus ditingkatkan," terang politikus PAN tersebut. ( Saptono Joko Sulistyo / CN33 / JBSM )

Menpan: Moratorium Penerimaan CPNS Diberlakukan


Jumat, 5 Agustus 2011 20:36 WIB | 7578 Views

Menpan RB, E.E. Mangindaan (FOTO.ANTARA) Berita Terkait

Pemerintah akan Angkat Honorer Menjadi PNS Mangindaan: Anas Tetap Pimpin Demokrat Menteri : pemogokan karyawan Freeport timbulkan banyak kerugian 21 letusan dari kawah Tompaluan Menteri ESDM pertemuan tertutup bahas mogok Freeport
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan mengatakan moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tidak diberlakukan secara total, melainkan ada sejumlah pengecualian untuk jabatan fungsional tertentu. "Kita berhenti dulu, tetapi tidak berhenti total. Kita ingin moratorium jalan tapi ada pengecualian," katanya saat memberikan keterangan pada wartawan, di Jakarta, Jumat, didampingi Sekretaris Kementerian PAN dan RB Tasdik Kinanto, Deputi bidang SDM Aparatur Ramli Naibaho, dan Kepala LAN Asmawi Rewansyah. Pengecualian yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya perekrutan CPNS tetap diberlakukan untuk jabatan-jabatan fungsional tertentu yang sangat dibutuhkan seperti tenaga medis, penjaga lembaga pemasyarakatan, tenaga pengajar, pegawai untuk daerah pemekaran, dan tenaga lapangan lainnya.

Mangindaan menjelaskan moratorium ini diberlakukan untuk melakukan penataan diantaranya terhadap komposisi, distribusi, dan penempatan sesuai kompetensi. Menurut Mangindaan, saat ini pihaknya tengah mengkaji lebih dalam dengan kementerian terkait lainnya mengenai detil rencana moratorium ini. Pengkajian ini akan dilakukan selama satu hingga dua pekan ke depan. "Konsepnya akan kami siapkan tidak lama, satu sampai dua minggu ke depan untuk moratorium itu, karena saya mesti melibatkan kementerian lain," katanya. Soal landasan hukum yang akan dipakai untuk moratorium ini, Menpan dan RB mengatakan ada dua kemungkinan yang akan digunakan yakni dengan menerbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menpan dan RB, atau dengan menerbitkan instruksi presiden. Moratorium dengan pengecualian ini, rencananya akan dilaksanakan selama satu tahun terlebih dahulu, dan rencananya akan diberlakukan mulai 2011. Jika selama satu tahun tersebut, penataan tentang kepegawaian berikut aturannya telah selesai, maka moratorium dapat dihentikan. Apabila dirasa kurang, maka moratorium dapat diperpanjang hingga dua tahun. "Mulai September ini kalau boleh kita sudah mulai, sampai September yang akan datang. Kalau diperpanjang, ya, paling empat bulan," katanya. Rencana moratorium penerimaan CPNS didasari banyak alasan diantaranya karena komposisi dan distribusi pegawai yang tidak proporsional dan penempatan PNS yang tidak sesuai kompetensi. Jumlah PNS pada 2003 sekitar 3,7 juta dan meningkat menjadi 4,7 juta pada 2011. Meskipun persentase jumlah PNS terhadap jumlah penduduk masih sekitar 1,98 persen atau di level yang moderat, tetapi dari sisi komposisi, distribusi, dan kompetensi masih bermasalah. Selain itu, masalah lainnya yakni belanja pegawai dalam APBD di atas 40 persen di 396 kabupaten/kota.(*)

