You are on page 1of 18

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Shalawat dan salam semoga disampaikan pada pemimpin abadi, umat, Nabi Muhammad saw. Atas limpahan Rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum ini dengan judul: KRISTALLOGRAFI I . Laporan ini disusun sebagai salah satu mata kuliah Laboratorium Metalurgi Jurusan Tenik Metalurgi Fakultas Teknik Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon Banten. Dalam menyusun laporan penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan maupun semangat yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih. Namun demikian penulis menyadari dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan membuka pintu selebar-lebarnya dalam menerima berbagai kritikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cilegon,

November 2006 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I 1.1 1.2 1.3 Bab II Bab III 3.1 3.2

....................................................................................... i ....................................................................................... ii

................................................................................................... iii Pendahuluan ........................................................................... 1 Latar Belakang Masalah Tujuan Percobaan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Diagram Alir Percobaan Alat dan Bahan Ruang Lingkup Percobaan ................................................... 1 ................................................... 2 ................................................... 11 ................................................... 11 ... 12 ................... 12 Penelitian ............................................................... 1 ............................................................... 3

3.2.1 Alat yang digunakan ................... 12 3.2.2 Bahan yang digunakan 3.3 Bab IV Bab V Bab VI Daftar Pustaka ... Lampiran . a. Perhitungan ... .................................................................................................. Prosedur Percobaan Hasil ... Pembahasan ... Kesimpulan ... ... 13

b. c.

Jawaban ... Blanko0 ...

Pertanyaan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada abad ini banyak sekali orang yang tahu akan kemanfaatan kandungan kristal yang ada dipermukaan bumi ini,tidak jarang orang yang berlomba-lomba demi mendapatkan kandungan kristal.Tapi sungguh ironis sekali mahasiswa yang notabenenya orang akademik dan mempunyai ilmu tentang teknik pengelolaan dan pengambilan mineral-mineral yang ada dipermukaan bumi kesulitan dalam mengecek keberadaan kristal yang baik untuk digali. Disamping pengelompokan kelasnya yang sulit serta penamaan bentuk kristal juga sulit untuk dideteksi. Dalam praktikum kristalografi I mahasiswa dituntut untuk bisa mengetahui unsur-unsur simetri, titik inversi, sumbu putar dan sumbu rotoinversi serta pembacaan dari keseluruhan data yang ada sehingga mahasiswa dapat mengklasifikasikan dalam bentuk kelas kristal dan tahu akan penamaan dari bentuk kristal yang sedang diteliti. 1.2 Tujuan Percobaan

Agar Mahasiswa dapat memahami dan mengerti, bahwa didalam suatu kristal terdapat pembagian unsur-unsur simetri sehingga kita dapat mengklasifikasikan dalam bentuk kelas kristal. 1.3 Ruang Lingkup Percobaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI KRISTAL BERDASARKAN UNSUR-UNSUR SIMETRI YANG DIMILIKI SUATU KRISTAL Kristalografi adalah bidang ilmu yang mempelajari struktur suatu bahan dalam arti seluas luasnya, baik keteraturan yang tampak secara eksternal ataupun secara mikroskopik. Dalam pengertian lebih luas, kristalografi adalah studi tentang kristal : bentuk, pertumbuhan, struktur, kimia, ikatan dan sifat sifat fisik. Kristal juga memiliki arti yaitu material solid yang memiliki atom - atom tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi. Pola ini disebut struktur kristal yaitu dapat dijelaskan dari susunan geometri sejumlah kecil atom yang membentuk sel satuan. Sel satuan berulang secara terus menerus dan reguler membentuk kristal. Kristal-kristal dikelompokan berdasarkan unsur-unsur simetrinya menjadi tujuh pembagian utama yang disebut tujuh sistem kristal. Sistem-sistem ini

dibedakan atas kehadiran sumbu-sumbu simetri yang berharga tertentu. Ketujuh sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Isometrik Sumbu : = = = 900 Panjang sumbu satuan : a = b = c 2. Tetragonal Sumbu : = = = 900 Panjang Sumbu Satuan : a = b c 3. Orthorombik Sumbu : = = = 900 Panjang Sumbu Satuan : a b c 4. Monoklin Sumbu : = = 900 , 900 Panjang Sumbu Satuan : a b c 5. Triklin Sumbu : 900 Panjang Sumbu Satuan : a b c 6. Trigonal Sumbu : = = = 1200 Panjang Sumbu Satuan : a = b = d c 7. Hexagonal Sumbu : = = = 1200 Panjang Sumbu Satuan : a = b = d c Unsur-unsur simetri yang dimiliki suatu kristal adalah tiik inverse, sumbu simetri (sumbu putar / rotasi), sumbu rotoinversi, dan bidang cermin. Operasi dari masing-masing unsur simetri adalah sebagai berikut : a. Titik Inversi (i)

