You are on page 1of 4

kamis, 02 agustus 2007 16:55 wib

home
<index.php?option=com_frontpage&itemid=1>
berita
aceh
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&itemid=26>
medan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=14&itemid=27>
sumut
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=15&itemid=28>
luar negeri
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=16&itemid=29>
nusantara
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=17&itemid=30>
ekonomi
berita
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=18&itemid=31>
tinjauan ekonomi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=24&itemid=37>
olahraga
lokal
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=21&itemid=40>
nasional
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=22&itemid=41>
luar negeri
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=23&itemid=42>
opini
artikel
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=25&itemid=44>
kolom rosihan anwar
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=29&itemid=45>
surat pembaca
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=26&itemid=46>
tajuk rencana
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=27&itemid=47>
serba serbi
teknologi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=20&itemid=32>
hiburan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=19&itemid=33>
kesehatan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=28&itemid=48>
pendidikan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=30&itemid=49>
wanita
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=31&itemid=50>
kreasi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=38&itemid=62>
mimbar jumat
artikel
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=33&itemid=52>
manajemen qolbu
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=34&itemid=53>
seni & budaya
budaya
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=32&itemid=55>
serba waspada
stikp
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=36&itemid=57>
laz peduli umat
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=35&itemid=58>
berita sore
<javascript:popupwindow('http://www.beritasore.com/',0,0,'yes','yes','yes','yes',
'yes')>

selasa, 24 juli 2007 20:58 wib


mk 'bunuh' parpol? cetak
<http://waspada.co.id.206.masterwebnet.com/index2.php?option=com_content&task=view
&id=867&pop=1&page=0&itemid=47>
e-mail
<http://waspada.co.id.206.masterwebnet.com/index2.php?option=com_content&task=emai
lform&id=867&itemid=47>

*waspada online.*

mayoritas rakyat indonesia gembira dengan keputusan mahkamah konstitusi


(mk) yang mengabulkan 'judicial review' atas undang-undang nomor 23
tahun 2004 tentang pemerintah daerah sekaligus membuka peluang
sebesar-besarnya bagi calon independen menjadi kepala daerah. putusan mk
itu merupakan pukulan telak bagi parpol. bisa-bisa akan 'membunuh'
keberadaan parpol yang selama ini tidak aspiratif terhadap rakyat.

kalau kita mengambil contoh pilkada dki jakarta yang saat ini memasuki
tahapan kampanye, atau melihat ke belakang kasus pilkada walikota medan
yang hanya menampilkan dua pasangan calon saja, maka sangat jelas
tahapan penjaringan calon sarat dengan kkn (kepentingan parpol). hal ini
bisa terjadi karena peranan parpol sangat dominan. tak terhitung dana
yang harus dikeluarkan kedua pasangan calon. dan yang terbesar tentu
saja untuk biaya sewa perahu (parpol). sebab, hanya lewat parpol saja
seseorang itu bisa maju sebagai calon kepala daerah sebagaimana
ketentuan uu no 23/2004, apakah untuk presiden, gubernur, walikota dan
bupati. dampaknya, tak terhingga banyaknya rasa kecewa di masyarakat.
sebab, rakyat dipaksa untuk memilih kedua pasangan calon saja. padahal,
masih banyak calon yang lebih baik versi pilihan masyarakat. wajar saja
kalau setiap pilkada partisipasi atau kesadaran pemilih sangat kecil
jumlahnya. jumlah 'golput' meningkat di banyak daerah. di masa
mendatang diharapkan hal itu tidak terulang lagi setelah calon
independen dibenarkan maju.