SBY Setuju Moratorium Rekrutmen CPNS


Share Sabtu, 20 Agustus 2011 09:05:29 | Berita Nasional | (908 view) SBY menyebut, alokasi belanja pegawai yang terus meningkat, sebaliknya porsi belanja modal untuk pembangunan daerah justru menurun. Peningkatan porsi belanja pegawai dalam APBD berkaitan erat dengan terjadinya penambahan dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru daerah setiap tahun, yang dalam banyak kasus, tidak sesuai dengan kompetensi dan keperluannya. Yang lebih memprihatinkan lagi kata SBY, sebagian belanja modal juga digunakan untuk pembangunan rumah dinas, pengadaan mobil dinas, dan pembelanjaan lain yang tidak tepat. Seharusnya, belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur, misalnya jalan dan jembatan, yang justru perlu ditingkatkan. Saya menginstruksikan kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota agar memperbaiki postur APBD dengan benar-benar menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama, baik dalam perencanaan dan pelaksanaannya, maupun dalam pengelolaan keuangan daerah, tegas SBY saat menyampaikan pidato RAPBN 2012 di DPR, Selasa (16/8). SBY meminta agar belanja operasional, seperti belanja pegawai, belanja barang, dan belanja perjalanan dinas sedapat mungkin dikurangi dan terus dijaga efisiensinya. SBY pun mendukung kebijakan untuk dilakukan moratorium pengangkatan PNS Daerah. Ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan anggaran di daerah. Belanja modal atau belanja infrastruktur harus diberikan porsi yang lebih besar dan diprioritaskan. Sejalan dengan itu, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah juga perlu terus ditingkatkan, kata SBY. Selain itu dalam konteks pemekaran daerah, SBY mengatakan perlu kiranya dikritisi bersama-sama. Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999 sampai saat ini, daerah baru mengalami penambahan yang luar biasa hingga 205 daerah, yang terdiri dari 7 Provinsi, 164 kabupaten, dan 34 kota. Dengan demikian kata SBY, jumlah daerah saat ini telah mencapai 524 daerah, yang terdiri dari 33 provinsi, 398 kabupaten, dan 93 kota. Akibatnya, alokasi anggaran yang sesungguhnya diperuntukkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, banyak yang harus dialihkan untuk pembangunan fasilitas pemerintahan, belanja pegawai, dan keperluan lain bagi pemekaran daerah baru.

"Dari sisi pendanaan APBN, pemekaran daerah baru tentu berdampak terhadap keuangan negara. Untuk itulah, kita harus lebih kritis dan lebih cermat dalam menyikapi pemekaran daerah baru, agar tidak memberikan beban anggaran yang sangat berlebihan, kata SBY. (afz/jpnn) www.depdagri.go.id

JAKARTA Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan penundaan sementara penetapan tambahan formasi untuk penerimaan calon pegawai pegeri sipil (CPNS) atau moratorium selama 16 bulan, sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012. Ini adalah salah satu langkah utama program Reformasi Birokrasi, kata Wakil Presiden Boediono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (19/8/2011). Dia menegaskan, bahwa moratorium ini adalah langkah tidak permanen dan selektif dengan beberapa pengecualian, misalnya untuk tenaga pendidik, kesehatan seperti dokter dan perawat, serta petugas keselamatan publik. Penetapan moratorium ini akan diatur melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Seluruh kementerian dan lembaga, dalam koordinasi Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN), akan merumuskan ketentuan rinci mengenai pelaksanaan moratorium ini. SKB Terbit Pekan Depan Saat ini, SKB sedang dalam tahap finalisasi dan Wapres meminta SKB ini sudah terbit pada minggu depan. Dia melanjutkan, tujuan utama moratorium ini adalah penataan menyeluruh pegawai negeri agar tercapai ukuran yang tepat dan efisien (right sizing). Penataan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dengan Program Reformasi Birokrasi secara nasional. Selama masa moratorium, pemerintah akan menata kembali berbagai regulasi mengenai kepegawaian. Pemerintah juga melakukan konsolidasi serta menata kembali distribusi pegawai negeri. Jadi moratorium ini bukanlah semata-kata penghentian sementara rekrutmen pegawai, melainkan tak terpisahkan dengan upaya pembenahan secara menyeluruh yang akan berlangsung selama masa moratorium. Maka selama masa penundaan atau moratorium, pemerintah akan melakukan penghitungan jumlah kebutuhan pegawai negeri sipil berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja. Tujuannya, penghitungan kembali ini menghasilkan profil kebutuhan PNS yang tepat sehingga penataan birokrasi kita berikutnya bisa lebih efisien dan sesuai kebutuhan. http://kolomlowongan.wordpress.com/2011/08/20/penerimaan-cpns-2011-ditunda-16bulan/