Mekanisme operasinya disebut inversi. Jika i ada maka letaknya pada perpotongan sumbu-sumbu kristalografis. Titik ini akan mengkonversikan setiap titik yang terdapat pada kristal. b. Sumbu Putar Mekanisme operasinya disebut rotasi. Kenampakan sebuah bidang kristal akan terlihat kembali apabila kristal diputar 1800,1200,900,dan 600, masing-masing terhadap sumbu 2,3,4 dan 6. c. Sumbu Rotoinversi Mekanisme operasinya merupakan penggabungan antara rotasi dan inversi. Sumbu 3 (baca 3 inversi) Kenampakan sebuah bidang kristal akan terlihat kembali apabila kristal diputar 1200 terhadap sumbu tersebut dan setiap kenampakan dari bidang kristal itu dapat diinversikan. (Dalam kristal tersebut ada 3 sumbu dan titik invesi). Sumbu 4 (baca 4 inversi) Kenampakan sebuah bidang kristal akan terlihat seolah-olah diinversikan. Setelah bidang kristal itu diputar 900 terhadap sumbunya. Sumbu 4 muncul didalam kristal sebagai sumbu 2 yang tidak mempunyai titik inversi nyata (yang ada hanya titik inversi khayal / imajiner). Keadaan sebaliknya tidak berlaku sumbu 2 tidak muncul sebagai sumbu 4. Sumbu 6 (baca 6 inversi) Sumbu ini muncul didalam kristal sebagai sumbu 3 yang tegak lurus terhadap bidang cermin (m). d. Bidang Cermin (m) Bidang cermin adalah bidang yang membagi kristal enjadi dua bagian yang simetris. Selanjutnya masing-masing sistem kristal

dikelompokan lagi menjadi pembagian yang lebih kecil menurut jumlah unsur-unsur simetrinya. Pembagian ini disebut Klasifikasi Kristal. Klasifikasi ketujuh sistem kristal menghasilkan 32 kelas kristal, masingmasing Isometrik 5 kelas, Tetragonal 7 kelas, Ortorombik 3 kelas, monoklin 3 kelas, Triklin 2 kelas, Trigonal 5 kelas, dan hexagonal 7 kelas. Dalam setiap sistem kristal terdapat kelas kristal dengan jumlah unsur yang maksimum. Kelas kristal tersebut dinamakan kelas holohedral. Sebagai contoh : kelas Hexoctahedral dalam sistem isometrik adalah kelas holohedral. Berdasarkan sudut-sudut kita mengenal : 1. Tiga buah sumbu yang saling tegak lurus 2. Empat buah sumbu, dimana 3 sumbu terletak dalam satu bidang datar dan saling menyudut 1200 sedangkan sumbu keempat tegak lurus pada ketiga sumbu yang tadi. 3. Tiga sumbu, dimana satu sumbu tegak lurus pada dua sumbu yang lain, sedang kedua sumbu terakhir ini saling menyudut antara 900 dan 1800 serta terdapat dalam satu bidang datar. 4. Tiga buah sumbu yang saling berpotongan dengan membuat sudut lebih besar dari 900. Berdasarkan satuan panjang (parameter) pada sumbu-sumbu, kita bedakan susunan sumbu sebagai berikut : 1. Pada ketiga sumbu diukurkan satuan yang sama 2. Pada sebuah sumbu diukurkan satuan yang berlainan dengan kedua / ketiga sumbu yang lain. 3. Pada ketiga sumbu diberikan satuan panjang yang berbeda-beda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Percobaan Flow Chart Prosedur Percobaan Kristalografi I 1.Ambil Kristal yang akan diamati dan perhatikan bahwa dalam kristal terdapat sebuah sumbu.

