You are on page 1of 7

PENGUKURAN DAYA 1 PHASA

Disusun Oleh :
Nanang Triyandoko Raditya Nanang Purwanto Seto Margo Pramono Dawang Wahyuda Mustaq Bilal Satria Lantip P 3.29.10.0.17 3.29.10.0.18 3.29.10.0.19 3.29.10.0.20 3.29.10.0.21 3.29.10.0.22

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2011

BAB I PENDAHULUAN

Pengukuran daya erat kaitannya dalam mengetahui kemampuan suatu sistem, khususnya pada sistem kelistrikan. Pengukuran daya tidak bisa dilakukan tanpa alat bantu, sehingga memerlukan beberapa alat yang akurat untuk mengetahui daya yang terdapat pada suatu sistem tersebut. Pada praktikum pengukuran kali ini akan dipelajari pengukuran daya 1 phasa yang lebih spesifik dengan variasi beberapa data dan cara pengukuran untuk mengetahui nilai pengukuran yang akurat. Sehingga pengetahuan tentang alat ukur daya tersebut harus diketahui dengan baik terlebih dahulu. Pada makalah ini, akan dijelaskan alat pengukur daya pada listrik phasa tunggal dengan konstruksi, cara kerja, fungsi dan juga cara pengukuran daya phasa tunggal dengan variasi beban pada prakteknya. Praktek pengukuran daya juga dilakukan untuk mengetahui kesalahan kesalahan pengukuran agar didapatkan hasil pengukuran yang akurat saat di lapangan nantinya.

BAB II PENGUKURAN DAYA 1 PHASA

Daya mempunyai definisi kemampuan sebuah benda dalam melakukan kerja tiap satuan waktu. Sedangkan daya listrik adalah kemampuan energi listrik dalam melakkukan kerja tiap satuan waktu. Energi listrik tidak dapat timbul begitu saja, sehingga perlu dibangkitkan pada sistem power plant. Energi listrik yang telah dibangkitkan tadi diubah lagi dengan alat yang dapat membangkitkan daya, yaitu alat yang merubah energi listrik menjadi daya mekanik maupun daya lainnya. Secara teori, daya listrik dapat dirumuskan berdasarkan kuadrat arus yang mengalir di kali hambatan ataupun hasil kali antara arus dan juga tegangan listrik.

P = I2 . R atau P = V . I

Dalam tegangan AC 1 phasa, digunakan reaktansi murni, sehingga apabila beban yang digunakan bersifat kapasitif atau induktif, maka nilai reaktansi nya diubah ke nilai reaktansi murni dengan konstanta nilai cos . sehingga secara teori dapat dituliskan dengan P = V . I . cos Secara teori, pengukuran ini dapat dilakukan dengan mengetahui nilai masing masing komponen. Baik nilai hambatan, arus, cos maupun tegangannya. Sehingga metode pengukuran pertama dapat dilakukan dengan perhitungan teori dari masing masing nilai pengukuran yang di dapat.

Gambar Rangkaian Pengukuran Daya Dengan Voltmeter, Amperemeter dan Cos meter

Voltmeter dan amperemeter bekerja berdasarkan induksi yang dibangkitkan dari medan dalam rumah voltmeter dan meneruskannya ke jarum penunjuk untuk menunjukkan nilai pengukuran dengan skala tertentu.

Dengan metode teori seperti diatas, kita dapat menggunakan voltmeter, amperemeter dan cos meter sebagai pengukuran nilai masing masing besaran yang diukur seperti tegangan, arus dan nilai cos nya. Langkah langkah pengukuran daya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rangkai komponen sesuai dengan gambar rangkaian diatas Pilih voltmeter, amperemeter dan cos meter sesuai range pengukuran Pasang voltmeter secara paralel dengan beban Pasang amperemeter secara seri dengan beban Pasang cos meter secara seri dan paralel (sesuai terminal pada cos meter) Hubungnkan ke sumber daya AC 1 phasa Catat semua hasil pembacaan dan hitung dengan rumusan teori

Pengukuran daya dapat dilakukan dengan menggunakan wattmeter , wattmeter dapat dipasang pada rangkaian secara seri dan paralel berdasarkan terminal volt meter dan amperemeter. Wattmeter mempunyai konstruksi yang mirip antara gabungan voltmeter dan aperemeter dimana terdapat 4 terminal dan beberapa pilihan range. Wattmeter mempunyai kombinasi yang dapat menunjukkan nilai daya pada suatu sistem secara langsung tanpa menggunakan rumus teori yang digunakan pada metode diatas.

Gambar Rangkaian Pengukuran Daya Dengan Wattmeter

Langkah langkah pengukuran daya dengan wattmeter dilakukan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rangkai komponen sesuai gambar rangkaian diatas Pilih range untuk amperemeter dan voltmeter sesuai dengan nilai yang digunakan Rangkai wattmeter secara seri untuk terminal ampere Rangkai wattmeter secara paralel untuk terminal voltase Hubungkan rangkaian ke sumber daya Baca skala daya yang ditunjukkan pada wattmeter Catat hasil pembacaan daya yang dihitung

Pengukuran daya dengan wattmeter dapat digunakan bantuan cos meter untuk mengetahui nilai faktor daya nya. Perbandingan antara pengukuran teori dan pengukuran wattmeter terjadi karena perbedaan perkalian antara pengukuran tegangan dan juga arusnya. Sedangakan wattmeter daya nya dapat dibaca langsung tanpa mengalikan tegangan dan arusnya.

BAB III KESIMPULAN

Pengukuran daya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain metode teori dengan perkalian antara arus dan tegangannya dan juga metode wattmeter yang dapat dibaca langsung nilai daya nya. Hasil pengukuran yang di dapatkan berbeda karena perbedaan teori yang digunakan. Dalam pengukuran daya 1 phasa yang menggunakan arus AC, di dapatkan nilai cos yang dapat digunakan sebagai koreksi faktor daya dalam pengukuran dayanya. Nilai faktor daya dapat dibaca dengan bantuan cos meter untuk menentukan faktor dayanya.

DAFTAR PUSTAKA

Supaat. 1996. Dasar-Dasar Instalasi Listrik. Jakarta. Harten, P. Van dan Ir. E. Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung : Binacipta. http://www.ilmu-elektronika.co.cc Ebooks modul penggunaan multimeter, 2009 http://www.wikipedia.org Sudirham, Sudaryatno. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. ITB : Bandung

You might also like