Moratorium CPNS Meresahkan PADANG - SINGGALANG Rencana penghentian sementara (moratorium) penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di seluruh Indonesia meresahkan banyak orang. Ini karena mindset masyarakat awam, PNS segala-galanya. Kalau sang anak sudah bekerja sebagai PNS, barulah orang tuanya bangga dan tidur nyenyak. Jika 2010 seluruh Sumbar menerima 4.003 CPNS, tahun ini kuotanya sebanyak itu pula, sekitar 200-an ditempatkan di provinsi. Namun, menurut Kepala BKD Sumbar, Jayadisman, Minggu (17/7), karena moratorium menyangkut kebijakan, maka ia sebagai pejabat teknis menunggu instruksi dari gubernur. Gubernur tentu menunggu dari presiden pula. Semoga tidak ada moratorium. Resah Tanggapan itu diminta atas rencana pemerintah pusat melakukan moratorium (penghentian sementara) penerimaan CPNS 2011 (Singgalang, 16/7). Rozanna, 23, begitu merisaukan orang tuanya di Pasaman Barat yang begitu berharap dia menjadi PNS. Tahun kemarin ia sudah gagal tes. Usai itu menjalani honor di salah satu sekolah swasta di Padang. Hampir setahun dia menunggu CPNS berikutnya. Karena itu, ketika mendapatkan kabar kalau CPNS 2011 ditiadakan, dia risau. Padahal saya sudah berusaha meyakinkan orang tua untuk bersabar, saya akan tes lagi tahun ini dan mudah-mudahan lulus, katanya dengan mata berkaca-kaca. Tahun lalu, Zana, begitu ia akrab disapa, mengikuti tes penerimaan CPNS di dua daerah, Sijunjung dan Tanjung Jabung Timur, Jambi. Pada 2011 ini sudah berencana untuk tes di empat tempat di Kepulauan Riau, Pekanbaru, Sumbar, dan Jambi. Nanti melihat komposisi dimana dibutuhkan dan kalau jadwal tesnya tidak bentrok, katanya. Tak begitu menyangka ada efek kekecewaan yang begitu sangat kalau seandainya penerimaan CPNS 2011 ini juga tiada. Hilda Yati, mahasiswa UNP yang sekarang mengejar wisuda periode September ini mengatakan kalau dia mengejar target tamat untuk tes CPNS. Biasanya kan tes CPNS Oktober, saya kejar tamat September supaya Oktober langsung bisa ikut tes, katanya. Namun kalau misalnya tes 2011 ditiadakan, ia kecewa. Kata orang tua saya ya memang harus PNS, masa depan cerah, ada pensiun, pinjam uang bank pun gampang, katanya. Untuk gaji 4,59 juta orang pegawai diberitakan negara menghabiskan Rp180,6 triliun. Pada 2011 ditambah lagi Rp17,9 triliun. Hal tersebut itulah yang membuat pengefisiensian pengeluaran untuk gaji pegawai. Pegawai dikurangi untuk meminimalisir pengeluaran. Penerimaan CPNS diberhentikan untuk sementara. Gegabah Dosen Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Padang (UNP), Muhammad Isa Gautama mengatakan kalau wajar jika banyak masyarakat kecewa. Bagaimana tidak? Tidak bisa dipungkiri kalau Indonesia adalah negara pegawai. Apalagi untuk Sumbar, perusahaan-perusahaan swasta besar itu sangat sedikit, bisa dikatakan cuma Semen Padang. PNS itu tetap menjadi nomor satu bagi masyarakat kita, karena untuk menjadi