2. Tempatkan kedua sumbu pada tangan kiri, sumbu atas dipegang oleh ibu jari, sumbu bawah oleh jari kelingking.

3. Amati dan buktikan bahwa unsur-unsur simetri kristallografi mempunyai : Titik inversi, sumbu simetri, dan bidang cermin

4. Mengklasifikasikan sistem kristal dalam bagian yang lebih kecil sehingga dari 7 kelompok dapat membentuk 32 kelas, setiap kelas mempunyai unsur-unsur simetri khusus sesuai dengan parameternya.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 3.2.2 Alat yang digunakan Geniometer Kontak Penggaris Busur Jangka Bahan yang digunakan Setiap kelas minimal 2 buah kristal dan langsung Seluruh jenis kristal yang ada Isometrik : Tetartoidal Diploidal Hextetrahedral Hexoctahedral Tetragonal : Tetragonal disphenoidal 4 2 2/m 4 4/m 3 3 3 3 m 2/m

penggambaran oleh praktikan

Tetragonal diphyramidal Tetragonal scalenohedral Ditetragonal dipyramidal Trigonal : Trigonal trapezohedral Trigonal scalenohedral Hexagonal : Hexagonal Phyramidal Trigonal Dipyramidal Hexagonal trapezohedral Dihexagonal Diphyramidal

4/m 4 4/m 3 3 6 6 6 6/m 2 2/m 2 2/m 2 2/m 2 2/m m 2/m

3.3 Prosedur Percobaan 1. 2. Ambil kristal yang akan diamati dan perhatikan bahwa dalam Tempatkan kedua sumbu tersebut pada tangan kiri, dimana sumbu kristal tersebut terdapat sebuah sumbu. atas dipegang oleh ibu jari dan sumbu bawah dipegang oleh jari kelingking. 3. Mengamati dan membuktikan, bahwa unsur-unsur simetri pada a.Titik Inversi b. 4. Sumbu simetri ( sumbu putar dan roto inversi ) Mengelompokan atau mengklasifikasikan sistem kristal dalam c.Bidang cermin bagian yang lebih kecil menurut jumlah dari unsur-unsur simetri sehingga dari 7 kelompok dapat membentuk 32 kelas, dimana setiap kelas-kelas tersebut mempunyai unsur-unsur simetri khusus, sesuai dengan parameternya. bidang kristalografis mempunyai :

BAB IV HASIL PENELITIAN

DATA PERCOBAAN KRISTALOGRAFI I

NO 8 23 16

KELAS KRISTAL OCTAHEDRON HEXAGONAL PRISMA TETRAGONAL TRAPEZOHEDRAL

BIDANG CERMIN

ROTO INVERSI 4 6

UNSUR SIMETRI 4 1 4

1 4

9 15

HEXAGONAL TRAPEZOHEDRAL DIHEXAGONAL PRISMA

2 1

BAB V PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Praktikum

NO.

NAMA KRISTAL

BENTUK KRISTAL

8.

OCTAHEDRON

23.

HEXAGONAL PRISMA

16.

TETRAGONAL TRAPEZOHEDRAL

9.

HEXAGONAL TRAPEZOHEDRAL

15.

DIHEXAGONAL PRISMA

5.1 Pembahasan Data Pada No.8 kelas kristal Octahedron dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 180 0 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu,ketika diputar pada rotasi 1200 dia tidak mempunyai sumbu simetri,ketika diputar pada rotasi 900 mempunyai 4

sumbu,dan terakhir pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu,dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu. Pada No.23 kelas kristal Hexagonal Prisma dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 180 0 dia mempunyai sumbu sebanyak 6 buah sumbu,ketika diputar pada rotasi 120 0 dia tidak mempunyai sumbu simetri,ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu simetri juga,dan terakhir pada rotasi 600 dia mempunyai 1 sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia juga tidak mempunyai sumbu, dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia mempunyai sumbu sebanyak 1sumbu. Pada No.16 kelas kristal Tetragonal Trapezohedral dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 180 0 dia tidak mempunyai sumbu simetri, ketika diputar pada rotasi 120 0 dia mempunyai sumbu simetri sebanyak 3 buah, ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu,dan terakhir pada rotasi 600 dia juga tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini hanya mempunyai 1 sumbu simetri, ketika diinversikan pada rotasi 900 dia tidak mempunyai sumbu sama sekali, dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu simetri. Pada No.9 kelas kristal Hexagonal Trapezohedral dia mempunyai bidang cermin tetapi tidak mempunyai rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 1800 dia tidak mempunyai sumbu, ketika diputar pada rotasi 1200 dia mempunyai sumbu simetri sebanyak 3 buah, ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu, dan terakhir pada rotasi 600 dia hanya mempunyai 1 sumbu simetri. Pada rotasi 1200,900,600 ketika diinversikan kelas ini sama sekali tidak mempunyai sumbu simetri.Artinya apabila kita menemukan suatu kristal yang tidak mempunyai sumbu roto