hemat kira walaupun calon independen dibolehkan, namun tetap saja tidak
mudah bagi mereka yang berambisi maju dalam pilkada, mengapa?
dipastikan, pp atau perpu yang akan dikeluarkan presiden nanti akan
mengatur persyaratan ketat, seperti halnya di aceh (nanggroe aceh
darussalam). di sinilah diharapkan kpu dan pihak yang terkait harus
tegas dalam menerapkan peraturan yang berlaku. tujuannya agar mereka
yang maju sebagai calon independen benar-benar punya dukungan dan
berakar di masyarakat.
kalau mengacu aceh yang juga melegalkan calon independen, setiap calon
independen yang maju dalam pilkada gubernur aceh di antara syaratnya
wajib mengumpulkan dukungan tertulis sebesar 3 persen dari 4 juta
penduduk aceh, berarti 120.000 tanda tangan lengkap dengan fotocopy
ktp. kalau di sumut dengan 12 juta penduduk maka tanda tangan yang harus
dikumpulkan calon independen nanti bisa mencapai 360.000 orang. jumlah
tersebut cukup sulit dan dipastikan memerlukan biaya operasional yang
tidak kecil. jika satu ktp dihargai rp10.000 berarti setiap kantong
calon independen 'koyak' rp 3,6 miliar. memang kalau dibandingkan lewat
parpol jumlah itu sudah sangat jauh berkurang. misalnya saja pasangan
fauzi bowo � prijanto disebut-sebut sudah 'koyak' rp200 m untuk bisa
merangkul dukungan dari parpol dan uang jasa calo politik. bahkan, baru
diiming-imingi jadi wagub dki saja ada calon yang sudah 'koyak' rp2-4
miliar. luar biasa money politics dan cost politics yang harus
ditanggung para calon kepala daerah di masa lalu.

hemat kita dengan adanya putusan mk kemarin membuat panggung politik


kian bergairah sehingga pengurus parpol harus benar-benar mempersiapkan
kadernya dengan baik, jika tidak ingin ditinggalkan
masyarakat/pendukungnya. apalagi kalau parpol lokal pun dibenarkan
nantinya. bisa-bisa parpol nasional akan menjalani proses mpp alias mati
pelan-pelan jika tidak aspiratif terhadap rakyat. namun, mengacu pada
partai republik dan partai demokrat di amerika serikat maka sebenarnya,
kalau rekrutmen kader di parpol baik, maka calon independen tidak akan
pernah menang di indonesia. di negara adidaya itu, calon independen
mati kutu, hanya sebagai penggembira belaka. yang menang kalau tidak
demokrat ya republik. sebab, parpol di sana sudah sangat profesional,
sedangkan kita di sini parpol dijadikan tempat cari makan, batu
loncatan, mencari popularitas, menumpuk kekayaan, sehingga segala cara
dilakukan. yang penting bisa merebut pimpinan parpol, bisa menjadi
kepala daerah atau minimal menjadi anggota dewan, maka uang akan datang
sendiri walau hanya satu periode.

*soal rakyat sengsara mereka tidak ambil pusing.


*nah, sekarang eranya sudah berubah berkat keputusan mk yang pantas
kita beri apresiasi sehingga iklim demokrasi di negeri ini dipastikan
akan semakin berkembang ke arah yang positif bagi masyarakat, bangsa
dan negara. dan yang mati adalah para broker atau calo-calo politik.
oleh karena itu kita pantas bersyukur ke luarnya putusan mk membolehkan
calon independen. iklim demokrasi akan semakin kondusif, di mana parpol
harus berkaca diri jika ingin tetap eksis. yang penting dikawal adalah
pembuatan undang-undang maupun perpu pasca putusan mk. harus segera
dilakukan mengingat masih ada daerah-daerah di indonesia yang akan
melangsungkan pilkada dalam waktu dekat, misalnya pilgubsu. kita
sepakat, kalau membuat perpu masih dianggap terlalu lama, maka cukup
dibuat peraturan kpu saja. dalam undang-undang nomor 22 tahun 2007
tentang penyelenggaraan pemilihan, kpu berwenang membuat aturan mengenai
tata cara pilkada.

(wns)

< sebelumnya
<index.php?option=com_content&task=view&id=942&itemid=47> berikutnya
> <index.php?option=com_content&task=view&id=828&itemid=47>

[ kembali ] <javascript:history.go(-1)>

copyright � 1997-2006 waspada online


hak cipta dilindungi undang-undang republik indonesia. tidak
diperkenankan mereproduksi seluruh maupun sebagian tampilan dan/atau
isinya dalam bentuk maupun media apapun tanpa ijin tertulis dari waspada
online.

You might also like