pengusaha atau wiraswasta bukan hal yang mudah, selain mental yang kuat juga butuh modal, katanya kepada Singgalang, Minggu (17/7). Menurutnya, keputusan penghentian sementara (moratorium) penerimaan CPNS di seluruh Indonesia yang Keppresnya sedang disusun itu merupakan sebuah keputusan yang gegabah. Apakah dengan cara tersebut efektif untuk menekan pengeluaran APBD. Sementara kebocoran di sana-sini banyak. Kita lihat sekarang persentase pejabat yang terjaring kasus korupsi, banyak. Itulah yang sebenarnya menjadi permasalahan krusial kita, yang membuat kas negara jebol terus, ujarnya. Menurutnya, yang perlu diperbaiki adalah anggaran yang bocor di sana-sini. Lebih dari Rp6 triliun uang negara hilang karena ulah para pejabat-pejabat. Pejabat-pejabat daerah itu kan jajaran depdagri. Kenapa kemudian masyarakat yang harus terkena imbasnya, katanya. Dia menjelaskan, tamatan S1 meningkat baik dari kuantitas maupun kualitas. Kemanakah tenaga-tenaga tersebut didrop? Menurutnya, hal itu justru akan merugikan pemerintah. Alumni-alumni perguruan tinggi yang berkualitas akan lari ke perusahaan-perusahaan swasta atau asing. Sementara dalam suatu instansi pemerintahan, selalu ada yang pensiun tiap tahunnya. Ini akan menyebabkan kualitas SDM institusi pemerintahan menurun, padahal makin hari tiap kantor itu akan lahir bidang-bidang baru, paparnya. Menurutnya, sistem penerimaan CPNS lah yang harus dibenahi. Apakah benar-benar sesuai dengan kebutuhan? Sudahkah menerapkan solusi the right man on the right place? Di lapangan, toh kita banyak melihat PNS yang hanya ongkang-ongkang kaki dan kerjaannya tidak jelas, atau mereka yang tugasnya tidak sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Itulah yang menjadi permasalahan bukan justru malah menghentikan penerimaan CPNS. Dengan moratorium tersebut dapat dipastikan, gelombang pengangguran akan semakin besar, pungkasnya. http://www.minangforum.com/Thread-Moratorium-CPNS-Meresahkan

Moratorium CPNS untuk Atur Sistem Kepegawaian


Tahun 2011 hingga 2012 tidak ada penerimaan CPNS. Membenahi ketidakmerataan pegawai di tingkat daerah hingga pusat.

Kurniawan Tri / Arwani 6 Agustus 2011 - 9:40 WIB

Menteri PAN EE Mangindaan VHRmedia, Jakarta Tahun ini Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan melakukan moratorium calon pegawai negeri sipil (CPNS). Penghentian sementara penerimaan PNS ini untuk membenahi ketidakmerataan pegawai di tingkat aparatur negara dari tingkat daerah hingga pusat. Saat ini beberapa kementerian merumuskan konsep moratorium ini. Ide dasar moratorim ini bukan untuk menghentikan penerimaan CPNS seterusnya. Penghentian sementara ini bisa terjadi selama 1 tahun atau mungkin 2 tahun, tergantung berapa lama proses pembenahan sistem kepegawaian. Jadi, bukan menghentikan penerimaan. Ada beberapa pengecualian untuk daerah tertentu. Makanya, sekarang masih kita kaji, kata Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara EE Mangindaan Mangindaan di Jakarta, Jumat (5/8). Menurut Mangindaan, latar belakang perlunya moratorium CPNS di antaranya dengan ditetapkan UU 22/1999 yang telah diganti dengan UU 32/2004 tentang pemerintahan daerah, mengakibatkan pengangkatan sekretaris desa menjadi PNS (46.021 pegawai), penyerahan pegawai dari pemerintah pusat ke daerah (2,2 juta pegawai), dan pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS (899.866 orang). Faktor lain, dampak pemekaran wilayah sejak 2001 menambah 7 provinsi dan 154 kabupaten/kota, yang mengakibatkan besarnya permintaan penambahan PNS di daerah. Pembentukan satuan organisasi daerah juga berpotensi memicu permintaan PNS. Halhal di atas berdampak pada jumlah, komposisi, dan distribusi yang tidak proporsional serta penempatan PNS yang tidak sesuai kompetensi. Dan moratorium untuk membenahi itu. Kalau sudah benar, baru kita buka lagi, kata Mangindaan. Saat ini jumlah PNS mencapai 4.708.330 orang yang penyebarannya meliputi 80,5% di daerah dan sisanya di pusat. PNS yang akan pensiun tahun 2011 mencapai 107.418 orang, 2012 mencapai 124.175 orang, 2013 mencapai 123.167 orang, dan tahun 2014 mencapai 133.734. Itu semua perlu diatur. Kita inginnya nol pensiun. Dan mengatur orang itu harus hati-hati, kata EE Mangindaan. (E4) Foto: VHRmedia / Kurniawan TY http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=3716