inversi maka kristal ini ketika diinversiakn dia sama sekali tidak mempunyai sumbu simetri. Pada No.15 kelas kristal Dihexagonal Prisma dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 180 0 dan 1200 dia tidak mempunyai sumbu sama sekali, ketika diputar pada rotasi 900 mempunyai 2 sumbu, dan terakhir pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia mempunyai sumbu sebanyak 2 buah sumbu,dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia hanya mempunyai 1 sumbu simetri.

BAB VI KESIMPULAN

Dalam praktikum Kristalografi I, Mahasiswa dituntut untuk bisa menerangkan dan menggambarkan unsur-unsur simetri yang terdapat pada kristal. Dalam sistem kristal yang jumlahnya tujuh dikelompokan lagi menjadi 32 kelas kristal yang kesemuanya mempunyai unsur-unsur simetri yang jumlahnya berbeda-beda, unsur-unsur simetri yang dimiliki suatu kristal adalah titik inversi, subu simetri (sumbu putar/rotasi), sumbu rotoinversi dan bidang cermin. Pada No.8 kelas kristal Octahedron dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 1800 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu,ketika diputar pada rotasi 1200 dia tidak mempunyai sumbu simetri,ketika diputar pada rotasi 900 mempunyai 4 sumbu,dan terakhir pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan

kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu,dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu. Pada No.23 kelas kristal Hexagonal Prisma dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 1800 dia mempunyai sumbu sebanyak 6 buah sumbu,ketika diputar pada rotasi 1200 dia tidak mempunyai sumbu simetri,ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu simetri juga,dan terakhir pada rotasi 600 dia mempunyai 1 sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia juga tidak mempunyai sumbu, dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia mempunyai sumbu sebanyak 1sumbu. Pada No.16 kelas kristal Tetragonal Trapezohedral dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 1800 dia tidak mempunyai sumbu simetri, ketika diputar pada rotasi 1200 dia mempunyai sumbu simetri sebanyak 3 buah, ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu,dan terakhir pada rotasi 600 dia juga tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini hanya mempunyai 1 sumbu simetri, ketika diinversikan pada rotasi 900 dia tidak mempunyai sumbu sama sekali, dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia mempunyai sumbu sebanyak 4 buah sumbu simetri. Pada No.9 kelas kristal Hexagonal Trapezohedral dia mempunyai bidang cermin tetapi tidak mempunyai diputar pada rotasi 1800 dia tidak rotoinversi dan ketika mempunyai sumbu, ketika

diputar pada rotasi 1200 dia mempunyai sumbu simetri sebanyak 3 buah, ketika diputar pada rotasi 900 tidak mempunyai sumbu, dan terakhir pada rotasi 600 dia hanya mempunyai 1 sumbu simetri. Pada rotasi 1200,900,600 ketika diinversikan kelas ini sama sekali tidak mempunyai sumbu simetri.Artinya apabila kita menemukan

suatu kristal yang tidak mempunyai sumbu roto inversi maka kristal ini ketika diinversiakn dia sama sekali tidak mempunyai sumbu simetri. Pada No.15 kelas kristal Dihexagonal Prisma dia mempunyai bidang cermin dan rotoinversi dan ketika diputar pada rotasi 1800 dan 1200 dia tidak mempunyai sumbu sama sekali, ketika diputar pada rotasi 900 mempunyai 2 sumbu, dan terakhir pada rotasi 600 dia tidak mempunyai sumbu simetri. Pada rotasi 1200 ketika diinversikan kelas ini tidak mempunyai sumbu sama sekali,ketika diinversikan pada rotasi 900 dia mempunyai sumbu sebanyak 2 buah sumbu,dan ketika diinversikan pada rotasi 600 dia hanya mempunyai 1 sumbu simetri.

DAFTAR PUSTAKA

1. 2.

Buku panduan praktikum laboratorium metalurgi I, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,cilegon, Banten. Diktat Kuliah Mineralogi dan Kristalografi, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,Cilegon,Banten.

3.

Catatan Kuliah Kristalografi Dr. Muhammad Hikam, Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Jakarta.

You might also like