You are on page 1of 4

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan

bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu cara bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajad kesehatan yang tinggi , dengan mutu kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan yangmenopang dan mendorong kreatifitas. Oleh karena itu maka pembangunan manusia seutuhnya harus mencapai aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek spiritual dan sosial, termasuk kepribadian dan kejuangan, yang ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai daya juang yang tinggi. Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehudupannya, mulai dari dalam kandungan bahkan jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, bayi, balita, usia pra sekolah, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai kepada usia lanjut. Dalam upaya kesejahteraan manusia dalam tiap tahap kehidupan tersebut, pembangunan kesehatan memegang peranan yang amat penting sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Selain itu pembangunan kesehatan juga berperan penting dalam membangun manusia sebagai sumber daya pembangunan. Derajad kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas bangsa, peningkatan kreatifitas dan produktivitas bangsa, peningkatan kreativitas dan produktivitas, akan mempertajam peningkatan daya juang dan daya saing bangsa yang sangat diperlukan dalam memasuki abad ke-21 yang diliputi oleh suasana persaingan bangsa yang semakin ketet. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia ke depan itu adalah Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang dirumuskan :Indonesia Sehat 2010. Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan dan produktivitas sumber daya manusia. Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi, rata-rata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat yaitu karies dan penyakit periodontal sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik sejak usia dini. Upaya pembinaan kesehatan gigi masyarakat telah dilaksanakan melalui pendekatan UKGMD sejak tahun 1979, dimana upaya promotif, preventif dilaksanakan secara terpadu dengan upaya kesehatan lainnya terutama melalui Posyandu. Pada tahun 1992 telah diterbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan UKGMD di Posyandu.

Dengan berkembangnya berbagai Upaya Kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) maka pembinaan kesehatan gigi masyarakat dapat diperluas cakupannya dengan berintegrasi kepada UKBM lainnya selain Posyandu seperti; Bina Keluarga Balita, Pos Kesehatan Pesantren (POskestren), Taman Kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Quran, Bina Keluarga Lansia, Pos Obata Desa (POB), Saka Bakti Husada (SBH) dan sebagainya. Pada tahun 1995 dengan bantuan konsultan dari AGFUND WHO telah dilaksanakan pula Community Dental Health Demonsratian Project di Cimareme Jawa Barat yang pada prinsipnya menyerhanakan materi dan metode penyuluhan kesehatan gigi, sehingga mudah dilaksanakan secara terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya. Maka berdasarkan perkembangan-perkembangan tersebut dan hasil kesepakatan tamu karya lintas program dan lintas sektoral pada tanggal 3-4 November 1998 di Cisarua, istilah UKGMD sebaiknya dirubah menjadi Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) karena sasarannya tidak hanya terbatas pada masyarakat desa. Melihat keadaan diatas maka buku Penyelenggaraan UKGMD yang diterbitkan tahun 1992 disempurnakan s/d tahun 2002 sesuai dengan perkembangan program. Tahun 2004 buku Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) disempurnakan lagi karena pada tahun 2001 data kesehatan gigi kembali dikumpulkan melalui Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi anak, salah satu kebijaksanaan kesehatan gigi adalah meningkatkan upaya promotif-preventif pada Balita dan anak pra skolah. Pada pelaksanaannya timbul kendala diantaranya terbatasnya jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk melaksanakan pembinaan upaya promotif-preventif baik melalui Posyandu dan Guru Taman Kanak-kanak sangat potensial untuk melaksanakan pembinaan kemampuan pelihara diri dibidangkesehatan gigi dan mulut kepada anak-anaksecara integral. Maka untuk menunjang hal tersebut perlu dilaksanakan Pelatihan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Kader dan Guru Taman Kanak-kanak. Penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran Masyarakat untuk menjaga Kesehatan Gigi dan Mulutnya dan rendahnya pengetahuan Masyarakat

( UKGMD )

Tujuan . Meningkatkan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat dan Peserta Didik di Wilayah Singosari secara Optimal melalui upaya Promotif dan Preventif.

LANJUTAN.. Penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran Masyarakat untuk menjaga Kesehatan Gigi dan Mulutnya dan rendahnya pengetahuan Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan kesehatan secara merata dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD )

Tujuan . Meningkatkan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat dan Peserta Didik di Wilayah Singosari secara Optimal melalui upaya Promotif dan Preventif. n. UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa )

Adalah suatu pendekatan Edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta Masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Gigi ( Upaya Promotif, Preventif secara terpadu UKBM ) dikenal dengan Primery Oral Healt Care Aproach )

You might also like