Wacana
26 Agustus 2011 Share :

Tajuk Rencana

Moratorium CPNS Akhirnya Disepakati


Moratorium, atau jeda dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) akhirnya akan diberlakukan secara resmi pada 1 September 2011 sampai 12 Desember 2012. Beberapa menteri antara lain, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi secara resmi telah menandatangani surat tersebut di hadapan Wapres Boediono. Apa yang selama ini diwacanakan banyak kalangan tentang perlunya pembatasan jumlah PNS akhirnya terjadi juga. Beberapa saat lalu, salah seorang tokoh pendorong reformasi birokrasi Ery Riyana Hardjapamekas mengungkapkan bahwa telah terjadi kelebihan jumlah pegawai negeri sipil. Organisasi menjadi sangat gemuk, tidak efisien, dan sangat membebani APBN. Masalah ini muncul bahwa setelah pelaksanaan otonomi, penerimaan CPNS cenderung tidak terkendali. Akibatnya, jumlah membengkak dan menyedot 70 persen pengeluaran rutin APBN. Keadaan ini sangat memberatkan anggaran negara, dan lebih dari pada itu birokrasi menjadi tidak efisien. Jika 70 persen tersedot untuk belanja pegawai, maka hanya 30 persen saja yang bisa digunakan sebagai daya ungkit pengembangan ekonomi. Sementara ada pandangan bahwa APBN yang sehat, sebisa mungkin dengan keadaan yang berbalik. Atau setidaknya, belanja pegawai tidak lebih dari 45 persen. Jika perimbangan anggaran bisa dicapai ke tahapan yang ideal tersebut, maka pengeluaran pembangunan seperti peruntukkan infrastruktur akan jauh lebih besar. Besaran investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang menjadi lebih tinggi dari sekarang. Tetapi, moratorium tersebut memberikan catatan pengecualian terutama menyangkut peningkatan pelayanan seperti bidan, perawat, tenaga pendidikan, dan tenaga teknis yang dibutuhkan sekali. Jika ini terjadi, maka rekruitmen dilakukan di daerah yang membutuhkan. Artinya, kebijakan tersebut tetap memberikan kemungkinan rekruitmen baru karena alasan-alasan tertentu, terutama upaya memberikan dan terselenggaranya pelayanan minimal. Moratorium tetap memberikan peluang dan sedikit keleluasaan bagi daerah. Pasca reformasi terasa benar bahwa pola rekruitmen pegawai negeri sipil berlangsung dengan sangat semarak. Awalnya memang untuk memenuhi kebutuhan pegawai akibat pelaksanaan otonomi daerah. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa persoalan PNS itu tidak bebas dari serbuan politik para rezim penguasa. Seperti misalnya, kenaikan gaji pegawai biasanya dilakukan sesaat menjelang pemilu. Motif utama tentu sebagai bagian

dari pencitraan pemerintah, dan lebih dari itu adalah kepentingan mendulang suara. Fakta seperti ini terus berlangsung. Fakta yang lain, telah pula terjadi komersialisasi penerimaan CPNS secara masif di seluruh daerah di Tanah Air. Penerimaan pegawai tidak sepenuhnya mengacu pada kualitas calon. Bahkan, dalam derajat tertentu, CPNS telah menjadi tambang tersendiri bagi para kepala daerah di berbagai tingkatan. Jika kini moratorium telah disepakati untuk jangka waktu 15 bulan, maka setidaknya untuk sementara APBN agak longgar dan bujetnya bisa dikonsentrasikan untuk kebutuhan investasi. Tetapi jangan sampai terjadi, pascamoratorium jumlah penerimaan justru berlipat-lipat. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/26/157354/MoratoriumCPNS-Akhirnya-Disepakati

You might also like